Observasi Individu

Permasalah Lingkungan

Disekitar pemukiman penduduk di wilayah Rt 11/02 Desa Panjunan ini, permasalah lingkungan yang dihadapi adalah masalah kebersihan. Mulai dari lingkungan pribadi hingga lingkungan umum. Masih banyak dijumpai rumah-rumah penduduk yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan atau dalam bahasa kasar disebut kumuh. Selain itu masih banyak juga yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah.

Untuk saat ini, masalah yang ada didepan mata yaitu masalah kebersihan selokan atau gorong-gorong. Banyak dijumpai selokan-selokan yang kotor, mampet dan banyak sampah. Selokan bagaikan tempat pembuangan sampah bagi masyarakat. Dari jenis sampah yang basah, sisa makanan dan lain-lain.

Selokan adalah saluran untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air hujan dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Fungsi selokan yang sejatinya untuk tempat air bersih mengalir, kini sudah tercemar oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab. Tidak ada rasa malu saat mereka terpergok membuang sampah ke selokan. Tidak ada rasa lagi saling memiliki dan menghargai kenyamanan seseorang. Anak zaman sekarang hatinya sulit tergerak oleh kegiatan kemanusiaan. Hanya menatap risih terhadap sampah-sampah yang mengapung di selokan. Tapi mereka tak bergerak.

Selokan yang bersih akan menjadi pemandangan yang menyenangkan mata. Selokan yang bersih juga pasti akan menggerakkan hati warganya untuk selalu merawat dan menjaga dari ulah tangan jahil. Berbeda, jika selokan dalam keadaan kotor. Jika memandang saja sudah membuat risih, apalagi tergerak untuk membersihkan.

Permasalahan lingkungan lain yang dihadapi adalah kekeringan yang selalu datang saat musim kemarau. Sumur-sumur warga mengalami kekeringan, sehingga harus mengambil air dari tetangga dan sumber-sumber lain. Saat kekeringan juga mempengaruhi keadaan selokan. Bahkan akan memperburuk keadaan selokan yang sudah tercemar.

Saat musim kemarau seperti sekarang ini, selokan banyak yang tidak ada airnya. Dan yang terlihat jelas adalah tumpukan sampah yang menggunung. Jumlah air dan sampah yang menggenangi selokan lebih banyak gunungan sampahnya. Dan keberadaan sampah-sampah itu memperburuk keadaan selokan, seakan-akan tidak ada lagi tempat sampah lain dan tempat pembuangan sampah pusat.

 

Penyebab

Alam bukanlah penyebab utamanya. Tetapi ulah-ulah tangan manusialah yang menjadikan dampak buruk semakin buruk. Banyaknya orang yang membuang sampah sembarangan menyebabkan selkan ini tercemar. Bukan hanya sampah enak yang dibuang ke saluran air, limbah rumah tangga dan limbah lainnya juga kerap kali dibuang begitu saja ke selokan. Warga sekitar mungkin sudah terbiasa dan menjadikan sebuah tradisi untuk membuang sampah ke selokan. Padahal disitu justru terdapat papan larangan agar tidak membuang sampah, limbah dan semacamnya ke selokan atau kali tersebut. Namun, seperti warga tidak menghiraukan kata-kata pada papan tersebut. Kerap dijumpai warga yang sedang membuang nasi basi ke selokan tersebut. Tapi warga tersebut tidak sungkan bila orang lain melihat. Seperti melihatkan bahwa mereka bangga memiliki dan merawat lingkungan kotor.

Jika air limbah kita buang ke selokan, tentu saja kita akan berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Bayangkan masa depan lingkungan kita seperti apa jika pembuangan limbah rumah tangga kita mengalir ke sungai. Berapa juta lliter tiap harinya selokan mengaliri air kotor ke sungai? Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Limbah padat lebih dikenal dengan sampah yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia.

Limbah dari kakus, atau yang biasa disebut dengan limbah hitam (black water) sebaiknya jangan dibuang ke selokan. Sebaiknya menggunakan septic tank untuk membuang limbah hitam yang dibuang oleh setiap rumah. Limbah hitam sama berbahayanya, jika melebihi batas, limbah hitam dapat mengandung komponen berbahaya seperti mikroba, bakteri, dan kuman-kuman.

Disekitar lingkungan Rt11/02 terdapat contoh misalnya pabrik tempe. Pabrik tersebut menghasilkan limbah yang berjenis limbah dari kakus. Produksi pabrik tempe tersebut mencemari selokan sehingga selokan menghasilkan warna hitam. Pabrik menyalurkan limbahnya melalui septic tank ke selokan. Sehingga selokan warnanya berubah menjadi hitam dan berbau tidak sedap. Keadaan diperparah dengan adanya tumpukan sampah.

 

Dampak

Permasalahan lingkungan selokan tersebut menimbulkan dampak dari berbagi aspek. Dan dampak disini adalah dampak yang semuanya negatif. Dampak pertama dilihat dari segi fisiknya atau gambarannya. Selokan akan berubah warna menjadi keruh bahkan ada yang sampai berwarna hitam. Selain warna nya berubah, indra pembau kita juga akan terganggu karena bau busuknya menyengat dihidung.

Jika saluran air tersebut banyak digenangi sampah maka air tidak dapat mengalir dengan lancar. Sampah yang menumpuk juga dapat menciptakan sedimentasi didasar saluran air, akibatnya terjadi pendangkalan pada saluran air tersebut.

Jika saluran pembuangan air sudah dipenuhi sampah dan limbah, maka hal tersebut dapat berujung dengan penyebaran berbagai macam penyakit. Dan penumpukan sampah juga mendatangkan sarang nyamuk pembawa kuman penyakit. Contohnya  nyamuk penyebab penyakit demam berdarah, dimana dalam genangan air yang kotor itu nyamuk-nyamuk berkembang dengan baik dan menimbulkan penyakit demam berdarah. Seperti yang kita ketahui nyamuk tersebut sangat berbahaya bagi manusia dan menimbulkan dampat negatif bagi manusia itu sendiri.

Selain itu, jika dimusim penghujan tiba, saluran yang mampet akan menimbulkan musibah banjir yang merugikan warga sekitar. Air bah dari selokan berwarna hitam menggenangi pelataran teras warga dan meninggalkan noda yang sulit dibersihkan saat banjir surut. Air yang kotor tersebut juga menimbulkan bau yang tidak sedap. Sampah-sampah yang ikut mengalir dengan air akan tertinggal dirumah-rumah warga saat banjir surut.

Ikan-ikan tidak bisa lagi berenang dengan bebasnya karena banyak sampah yang menghalangi lajunya. Hewan-hewan yang tinggal disaluran tersebut menjadi mati. Karena salah satu ciri air bersih yaitu dengan ditemukannya organisme air yang hidup didalamnya.

Keberadaan sampah di selokan kebanyakan berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Padahal jika lingkungan bersih tanpa sampah, maka dampak buruk akan berkurang. Selain itu, jika rumah lingkungannya bersih makan akan nyaman dihuni, dan juga pemiliknya akan betah dirumah. Lingkungan yang bersih pasti sangat diinginkan setiap orang, oleh karena itu mari kita jaga lingkungan agar tetap bersih.

 

Solusi Untuk Mengatasi

Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan saya rasa masih sangat kurang. Kedisplinan dalam membuang sampah seharusnya selalu diterapkan. Jika kita sedang berada diluar dan memang tidak ada tong sampah, sebaiknya kita bawa terlebih dahulu sampah tersebut sampai kita menemukan tempat sampah. Itu merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan disekitar khususnya masalah selokan. Namun sulit memang untuk menggerakkan hati nurani warga tentang sampah.

Selain itu, untuk mengatasi masalah limbah, banyak solusi yang bisa diterapkan. Pertama, tidak membuang limbah rumah tangga langsung ke saluran pembuangan air. Selanjutnya tidak membuang sesuatu ke selokan atau benda lainnya di dekat aliran air. Selain itu langkah selanjutnya adalah pengerukan selokan air secara berkala. Tujuannya agar selokan air tidak terjadi pendangkalan akibat lumpur yang mengendap.

System drainase yang baik juga perlu diperhatikan. Sistem drainase permukaan terdiri dari: 1. Kemiringan atau superelevasi jalan, 2. Selokan samping, 3. Gorong-gorong, 4. Saluran penangkap. Permerintah dalam membangun system drainase juga harus didampingi dengan pihak yang memang benar-benar mengerti di bidangnya. Dimaksud agar hasil yang dikerjakan sudah sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan pada system drainase nya.

Sampah merupakan masalahh yang sangat serius dan besar. Pemerintah pun sepertinya kewalahan dengan timbunan sampah yag setiap hari menggunung dan bertambah banyak. Jika kita bisa saja terbebas dari masalah sampah, maka kali, selokan, dan got yang ada pasti mengalir dengan jernih dan lancar.

Diadakan kerja bakti setiap minggunya juga mengurangi sedikit dampak negatif dari permasalahan lingkungan. Dan yang perlu ditegakkan adalah penyuluhan akan pentingnya menjaga lingkungan. Karena memiliki dampak besar pada kesehatan dan kenyamanan. Kesehatan dimulai dari lingkungan kita. Karena kebersihan lingkungan merupakan syarat hidup sehat. Selain itu lingkungan yang bersih juga mencerminkan pribadi yang bersih dan membuat citra positif bagi diri kita.

Lingkungan yang bersih memang sulit untuk diterapkan apabila tidak adanya rasa kesadaran dari setiap individunya. Kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab semua orang. Biasakan utuk hidup sehat dimulai dari kebersihan disekitar, karena budaya bersih dan sehat akan mendatangkan banyak keuntungan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

 

Manfaat Tanaman Lidah Mertua

 

Klasifikasi Tanaman Lidah mertua Sansevieria atau lidah mertua merupakan salah satu tumbuhan yang mampu menyerap racun (polutan) berbahaya di udara. Tanaman sansevieria atau Lidah Mertua mampu bertindak sebagai pembersih udara dengan menyerap dan menetralisir polutan (racun) dari udara. Tanaman penyerap racun yang mempunyai bentuk khas dan mudah dikenali ini merupakan sebuah genus dengan nama Sansevieria yang terdiri atas sekitar 70 spesies (jenis).

Selain dikenal dengan Sansevieria, tanaman ini dikenal juga dengan nama lidah mertua atau lidah jin. Nama tumbuhan ini dalam bahasa Inggris, selain dikenal dengan Sansevieria juga dinamai snake plant, mother-in-law´s tongue, devil’s tongue, jinn’s tongue, dan bow string hemp.

Klasifikasi:

  • Kerajaan: Plantae;
  • Divisi: Magnoliophyta;
  • Ordo: Asparagales;
  • Famili: Asparagaceae;
  • Genus: Sansevieria.

Diskripsi Tumbuhan Sansevieria. Secara umum sansevieria (lidah mertua) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Jenis dengan daun pendek (sekitar 8 cm) dan jenis dengan daun panjang (50-70 cm). Sansevieria memiliki daun yang berwarna beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.

Ciri sansevieria (lidah mertua) secara umum lainnya memiliki rimpang, berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri. Mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak pada seluruh bagian tubuh. Mampu hidup di daerah yang kering dan tandus sekalipun. Macam jenis sansevieria bisa mencapai 70 spesies. Bahkan jika termasuk jenis hibrida macamnya bisa mencapai dua kali lipat lebih. Beberapa spesies sansevieria antara lain; Sansevieria angustiflora , S. cylindrica, S. dawei, S. ehrenbergii, S. grandis, S. hyacinthoides, S. kirkii, S. metallica, S. trifasciata, dan lain-lain.

Lidah Mertua

Sansevieria sp. Blue Leaf termasuk tanaman yang sulit diperbanyak dan lambat pertumbuhannya. Anggota dari marga Agavaceae ini terdiri atas sejumlah spesies yang beragam sifat propagasinya. S. cylindrica seperti halnya Sansevieria Blue Leaf, termasuk spesies yang sulit propagasinya, sedangkan S. trifasciata termasuk lebih mudah karena menghasilkan rimpang cukup intensif, dan kemudian tunas-tunas tumbuh dari rimpang tersebut. Secara fisik, Sansevieria Blue Leaf mirip dengan S. pinguiculata, tanaman hias yang telah lebih dulu digemari masyarakat dan harganya tinggi.

Kandungan Lidah Mertua

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali potensi tanaman ini. Menurut Afolayan et al. (2008). S. hyacinthoides mengandung senyawa fenol, proantosianidin, dan flavonoid yang berpotensi terhadap antibakteri dan antioksidan. Adanya zat-zat alami pada daun lidah metua yang bekerja sebagai antioksidan, diharapkan dapat menanggulangi perkembangan sel kanker.

Dalam buku Tanaman Obat dan Khasiatnya Seri II (Hariana, 2008) dikatakan bahwa sifat kimiawi daun Lidah Mertua berasa pedas dengan efek farmakologis untuk mengobati demam, flu, batuk, sakit tenggorokan, sakit gigi, sariawan, gusi berdarah, kencing manis, kekurangan vitamin C, menghilangkan dahak dan haus, serta diphteria. Manfaat Lidah Mertua lainnya yaitu untuk mengobati darah tinggi, radang saluran pernapasan, diare, sífilis, TBC kelenjar (Tuberculous lymphadenopathy), ambeien (wasir), astringent, hypotensif, mengobati bengkak (edema), eksim, bisul, digigit lipan, digigit ular berbisa, fistula ani (anal fistula), sakit gigi, penyubur rambut, penyakit telinga untuk menurunkan panas (antipiretik).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Sansevieria mengandung banyak senyawa metabolit sekunder. Bagian tanaman Sansevieria yang berpotensi sebagai obat adalah bagian daun dan rimpangnya. Kandungan kimia daun dan rimpang S. trifasciata yang telah dilaporkan adalah vitamin C, tanin, glukogalin, asam galat, asam elegat, korilagin, terchebin chebulagic acid, chebulinic acid, 3,6-digaloilglukosa, mucid acid, abamagenin, phylembic acid dan emblikol (Hariana, 2008). Selain itu, dalam uji fitokimia yang dilakukan oleh Yoshihiro et al. tanaman ini juga mengandung karbohidrat, saponin, glikosida (1996), dan steroid (1997).

Manfaat penting Lidah Mertua sebagai pengobat diabetes karena Lidah Mertua mengandung berbagai senyawa berkhasiat obat seperti asam galat, vitamin C, dan garam-garam mineral bermanfaat. Asam  galat merupakan turunan dari senyawa fenol. Senyawa asam galat yang disebut gallic acid berperan dalam berbagai aktifitas penyembuhan penyakit seperti diabetes. Peranan kandungan komponen bioaktif tersebut antara lain sebagai zat yang dapat memperlancar sistem pencernaan tubuh seperti organ pankreas sehingga organ pankreas yang rusak dapat aktif kembali dalam memproduksi hormon insulin yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu juga kandungan vitamin C berfungsi untuk meningkatkan stamina dan vitalitas organ tubuh. Adapun efek kandungan kimia dalam Lidah Mertua adalah sebagai berikut :

  1. Glikosida Saponin. Dengan pemakaian dosis tinggi mampu menghasilkan efek pereda nyeri.
  2. Saponin bermanfaat untuk mempengaruhi kolagen, misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan. Misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan.
  3. Asam Galat bermanfaat untuk mengobati albuminuria dan diabetes. Asam galat bertindak sebagai zat yang dapat memperlancar sistem pencernaan tubuh seperti organ pankreas sehingga organ pankreas yang rusak dapat aktif kembali dalam memproduksi hormon insulin yang diperlukan oleh tubuh. Asam galat juga digunakan sebagai zat terpencil dalam kasus-kasus pendarahan internal.
  4. Beberapa bahan aktif lainnya akan meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan anticemas.

 Manfaat Lidah Mertua

  1. Sansevieria mampu menyerap polutan berbahaya yang terdapat di udara sebab Sansevieria mengandung bahan aktif pregnan glikosid yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula, dan asam amino, dengan demikian unsur polutan tersebut jadi tidak berbahaya lagi bagi manusia (Yoshihiro et al. 1997).
  2. Sansevieria juga menjadi objek penelitian tanaman penyaring udara NASA (National Aeronautics and Space Administration) untuk membersihkan udara di stasiun ruang angkasa. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wolfereton Environmental Service (1999), menyatakan bahwa setiap helai daun Sansevieria bisa menyerap formaldehid sebanyak 0.938 ȝg per jam. Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m2cukup ditempatkan S. trifasciata Laurentii dewasa sebanyak 5 helai dalam ruangan tersebut agar bebas polutan (Arnold 2004).
  3. Getah lidah mertua dapat digunakan sebagai obat antiseptik. Jika direbus, akarnya bisa dimanfaatkan untuk tonik penyegar rambut dan obat wasir. Sedangkan bagian daunnya bila dibakar, bisa menyembuhkan sakit kepala dan demam. Selain dibakar, daun juga dapat direbus untuk perawatan diabetes.
  4. Bagian daun dari Sansivieria trifasciata lorentii ini bisa dimanfaatkan untuk mengobati bengkak, penyakit kulit seperti eksim, sakit gigi, wasir, pencegah flu, dan penawar racun dari binatang berbisa.
  5. Sansieviera ini juga bermanfaat untuk mengobati penyakit dalam seperti diabetes. Bagi penderita diabetes, daun tanaman Sansevieria trifasciata ‘lorenttii’ ini bisa menjadi obat alternatif.
  6. Bagian buahnya mengandung senyawa astrigen yang menyejukkan sehingga dapat menurunkan panas, mencegah peradangan, mengobati batu ginjal, radang tenggorokan dan peluruh urin.
  7. Bagian Akarnya yang memiliki rasa tawar bermanfaat menurunkan tekanan darah, mengobati diare, sifilis serta wasir .

Kesimpulan

Lidah Mertua termasuk tanaman yang sulit diperbanyak dan lambat dalam pertumbuhannya. Lidah Mertua juga termasuk tanaman hias yang digemari masyarakat. Lidah Mertua mempunyai banyak manfaat dan khasiat yang berguna bagi manusia salah satunya adalah obat diabetes karena Lidah Mertua mengandung berbagai senyawa berkhasiat obat seperti asam galat, vitamin C, dan garam-garam mineral yang bermanfaat. Jadi pemanfaatan lidah mertua dapat lebih ditingkatkan karena banyak kandungan-kandungan yang berguna.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://biologi.ipb.ac.id/jurnal/index.php/jsdhayati/article/view/10/3

Rumah Ilmu Konservasi#2

Rumah Ilmu Konservasi#2

Fungsi ilmu dalam kehidupan memang sangat penting karena dengan ilmu pengetahuan maka hidup menjadi mudah, contoh nyatanya adalah seringkali kita mendengar cerita tentang seseorang yang mendapatkan harta banyak secara mendadak namun karena tidak mempunyai ilmu yang cukup dalam mengelolalanya maka secara cepat harta tersebut habis entah kemana, sebaliknya seseorang dari keluarga miskin dengan semangat mencari ilmu tinggi maka besar kemungkinan dikemudian hari akan mendapatkan harta berlimpah ketika sudah mempraktekan ilmunya. begitulah gambaran tentang arti pentingnya sebuah ilmu sehingga kita diwajibkan untuk mencari ilmu sejak lahir sampai masuk ke liang kubur, namun tujuan akhir hidup kita sebenarnya tentu bukanlah untuk mencari ilmu maupun harta tapi bagaimana mempergunakan segala fasilitas kehidupan yang ada untuk kelancaran ibadah sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun sesama. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama,mulia dan penting.oleh karena itu semua harus menyadari tentang hal ini,setiap pendidik pada lembaga pendidikan manapun harus mampu menyadari akan keutamaan dan pentingnya ilmu,menyalurkannya kepada peserta didik,sehingga manfaat dan fungsi ilmu pengetahuan dirasakan secara menyeluruh,bukan sekedar formalitas belaka.

Dan seperti yang kita Unnes adalah kampus konservasi sejak 2010 lalu. Setelah kita tahu makna dari konservasi yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari baik konservasi terhadap sumber daya alam, lingkungan, seni dan budaya, kita tidak boleh berhenti sampai disitu. Kita masih harus menggali lagi pengetahuan kita, ilmu kita tentang makna konservasi secara lebih dalam. Karena kita tidak cukup hanya mengetahui saja, tetapi perlu juga memperlajari serta ikut menerapkan dalam keseharian. Unnes sendiri telah menetapkan Pendidikan Konservasi sebagai Mata Kuliah Umum. Tapi itu saja dirasa belum cukup, perlu lagi adanya langkah yang lebih nyata untuk membantu mewujudkan konservasi itu sendiri.

Misal saja didirikan rumah ilmu yang didalamnya berisi pengetahuan tentang konservasi dan pengetahuan seputar Universitas Negeri Semarang. Rumah Ilmu Konservasi atau diberi nama yang unik yang mudah diingat. Dirumah Ilmu Konservasi tersebut sistemnya dibuat seperti galeri yang berisi tentang sejarah berdirinya Unnes, sejarah deklarasi Unnes sebagai Kampus Konservasi, dan lain-lain yang berisi tentang sejarah penting Universitas Negeri Semarang. Selain itu juga ditampilkan demo yang menarik perhatian pengunjung seperti daur ulang sampah menjadi souvenir menarik, misal dari daun-daun, daur ulang kertas dan lain sebagainya.

Untuk dapat dijangkau oleh semua kalangan, alangkah baiknya jika tidak dipungut biaya atau gratis ketika ingin mengunjungi Rumah Ilmu. Selain untuk memanjakan mata, rumah ilmu memiliki manfaat lain untuk menambah pengetahuan tentang apa dan bagaimana konservasi di Unnes. Jadi sebagai warga Unnes kita akan mengenal lebih dalam tentang konservasi lewat Rumah Ilmu Konservasi dan bisa menerapkan dalam kehidupan nyata. Tidak hanya mengetahui kata konservasi dan artinya dalam lingkup kecil saja.

 

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

 

Konservasi Harus Dijiwai#1

Konservasi Harus Dijiwai#1

Konservasi merupakan bagian dari “perawatan” lingkungan hidup. Istilah konservasi berasal dari kata “conservation” yakni “con” (together) dan “servare” (to keep atau to save), yakni usaha memelihara milik kita, sedangka konservasi sumber daya alam meliputi kegiatan perlindungan sumber daya alam, pengawetan sumber daya alam, dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.

Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah dideklarasikan. Dengan deklarasi itu, seluruh warga Unnes bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam dan budaya luhur bangsa. Unnes juga menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Konservasi di Unnes juga berlandaskan pada pilar konservasi yaitu 7 pilar konservasi. Ketujuh pilar tersebut adalah Pilar keanekaragaman hayati, pilar energi bersih, pilar arsitektur hijau dan transportasi internal, pilar kebijakan nirkertas, pilar pengelolaan limbah, pilar etika seni dan budaya, pilar kader konservasi.

Tapi apakah warga Unnes sudah menerapkan pada kesehariannya? Paling tidak apakah mereka mengetahui dan memahami makna itu sendiri. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui kata “konservasi”, dan mereka hanya membanggakan Unnes sebagai Universitas Konservasi. Saat mereka ditanya apa itu konservasi, jawaban mereka singkat. Yang mereka tahu konservasi adalah lingkungan yang hijau. Mereka hanya membanggakan, tapi tidak ikut serta untuk berkontribusi dalam mewujudkan Unnes sebagai kampus konservasi.

Jika warganya belum memahami makna konservasi secara matang, bagaimana mereka menerapkan dalam kehidupan nyatanya. Buktinya, saat ada sampah banyak orang hanya lalu lalang saja. Belum terbentuk jiwa konservasi yang sebenarnya. Banyak juga kendaraan yang masuk jalur yang tidak seharusnya. Dari mahasiswa hingga kalangan atas dalam kampus Unnes belum terasa sempurna dalam memiliki dan mengelola kampus konservasinya sendiri. Kata konservasi hanya diucapkan, belum sampai diresapi dalam hati.

Salah satu program di Unnes untuk memperdalam pengetahuan tentang kampus konservasi adalah dengan adanya Mata Kuliah Umum Pendidikan Konservasi. Melalui pembelajaran tersebut mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami makna konservasi itu sendiri. Diharapkan pula tidak hanya mengetahui, tetapi kemudian memahami dan menerapkan dalam kehidupan dikampus, dikampung halaman dan dimana saja.

Konservasi memang telah menjadi visi universitas. Lengkapnya, universitas konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Dari visi tersebut banyak harapan yang harus dicapai. Sehat, warga Unnes harus sehat jasmani dan rohani. Unggul, warga Unnes dari mahasiswa, dosen hingga pemimpin-pemimpin harus unggul dalam berprestasi dan unggul berkarya. Sejahtera, jika warganya sehat, dan memiliki keunggulan dalam bersaing berprestasi, Unnes akan ada pada masa sejahtera untuk warganya.

Jiwa konservasi masih menjadi PR untuk semuanya, baik universitas, warga Unnes dan mahasiswanya. Kita masih harus mengoreksi diri apakah kita sudah benar-benar merasa memiliki, melindungi dan ikut menjaga kampus konservasi Universitas Negeri Semarang ini.

 

 

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”