Rumah Konservasi dalam Kampus Konservasi #2

Sejak tahun 2010 Universitas Negeri Semarang telah ditetapkan sebagai Universitas Konservasi. Dalam pelaksanaan konservasi telah dibuat berbagai bentuk kegiatan yang mencerminkan kegiatan konservasi tersebut. Ada penanaman satu pohon untuk satu mahasiswa, senam konservasi yang dilakukan serentak bersama para mahasiswa dan dosen, pembuatan hutan-hutan mini pada setiap fakultas.

Dalam menunjang adanya kegiatan tersebut baiknya untuk mendirikan rumah konservasi didalam kampus kampus konserkvasi ini. Yaitu rumah yang didalamnya berisi semua kegiatan untuk belajar mengenai pengetahuan-pengetahuan yang mengenai konservasi untuk mahasiswa Supaya para mahasiswa tersebut dapat belajar bagaimana cara menjadi kader konservasi yang dapat membangun kampus konservasi yang lebih maju dan berkembang dan juga dapat dikenal pada masyarakat luas. Dalam konservasi tersebut diadakannya pelatihan bagaimana cara untuk mewujudkan pilar-pilar konservasi seperti yang dicanangkan Universitas Negeri Semarang.

Didalam rumah konservasi tersebut diajarkan bagaiman cara membuat bangunan arsitektur hijau yang baik, yakni bangunan yang minim akan dampak negative yang dihasilkan. Hal ini nantinya bisa mereka aplikasikan untuk masa sekarang ini selama berada di kampus dan bisa diaplikasikan didalam kehidupan mereka dimasa depan. Didalam rumah konservasi mahasiswa diajarkan tentang pengelolaan limbah yang baik. Di Universitas Negeri Semarang ini belum adanya kegiatan mengenai pengelolaan limbah. Seperti limbah-limbah plastik, belum adanya kegiatan yang bisa mengubah blastik itu menjadi barang-barang yang lebih bernilai. Misalnya pada limbah plastik tersebut dapat diubah menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual dimasyarakat seperti dibuat tas belanja, taplak meja, penutup jendela, kotak pensil dan lainnya. Karena sampah plastik merupakan sampah yang paling sulit diurai sehingga perlu adanya ide kreatif untuk mengubahnya menjadi barang yang lebih berguna dari pada tersebar dilngkungan dan dapat merusak dari sstruktur lingkungan tersebut.

Kekeringan juga sering terjadi di kampus maupun disekitar area yang dekat dengan area kampus. Dimana sulit mendapatnya air dalam musim kemarau. Dalam rumah konservasi ini mahasiswa perlu diajarkannya mengenai cara untuk mendaur ulang air. Yaitu membersihkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memasukkan air yang sudah terpakai tersebut kedalam drum, tangki atau tanah sekalipun. Dengan susunan paling atas adalah batu-batu kerikil, ijuk, pasir halus,ijuk,pasir halus, arang tempurung kelapa,kerikil, dan batu. Air yang tadinya keruh akan menjadi bersih kembali apabila telah mengalami tahap penyaringan tersebut.

Tidak hanya dibuka untuk mahasiswa rumah konservasi tersebut juga bisa dibuka untuk umum, agar mereka mengetahui cara pemanfaatan alam dengan baik dan benar. Dengan perubahan-perubahan kecil tersebut tidak menutup kemungkin akan terjadi perubahan besar jika itu dijalankan dengan baik.

 

#Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan buka jiplakan#

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: