Cerita Ku

Nama ku Feronika Whilia Aodina. Sejak kecil aku orangnya pendiam, hingga sampai sekarang mulai mencoba untuk mengubah perilaku tersebut. Aku dulu bercita-cita menjadi dokter. Ingin sekali rasanya aku menjadi dokter. Namun keterbatasan biaya dan keterbatasan kepandaianku aku harus mengurungkan cita-citaku tersebut. Hingga aku kini beralih cita-cita menjadi tenaga yang bekerja dalam bidang kesehatan. Untuk itu aku masuk jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Ada cerita haru sebelum aku berada untuk kuliah di Universitas Negeri Semarang ini. Dulu aku sangat ingin kuliah, menjadi anak kuliahan. Aku ingin kuliah karena supaya bisa mendapat pekerjaan yang baik. Namun karena keterbatasan biaya aku harus mengurungkan niatku untuk kuliah. Aku menyadari ibuku hanya seorang pembantu rumah tangga dan ayahku tidak bekerja jadi aku harus mengurungkan keinginanku tersebut. Aku disekolah juga tidak menjadi anak yang paling pandai. Aku sempat optimis,down dan hampir setiap hari melamun. Karena dalamhatiku satu aku ingin membahagiakan ibuku yang sudah berjuang demi aku. Aku ingin membalas semua jasa beliau meskipun itu tidak seluruhnya. Begitu banyak pengorbanan beliau hingga aku menjadikannya sebagai tokoh idolaku sendiri. Ibuku yang sabar, pekerja keras meskipun aku tau sebenarnya dia sudah mulai lelah untuk bekerja. Ingin jika aku bisa menggantikan posisinya aku akan lekas gantikan. Namun semua itu membutuhkan proses tidak bisa langsung instan.

Ibuku juga menjadi motivasi terbesar ku supaya aku bisa kuliah. Beliau sempat berkata “Jika kamu ingin kuliah, berusahalah terus. Pasti Allah memberikn jalan entah itu dari mana asalnya”. Aku yang sebelumnya sempat drob kembali termotivasi oleh kata-kata itu. Aku mencari info beasiswa disekolah, dan ternyata ada info tentang beasiswa bidikmisi. Dengan semangat aku langsung mendaftarkan diri disana.

Aku terus mengikuti semua info yang ada disitu. Dengan persyaratan yang begitu banyak dan rumit membuat aku sedikit kualahan dan ingin mundur. Belum lagi ditambah saingan dari sekolahku yang begitu banyak membuat aku sedikit pesimis. Namun semangatku tak berhenti disitu karena aku selalu ingat dengan kata-kata dari ibuku. Sempat aku menangis karena rasa takut. Takut jika aku tidak bisa diterima dibidik misi tersebut. Karena aku sudah terlalu tinggi menggantungkan harapanku disitu. Semaksimal mungkin aku berusaha mengikuti semua persyaratan dan ketentuannya. Tidak ada satu infopun aku lewatkan. Hingga semua data yang diperluka telah terpenuhi.

Singkat cerita pengumuman itu pun tiba.Pertama aku buka jam 09.00 dan ternyata dituliskan di WEB bahwa pengumuman akan diberikan pada pukul 17.00. Aku menunggu hingga pukul 17.00 sambil terus merasa was-was. Aku menenangkan diriku sendiri dengan motivasi HARUS OPTIMIS. Berulang kali itu terucap dari dalam hati ku. Dan aku mulai sedikit tenang. Saatnya tiba. Detik-detik waktu pengumunan hanya telepon selulerku yang aku pegang dan aku perhatikan. Berharap ada suatu tulisan yang dapat melanjutkan harapan-harapanku. Dan ternyata tepat pada pukul 17.01 kabar gembira tersebut sampai padaku. Alhamdulilah… terharu, sampai mataku berkaca-kaca. Aku langsung memberi tahu itu pada ibuku. Dan beliau sangat senang sekali. Benar kata beliau jika kita menginginkan sesuatu teruslah berusaha. Allah selalu mempunyai cara yang kelihatannya tidak mungkin jika dilihat dari cara pandang manusia itu sendiri.

Rintihan Anak jalanan

Suara-suara lembut dari nya

dari anak-anak tak berdosa

Mereka merintih keleparan

Berharap ada yang datang menghampirinya

Sekedar memberi sesuap nasi dan seteguk air

 

Rintikan-rintikan hujan berhamburan

Membasahi baju yang melekat ditubuhnya

Kardus-karduspun mulai menyilumuti

Berharap dapat memberi sedikit kehangatan

Tak seorangpun menolehnya

Segerombol anak jalanan yang menunggu keajaiban

 

Mengamen, memulung, meminta-meminta

Mereka lakukan setiap fajar menampakkan sinarnya

Helaan napas panjang. . .

Untuk bentakan, cacian dan bahkan hinaan

Entahlah manusia kini hidup dengan keegoannya

Rasa hirau tak lagi tertanam

Rasa rasa belas yang mengilang

Mata yang berkaca

Kemudian terjatuh butir-butir air matanya

Mereka tak dihiraukan

Sekelompok orang berlalu lalang

Tak ada yang menolehnya

 

Mereka berjuang …

Untuk hidup yang menyayat-nyayat kehidupannya

Mereka berdiri disekililing orang orang yang kejam

Mereka harus bertahan ..

Disaat dunianya mulai goyah akan keadilan

Bangku-bangku sekolah hanyalah asa yang tak bisa terwujudkan

 

Anak jalanan..

Jika tak ada yang mampu hiraukan hidupmu

Jika tak ada yang mampu menolehmu

Biarkan lah Tuhan memelukmu

Mengasihimu, hingga ia memperdayakan hidupmu

(Feronika Whilia Aodina)

Rumah Konservasi dalam Kampus Konservasi #2

Sejak tahun 2010 Universitas Negeri Semarang telah ditetapkan sebagai Universitas Konservasi. Dalam pelaksanaan konservasi telah dibuat berbagai bentuk kegiatan yang mencerminkan kegiatan konservasi tersebut. Ada penanaman satu pohon untuk satu mahasiswa, senam konservasi yang dilakukan serentak bersama para mahasiswa dan dosen, pembuatan hutan-hutan mini pada setiap fakultas.

Dalam menunjang adanya kegiatan tersebut baiknya untuk mendirikan rumah konservasi didalam kampus kampus konserkvasi ini. Yaitu rumah yang didalamnya berisi semua kegiatan untuk belajar mengenai pengetahuan-pengetahuan yang mengenai konservasi untuk mahasiswa Supaya para mahasiswa tersebut dapat belajar bagaimana cara menjadi kader konservasi yang dapat membangun kampus konservasi yang lebih maju dan berkembang dan juga dapat dikenal pada masyarakat luas. Dalam konservasi tersebut diadakannya pelatihan bagaimana cara untuk mewujudkan pilar-pilar konservasi seperti yang dicanangkan Universitas Negeri Semarang.

Didalam rumah konservasi tersebut diajarkan bagaiman cara membuat bangunan arsitektur hijau yang baik, yakni bangunan yang minim akan dampak negative yang dihasilkan. Hal ini nantinya bisa mereka aplikasikan untuk masa sekarang ini selama berada di kampus dan bisa diaplikasikan didalam kehidupan mereka dimasa depan. Didalam rumah konservasi mahasiswa diajarkan tentang pengelolaan limbah yang baik. Di Universitas Negeri Semarang ini belum adanya kegiatan mengenai pengelolaan limbah. Seperti limbah-limbah plastik, belum adanya kegiatan yang bisa mengubah blastik itu menjadi barang-barang yang lebih bernilai. Misalnya pada limbah plastik tersebut dapat diubah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual dimasyarakat seperti dibuat tas belanja, taplak meja, penutup jendela, kotak pensil dan lainnya. Karena sampah plastik merupakan sampah yang paling sulit diurai sehingga perlu adanya ide kreatif untuk mengubahnya menjadi barang yang lebih berguna dari pada tersebar dilngkungan dan dapat merusak dari sstruktur lingkungan tersebut.

Kekeringan juga sering terjadi di kampus maupun disekitar area yang dekat dengan area kampus. Dimana sulit mendapatnya air dalam musim kemarau. Dalam rumah konservasi ini mahasiswa perlu diajarkannya mengenai cara untuk mendaur ulang air. Yaitu membersihkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memasukkan air yang sudah terpakai tersebut kedalam drum, tangki atau tanah sekalipun. Dengan susunan paling atas adalah batu-batu kerikil, ijuk, pasir halus,ijuk,pasir halus, arang tempurung kelapa,kerikil, dan batu. Air yang tadinya keruh akan menjadi bersih kembali apabila telah mengalami tahap penyaringan tersebut.

Tidak hanya dibuka untuk mahasiswa rumah konservasi tersebut juga bisa dibuka untuk umum, agar mereka mengetahui cara pemanfaatan alam dengan baik dan benar. Dengan perubahan-perubahan kecil tersebut tidak menutup kemungkin akan terjadi perubahan besar jika itu dijalankan dengan baik.

 

#Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan buka jiplakan#

 

Wujudkan Prestasi Bersama Pemuda Konservasi #1

Belakangan ini banyak sekali pemuda-pemuda yang seharunya ia menjadi genarasi perbaikan bangsa malah justru merusak bangsa. Pemuda yang terjerumus dalam pergaulan bebas, terjun dalam dunia narkotia, kriminalitas dan masih banyak lagi. Bahkan banyak dari mereka yang dikeluarkan dari sekolah maupun perguruan tinggi karena beberapa hal seperti hamil diluar nikah karena pegaulannya yang tanpa batas.

Kita seharusnya menjadi pemuda, generasi pemuda yang menjadi Agen of change untuk generasi perubahan yang lebih baik. Genarasi yang bisa membawa perubahan baik untuk lingkungan atau perubahan konervasi. Pemuda yang cerdas dalam intelektual. Bagaimana cara menjadi pemuda yang berprestai dalam Intelektual dan Prestasi dalam Konservasi Lingkungannya? Berikut ini adalah tips-tipsnya :

  1. Jadilah mahasiwa yang aktif dalam segala hal. Mahasiswa yang aktif tidaak harus pandai melainkan pandai untuk mengutarakan pendapatnya yang masih logis. Dengan begitu fikirannya selalu diatih untuk berfikir cepat dan kritis dalam segala hal.
  2. Ikuti semua kegiatan yang bermanfaat dan menambah pengalaman
  3. Mengikuti organisasi. Organisasi mengajarkan kepada kita untuk bisa berkontribusi dalam suatu kegiatan. Dengan seperti itu kita bisa tahu apa-apa saja peran kita, apa yang harus kita lakukan sesuai dengan tanggung jawab kita. Dengan organisasi juga kita bisa belajar untuk nantinya kita bisa terjun dalam masyarakat.
  4. Rajin,ulet dan tidak malas. Sederhana tapi membawa pengaruh besar dalam mahasiswa tersebut.

 

Itulah sedikit tips-tips untuk mewujudkan presatsi tentunya dalam konteks intelektual dan konservasi. Saya pernah juga mendengar kata-kata “Jangan pernah kamu menuntut tentang apa yang pernah unnes berikan untukmu, tapi fikirkanlah apa yang telah kamu berikan untuk unnes”. Kata-kata itu bisa menjadi tolok ukur untuk kita para pemuda konservasi untuk berjuang memberikan yang terbaik untuk UNNES Universitas Konservasi.

 

 

#Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan buka jiplakan#