PGSD Jembatan Suksesku

 

PGSD Jembatan Suksesku

Oleh : Ellen Yolla Arnikesari

Pagi itu sangat cerah, matahari bersinar dengan sumringahnya. Tapi keadaan indah tersebut tidak seperti suasana hatiku. Perasaan dan fikiranku sangat tidak sinkron. Gelisah, cemas, sedih, bahagia bermuara dalam satu jiwa. Kebimbangan itulah yang aku rasakan. Saat itu aku duduk di bangku kelas XII, tepatnya XII IPS 3. Kelas yang penuh dengan keanekaragaman masyarakatnya. Tetapi hal tersebut tidak menjadikan integritas sosial kami luntur. Hari yang paling di nantikan oleh semua siswa SMA N 1 Tunjungan bahkan seluruh siswa SMA se Indonesia pun tiba. Ujian Nasional itulah jawabannya. Menurutnya setelah melaksanakan ujian nasional, mereka akan terbebas dari segala tugas yang selama ini mengekang. Padahal setelah ujian nasional selesai, mereka akan di buat bingung oleh beberapa pilihan universitas. Termasuk aku korbannya. Setiap hari, jam, menit, detik selalu galau. Bukan galau karena pacar atau pun gebetan. Tetapi galau karena harus memilih universitas terbaik dari banyak universitas terbaik pula yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Lebih dari satu bulan kebimbangan dan kegelisahan tersebut selalu mengusik jiwa. Promosi sana sini semakin membuat aku menjadi gila. Konsultasi kesana kemari, ke guru ini dan itu, ke teman satu dengan yang lain tidak memberikan sebuah titik terang. Melainkan hanya membuat aku semakin pusing pusing dan pusing.

Alhamdulillah aku mempunyai orangtua dan seseorang yang spesial yang sangat mendukung dan selalu menyemangatiku. Orangtuaku sangat memberikan kelonggaran padaku untuk memilih universitas yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada. Awalnya aku menjatuhkan pilihanku ke salah satu universitas yang ada di Surakarta. Selain itu Semarang merupakan salah satu tujuanku. Aku mencoba untuk mencari informasi mengenai universitas yang telah menjadi incaranku tersebut. SNMPTN pun tiba ! Semua siswa berbondong-bondong menuju ruang Bimbingan Konseling untuk mendaftarkan diri secara online. Maklum, di sekolahku hanya ada beberapa pusat wifi. Sehingga untuk mendapatkan koneksi yang baik harus menuju ke pusatnya. Siang itu antrian panjang terlihat di depan pintu ruang Bimbingan Konseling. Dengan antusiasnya mereka bersabar untuk tetap mengantri untuk mendaftar jalur SNMPTN. Karena hari semakin sore dan ibu gurunya mulai lelah, akhirnya pendaftaran online tersebut di lanjutkan keesokan harinya. Sedikit kecewa sih , tapi ya sudahlah. Akhirnya aku bersama teman-teman yang lain harus pulang. Keesokan harinya aku berangkat sepagi mungkin dengan harapan medapatkan antrian paling depan. Syukur alhamdulilah aku mendapatkan antrian yang paling depan. Setelah bel masuk berbunyi, ibu guru mulai memasuki ruangannya masing-masing. Termasuk ibu guru Bimbingan Konseling yang aku tunggu. Dengan semangat aku segera menghampirinya untuk meminta waktunya agar bersedia mendampingiku saat mendaftar SNMPTN secara online. “ Bagaimana ell, mau daftar dimana ? “ tanya bu guru kepadaku. “ Hehe.. masih bingung bu. Saya mau lihat peluangnya terlebih dahulu, “ jawabku. Aku mulai membuka situs online SNMPTN tersebut. Jantungku serasa dag dug seerrrr. Karena masih bingung akan kuliah dimana. Dengan perlahan tapi pasti aku mulai mengeklik universitas beserta prodinya. Tetap saja jantungku ini kembali dag dug seerrr semakin cepat. Setelah selesai memilih universitas dan prodinya tersebut aku tidak langsung memfinalisasinya. Dikarenakan persyaratan untuk Bidik Misiku belum lengkap.

Oksigen keoptimisan mulai menggantikan karbondioksida keraguan yang ada dalam hatiku. Dengan langkah pasti aku pulang untuk menceritakan perasaan legaku tersebut kepada orangtuaku. “ Bu, aku sudah pilih universtitas tiittttttt dengan prodi tiitttt di pilihan pertamaku. Dan aku juga sudah memilih universitas xxx dengan prodi yyy, “ kataku dengan sangat gembira.” Iya nduk, yang penting kamu serius belajarnya. Biar jadi orang sukses, “ jawabnya. Hari demi hari aku lalui dengan perasaan penuh harap. Dan syukur alhamdulillah kembali, saat pengumuman SNMPTN di umumkan namaku Ellen Yolla Arnikesari tercantum sebagai siswa dari SMA N 1 Tunjungan di terima di Universitas Negeri Semarang prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sujud syukur aku tunaikan setelah mendengar kabar luar biasa tersebut. Berawal dari suka dengan anak kecil, tekadku kuat untuk menjadi guru sekolah dasar. Atas izin Allah SWT, sekarang aku menjadi mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang. Dan pada dasarnya untuk mencapai sebuah cita-cita harus di perjuangkan dari awal. Ingatlah, cemoohan pahit dan kritikan pedas akan menjadi bumbu penyedap untuk berhasilnya cita-cita tersebut.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: