Kearifan Lokal Sebagai Wujud Konservasi

Masih bertemu lagi dengan saya di postingan selanjutnya. Dan kali ini saya akan membahas hal hal mistis. Mistis ? Ya bisa dibilang demikian, tapi setelah dilihat dari sudut pandang lain melalui salah satu pilar konservasi yakni konservasi etika seni  budaya, sesugguhnya hal tersebut adalah kearifan lokal yang bisa menjadi wujud konservasi.

Kearifan lokal ini terdapat di berbagai daerah di Indonesia yang satu sama lainnya memiliki makna yang berbeda beda. Mari kita mulai dari bidang pertanian

  • Kearifan lokal mengenai Pranoto Mongso

Pranoto Mongso atau aturan waktu musim ini digunakan oleh para petani yang ada di pedesaan yang didasarkan pada naluri dan leluhur dan dipakai menjadi patokan untuk mengolah tanah pertaniannya. Dengan demikian petani akan memanfaatkan lahan sesuai dengan ketentuan dan tidak seenaknnya sendiri, sehingga ini dapat menjaga keseimbangan alam.

  • Mengenai sesajen di bawah pohon

Pada dasarnya sesajen akan membuat manusia menjadi takut karena pohon tersebut dikeramatkan, dan secara tidak langsung sesuangguhnya hal tersebut mencegah agar pohon tersebut tidak ditebang

  • Mitos tempat sumber air keramat karena ada pohon besar

Sesungguhnya pohon besar itulah yang membuat sumber air tersebut selalu terisi dan dengan adanya pohon besar itu masyarakat akan lebih menggunakan air secara bijak dan tidak sia sia. Secara tidak langsung menghemat air agar tetap terjaga di kemudian hari

Itu tadi sedikit ulasan mengena kearifan lokal yang seseungguhnya sebagai wujud dari konservasi tanpa kita sadari. Sekian dulu perjumpaan kita , sampai bertemu di postingan selanjutnya.


 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: