Ella's page

Not just alfabets, this is my page

Archive for November, 2015

Man Shabara Zhafira

Assalamu’alaikum semuanya….

Tahu ngga arti dari judul post ini? Yup, siapa yang bersabar akan beruntung.

Nah, pernahkah kalian mendengar ada orang yang ngomong kalau kesabarannya sudah habis? Atau sudah sampai batasnya? Well, kalau ada batasnya, bukan sabar namanya.

Ya, sabar itu penting, dan mukmin yang senantiasa bersabar adalah makluk yang mulia di sisi Allah SWT. Nah, apakah kalian sudah bersabar di kehidupan ini? Entah itu sabar dalam mengerjakan tugas, sabar ngehadepin dosen, sabar yang lain-lainnya. Aku sendiri sih belum sepenuhnya bisa sabar, masih saja seringkali mengeluh saat laporan dan tugas menumpuk, ditambah lagi kegiatan intra kampus yang bertubrukan jadwalnya, uh…ditambah lagi ada temen yang nyontek tugas, padahal aku bisa berjam-jam bahkan berhari-hari ngerjainnya, uh, ngeselin deh pokoknya.

Man Shabara Zhafira yang menjadi judul dari post ini sendiri adalah prinsip yang selalu ku pegang setiap saat, supaya kesabaranku slalu terjaga, dan menahan nafsu juga amarah.

Ngga bermaksud persuasif sih, cuma mau mengingatkan saudara-saudariku supaya terus menjaga dan menumbuhkan sifat sabar. Be Patient, be wise!

posted by Ella Septiana Adi Gunaning in Uncategorized and have No Comments

Mimpi di dinding kamar

Assalamu’alaikum semuanyaa….

Menurut kalian judul postnya gimana? Agak bikin mikir ya? Mimpi kok di dinding kamar? Mimpi ya di saat kita tidur dong…Ya, mimpi dalam artian harfiah memang saat kita sedang tidur, but, mimpi yang satu ini maksudnya lain.

Maksudnya adalah mimpi yang berarti impian atau pengharapan. Jadi, mimpi di dinding kamar adalah harapan atau impianku yang aku tulis di kertas dan ku tempelkan di dinding kamar. Kenapa aku melakukannya? Karena, setiap aku melihat tulisan dari mimpi-mimpiku, aku menjadi terdorong untuk segera bergerak meraih mimpi-mimpi itu, tak peduli apakah mimpi itu bisa diraih atau tidak. Masalah bisa dapat diraih atau tidak, ada quote bagus yang pasti udah familiar di telinga kalian. Ini dia quotenya

Quote itu mengajarkanku untuk bermimpi setinggi mungkin, tidak perlu takut jatuh karena gaal, karena kalaupun jatuh karena gagal, kita akan jatuh diantara bintang-bintang yang bersinar. Implementasinya, walaupun mimpi-mimpiku itu rasanya susah banget dicapainya dan seringkali orang lain memandang pesimis akan mimpiku itu, aku lebih memilih menjadi ‘katak yang tuli’, tidak mau dengar komentar orang apa, ngga mau dengar kasak-kusuk yang membuatku menjadi pesimis dan tidak melangkah maju.

Seorang kakak tingkat pernah memosting quote bagus di profilenya. Isinya adalah “Melangkahlah dengan percaya, bahwa bersama-Nya semua akan baik-baik saja.” Berkat quote itu, aku berpikir jika aku hanya perlu berikhtiar atau bertindak sebaik mungkin, ngga perlu memperdulikan hasilnya gimana, semua akan menjadi urusan Allah. Dan ketahuilah, manusia hanya berencana, Allah-lah yang menakdirkan. Bukankah begitu readers?

So, mari kita beramai-ramai berjuang menggapai mimpi kita yang telah tergantung tinggi di angkasa.

posted by Ella Septiana Adi Gunaning in Uncategorized and have No Comments

Hobi nongkrong asik ala anak FMIPA

Assalamu’alaikum semuanya…

Aku mau nanya dulu nih, anak-anak fakultas kalian biasanya nongkrong dimana? Gazebo? Kantin? Perpus? Atau…jangan-jangan di toilet? XD

Well, dimanapun tempat nongkrong anak-anak fakultas kalian, minumnya tetap teh..eits kok malah mau ngiklan 😀 Maksudku, dimanapun tempat nongkrong anak-anak fakultas kalian, yang penting nongkrongnya tidak mengarah pada hal negatif ya, apalagi ngerokok dan ngegosip.

Ok, di post kali ini,  yang diperbincangkan adalah tempat nongkrong yang asik di FMIPA. Ngga, bukan laboratorium kok, kan kalau ke laborat cuma di jam-jam tertentu aja. Nah, trus dimana dong? Hm, readers pada penasaran ya? Coba tebak dimana hayo?

Gazebo? No. Kantin? No. Perpus? Maybe. Ruangan dosen? Noooo!!. Lah, dimana dong?

Jawabannya adalah…MBA(read: M-B-A). Apaan tuh? Mangkalnya bocah Alim? Bukan. MBA itu kependekan dari Mushola Baitul Amal*kalau ngga salah, nama mushola di FMIPA.

Loh kok bisa jadi tempat nongkrong? Hohoho, iya dong. Ya, walaupun yang sering nonkrong di MBA tidak sebanyak yang nongkrong di perpus, di kantin, tapi yang nongkrong di MBA tentunya tidak berdampak negatif. Karna apa? Karena yang mereka lakukan mayoritas berkaitan dengan ibadah. Seperti belajar, diskusi materi bareng temen, kajian keislaman, tilawah di jeda jam kuliah, dan banyak lagi kegiatan positif yang dilakuin saat nongkrong di MBA.

Saat penulis mencoba nongkrong di MBA bareng sama temen-temen, ternyata asik juga lho. Mau belajar tuh rasanya adem gitu, meskipun konsentrasinya tidak sepenuhnya karena banyak orang berlalu lalang di sekitar MBA, tapi beneran deh, asik rasanya nongkrong disana. Mau tilawah ngga ada yang ganggu, mau belajar sambil tidur-tiduran no problem, pokoknya asik deh. Wifi juga seringkali connect kok.

Terkadang pula, penulis menjumpai beberapa mahasiswa tidur di MBA loh. Mereka mungkin kelelahan, atau mungkin sedang dalam mode hemat energi. Jujur aja ya, penulis juga pernah beberapa kali ketiduran di MBA, waktu itu karena kelelahan banget setelah kegiatan yang padet banget selama seharian dan karena saat itu sedang sakit kepala. Ngga ada yang negur sih kalau ada yang tidur di MBA, asalkan menjaga ketertiban dan tidak membuka aurat.

Tapi yang penulis sesalkan, ada beberapa mahasiswa yang meninggakan sampah setelah nongkrong di MBA. Amat disesalkan! Jangan ditiru tuh yang kaya gitu. Kan mushola tempat ibadah yang harus dijaga kesucian dan kebersihannya kok malah dikotori. Uh, sungguh tidak terpuji. Ya, semoga Allah SWT memberi hidayah pada orang-orang itu sehingga tidak lagi meninggalkan sampah dan membuat masjid menjadi kotor, aamiin.

Buat anak-anak FMIPA, yang hobi nongkrong di MBA, selalu jaga kebersihan ya…Lakukanlah nongkrong sehat selama di MBA. Maksudnya, selama nongkrong tidak melakukan hal yang dilarang agama, ok? 😉 Dan satu lagi, isi kegiatan nongkrong di MBA dengan kegiatan ibadah, seperti tilawah dan shalat Dhuha. Syukron ^^

posted by Ella Septiana Adi Gunaning in Uncategorized and have No Comments

Berburu Brosur Seminar

Assalamu’alaikum semuanya…

Pernah ngga kalian sengaja nyempetin baca mading hanya untuk sekedar ngeliat brosur seminar yang kelihatannya keren, fasilitasnya ada sertifikat, dan HTM-nya terjangkau? Pasti pernah kan? Walaupun sekali atau dua kali? penulis aja juga pernah kok, sering malah.

Sebenarnya untuk apa sih kita mencari seminar-seminar trus ikutan dan dapat sertifikat sesuai harapan? Buat nambah-nambahin surat keterangan pendamping ijazah, biar kelihatan keren pernah ikut banyak seminar?

Hm, apapun alasanya, mari kita luruskan semua itu. Luruskan? Ya, maksudnya, kita benarkan dulu, supaya tidak melenceng dari apa yang seharusnya.

Ngga munafik, seringkali saat aku menemukan brosur seminar baik di mading maupun disosmed, pasti langsung lihat fasilitas dan HTMnya. Ya, aku punya suatu cita-cita yang mengharuskanku memiliki banyak sertifikat agar menunjang skorku nanti. Nah ini nih yang masalah. Niat buat ikut seminar udah ngga benar. Nah trus harusnya gimana?

Aku ngga tahu secara pasti yang benarnya gimana, tapi yang aku yakini, dan aku harap kalian yakini dan jadikan prinsip, bahwasannya, kegiatan softskill dan penambahan ilmu akan lebih bermanfaat apabila niat kita benar, yaitu untuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Kenapa ilmu yang bermanfaat? Karena saat di akhirat nanti, amal jariyah yang selalu mengalir walaupun nyawa kita telah meregang salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat.

Nah trus kalau asal-asalan daftar, bayar, trus ikut seminar tanpa ada ilmu bermanfaat yang kita dapat setelah seminar usai, bukankah apa yang kita lakukan menjadi sia-sia. Coba kita koreksi diri kita lagi, kenapa ilmu dari seminar tidak benar-benar kita dapatkan.

Telah disinggung di paragraf sebelumnya mengenai niat. Segala sesuatu memang bermula dari niat. Saat niat kita benar-benar untuk menuntut ilmu, insyallah, Allah SWT akan meridhai kita sehingga ilmu bermanfaat tadi didapat. Kalau niatnya udah salah, hm, bisa masalah tuh.

Nah, maka dari itu, mari kita luruskan niat kita sebelum mengikuti seminar ataupun majelis ilmu lainnya, supaya ilmu yang bermanfaat ditangkap, pahala jariyahnya pun didapat. Setuju? Sip!

posted by Ella Septiana Adi Gunaning in Uncategorized and have No Comments

Mahasiswa Deadliner? Ngga Banget!

Mahasiswa emang ngga lepas dari tugas-tugas yang tentunya ngga sedikit, tapi bejibunan. Tugas-tugas itu pada dasarnya bukanlah untuk memberatkan mahasiswa atau semacamnya, melainkan ditujukan agar meningkatkan kualitas kognitif dan penalaran juga intelektual mahasiswa itu sendiri. Perlu kita sadari bahwasannya, mahasiswa adalah kader bangsa, penerus bangsa, dan penentu arah bangsa di saat ia terjun di masyarakat nanti dengan menyandang gelar kesarjanaannya. Meskipun agak berlebihan, tapi tugas yang diberikan oleh dosen memanglah penting, tidak seta merta dosen hanya memberikan tugas dalam jumlah banyak tanpa adanya substansi yang menyertainya. Namun, seringkali, kita, sebagai mahasiswa just do it aja, tanpa menyadari substansi dari tugas-tugas itu. Tidak lain karena kita melihat tugas itu dari sudut pandang yang salah.

Nah, tahukah kalian? Sudut pandang yang salah dapat berakibat fatal lho…Apa coba? Yep, sesuai dengan judulnya, kita akan membahas tentang deadliner. Hm, deadliner? Apa hubungannya?

Jadi, ini nih. Saat kita menggunakan sudut pandang yang salah mengenai tugas-tugas, ada rasa terbebani dan enggan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Saat kita mengerjakannya tidak secara professional dan maksimal, hanya sebatas ‘yang penting selesai’. Betul? Wah, banyak yang ngangguk-ngangguk setuju nih kayanya.

Faktor mahasiswa deadliner sebenarnya bukan hanya faktor perasaan terbebani saja lho, faktor utamanya ialah….MALAS. Waduh, kalau udah bicara malas ribet urusanya, abis malas itu ngga ada obatnya. Rasa malas ini jugalah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya budaya menunda-nunda pekerjaan. Pokoknya susah deh kalau faktor yang menjadikan mahasiswa memiliki kebiasaan deadliner adalah rasa malas.

Nah trus, harus gimana nih dengan nasib mahasiswa-mahasiswa deadliner?

Well, penulis sebenernya juga pernah lho jadi deadliner di bulan-bulan awal semester satu, sekarang pun kadang-kadang masih nge-deadliner kalau ada tugas yang kelupaan, hehe. Jangan ditiru ya.

Menurut buku yang saya baca, judulnya Prophetic Learning Cerdas Dengan Jalan Kenabian, karya Dwi Budiyanto, ada beberapa cara untuk melenyapkan rasa malas dan faktor penghambat lain yang membuat kita tidak bersegera mengerjakan tugas.

Hal krusial yang perlu dilakukan ialah kita harus menata diri secara cerdas. Poin-poin penataan diri ini  ada empat. Yang pertama ialah Eliminasi, maksudnya, kita mengeliminasi pikiran-pikiran negatif yang ada dalam diri kita. Yang kedua, subtitusi, maksudnya mengganti pikiran-pikiran negatif tadi dengan pikiran-pikiran positif. Istilahya adalah afirmasi positif. Program Ikhtiari yang perlu dilakukan ialah peneguhan diri, dengan meyakinkan diri bahwa kita bisa dan mengganti kebiasan mengerjakan tugas besok dengan mengerjakan tugas sekarang, selain itu yang tak kalah penting adalah melibatkan psikologis dan yakin bahwa Allah SWT akan menolong hambanya yang tengah melakukan perubahan menjadi insan yang lebih baik dan mulia.

Lalu yang ketiga adalah visualisasi. Sudah jelas bukan maksudnya, ya, yaitu penggambaran, maksudnya, kita menggambarkan secara nyata tentang keinginan-keinginan kita.Dengan visualisasi harapan, kita akan memiliki kemauan keras dan semangat yang kuat. Percaya atau ngga, kita akan merasa seperti tidak pernah kehabisan energi untuk mengerjakan semua tugas, lho..Dan yang terakhir adalah ekspektasi rabbani. Dengan doa, kita akan mendapat efek penguatan secara emosional. Lafal-lafal doa yang dipanjatkn dengan khusyuk dan dilandasi keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT akan mengabulkan permohonan hamba-Nya akan meningkatkan mtivasi danoptimisme. (Q.S Al-Baqarah: 186; Al-Mu’minun: 60) Keadaan ni menyebabkan bekerjanya fungsi akal dan emosi secara lebih baik.

Lalu, bagaimana implementasinya?

Dengan melaksanakan penataan diri secara cerdas tadi, Insyallah, tumbuh kemauan dan semangat yang kuat dalam diri kita. Kemauan dan semangat kuat inilah yang menjadi pelecut kita untuk terus gigih menuntut ilmu, dan tidak lagi mengenal istilah deadliner. Semua tugas pun juga dikerjakan secara professional dan maksimal karena dikerjakan jauh hari sebelum hari H. Betul, ngga? Betul banget pastinya.

So, masih mau stay jadi mahasiswa deadliner? Uh, ngga banget kan? Ayo, move on, mari kita menata diri kita secara cerdas dan ngga lagi sama istilah deadliner. Ok? ^^

posted by Ella Septiana Adi Gunaning in Uncategorized and have No Comments
Skip to toolbar