PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DESA TROSO AKIBAT LIMBAH CAIR DARI PRODUKSI KAIN TENUN IKAT TROSO
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Konservasi
Rombel 36
Dosen Pengampuh : Cahyo Sefyono
Oleh
Nama : Evi Dwi Wardhani
NIM :7101415245
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Jawa Tengah
Telp. 024) 7466784, 7466736, Purek I: 7499760, Purek II: 7499758
Tahun Ajaran 2015
PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DESA TROSO AKIBAT LIMBAH CAIR DARI PRODUKSI KAIN BATIK TENUN TROSO
- Latar Belakang Permasalahan
Desa troso kecamatan pecangaan kabupaten Jepara merupakan suatu kawasan sentra industri kain tenun ikat Troso. Hampir sebagian besar penduduk desa Troso berpenghasilan dari usaha kerajinan tenun ikat Troso. Masyarakat berprofesi sebagai wirausaha maupun menjadi karyawan dalam sebuah home industri kain tenun ikat Troso. Berdasarkan data yang diperoleh dari balai desa Troso, jumlah penduduk desa Troso yang mata pencahariannya berhubungan dengan produksi kain tenun ikat Troso kurang lebih berjumlah 70% dari jumlah penduduk desa Troso. Sedangkan 30% lainnya bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang.
Proses pembuatan kain tenun ikat Troso terdiri dari beberapa tahap, mulai dari penataan benang, pembuatan motif, pewarnaan, dan yang terakhir adalah penenunan. Dalam proses pembuatan kain batik tenun ikat Troso selain diperlukan ketrampilan dasar juga diperlukan ketelitian dan kesabaran. Tanpa ketiga hal tersebut kualitas kain tenun ikat Troso yang dihasilkan akan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kualitas tenun ikat Troso tidak hanya dipengaruhi oleh motif dan benang yang dipakai, akan tetapi juga dipengaruhi oleh warna yang dihasilkan pada kain tersebut. Seluruh masyarakat desa Troso memakai pewarna tekstil dalam proses pembuatan kain tenun ikat Troso. Mereka memilih pewarna tekstil karena lebih praktis dan ketersediaan jenis warnanya banyak. Namun perlu diketahui bahwa pewarna tekstil mengandung zat-zat kimia seperti klorin, asam klorida, asam hipoklorit, dan logam berat yang dapat mencemari lingkungan sekitar. Pencemaran lingkungan tersebut terjadi akibat limbah cair yang dihasilkan dalam proses pewarnaan kain tenun ikat Troso dengan pewarna tekstil tersebut.
Pengertian limbah cair itu sendiri adalah sisa/pembuangan dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan atau merusak ekosistem air. Sedangkan menurut Sugiarto (1987), air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga, dan juga berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya.
Limbah cair dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun bahan anorganik. Contoh dari senyawa organik tersebut adalah seperti logam berat, cadmium, merkuri, krom, dan lain lain. Zat zat tersebut jika masuk kedalam tanah maupun ke dalam perairan akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan mahluk hidup termasuk manusia.
Limbah cair yang dihasilkan dalam proses pewarnaan tersebut sangat mengganggu masyarakat sekitar karena memiliki bau yang tidak sedap, sehingga menganggu kenyamanan warga sendiri. Selain itu limbah yang dihasilkan juga cukup banyak sehingga sangat potensial bahwa di desa Troso telah terjadi pencemaran lingkungan akibat limbah cair yang dihasilkan dari proses pewarnaan kain tenun ikat Troso.
Limbah cair yang dibuang ke selokan yang akhirnya mengalir ke sungai dapat merusak kualitas air sungai, menganggu bahkan merusak ekosistem air yang dapat berdampak kematian pada makhluk hidup yang ada dan dapat menyebarkan penyakit disekitar perairan tersebut. Sedangkan limbah cair yang apabila meresap kedalam permukaan tanah dapat merusak tanah terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di dalamnya. Lama kelamaan limbah tersebut akan meresap kedalam saluran air sumur masyarakat sehingga air sumur akan terkontaminasi oleh senyawa-senyawa organik maupun anorganik yang dapat mengganggu kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, nila kita hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi segala sesuatu darinya akan bisa membahayakan kesehatan tubuh dan dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti dare dan disentri.
Dari berbagai pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pewarna tekstil dalam proses pembuatan kain tenun ikat Troso menghasilkan limbah cair yang selain berbau tidak sedap juga dapat mencemari lingkungan. Apabila dibiarkan secara terus menerus maka kerusakan lingkungan akan semakin besar dan semakin parah.
- Solusi Permasalahan
Salah satu cara untuk mengatasi atau mengurangi dampak negatif dari pencemaran lingkungan di desa Troso akibat limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi kain tenun ikat Troso adalah dengan mengganti pewarna tekstil dengan pewarna alami. Warga Troso memilih pewarna tekstil karena keunggulan pewarna tekstil sendiri adalah lebih mudah diperoleh, kesediaan warna terjamin, jenis warna bermacam-macam dan lebih praktis dalam penggunaannya. Namun dibalik semua keunggulan tersebut terdapat dampak negatif dari penggunaan pewarna tekstil yaitu dapat mencemari lingkungan bahkan dapat membahayakan manusia. Sedangkan pewarna alami akan ramah lingkungan dan jauh lebih baik dari penggunaan pewarna tekstil.
Penggunaan zat warna alam merupakan warisan nenek moyang. Sehingga merupakan proses melestarikan budaya. Kain batik yang menggunakan warna alam memiliki nilai jual / nilai ekonmi yang tinggi karena memiliki nialai seni, dan warna khas serta ramah lingkunan sehigga berkesan etnik dan ekslusif.
Selain cara diatas, penanganan limbah cair akibat proses pewarnaan kain ikat tenun Troso dengan pewarna tekstil juga dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air. Pengelolaan limbah cair untuk pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin agar sesuai dengan baku mutu air. Tujuan pengelolaan limbah cair adalah untuk mengendalikan agar tidak terjadi pencemaran atau menghasilkan zero pollution (tidak ada polutan dalam air). Oleh karenanya maka sasaran yang ingin dicapai adalah mengusahakan agar jumlah limbah yang dihasilkan sekecil mungkin dengan kadar kontaminan sekecil mungkin. Pendekatan yang dilakukan dalam pengendalian pencemaran air mencakup pendekatan non teknis dan pendekatan teknis.
Pendekatan non teknis yang dimaksud adalah penerbitan peraturan sekaligus sosialisasi peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum bagi pengelolaan badan air maupun penghasil limbah dalam mengendalikan limbah maupun mengelola limbahnya. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat, meningkatkan hukum merupakan kelengkapan dari penerbitan peraturan tersebut.
Pengelolaan limbah industri memerlukan biaya yang tidak kecil, sehingga berpengaruh terhadap harga jual barang produksinya. Kemudian diharapkan para industriawan di desa Troso melakukan berbagai upaya agar limbah cair yang dihasilkan sedikit mungkin dan dengan memanfaatkan kembali limbah yang ada. Cara ini disebut dengan istilah Poduksi Bersih.
Produksi Bersih adalah strategi pengelolaan limbah lingkungan yang bersifat preventiv, proaktif, terpadu dan diterapkan secara kontinu pada setiap kegiatan mulai dari hulu sampai dengan ke hilir yang terkait dengan proses produksi terhadap suatu produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan SDA, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah mulai dari sumbernya, sehingga memperkecil resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan.
Langkah-langkah pencegahan pencemaran lingkungan dapat digambarkan dalam piramida terbalik, yaitu:
- Mengurangi limbah sejak dari sumbernya, baik dengan cara mengganti bahan baku proses produksi dalam industri maupun bahan proses yang menggunakan air sedikit mungkin.
- Mempelajari karakteristik limbah untuk mencari manfaat sehingga dapat difungsikan sebagai bahan baku yang perlu didaur ulang dan hasilnya bisa dimanfaatkan lagi.
- Mengolah limbah agar dibuang dengan aman lingkungan.
- Limbah dibuang langsung dengan metode secured land fill apabila limbah yang dibuang mengandung B3.
Konsep pengelolaan limbah industri adalah usaha mncegah atau menekan beban cemaran seminimal mungkin, yaitu melalui pengendalian proses produksi sendiri(konsep produksi bersih). Baru pada tahap selanjutnya adalah mengolah air (sungai,selokan,dsb) atau dengan kata lain agar buangan industri sesuai dengan baku mutu lingkungan yang telah ditentukan.
Adapun cara penanganan limbah cair adalah sebagai berikut :
- Penyaringan
Limbah disaring atau difiltrasi untuk memisahkan partikel tersuspensi dari air.
- Flotasi
Merupakan proses penanganan limbah dengan cara membuang dan memisahkan partikel yang mengapung diatas permukaan air.
- Absorbsi / penyerapan
Proses ini dilakukan dengan menggunakan karbon sehingga partikel yang tidak dibutuhkan bisa terserap dan terpisah dari air.
- Pengendapan
Pengendapan dilakukan dengan tujuan supaya bahan yang tidak mudah terlarut bisa terpisah dengan air. Proses ini dilakukan dengan cara menambah elektrolit.
- Penyisihan
Penyisihan dapat dilakukan dengan cara mengoksidasi limbah cair sehingga zat rganis beracun bisa terpisah dengan air.
- Menghilangkan Material Organik
Pada cara penanganan limbah cair ini dilakukan dengan cara memberikan mikroorganisme supaya materialorganik dalam air hancur atau hilang.
- Menghilangkan Organisme Penyebab Penyakit
Pda proses ini, kita bisa menggunakan sinar ultraviolet ataupun menambah klorin.
- Penghancuran Partikel Perusak
Hal ini diperlukan untuk melindungi alat dari partikel-partikel yang bersifat merusak.
- Menggunakan Kolam Oksidasi
Ini merupakan metode penanganan limbah secara biologi.
- Pengurangan Limbah Cair
Jumlah limbah cair yang bisa dikurangi dengan cara mengefisienkan proses produksi sehingga jumlah limbah cair yang dihasilkan bisa diminimalisir.
Keuntungan pengelolaan limbah dengan produksi bersih :
- Penggunaan SDA lebih efisien
- Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar
- Mencegah berpindahnya percemar di satu media ke media lain
- Terhindar dari biaya pemulihan lingkungan
- Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional
- Mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
- Mendorong dikembangkannya teknologi pengurangan limbah pada sumbernya dan produk akrab lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa untuk memecahkan permasalahn pencemaran lingkungan di desa Troso akibat limbah cair yang dihasilkan dalam proses produksi kain tenun ikat Troso perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan kepada warga desa Troso untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan terciptanya lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman.
#Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan
Recent Comments