Setiap suku tradisional yang berada di dunia pasti mempunyai cirri khas tersendiri yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan ritual yang berhubungan dengan adat masyarakat tersebut. Oleh sebab itu setiap rumah adat memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan mempunyai konsep filosifi yang berbeda. Begitu pula dengan masyarakat suku asmat yang memiliki rumah adat dengan filosofi adanya nilai-nilai keinginan agar terhindar dari campur tangan masyarakat luar suku,yaitu dalam kaitannya pembuata rumah adt tersebut. Masyarakat suku asmat masih sangat memegang teguh pendirian serta kepercayaan yang mereka miliki agar kehidupan mereka senantiasa dilindungi olrh leluhur yang memberikan nilai-nilai kebudayaan tersebut. Ada 2 macam rumah adat suku asmat yang memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam kaitannya memelihara kebudayaan suku asmat tersebut, yaitu:

1. Jew
Suku asmat memiliki rumah adat yang bernama jew atau sering disebut dengan rumah bujang.Rumah adat jew ini berbentuk rumah panggung dengan luas umumnya 10-15 meter namun ada juga yang panjangnya sampai 50 meter dengan lebar belasan meter. Rumah jew ini memiliki posisi yang istimewa dalam struktur masyarakat suku asmat,karena di bangun demi kepentingan khusus saat melakukan kegiatan yang bersifat tradisional atau menurut ketentuan adat.
Rumah jew ini sebagai tempat dibicarakannya atau didiskusikannya segala urusan yang menyangkut kehidupan warga.Mulai dari rapat adat,tempat membuat kerajinan tangan dan ukiran kayu,tempat perencaan perang,hingga keputusan menyangkut desa mereka sekaligus tempat tinggalnya para laki-laki bujang suku asmat sehingga dikenal dengan rumah bujang oleh masyarakat setempat.
Disamping itu rumah bujang ini berfungsi sebagai rumah keramat dan untuk upacara keagamaan serta merupakan tempat yang dianggap sacral oleh masyarakat suku asmat. Sehingga ada beberapa aturan adat yang harus dipelajari dan dipahami masyarakat asmat termasuk dalam syarat pembangunannya.
Rumah adat ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat senjata suku asmat seperti tombak,panah untuk berburu,noken yaitu tas yang terbuat dari anyaman serat tumbuhan.Konon tidak sembarang orang diperbolehkan untuk menyentuh noken yang disimpan dalam rumah jew ini.Karena noken dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan syarat dan aturan tertentu. Ada beberapa hal yang menyangkut tentang rumah jew adat suku asmat ini,yaitu:
a) Terbuat dari kayu yang selalu didirikan menghadap kearah sungai.
b) Umumnya memiliki luas 10×15 meter.
c) Tiang penyangganya menggunakan kayu besi yang kemudian diukir dengan seni ukir asmat.
d) Atap rumah terbuat dari daun sagu atau daun nipah yang telah dianyam.
e) Tidak menggunakan paku dalam pembangunannya tapi memakai tali dari rotan atau akar tumbuhan.

2. Tysem
Rumah tysem juga di sebut rumah keluarga,karena rumah ini berfungsi untuk tempat tinngal mereka yang telah berkeluarga.Biasanya terdapat 2 sampai 3 pasang keluarga yang menghuni tysem yaitu terdiri dari 1 keluarga inti senior dan 2 sampai 3 keluarga yunior.Jumlah anggota keluarga inti masyarakat asmat biasanya terdiri dari 4 sampai 5 atau 8 sampai 10 orang.
Rumah adat tysem ini diletakan disekeliling rumah adat jew karena ukurannya yang lebih kecil yaitu 3x4x4 meter.Rumah tysem memiliki kesamaan dengan rumah jew yaitu berbentuk rumah panggung dan dalam proses pembuatannya dengan tidak menggunakan materi bangunan berupa paku karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami yang terdapat dihutan.