AKSI KONSERVASI SEBAGAI WUJUD KONSERVASI
Indonesia memiliki beragam kekayaan alam yang menyebar di seluruh pulau. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya banyak jenis flora dan fauna yang belum kita kenali. Konservasi sumber daya alam sangat diperlukan guna menjaga keseimbangan lingkungan yang ada. Dibutuhkan sumber daya manusia yang peduli akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan ber[pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan output sumber daya manusia yang memiliki nilia-nilai konservasi dalam dirinya. Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi. Namun salah satu yang menjadi Universitas Konservasi adalah Universitas Negeri Semarang. Tahun 2010, Unnes mendeklarasikan diri sebagai Universitas Konservasi. Hal ini memunculkan konsekuensi untuk berkomitmen dalam menjaga kelestarian alam sekitar, diantaranya melalui penghijauan di mana-mana, pengelolaan sampah, dan upaya mewujudkan gerakan “Go Paperless”. Bukan hanya untuk mendapatkan reputasi dan tren saja tetapi di sini mahasiswa dididik untuk menjadi mahasiswa yang ramah terhadap lingkungan dan juga memiliki nilai-nilai konservasi.
Berbagai kegiatan sebagai wujud bentuk konservasi telah dicanangkan. Seperti pada tanggal 31 Oktober 2015 kemarin Fakultas Ekonomi khususnya Manajemen mengadakan “Aksi Konservasi”. Aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan. Aksi ini dilakukan dengan menanam pohon mangrove di sebuah desa dekat pelabuhan. Bukan hanya untuk reputasi universitas, melainkan sebagai wujud kesadaran kami sebagai pelopor penyelamat lingkungan. Selain itu ada juga aksi “Satu Hari Satu Sampah”. Aksi tersebut dilakukan dengan mengumpulkan sampah-sampah yang ada di sekitar kampus. Dan kemudian dibuat suatu barang yang memiliki nilai guna,seperti yang dilakukan oleh teman-teman kita di Fakultas Teknik kemarin. Mereka melakukan aksi tersebut kemudian membuat tempat sampah dari botol minuman yang telah terkumpul tadi.
Namun dibalik semua itu, tanpa kita sadari ternyata kita masih belum dapat mewujudkan gerakan “Go Paperless”. Sebagian besar dosen memberikan tugas berupa makalah. Dan mengumpulkan makalah tersebut dalam bentuk print out. Bayangkan saja jika semua pihak menerapkan hal tersebut. Begitu banyak kertas yang kita gunakan. Sebenarnya kita dapat menghindarinya namun tetap memenuhi kewajiban kita sebagai mahasiswa. Alangkah lebih baik jika semua bentuk tugas entah itu makalah ataupun yang lainnya yang membutuhkan kertas dapat diminimalisir dalam penggunaan kertas yaitu dengan cara mengumpulkan soft filenya saja.
Untuk benar-benar mewujudkan semua itu dibutuhkan kesadaran dari kita semua terutama dari diri kita sendiri. Lakukan dari hal yang termudah terlebih dahulu. Meskipun terlihat sederhana tetapi besar manfaatnya. Dibutuhkan partisipasi dari semua pihak untuk tetap menjadi universitas konservasi kedepannya. Tetap menjaga lingkungan dengan selalu peduli terhadap lingkungan.
Peduli lingkungan bukan hanya pada alam saja tetapi juga terhadap sesama. Berpartisipasi dalam program pengabdian masyarakat memang perlu. Memberikan bantuan kepada mereka yang mengalami bencana serta membantu kepada mereka yang mengalami ketertinggalan baik dalam dunia pendidikan maupun teknologi juga merupakan sikap konservasi. Seperti yang dilakukan oleh Agus Ja’far, mahasiswa asal Batang yang memberikan Al-Qur’an braille bagi mereka (murid-murid tunanetra) di suatu kota. Yang awalnya dari sebuah PKM ( Program Kreativitas Mahasiswa) menjadi sebuah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.