-
antropologi kesehatan
Asiknya Belajar Antropologi kesehatan
Pernahkah dengar kerokan/kerikan ?,Masyarakat Jawa sering melakukan kegiatan tersebut dikala sedang tidak enak badan atau meriang masuk angin. Menggosokan sebuah koin pada bagian bahu sampai punggung yang sebelumnya telah di kasih minyak tawon ataupun balsam. Masyarakat Jawa berangnggapan kalau saat masuk angin disebabkan karena jumlah angin pada tubuh yang berlebihan. Menggosokan sebuah koin pada bahu sampai punggung bertujuan membuat pori-pori terbuka dan angin pada tubuh akan keluar. Kepercayaan masyarakat jawa pada masuk penyebab dan penanggulangan masuk angin menjadi suatu hal yang menarik.
Antropologi Kesehatan merupakan salah satu cabang ilmu antropologi yang membahas tentang bidang kesehatan manusia yang berhubungan dengan sisi kebudayaannya. Bagaimana cara penanggulangan sakit dari satu masyarakat dan masyarakat lainnya yang berbeda. Hal tersebut yang membedakan antara antropologi kesehatan dan ilmu-ilmu kesahatan lainnya. Ilmu keshatan seperti kedokteran menitik beratkan pada pengetahuan tentang sakit dan obat-obatan yang pastinya berbahan kimia. Hal bebeda akan terlihat ketika belajar Antropologi Kesehatan,kita akan melihat dan tau kalau ada masyarakat di luar Jawa ketika sakit lumpuh sebagian ditangani dengan cara upacara adat. Menggunakan sesajen, tari-tarian mistis dan benda-benda sakral lainnya.
Antropologi Kesehatan merupakan salah satu cabang ilmu antropologi yang membahas tentang bidang kesehatan manusia yang berhubungan dengan sisi kebudayaannya. Bagaimana cara penanggulangan sakit dari satu masyarakat dan masyarakat lainnya yang berbeda. Hal tersebut yang membedakan antara antropologi kesehatan dan ilmu-ilmu kesahatan lainnya. Ilmu keshatan seperti kedokteran menitik beratkan pada pengetahuan tentang sakit dan obat-obatan yang pastinya berbahan kimia. Hal bebeda akan terlihat ketika belajar Antropologi Kesehatan,kita akan melihat dan tau kalau ada masyarakat di luar Jawa ketika sakit lumpuh sebagian ditangani dengan cara upacara adat. Menggunakan sesajen, tari-tarian mistis dan benda-benda sakral lainnya.
Antropologi kesehatan yang menarik sampai saat ini adalah adanya bahasan tentang ethnomedisin. Etnomedisin sederhananya berisi tentang bagaimana keberagaman pandangan tentang sakit, penyebab sakit, cara penanggulangan dan konsep sehat yang ada di berbgai kelompok masyarakat tidak hanya di Indonesia tapi di berbagai negara di dunia. Etnomedisin sendiri berasal dari dua kata Ethno atau Etnik = suku bangsa , dan medis = keshatan. Jadi kita dapat mengartikan secara susunan kata bahwa etnomesin adalah ilmu tentang konsep kesehatan dari berbagai suku bangsa yang ada di dunia. Ditambah jugaa kita akan paham menganai konsep sakit secara budaya dan juga secara psikis.
Belajar Antropologi kesehatan sejauh ini yang saya rasakan sungguh asik dan pasti bermanfaat apalagi disajikan dengan penyampaian materi yang diselingi diskusi didalamnya. Ya walaupun pasti ada saja yang tidak paham tapi sungguh, belajar antropologi dengan cara nonton film dokumenter, diskusi bareng pasti teman-teman yang belum paham, susah mengerti bahkan malas belajar antropologi kesehatan pasti akan lebih ada motivasi untuk tahu.
Hal menarik lainnya selama saya belajar Antropologi kesehatan yaitu saat diskusi tentang penyakit kuru. Kalian akan merasa asik dengan belajar antropologi kesehatan kalau sudah mendengar salah satu kajian antropologi kesehatan yang ini. Kuru adalah sebuah penyakit yang menyerang saraf manusia yang disebabkan tradisi mengonsumsi sesuatu yang tidak lazim dikonsumsi manusia. Penyakit kuru terjadi dan hanya ada di salah satu suku bangsa di Papua New Guinie. Masyarakat suku bangsa tersebut memiliki tradisi memakan jazad manusia yang telah meninggal yang merupakan anggota kelompok mereka. Untuk kaum laiki-laki dewasa mendapatkan bagian tubuh mulai dari kaki hingga badan atas dan tidak termasuk organ dalam. Namun bagi kaum perempuaan dan anak-anak mendapatkan organ dalam yaitu otak dari si jazad. Dari sistem pembagian tersebut kita tahu adanya struktur pada masyarakat suku bangsa tersebut dimana laki-laki lebih tinggi deraajatnya dari perempuan. Kembali pada fokus sebelumnya, hal yang terjadi pada perempuan yang memakan otak jazad tersebut lambat laun akan mengalami penyakit yang berasal dari serangan pada saraf manusia. Dampaknya adalah kejang-kejang, kebutaan hingga akhirnya meninggal dunia. Menurut kita yang mungkin hanya merakan sistem medis modern melihat hal tersebut kan merasa jijik dan pada akhirnya muncul malas belajar antropologi kesehatan. Namun kalau kita pahami, itulah salah satu hal yang menarik minat kita belajar antropologi keshatan.
Sebagai selingan saat saya belajar antopologi keshatan pernah mengkaj mengenai penyakit yang sering terjadi di suatu kelompok masyarakat. Misalnya, orang jawa suka jenis makanan yang manis dan pastinya dengan jumlah nasi yang banyak, maka orang jawa lebih sering dan kemungkinan besar terjangkit penyakit diabetes karena banyak mengkonumsi karbohidrat dan makanan manis lainya. Hal berbeda terjadi pada masyarakat padang dan palembang. Dua daerah ini mayoritas msyarakatnya memiliki masakan khas berkuah santan dan pedas. Maka hal yang mungkin terjadi adalah penyakit yang berhubungan dengan organ usus, lambung dan mungkin akan terjangkit penyakit darah tinggi. Dan pada masyarakat di suku bangsa dani di papua ataupun daerah lain di papua yang memilikikebiasaaan hidup bersama dengan hewan ternak babi maka pernah terjadi kasus malaria yang hebat pada masyarakat dani di papua.
6 thoughts on “antropologi kesehatan”
Tinggalkan Balasan
antropologi kesehatan
pustaka 1
penghitung kunjungan
S | S | R | K | J | S | M |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 |
budy
tulisannya di rapikan lagi dan sepertinya tidak perlu di beri identitas kembali karena pembaca artikel ini pasti sudah tahu bahwa artikel ini yang membuat didi. terimakasih
identitas, nama dan lain-lain tidak perlu ditulis
wahh menarik sekali yah belajar antropologi kesehatan 🙂
dirapikan lagi ya penulisan artikelnya, spasi sama rata kanan kiri
Judulnya satu aja dong kaka hehe 😀
bagus