Modern ini, perubahan lingkungan dan ekosistem yang semakin cepat, berbagai bencana alam sering terjadi seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, tsunami, dan lain lain yang berdampak pada kehidupan sekarang dan masa depan. Beberapa bencana disebabkan oleh tingkah laku manusia, membuat kita berpikir dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan yang diterapkan. Banyak manusia yang sering melakukan pelanggaran dan serakah terhadap alam. Seperti membuang sampang sembarangan dan di sungai yang menyebabkan saluran air tidak berfungsi sehingga terjadi banjir saat musim penghujan, penebangan hutan liar yang menyebabkan longsor, perburuan liar yang menyebabkan fauna di Indonesia menjadi punah, polusi udara besar – besaran pada kota-kota besar akibat banyaknya kendaraan bermotor, dan masih banyak lagi kegiatan manusia yang dapat merusak alam.
Atas permasalahan tersebut, membuat dunia pendidikan berpikir, apakan selama ini pendidikan yang diberikan kepada masyarakat masih kurang. Ini menjadi PR untuk bagi dunia pendidikan dan pemerintah tentang bagaimana upaya yang diterapkan agar masyarakat sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Salah satu universitas konservasi di Indonesia adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang mengusung pendidikan konservasi bagi mahasiswa prodi kependidikan maupun yang tidak prodi kependidikan. Aspek penting yang diterapkan pada mata kuliah konservasi adalah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Pada aspek afektif meliputi sikap, nilai, dan komitmen yang dibutuhkan untuk masyarakat berkelanjutan. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan menjaga keselarasan lingkungan. Materi pendidikan konservasi diberikan kepada mahasiswa untuk dipahami selanjutnya dikembangkan sendiri oleh mahasiswa tersebut. Aspek psikomotorik perilaku dan keterampilan mahasiswa terhadap pengelolaan lingkungan.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam konservasi mengacu pada 7 pilar yaitu :
- Pilar keanekaragaman hayati, bertujuan melakukan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan dan pengembangan secara bijak dan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, flora, fauna di Unnes dan seluruh tempat.
- Pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, memiliki tujuan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan yang mendudukung visi konservasi , serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
- Pilar pengelolaan limbah, bertujuan untuk melakukan reduce, reuse, recycle dan recovery terhadap lingkungan Unnes untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
- Pilar nirkertas, bertujuan menerapkan administrasi dan ketatausahaan berwawasan konservasi secara efisien.
- Pilar energi bersih, bertujuan penghematan energi serta pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
- Pilar konservasi etika, seni dan budaya, memiliki tujuan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan etika, seni, dan budaya lokal untuk menguatkan jati diri bangsa Indonesia.
- Pilar kaderisasi konservasi, bertujuan menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.
Place your comment