MY BLOG

Just another Jejaring Blog Unnes Sites site

Archive for November, 2015

CERPEN – KEJUTAN MENYAKITKAN

Siang terik menyengat tubuh ku yang berjalan menuju rumah, usai pulang dari sekolah. Ku teguk segelas air dingin membasahi tenggorokanku. Rasanya hilang sudah semua penat yang ku rasakan setelah sampai di istana dunia.

Liburan semesteran akan tiba, bersama sahabatku yaitu Via, Gani dan Rezki akan berencana mengisi liburan tersebut. Aku dan sahabatku baru beranjak ke sekolah lanjutan yaitu SMA. Aku, Rezki dan Gani menuju rumah Via untuk membahas acara main. “Kapan Kita mau main? Udah lama nih Kita nggak main bareng. Kangeeen.” , tanyaku. “Bener tuh kata Rara. Aku juga kangen sama kalian.” ,jawab Via. “Dasar semua cewek emang lebay”, sahut Rezki. “Eh kamu tu apaan sih. Kamu juga ngejek mamah kamu dong”, sahutku. “eiiit. Terkecuali mamah aku dong.” Jawab Rezki. Kalau Aku dan Rezki sudah bertemu, suasana kacau tetapi tetap seru. Lalu gani dan Via melerai omonganku dengan Rezki. “ Hahahaha, udah dong kalian ini. Jarang kumpul, sekali kumpul malah adu mulut aja”,kata Gani. “Iya tuh. Damai aja”,sahut Via. “Oke”, jawab ku dan Rezki. “Kembali ke topic, gimana kalau nanti malam aja. Besok kan Hari Waisak. Kita keluar bareng?” , Tanya Gani. “Setuju!!”, teriakku dengan Via. “Tuh kan mulai lagi lebbb”,jawab Rezki dopotong oleh Gani, “Stop Rez, gausah diterusin. Nanti Kamu sama Rara bertengkar lagi.” “Iya deh iya”. Akhirnya mereka menentukan malam Minggu akan pergi untuk jalan-jalan.

Sore pun tiba, Aku dan ketiga sahabatku bersiap siap untuk pergi. Baju santai menyelimuti tubuh ku dan sahabatku. Hanya Hanya sahabat laki-laki ku yang membawa motor. Aku dan Via hanya numpang mereka. “Gan, Kamu sama siapa? Aku apa Via?”, Tanya ku. “Samaa terserah aja deh.” , jawab Gani. “Oke, Aku sama Kamu ya”,Tanya ku. “oke”, jawab Gani. Jadi Aku sama Gani dan Via dengan Rezki. Di jalan Aku dengan Gani asik berbincang bincang. Tetapi Rezki dan Via di jalan tak banyak omong. Sambil asik bercanda, Aku bertanya kepada Gani, “Eh Gan, kenapa si Via sama Rezki nggak banyak omong ya?” “Roman romannya mereka saling suka jadi agak canggung gitu. Kenapa? Kamu jealous ya Ra? hahaha” goda Gani. “idih enak aja. Ngapain juga jealous ama yang begituan.” , jawabku. “Ati ati tuh sama omongan sendiri Ra. Entar kualat lho!”,singgung Gani. “Iya iya bawel .”, jawabku.

Berhentilah mereka di sebuah jembatan yang menyala di malam hari. Begitu elok nan ramai ditemani taburan bintang. Menikmati jagung bakar serta esteh. “Aduh kenapa Aku masih laper ya? Tadi siang Aku juga belum makan.”, kata Rezki. “Dasar perut karet kamu,wek wek.” , ejek ku. “ih cewek lebay, wuu” sahut Rezki. “Udah udah. Iya Rez, ayuk.” Dengan lembut Via menjawabnya.

Dibawah sinar rembulan Aku dan ketiga sahabatku duduk beralaskan rumput. Menikmati nasi goring dan panasnya wedang ronde yang menghangatkan tubuh. Terlihat seperti dua pasang kekasih yang berpasangan. “Aw panas panas!”, teriak Rezki. “Sini biar Aku tiupin Rez”, jawab Via. “Kamu cewek apa cewek sih? Gitu aja dibesarbesarin.” Jawabku. “Biarin dong. Untung Via baik nggak kayak kamu”, kata Rezki. “kamu apa? Kenapa nggak dilanjutin? Ha?!”, jawabku. Di tengah debat itu, terdengar nada sms di hape Gani. Ternyata dari papah nya Gani yang berisi “Ini sudah larut malam nak, ayo segera pulang”. “Oh ya, ini sudah jam 11.30 ayo kita segera pulang teman.” ,ajak Gani. “Iya” jawab ku Via dan Rezki. Lalu Aku dan ketiga sahabatku pulang.

Hari-hari tlah berlalu. Hari-hariku ditemani oleh tugas yang menumpuk di atas meja belajar. Aku merasa kesepian dan bebanku terlalu banyak. Padahal ini malam Minggu. Tiba-tiba bel rumah ku berbunyi. Ku buka pintu dan ternyata “Rezki, ngapain kamu kesini?” , Tanya ku dengan terkejut. “Hehe,ngga apa. Main yuk!” , ajak Rezki. “ngga mau ah. Tugasku banyak Rez. Ngga kasian apa?!” , jawabku. “Yah masa kamu tega Ra, udah ganteng gini dianggurin. Lagian ini kan malam Minggu,harusnya free dong Ra. Pliiis.” Kata Rezki dengan memohon. “Yaudah deh. Tunggu bentar.” Jawabku. Dengan senangnya Rezki mengajak aku sambil menggandeng tanganku. Saat di jalan, Rezki tidak memancing omongan yang membuat ku marah. Pasti banyak yang mengira jika aku dan Rezki berpacaran. Karena keluar saat malam Minggu. Cara bicara Rezki kepadaku juga berubah. Jadi lembut dan member nasehat kepadaku. Seolah member harapan bagiku. Ini aneh. Sangat aneh. Tak seperti biasanya.Rezki mengajakku menyaksikan pemandangan yang ada. Selama 2 jam berkeliling tanpa turun dari motor. Lalu aku dan Rezki pulang.

Rezki pria yang sulit untuk ku tebak. Terkadang baik, marah, bercanda, dan banyak lagi sifatnya. Di senja hari, Aku dan Rezki bertukar pikiran melalui SMS. Aku tak tahu kenapa bibir ini terangkat dan memerahkan pipiku saat kubaca SMS dari Rezki. Dan dia mengajakku lagi untuk membeli sesuatu. Lalu aku menyetujuinya.

Sesampainya di took perhiasan, Rezki menyuruhku “Ra, pilih cincin yang kamu suka.”. setelah ku pilih, Rezki memakaikannya di jari manisku. Entah mengapa perasaan aneh itu muncul lagi. Hatiku berdegup kencang saat Rezki memegang tanganku. “Bagus ya Rez. Eh ngomong ngomong cincin ini buat siapa sih?” tanyaku penasaran. “mm buat orang yang aku sayang Ra” jawab Rezki dengan tatapan yang membuatku penasaran. “Siapa Rez? Kasih tau dong! Aku kenal ngga?” tanyaku. “ngga ah. Nanti jadi ngga surprise. Kamu kenal kok. Kenal banget malah Ra.” Jawab Rezki. Dengan senang aku tersenyum bahagia. Apakah orang itu aku? Dari jawaban Rezki sih bisa disimpulkan kalau itu aku. Dengan PD nya aku berpikir seperti itu. Kenapa aku senang? Mungkin aku mulai menyukai Rezki. Seperti lagunya Zigas – Sahabat Jadi Cinta.

Di dalam kamar yang tahu keseharianku ini, aku berteriak kegirangan. Hingga mamahku menegurku. Sambil membayangkan saat saat bersama Rezki. Betapa senangnya.aku semakin giat mengerjakan sesuatu. Dia saat ini adalah inspirasi terbesarku.

Hari tlah ku lewati, terdengar seseorang memanggil namaku dari luar. “Rara Rara, keluar dong!” setelah ku temui ternyata Rezki dan Via. Wah aku sangat senang. “Kenapa Rez,Vi? Nampaknya senang kalian senang saat ini. Ada kabar apa?” , tanyaku. Tiba-tiba Rezki memelukku sesaat dan melepasku. “Aku dan Via udah jadian. Semua berkat kamu deh. Makasih ya Ra.” , kata Rezki. Via juga memelukku “Iya Ra. Makasih ya. Kata Rezki cincin ini kamu yang milihin? Bagus kok. Aku suka.” Sahut Via. Seketika itu dalam diriku gugur bertaburan entah kemana. Tetapi hanya hati dan Tuhan yang tahu. Aku tetap senang. “Wah selamat ya. Kalian berdua emang cocok. Sahabat jadi cinta ni yee. Ku tunggu makan-makannya lho. itu semua ngga karena aku kok. Tapi kalian yang membuat itu menjadi indah.” , jawabku dengan senang. “sekali lagi makasih Rara, kamu sahabat yang tiada duanya daah.” , kata Rezki. “Iya Ra. Kalau gitu kita pamit pulang dulu ya. Dah Rara.”,sahut Via.

Seketika itu, aku lari sekencang mungkin dan langkah ku berhenti di sebuah pantai nan elok. Aku berteriak dengan keras. Mungkin ini gila. Tetapi aku tak bisa memendamnya lagi. Hancur perasanku. Kenapa harus aku yang merasakannya? Air mata membasahi pipi ku. Aku terlalu percaya diri. Jika Rezki juga menyukaiku. Ternyata sahabatku yang mendapatkan sahabatku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Mungkin inihanya emosi sesaat. Tetapi air mata ini terus bercucuran. Aku pun merenung dan bersandar di pelukan pohon yang rindang dekat pantai di temani sang surya ke tempat peristirahatan. Lalu ku temukan cara untuk mengurangi kesedihanku ini. Ku ambil secarik kertas dan ku coretkan tinta hitam di atas kertas itu yang akan ku tulis “Trimakasih Tuhan, Kau ciptakan dia yang hadir di dalam hidupku. Walau aku tak sempat memiliki, tapi dia telah mewarnai hidupku. Dia adalah sepotong dari ceritaku”. Ku beli balon merah dan ku ikatkan kertas itu di balon. Perlahan ku lepaskan balon merah ku. Tiupan angin mengiringi kepergian balon itu.

Aku berharap dengan menghilangnya balon itu, hilang pula perasaanku terhadap Rezki. Walau tak secepat sang surya membiaskan sinarnya,perlahan perasaan ini akan pudar. Ini semua menyakitkan. Tetapi aku yakin Tuhan akan memberikan kejutan di balik ini semua yang begitu indah.

 

TAMAT

Karya : Fadhilah Rahmadhani

posted by fadhilah rahmadhani in Uncategorized and have No Comments

PUISI – Hujan Temani Langkahku

Puisi : Fadhilah Rahmadhani

Dulu

Kau pernah membuka harapan untukku

Yang memulai saat itu

Yang memberikan semuanya kepadaku

 

Sejak itu

Aku menyimpan rasa

Yang terpendam

Dalam dada

 

Sekarang kau acuhkan aku

Kau berpaling dariku

Seakan akan kau lupakan

Semua yang terjadi

 

Betapa hancurnya aku

Robeknya hati ini

Runtuhnya perasaan ini

Saat kau bersamanya

 

Tapi apa dayaku

Hingga akhirnya kumenangis

Tak kuasa ku menahan

Dan hujan temani langkahku

posted by fadhilah rahmadhani in Uncategorized and have No Comments

CERPEN – BERDOA BERUSAHA BERKARYA

Namaku Bintang Putri Anggraeni,sering dipanggil Bintang. Umurku 18 tahun yang baru saja lulus dari SMA. Aku terlahir bukan dari orang kaya. Hanya saja nasib yang kurang menguntungkan. Aku tinggal bersama adik adikku yang bernama Cahaya di kelas 8 dan Fajar di kelas 4. Sekitar tiga bulan yang lalu Ibuku meninggal karena penyakit kanker yang menyerangnya. Keterbatasan biaya lah yang menghambatnya. Sementara ayahku, setelah ibuku meninggal, ayah pergi ke Jakarta dan hingga saat ini tidak memberi kabar atau menghidupi kami.

Di umur yang masih muda ini,aku sebagai tulang punggung keluarga. Setiap hari aku bekerja sebagai buruh cuci,setelah selesai aku dan adikku mencari botol plastik untuk dijual. Upahnya tergolong kecil. Tak cukup untuk membiayai sekolah adik adikku. Mereka memutuskan untuk berhenti sekolah. Aku sangat kecewa dan prihatin. Mereka yang menguatkan ku hingga saat ini. Mereka adalah kekuatanku. Kami tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari triplek. Menurutku itu sebuah istana yang melindungiku dari lelahnya dunia. Kami membagi tugas. Aku dan Fajar mencari kardus dan botol plastik, sedangkan Cahaya membereskan rumah. Mereka jarang sekali mengeluh. Mereka dapat menerima keadaan ini.

Suatu hari saat aku sedang mencuci pakaian majikanku Bu Tuti, ia datang dan memarahiku,”Bintang sini kamu! Kenapa baju ini masi kotor? Niat apa nggak sih buat kerja?” “Kemarin sudah bersih kok Bu. Saya niat bekerja Bu.” “Alah alasan saja! Mulai besok,kamu jangan bekerja disini lagi. Aku akan cari pembantu yang niat saja. Bukan seperti kamu! Sudah pergi sana!” “Tapi Bu,saya butuh pekerjaan ini. Saya mohon Bu,jangan pecat saya. Bagaimana nasib adik adik saya?” “Itu bukan urusanku. Cepat sana pergi!”

Hari ini hari terakhir ku bekerja di rumah Bu Tuti. Entah aku masih bingung kenapa baju yang dimaksud Bu Tuti yang kemarin aku cuci masih saja kotor. Setelah pulang dari tempat mantan majikanku, aku menemui Fajar di tempat biasa dia mencari botol plastik dan kardus. “Kakak kenpa begitu lesu? Hari ini cuciannya banyak ya? Atau ada masalah apa ?” “Oh Kakak hanya kecapekan saja. Ayo kita cari lagi.” Hari sudah sore,hasilnya cukup lumayan. Berapapun hasilnya kami syukuri. Kami membeli 3 nasi bungkus.

Kami pulang dan menikmati hasil kami. Disela sela makan,aku ingin berkata jujur kepada adik adikku bahwa aku telah dipecat dari pekerjaanku. Tetapi aku tak ingin membuat hati mereka sedih. “Kakak mengapa melamun?” “Oh tidak. Masakan ini enak,sampai kakak lupa menelannya. Cahaya,Fajar,maafkan kakak ya. Karena kakak,kalian ikut ikutan susah. Seharusnya kalian masih meneruskan sekolah dan  kalian tidak perlu bekerja seperti ini.” “Ah kakak kenapa sih? Fajar seneng kok bisa bantu Kak Bintang.” “Iya kak, Cahaya juga senang kok. Iya sih kak,pendidikan itu nomor satu. Tapi kalau keadaannya seperti ini kita harus menyesuaikan. Dan masih ada paket A,B dan C kak. Kita ini juga sedang merintis menjadi orang yang sukses.” “Iya kak. Kita pasti sukses”. Tak kuasa ku air mataku menetes dan aku memeluk mereka. “Iya kita pasti sukses. Yaudah ayo kita sholat berjamaah.”

Tak terasa kita memasuki bulan Ramadhan. Doa kami,semoga kami bisa merasakan Ramadhan tahun ini. Esoknya aku dan Fajar mencari botol plastik dan kardus. “Loh kakak tidak bekerja? Kok ikut Fajar mencari botol plastik dan kardus?” “Sebenarnya kemarin kakak sudah dipecat oleh majikan kakak. Katanya baju yang akan dipakai masih kotor. Jadi kakak dipecat. Maafkan kakak ya dik.” “Sabar kak. Pasti Allah memberi yang terbaik untuk kita. Mungkin masih ada pekerjaan yang lebih baik dari yang dulu kak. Allah akan memberi jalan untuk hamba hambanya yang selalu bertaqwa.” “Benar. Yaudah kalau gitu kakak dan Fajar kerja dulu ya. Jaga dan bereskan rumah ya,Assalamu’alaikum.” “baik kak,wa’alaikumsalam”

Saat aku dan Fajar mencari kardus, tiga orang anak SD berlarian memasuki gerbang sekolah. “Kak,kapan ya Fajar bisa seperti mereka? Andai saja..” “Pasti secepatnya Fajar. Dan Allah akan memberi jalan untuk kita. Ayo kita cari lagi.”

Tak terasa terdengar adzan Zuhur. Hasil yang didapat sudah cukup. Lalu kami sholat zuhur. “Ayo kita sholat dulu.” “Kardus ini diletakkan dimana kak?” disini saja.” Setelah selesai kami sholat, ternyata kardus dan botol plastik kami menghilang. Tidak ada dimana mana. Tega sekali orang yang telah mencurinya. “Kak kok kardusnya tidak ada? Dimana kak? Bagaimana kita berbuka? Aku sudah lapar sekali kak.” Fajar menangis dan aku pun sedih. Walau aku tak menampakkannya. “Mungkin kita lupa menaruhnya. Kita cari lagi ayo dik.” “Tidak kak. Tadi aku menaruhnya disini. Ini juga sudah siang. Apa masih ada kardus dan botolnya?” “Kita coba dulu dik. Ayo.”

Botol plastik dan kardus yang kami cari di sore hari hanya beberapa. Lalu kami bawa pulang,karena sudah mau berbuka. Untungnya aku mempunyai simpanan lima ribu dan aku belikan gorengan semuanya. Kami berbuka dengan tujuh buah gorengan. Empat gorengan untuk berbuka dan sisanya untuk sahur. Hasil botol yang kami dapat sedikit. Aku mempunyai sebuah ide untuk mengubah botol plastik itu menjadi hiasan yang cantik. Seperti yang diajarkan sekolah ku dulu. Dengan sisa cat yang dulu pernah ku pakai,aku dan adik adikku membuat hiasan dari botol plastik. Setelah itu kami tidur. Dikala petang,aku terbangun. Lalu aku segera mengambil air wudlu dan sholat. Aku berdoa kepada Allah

“Ya Allah,kuatkan kami atas cobaanmu ini, semoga kami bisa menghadapinya. Berilah kesuksesan kepada jerih payah kami. Jadikan kami orang orang yang engkau sayangi. Amin”. Aku melihat adik adikku yang sedang tertidur lelap,aku bangunkan untuk sahur. Walau sebenarnya aku tak tega membangunkan mereka. Tetapi ini untuk kebaikan mereka,agar kuat berpuasa satu hari penuh. Walaupun mereka masih kecil,tetapi mereka selalu berpuasa penuh selama Ramadhan.

 

Esoknya,aku menjual hasil kerajinan dari botol plastik di lampu merah. Kali ini Cahaya ikut membantu. Jadi kami bertiga menjual hasil kerajinan kami. Tak disangka,Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Jualan kami laku. Bahkan ada yang memesannya untuk hiasan di bulan Ramadhan. Kami mencari botol plastik bukan untuk dijual,melainkan untuk bahan kerajinan yang akan kami buat. Subhanallah,tak disangka. Hasil penjualan kerajianan tangan,kami dapat berbuka dan sahur dengan nasi bungkus.

“Alhamdulillah ya kak. Kita sekarang sudah bisa makan nasi setiap hari.” “Iya dik. Makannya kita tidak boleh putus asa. Allah selalu memberi jalan kepada hambanya yang bertaqwa.” “berarti kita bisa sukses dong kak.” “Insyaallah dik. Ayo kita makan.” Keseharian kami membuat kerajianan dari botol plastik.

Suatu ketika aku dan Fajar mencari botol plastik,dari arah yang berlawanan mobil putih melaju dengan kencang dan menabarak pohon yang ada disamping kami. Kami sangat kaget. Lalu kami segera menemui ternyata seorang gadis dan kami membawanya di rumah sakit terdekat. Darahnya sangat banyak. Keluarga dari korban sudah dihubungi. “bagaimana keadaan anak kami Dokter?” “Syukurlah. Anak Anda selamat. Untung saja segera dibawa oleh adik ini. Mari saya pergi dulu.” “Iya dok. Trimakasih ya dik. Kalian telah menolong nyawa anak kami. Seluruh harta kami pun tak cukup mengganti jasa kalian. Trimalah sedikit uang ini.” “Syukurlah kalu anak Bapak dan Ibu baik baik saja. Kami menolong dengan ikhlas kok. Jadi trimakasih tawarannya. Kami permisi dulu.”

Beberapa hari telah berlalu. Kami tetap bekerja mencari botol plastik lalu membuat kerajinan tangan dan kami menjualnya. Saat kami menjualnya di tempat biasa,seseorang membuka kaca mobilnya dan ternyata orang tua dari kakak yang pernah kami selamatkan. Kami diajak masuk ke mobil. Mereka tak hentin hentinya untuk menawari kami sebagai ucapan trimakasih. Kami diajak ke suatu tempat. Dan ternyata kami diberi sebuah ruko yang sangat mewah. Mereka memberi ruko untuk mengembangkan kerajinan dari botol plastik kami. Kami pun tak dapat menolaknya. Karena katanya ini hanya sebagai ucapan trimakasih telah menyelamatkan anak mereka.

Berbulan bulan kami membuat dan  kerajinan botol plastik dan peminatnya makin bertambah. Kami juga mempunyai pegawai. Dan kerajinannya dijual hingga menembus pasar internasional. Bahkan aku dinobatkan sebagai pengusaha termuda di Indonesia. Adik adikku sekarang dapat meneruskan sekolah dan aku masuk kuliah di jurusan bisnismen.

Tak henti hentinya kami mengucapkan syukur. Trimakasih Ya Allah. Dimana kita mau berusaha,disitulah pasti akan ada jalan. Selalu berdoa,lalu disertai dengan usaha dan ciptakanlah karya untuk membangun kesuksesan di dunia dan di akhirat.

TAMAT##

Karya : Fadhilah Rahmadhani

posted by fadhilah rahmadhani in Uncategorized and have No Comments

Perlunya Pendidikan Konservasi #2

Modern ini, perubahan lingkungan dan ekosistem yang semakin cepat, berbagai bencana alam sering terjadi seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, tsunami, dan lain lain yang berdampak pada kehidupan sekarang dan masa depan. Beberapa bencana disebabkan oleh tingkah laku manusia, membuat kita berpikir dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan yang diterapkan. Banyak manusia yang sering melakukan pelanggaran dan serakah terhadap alam. Seperti membuang sampang sembarangan dan di sungai yang menyebabkan saluran air tidak berfungsi sehingga terjadi banjir saat musim penghujan, penebangan hutan liar yang menyebabkan longsor, perburuan liar yang menyebabkan fauna di Indonesia menjadi punah, polusi udara besar – besaran pada kota-kota besar akibat banyaknya kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi kegiatan manusia yang dapat merusak alam.

Atas permasalahan tersebut, membuat dunia pendidikan berpikir, apakan selama ini pendidikan yang diberikan kepada masyarakat masih kurang. Ini menjadi PR untuk bagi dunia pendidikan dan pemerintah tentang bagaimana upaya yang diterapkan agar masyarakat sadar dan peduli terhadap lingkungan.

Salah satu universitas konservasi di Indonesia adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang mengusung pendidikan konservasi bagi mahasiswa prodi kependidikan maupun yang tidak prodi kependidikan. Aspek penting yang diterapkan pada mata kuliah konservasi adalah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pada aspek afektif meliputi sikap, nilai, dan komitmen yang dibutuhkan untuk masyarakat berkelanjutan. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan menjaga keselarasan lingkungan. Materi pendidikan konservasi diberikan kepada mahasiswa untuk dipahami selanjutnya dikembangkan sendiri oleh mahasiswa tersebut. Aspek psikomotorik perilaku dan keterampilan mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan.

Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam konservasi mengacu pada 7 pilar yaitu :

  1. Pilar keanekaragaman hayati, bertujuan melakukan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan dan pengembangan secara bijak dan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, flora, fauna di Unnes dan seluruh tempat.
  2. Pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, memiliki tujuan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan yang mendudukung visi konservasi , serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
  3. Pilar pengelolaan limbah, bertujuan untuk melakukan reduce, reuse, recycle dan recovery terhadap lingkungan Unnes untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
  4. Pilar nirkertas, bertujuan menerapkan administrasi dan ketatausahaan berwawasan konservasi secara efisien.
  5. Pilar energi bersih, bertujuan penghematan energi serta pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
  6. Pilar konservasi etika, seni dan budaya, memiliki tujuan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan etika, seni, dan budaya lokal untuk menguatkan jati diri bangsa Indonesia.
  7. Pilar kaderisasi konservasi, bertujuan menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan.

 

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

posted by fadhilah rahmadhani in Uncategorized and have No Comments

Mewujudkan Kampus Konservasi Bereputasi #1

Saat ini banyak kampus yang mempunyai slogan “Konservasi”. Seperti kampus yang lainnya, Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan universitas konservasi. Memang butuh proses yang panjang untuk mewujudkan kampus konservasi bereputasi. Tidak hanya sekedar berpindah haluan saja. Tetapi ini menyangkut tema universitas yang akan diwujudkan sebagai universitas bereputasi. Saya setuju jika setiap kampus berslogan konservasi. Karena sebuah universitas akan membuat penghijauan di kampusnya. Kampus sebagai miniatur negara. Jika setiap universitas yang ada di Indonesia berslogan “Konservasi” maka akan sangat bagus untuk kehidupan kita dimasa mendatang. Karena banyak penghijauan dimana mana.

Untuk mewujudkan universitas konservasi bereputasi yaitu pertama kita lihat dahulu lingkungan kampus tersebut, apakah sudah memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai kampus konservasi? Seperti di Unnes, kampus tempat saya menimba ilmu, kampus ini sudah banyak penghijauan dan bahkan mempunyai hutan mini. Unnes juga mempunyai aturan bahwa kendaraan pada jam tertentu tidak boleh berkeliaran di kampus. Unnes lebih mengarahkan dan menganjurkan kepada mahasiswa untuk berjalan kaki atau naik sepeda untuk berkeliling di kampus.

Yang kedua, kita melihat mahasiswanya. Mengapa? Karena mahasiswa merupakan warga dari kampus yang sangat berperan dalam kampus. Sebuah universitas dapat dikatakan bagus atau maju dapat dilihat dari mahasiswanya. Dalam universitas konservasi bereputasi, tingkah laku mahasiswa harus dijaga. Kita mulai dari hal yang paling kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, melarang merokok di area kampus. Banyak sekali yang harus dilakukan mahasiswa untuk memajukan universitas konservasi bereputasi.

Yang ketiga, untuk pengajarnya atau dosen. Karena menginginkan universitas konservasi bereputasi, setiap dosen diharap dapat mengetahui pembelajaran konservasi minimal pada dasar-dasar konservasi.

Yang keempat mengenai materi. Karena menginginkan universitas konservasi bereputasi, diharapkan untuk mengadakan mata kuliah konservasi. Dengan adanya mata kuliah konservasi, mahasiswa akan semakin paham bagaimana seharusnya perilaku yang ia terpakan pada universitas konservasi.

Empat syarat tersebut sangat berhubungan. Jika ke empat syarat dasar tersebut terpenuhi, maka InsyaAllah akan mewujudkan universitas konservasi bereputasi.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

posted by fadhilah rahmadhani in Uncategorized and have No Comments
Skip to toolbar