Hingga Kami Benar- Benar Merdeka
Faridah Eriyaningsih
Sinar mentari datang dan pergi dengan begitu indah
Gunung menjulang perkasa kaya akan sumber mata air
Lautan luas nan biru menjajanjikan kekayaan surgawi
Padi terhampar luas nan subur
Ya, bumi pertiwi, Indonesia.
Namun, sayang…
Di negeri yang katanya subur ini masih banyak rakyat menahan keroncongan lapar
Di negeri yang katanya permai ini masih banyak manusia yang klonthang-klanthung tak bekerja
Di negeri yang katanya kaya ini masih banyak orang yag meminta-minta
Di negeri yang katanya makmur ini masih banyak anak terlunta
Rezim diktator berkuasa
Pemandangan tak khayal biri-biri dan tuannya
Mulut dibungkam rapat
Kinerja diatur sedemikian keras
Kreatifitas anak bangsa tak terlihat
Hak kemanusiaan dirampas
“Nak… kami tergusur”
“Nak… kami lapar”
Suara rintihan ibu tua kepada ku
Oh Tuhan, apa yang bisa kulakukan
Bagaimana caraku menghentikan kekejaman ini?
Namun, Jika kekejaman ini terus berlanjut aku pun bersalah.
Tersadar pemuda pemudi dari ketidakadilan
Semangat api kami sudah berkobar
Protes mulai tedengar
Demonstrasi terus dilayangkan
Tumpah darah kami korbankan
Perjuangan terus kami lakukan
Hingga peluh terakhir menetes
Hingga rezim kejam mati
Hingga tak ada lagi kata kelaparan
Hingga tak banyak pengangguran
Hingga asprasi di dengar
Hingga kreatifitas diakui
Hingga tak ada lagi kata mahasiswa mati suri
Hingga mencapai kemerdekaan
Kemerdekaan yang benar-benar merdeka
(04:12 Semangat api mahasiswa baru)