Bagiku dia adalah cahaya yang menerangiku. Membuka mataku untuk melihat lebih jauh tentang apa itu kehidupan. Ya.. karena keterbatasannya itulah yang membuatku benar-benar merasa bersalah tentang berbagai macam dosa yang aku sendiri tidak begitu sadar melakukannya.Aku ingat betul pertama kali aku bertemu dengannya ketika sore itu aku sedang duduk santai diteras rumahku. Aku melihatnya berjalan sendiri menggunakan belasan botol susu sapi yang ditentengnya dilengan kanan dan kiriya. Dia begitu cantik, kulitnya kuning langsat, rambutnya yang panjang menambah ayu wajah gadis itu. Dia berjalan menggunakan sebuah tongkat, ya.. benar dugaan ku, dia seorang tuna netra. Tuna netra tercantik yang pernah aku temui.
Lamunanku kemudian terhenti seketika saat melihat ada mobil yang melaju begitu kencang dari arah yang berlawanan dengan gadis cantik itu. Secepat kilat aku menuju kejalan dan menarik tangan gadis tersebut kepinggir jalan. Sontak semua botol susu yang dibawanya jatuh tumpah dan ada yang pecah. Mengatahui dagangannya hancur berantakan, gadis itu menangis dan terlihat begitu bingung. “ mbak maaf banget, aku nggak sengaja buat dagangan kamu hancur. Tadi aku Cuma mau nolong mbak dari mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan dari mbak.”
“nggak papa mas, seharusnya aku yang ngucapin terimakasih. Aku cuma kaget aja makanya aku nangis.”
“nanti aku ganti deh mbak, semuanya berapa?”
“nggak usah mas,nggak papa kok.”
“tapi mbak..”
“nggak usah mas..”
“ya udah gini aja,rumah mbak mana? Biar aku yang anter mbak pulang, aku Alan, mbak siapa namanya?”
“Kania.. , makasih ya mas, udah mau bantu.”
“iya mbak.. santai aja kali.. :D” . Yeach.. entah seneng apa sedih apa gimana ya.. baru pertama kali lihat gadis cantik, udah langsung nganter pulang. Walaupun jujur pertama kali lihat rumahnya gadis cantik ini sangat memprihatinkan. Rumahnya kecil, bisa dibilang sangat sederhana sekali,dan aku merasa luas kamar mandiku dua kali lebih luas dari pada runag tamunya, tapi rumah itu sangat bersih dan membuat nyaman yang datang. Kania tinggal bersama neneknya yang sudah tua namun masih sangat sehat dan semangat menjalankan hidupnya. Perkenalan singkat dengan neneknya membuat aku merasa nyaman dan merasakan punya seorang ibu. Aku memang punya ibu, tapi sayang mama terlalu sibuk dengan dunianya,pekerjaannya, dan papa juga bernasib sama dengan mama.Aku mencoba menjalin hubungan baik dengan Kania dan neneknya, itu aku lakukan untuk merasakaan indahnya punya keluarga yang perduli dengan kita dan maksud lain adalah aku ingin dekat dengan Kania. Aku tau siapa Kania, aku tau apa yang jadi masalah hidupnya dan aku tau apa yang menjadi kekurangannya. Meskipun dia terlahir buta dan harus hidup hanya berdua dengan neneknya karena kedua orang tuanya meninggal akibat gempa bumi yang mengguncang daerahnya belasan tahun silam. Kania mengajarkanku bagaimana susahnya mencari uang setiap hari. Menjajakan susu sapi setiap hari dari satu tempat ketempat yang lain, sendirian hanya ditemani tongkatnya, dan bagaimana dia menghafal setiap titik tempat yang ia lalui.
Tak terasa sudah satu tahun aku mengenal Kania, hingga tiba saatnya aku harus mengungkapkan apa yang telah aku pendam selama ini. Aku akan menyatakan cinta pada Kania. Malam itu tepatnya hari selasa tanggal 27 Agustus aku ingin menjadi lelaki sejati yang akan membangun sebuah komitmen untuk menjaga Kania sampai kapanpun.Pukul 7 malam aku datang kerumah Kania dengan mobil kesayanganku warna merah. Aku sengaja memakai pakaian rapi dan membawa seikat mawar merah. Ku ketuk pintu rumahnya dan mulai ku sapa dia.
“malam Kania..”
“iya.. pasti Alan ya.. yuk masuk, aku lagi buat kue enak, yuk cobain.”
Lalu aku masuk dan duduk dengan jantung yang berdebar entah apa yang aku takutkan. Sembari memberikan mawar itu, satu kata yang coba ku ungkapkan adalah..
“Kania.. sebelumnya aku minta maaf jika selama ini udah sering buat kamu jengkel, marah, atau membuat kamu merasa nggak nyaman. Emm.. sebenernya aku seneng banget bisa kenal kamu, seneng banget bisa deket sama kamu. Terimakasih udah buat aku ngerasa nyaman sama kamu.”
“maksud kamu apa Lan kok ngomong kayak gitu?”
“sebenernya aku sayang banget sama kamu, aku cinta sama kamu Kan, aku ingin kamu jadi istri aku.”
“Apa???.. kamu nggak usah bercanda Lan, aku nggak suka.”
“Aku nggak bercanda Kan, beneran aku serius.”
Kemudian aku melihat raut wajahnya berubah menjadi murung dan aku sendiri tak tau apa yang sedang dipikirkannya. Lalu dia berdiri menuju kesamping pintu dan berkata..
“Maaf Lan, aku tau selama ini kamu udah baik sama aku, udah sering bantu aku. Aku memang suka sama kamu Lan.. tapi suka sebatas seorang sahabat nggak lebih. Jadi aku mohon buang jauh-jauh pikiran kamu tentang semua itu.”
Aku terdiam seakan-akan aku tenang, walau sebenarnya terdapat perang dahsyat yang bersarang dihatiku.“Ya udah Kan.. tak apa, yang jelas aku udah lega udah nyatain semua ini.”
“iya.. tapi Lan, mulai sekarang kamu jangan sering datang kesini lagi, anggap saja kita tidak pernah kenal.”
“Lho.. tapi kenapa harus begitu Kan? Aku tau kamu nggak cinta sama aku, tapi bukan berarti harus memutuskan pertemanan kita.”
“Aku nggak mau tau, sekarang kamu bisa kembali kerumahmu.”
Entah apa yang aku lakukan malam itu salah atau tidak. Sepertinya aku sendiri yang menghancurkan harapanku untuk terus dekat dengan Kania. Andai aku tak mengungkapkan malam ini, pasti aku masih dekat dengan dia. Lalu ku setir mobilku sekencang mungkin bersama derasnya air hujan yang mengguyur malam itu. Yang aku ingat ada sebuah truk besar dari arah berlawanan dan menabrak mobilku. Setelah itu aku tak ingat apapun.Kondisiku begitu mengenaskan. Rasanya aku sudah tak mampu lagi merasakan apa yang seharusnya aku rasakan. Seakan-akan separuh tubuhku telah mati. Yang aku lihat hanyalah ruangan rumah sakit yang luas dan terdapat mama,papa dan kakakku. Mereka beriringan menemaniku dan menjagaku. Namun rupanya jantungku sudah tak mampu lagi bekerja maksimal. Sekuat tenaga akupun mencoba berkata..
“Mah..Pah.. maafin Alan ya jika selama ini Alan bandel jadi anak.. al..lann.. seneng bisa jadi anak mama sama papa. Alan minta maaf yang sebesar-besarnya mah..pah..”
“udah lah nak.. jangan ngomongin itu, yang penting kamu sehat, mamah sama papah bangga punya anak kayak Alan, udah yang penting Alan istirahat ya..” kata mama sambil menangis.
“Kak.. aku minta tolong ya.. jika nanti aku harus pulang ke kerumah Tuhan, tolong berikan mataku ini pada gadis yang bernama Kania. Tolong cari dia, aku sangat mencintainya kak..”
“kamu nggak boleh ngomong gitu Lan.. kamu pasti sembuh..”
“ tapi jika itu terjadi aku mohon kak..”
Aku hanya melihat seluruh keluargaku menangis tak karuan. Ini yang aku rindukan selama ini. Inigin melihat seluruh keluargaku kumpul demi aku. Aku bersyukur masih bisa merasakan indahnya bersama keluargaku. Rasanya aku ingin tetap hidup Tuhan.. tapi rasanya aku tak punya banyak waktu lagi. Setelah itu aku merasakan ngantuk yang luar biasa dan aku menutup mata untuk tidur selamanya.
“mbak Kania ya?”
“iya ini siapa ya? Dan ada apa?”
“ada yang mau mendonorkan mata buat mbak Kania, apa mbak Kania bersedia?”
Yang terlihat hanyalah air mata, Kania merasa sennag dan akhirnya dapat melihat kembali. Setelah itu Kania menemui kakakku yang sengaja menunggu operasinya.
“maaf sebenarnya kakak ini siapa ya? Sebelumnya aku terimakasih banget dan nggak tau harus ngomong apa lagi buat ini semua.”
“kamu nggak perlu ngomong terimakasih sama aku, kamu hanya perlu ngomong terimakasih sama yang ngasih mata itu buat kamu, mari ikut aku.”
Ya… kakakku membawa Kania ke makamku. Wajahnya berubah ketika melihat nama yang tertera dibatu nisanku. Dia menangis seketika dan berkata..“sebenarnya aku sangat mencintainya.. namun aku takut karna dulu aku seorang tuna netra. Aku takut sewaktu-waktu Alan meninggalkanku.. Aku takut Alan malu punya istri sepertiku.. Aku sayang banget sama kamu Lan.. aku cinta sama kamu.. maafin aku, karna aku terlalu takut untuk mencintaimu.. Alllaaaaaaaannnnnnnn kamu dengerin aku kan???”
Iya Kania, aku melihatmu dari sini, dari tempat terindah. Aku mencintaimu sampai kapanpun. Itu janjiku. Kania akan selalu menjagamu lewat mataku yang akan menemani harimu.
Nama : Distantiya Putri Islami
Ttl : Jepara, 27 Februari 1997
Alamat : Kuanyar Rt 01 Rw 01, Mayong, Jepara
Hobby : Membaca, menyanyi, jalan-jalan
Asal univ : Universitas Negeri Semarang
Motto : You can if you think you can
Fb : Distantiya Putri Islami
Twitter : @Tata_Dista