ANALISIS TERKAIT NILAI KONSERVASI (KARAKTER ) DILINGKUNGAN KAMPUS KONSERVASI (UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG)

BAB III

NILAI KONSERVASI

 

ANALISIS TERKAIT NILAI KONSERVASI (KARAKTER ) DILINGKUNGAN KAMPUS KONSERVASI (UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG)

 

  • Mengembangkan Karakter Konservasi

Memasuki kehidupan global, tantangan bagi eksistensi mahasiswa sangatlah berbeda dengan era sebelumnya. Kehidupan global yang menawarkan budaya-budaya hedonisme, materialisme, kapitalisme, pragmatisme, akan dengan mudah mengikis ideologi idealisme yang selama ini menjadi ruh bagi kehidupan mahasiswa, jika hal ini tidak dilakukan maintening secara tepat.

Hal tersebut di atas perlu memperoleh perhatian, oleh karena gejala-gejala mulai terkikisnya idealisme mahasiswa sedikit banyak mulai tampak.       Penelitian yang dilakukan oleh penulis di tahun 2011, memperoleh gambaran corak mahasiswa, yang terbagi ke dalam lima kelompok. Pertama adalah kelompok idealis konfrontatif, dimana mahasiwa tersebut aktif dalam perjuangannya menentang kemapamanan  melalui aksi demonstrasi. Kedua, kelompok idealis realistis adalah mahasiwa yang memilih koperatif dalam perjuangannya menentang kemapanan. Ketiga, kelompok oportunis adalah mahasiswa yang cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa. Keempat adalah kelompok profesional, yang lebih berorientasi pada belajar atau kuliah. Kelima adalah kelompok rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup yang glamour dan menyukai pesta. Yang menarik dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kelompok rekreatif  memiliki populasi yang paling besar, yaitu mencapai angka 90%.

Hal ini lah yang menjadikan perlunya kampus memiliki “nilai dasar”, yang dapat melakukan maintening terhadap idealisme dan peran mahasiswa sepanjang zaman. Mahasiswa harus disadarkan akan pentingnya memiliki dan meyakini terhadap sistem nilai yang menjadi dasar landasan mereka dalam beraktifitas, meraih cita-cita masa depan yang gemilang.

Konservasi, pilihan nama yang melekat pada Universitas Negeri Semarang, memiliki kandungan nilai yang sangat mendalam. Konservasi tidak hanya berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik semata, terkait dengan relasi antara manusia dengan alam, melainkan juga mencakupi tata nilai yang luas dan universal

Ada empat nilai utama dalam konservasi yang hendak ditanamkan pada para mahasiswa ; yaitu  jujur, cerdas, peduli, dan tangguh. Inilah nilai-nilai yang sangat indah. Ketika kejujuran, kecerdasan, kepedulian, dan tangguh terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa melalui relasi dengan alam semesta; dengan pepohonan, burung-burung, air, udara, dan sudah tentu dengan sesama manusia; maka akan terinternalisasikan nilai-nilai itu pada mereka sebagai sebuah moral knowing, moral feeling, dan moral action. Melalui proses internalisasi nilai-nilai konservasi itu diharapkan  pada gilirannya akan tumbuh berkembang nafas-nafas spiritualitas. Mereka tidak sekedar mencintai dan bertanggung jawab terhadap alam semesta, melainankan juga melakukannya terhadap penciptanya; pencipta alam semesta.

  • Memberdayakan Unit Kegiatan Mahasiswa

UNNES memiliki unit-unit pelayanan mahasiswa yang diberdayakan guna pengembangan karakter konservasi mahasiswa. Pemberdayaannya dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan penalaran, minat, bakat, seni, dan kesejahteraan. Untuk memenuhi pelayanan dalam membina dan mengembangkan mahasiswa, Unnes memfasilitasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Terdapat 54 jumlah UKM yang diklasifikasikan ke dalam 4 bidang yaitu: UKM bidang penalaran dan keilmuan,  UKM bidang minat , bakat, dan kemampuan, UKM bidang kesejahteraan, serta UKM bidang kepedulian sosial.

Bidang penalaran dan keilmuanbertujuan menanamkan sikap ilmiah, merangsang daya kreasi dan inovasi, meningkatkan kemampuan meneliti dan menulis karya ilmiah, pemahaman profesi, dan kerjasama dalam tim, baik pada perguruan tingginya maupun antar perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri. Sedangkan bidang bakat, minat, dan kemampuanbertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam manajemen praktis, berorganisasi, menumbuhkan aspirasi terhadap olahraga dan seni, kepramukaan, belanegara, cinta alam, jurnalistik, dan bakti sosial. Bidang kesejahtaraan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, dan kerochanian mahasiswa. Kegiatan ini dapat berbentuk; beasiswa, asrama mahasiswa, kantin mahasiswa, koperasi mahasiswa, poliklinik, dan kegiatan lain yang sejenis. Terakhir bidang kepedulian Sosial, bertujuan untuk meningkatkan pengabdian pada masyarakat, menanamkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, menumbuhkan kecintaan kepada tanah air dan lingkungan, kesadaran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang bermartabat.

Melalui berbagai UKM yang tersedia inilah mahasiswa menyalurkan aktifitasnya, mengembangkan potensi dirinya  di luar jam-jam kuliah. Kegiatan disusun bersama di antara mereka sendiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjutnya. Pihak pimpinan baik di tingkat universitas, fakultas maupun jurusan,  mengarahkan seluruh kegiatan mereka dalam bentuk garis-garis besar kebijakan, sebagai upaya pengembangan potensi mahasiswa secara utuh, yang berlandaskan nilai-nilai konservasi.

 

 

KONSERVASI NILAI

BAB III

KONSERVASI NILAI

 

Oleh

KELOMPOK 3 (rombel 42)

  1. Bangun Iswahyudi             (8111415192)
  2. Sri Fajar Aprilian             (8111415222)
  3. Fifi Fatikha             (7311415098)
  4. Salwa Salsabila             (7101415309)
  5. Retno Selviyani             (7311415019)

 

 

Pendidikan Konservasi Rombel 042

Universitas Negeri Semarang

Tahun ajaran 2015/2016


 

  1. PARADIGMA DAN ETIKA LINGKUNGAN

a. Paradigma Lingkungan

Paradigma adalah pandangan dasar yang dianut oleh para ahli pada kurun waktu tertentu, yang diakui kebenarannya, dan didukung oleh sebagian besar komunitas, serta berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan kehidupan

Paradigma Lingkungan Hidup:

  1. Antroposentrisme :

Suatu etika yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.

  1. Biosentrisme :

Suatu paradigma yang memandang bahwa setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri, sehingga pantas menempati pertimbangan dan kepedulian moral.

  1. Ekoseentrisme :

Suatu paradigma yang lebih jauh jangkauannya, yang memusatkan etika pada seluruh logis, baik yang hidup maupun yang tidak hidup.

b. Etika Lingkungan

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Lengkapnya etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:

a.Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

b.Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.

c.Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.

d.Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup yang lain.

 

  1. NILAI KARAKTER

Menurut Diknas mulai tahun ajaran 2011, seluruh pendidikan di Indonesia harus menyisipkan nilai-nilai pendidikan berkarakter kepada para siswa dalam proses pendidikannya. Ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2.Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib/ patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

  1. Menghargai Prestasi
    Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

    13. Bersahabat/KomunikatifSikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
    14. Cinta Damai
    Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
    15. Gemar Membaca
    Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
    16. Peduli Lingkungan
    Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

  2. Peduli Sosial
    Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
    18. Tanggung Jawab
    Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.


 

  1. PERILAKU KONSERVASI

Perilaku konservasi merupakan tindakan secara nyata yang dapat diamati dan dicermati terkait dengan menajemen sumberdaya alam oleh manusia secara brkelanjutan untuk generasi masa kini dan masa depan yang di kembangkan di lingkungan yang menerapkan konsrvasi dengan berdasar pada pilar-pilar konservasi.

 

  1.  KONSERVASI BUDAYA

Budaya dimaknai sebagai seperangkat gagasan, tindakan, dan karya yang dihasilkan. Dengan demikian, ia dipahami dalam dua pengertian: sebagai proses dan hasil. Karenanya, budaya bukan sekadar benda mati, melainkan kontinuitas manusia dalam mengembangkan kehidupan. Namun apakah sesuatu yang selalu berkembang dapat dikonservasi?              Konservasi budaya diibaratkan semprong. Alat dari bambu yang memiliki lubang di kedua ujungnya. Ibu-ibu biasa meniupkan angin melalui semprong agar bara bisa menyala. Tujuanya untuk menjaga nyala api perapian agar stabil saat memasak. Simpulannya, meniup api bukan untuk mematikan, melainkan memberikan aliran oksigen untuk tetap menjaga nyalanya. Laiknya semprong, konservasi budaya bekerja dengan cara yang hampir sama. Konservasi budaya bekerja dengan menjaga capaian dan proses kreatif di dalam budaya secara bersama-sama.                                                                                                             Konservasi budaya memiliki dimensi ke belakang dan ke depan. Dimensi ke belakang diwakili oleh proses perlindungan dan pengawetan terhadap kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Sementara itu, dimensi ke depan di-ejawantah-kan dengan menjaga keberlanjutan budaya.                                                                                                                       Konservasi dapat bekerja dalam dinamisnya budaya. Ia berperan menjaga budaya agar tetap dinamis tanpa melupakan pondasi yang telah dibangun sebelumnya. Ini penting karena masyarakat kita tengah terserang oleh penyakit lena dan lupa.

5. KADER KONSERVASI

program ini merupakan upaya peningkatkan kader konservasi

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi, dan memperluas kerjasamadengan pihak terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan hidup.

Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.

Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan

Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain sarasehan ‘selasa legen (rebo legen)’, sanggar tari, sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya

Kampung budaya, secara fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.

 

SARAN

Kawasan konservasi merupakan salah satu sumber kehidupan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu usaha-usaha konservasi di Indonesia haruslah tetap memgang peranan penting dimasa yang akan datang, suatu hal yang perlu diperhatikan bahwa usaha konservasi sumber daya tersebut harus dapat terlihat memberikan keuntungan kepada masyarkat luas, hal ini penting untuk mendapat dukungan dan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

 

Daftar Pustaka

Etika Lingkungan | Another Destiny …

Pengertian, Tujuan, dan 18 Nilai Pendidikan Karakter | KREATIFITASKU

NILAI KARAKER – Penelusuran Google

Kaderisasi konservasi | Badan Pengembangan Konservasi UNNES

HYUKVIE RAIKA: Konservasi Budaya

PUSAT INFORMASI: PARADIGMA LINGKUNGAN HIDUP

Cara Praktis Menulis Artikel Bagi Pemula

BERBAGAI cara penulisan artikel saat ini sudah banyak dibuat, salah satunya di wikipedia. Mungkin, cara yang sudah anda temukan hanya cara baku berdasarkan buku atau referensi ilmiah. Sehingga menyulitkan anda ketika melakukan praktek ingin menulis artikel. Nah
dibawah ini mungkin beberapa tips yang lebih mudah  anda pahami dan bisa di lakukan oleh seorang anda dalam memulai menulis artikel anda, dan semoga bermanfaat.

 

Tentukan topik tulisan

 

Menentukan topik tulisan, berlaku bukan hanya untuk penulisan artikel saja, melainkan dalam karya tulis yang lain. Perlunya menetapkan topik pembahasan ketika menulis artikel, dimaksudkan agar penulis memperoleh kalimat yang memiliki esensi dan menarik diawal paragrap. Seorang penulis artikel yang baik, selalu mengawali kalimat dalam paragrap pertama dengan tulisan yang menarik, sehingga merangsang khalayak untuk membaca secara utuh. Apabila khalayak sudah tersugesti dengan tulisan artikel diawal, maka itu sebuah poin yang sangat berharga.

 

Ketika akan menulis tentang ‘Bakso’ misalkan. Untuk paragrap awal bisa menceritakan pedagang bakso sukses, atau asal muasal kata bakso sehingga bisa populer di masyarakat. Kemudian, bagaimana mengembangkan ide tulisan, bakso misalkan memiliki dampak positif bagi kesehatan dan bisa membantu perekonomian masyarakat. Dengan menulis kalimat menarik diawal tartikel, dipastikan pembaca terdorong untuk ingin tahu artikel tentang bakso tersebut.

 

Janganlah anggap remeh, paragrap pertama ketika anda menulis artikel. Karena paragrap pertama bisa dikatakan sebagai bentuk pelayanan anda kepada pembaca, atau etalase yang memuat intisari artikel yang sedang dibahas.

 

 

Membuat sub-sub tema

 

Langkah kedua setelah menentukan topik, buatlak kerangka sub tema dari topik besar artikel anda. Misalkan artikel Bakso bisa dibuat sub tema antara lain; sejarah bakso, bahan-bahan yang akan dibuat bakso, racikan bumbu agar bakso renyah di lidah, penghasilan seseorang yang menjual bakso, dan beberapa merk penjual bakso yang sudah terkenal.

 

Dengan membuat subtema, topik yang dibahas tidak akan meluas keluar dari esensi tulisan artikel anda. Membuat subtema memang jarang dibuat oleh penulis yang sudah mahir. Tapi bagi pemula, ini merupakan rumus wajib, untuk melatih bagaimana memiliki tulisan yang baik dan bisa dibaca oleh khalayak secara utuh.

 

Antarparagrap Harus Memiliki hubungan

 

Langkah selanjutnya karena sudah membuat subtema, usahakan ketika menuangkan dalam tulisan, antarsatu paragrap dengan paragrap yang lain memiliki hubungan satu sama lain. Menulis sebuah artikel dibutuhkan talenta dan keseriusan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah, tulisan antarparagraf memiliki hubungan yang kuat dan sejalan dengan topik yang sedang dibahas.

 

Buatlah kalimat jangan terlalu panjang. Buatlah orang yang membaca artikel anda, bisa santai dan tidak terengah-engah karena titik dan koma tulisan anda sangat buruk. Menurut seniorku ketika menjadi wartawan, setiap kalimat jangan lebih dari ukuran kita bernafas. Misalkan, setiap kalimat jangan lebih dari sepuluh atau lima belas kata, agar tulisan enak dibaca.

 

Biasakan menulis artikel jangan kurang dari 500 karakter

Aturan penulisan artikel memang tidak ada yang baku. Hanya berdasarkan pengalaman, usahakan saat membuat sebuah artikel jangan kurang dari 500 karakter, atau diperkirakan sebanyak tiga halaman. Dengan sudah terbiasa menulis, nanti juga karakter tulisan bisa lebih dari itu. Bahkan, karena ide dan gagasan sudah terlatih, anda akan terkejut karena bisa menulis lebih dari lima halaman untuk satu buah topik artikel.

 

Selesai menulis biasakan melakukan editing

 

Setelah menulis artikel, biasakan melakukan editing sendiri. Posisikan anda jangan hanya sebagai penulis, tetapi juga sebagai pembaca. Sebelum dipublikasikan, penulis yang baik, selalu percaya dengan dirinya sendiri, mengakui kekurangan, ketidaksempurnaan dalam penulisan. Mengedit tulisan bukan berarti merubah seluruh tatanan artikel anda. Melainkan  hanya penempatan titik koma agar lebih pas, mengganti tulisan hurup yang tidak sesuai EYD, atau mengganti kalimat yang kurang enak dibaca.

 

Nah,  ketika sudah selesai melakukam editing, cobalah publikasikan. Kalau pelajar bisa di majalah dinding, wartawan di majalah kampus, atau bisa juga diterbitkan di media massa lokal yang biasanya menyediakan kolom opini pembaca. Lumayan juga, biasanya bila tulisan artikel dimuat, anda akan dibayar sesuai dengan ketentuan perusahaan media masing-masing. Ini juga menjadi salah satu cara dengan menulis bisa mendapatkan uang,

 

Sumber : Terapi Menulis

Unnes dengan pilar Seni,Etika dan Budaya #2

Setelah membahas tentang  UKM Kesenian Jawa sebagai salah satu Rumah ilmu di Unnes, dalam pelaksanaan pilar seni, etika, dan budaya, UNNES membuat tarian dan senam yang disebut Tari Konservasi dan Senam Konservasi,tari dan senam ini khusus dibuat sebagai ciri khas Universitas Negeri Semarang sebagai kampus Konservasi, dan biasanya  tarian dan senam ini ditarikan bersama-sama oleh mahasiswa semester 1 yang mengambil mata kuliah pendidikan konservasi dan kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Tujuan dari kegiatan ini sendiri yaitu untuk menambah semangat para mahasiswa dalam perwujudan perilaku yang mengandung pilar konservasi. serta menumbuhkan rasa kekeluargaan dihati para mahasiswa karena adanya kebersamaan yang terjalin saat menarikan tari konservasi dan melakukan senam konservasi. Biasanya kegiatan ini ditutup dengan makanan konservasi yaitu mahasiswa makan bersama, dengan makanan yang disediakan oleh pihak kampus yang biasanya merupakan  makanan  khas pedesaan, menurut para mahasiswa ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana kita yang  biasanya membiasakan diri makan makanan yang berbau kebarat-baratan, atau ala-ala bule, kini kita bisa menikmati makanan konservasi khas dari Indonesia sendiri khususnya khas orang  desa.

Ngomong-ngomong mengenai rumah ilmu, Unnes sendiri merupakan rumah ilmu bagi seluruh  mahasiswanya dalam memperdalam ilmu mengenai berbagai hal yang terkait dengan masing-masing bidang keahlian. Ilmu juga didapat oleh para mahasiswa dari pengalaman para mahasiswa sendiri dalam dunia kampus dan pengalaman para dosen yang di bagi saat kelas berlangsung,   selain itu  juga mengenai etika, yaitu etika dalam bersosialisasi dengan sesama, dimana di unnes dari awal masuk kita (mahasiswa) sudah di ajari mengenai pentingya mempunyai teman, kenalan, yang akan menjadi aset kita dimasa depan sebagai relasi, serta bergabung dalam suatu organisasi yang akan menambah banyak pengalaman serta pengembangan diri, dan tentunya semua itu harus mempunyai modal yang bagus yaitu etika yang baik, yang harus dimiliki mahasiswanya.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Unnes dengan pilar Seni,Etika, dan Budaya #1

Universitas Negeri Semarang atau lebih dikenal dengan UNNES adalah salah satu Universitas yang ada di Indonesia yang  terletak di Kota Semarang Jawa Tengah, lingkungan di kampus ini bisa dibilang cukup sejuk karena masih ada banyak pepohonan di sekitar kampus, seperti di depan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang dibuat hutan mini yang memperindah kampus UNNES

UNNES sendiri terkenal dengan sebutan kampus konservasi, dimana UNNES  menerapkan 7 pilar konservasi yang digunakan dalam upaya pelestarian linkungan dimana tetap mempertahankan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan dimasa yang akan datang.

Tujuh pilar konservasi tersebut meliputi:

  1. Defisi konservasi biodiversitas (biodiversity conservation)
  2. Pengelolaan limbah (waste management)
  3. Energi bersih (clean energy)
  4. Kebijakan nirkertas (paperless)
  5. Arsitektur hijau dan transportasi internal (green architecture and internal transportation)
  6. Seni,etika dan budaya (art, ethics, culture conservation)
  7. Kader conservation (cadre conservation)

Dalam mewujudkan Universitas konservasi bereputasi salah satu cara yang dilakukan UNNES yaitu membangun rumah ilmu. Adanya rumah ilmu itu sendiri bertujuan untuk memberi pengetahuan lebih mengenai 7 pilar konservasi (pelaksanaannya) yang diterapkan oleh UNNES bagi mahasiswanya.

Salah satu rumah ilmu dalam upaya pengembangan pilar seni, etika dan budaya adalah adanya UKM (Unit Kegiiatan Mahasiswa) Kesenian Jawa, yang didalamnya meliputi seni tari tradisional, klasik, karawitan, campur sari dan ketoprak. Dengan adannya UKM ini dapat dijadikan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam mengenai kesenian di Indonesia khususnya kesenian Jawa. Mempelajari disini mahasiswa dapat langsung belajar secara detail dan menyeluruh dari tiap-tiap bidang seni. Dan dengan adanya UKM ini diharapkan mahasiswa semakin mengenal dan mencintai Seni dan Budaya yang ada di Jawa yang sekarang sudah mulai tersingkirkan keberadaannya, dan mahasiswa diharapkan tumbuh menjadi mahasiswa sebagai generasi yang berbudaya.

UKM Kesenian jawa ini selain sebagai sarana belajar juga sebagai sarana untuk mengembangkan potensi mahasiswa khususnya yang sudah memiliki bakat, serta ketrampilan di bidang seni tertentu. Dengan adanya UKM ini memudahkan para mahasiswa untuk menyalurkan bakat mereka, selain itu juga dapat melestarikan budaya yang kita miliki,

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”