Kajian Entografi mengenai Pendidikan di Desa Kaki Gunung Bromo

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Pendidikan bagi setiap orang berpengaruh pada taraf kehidupannya di masa yang akan datang karena perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikir sebelumnya.

Di Indonesia pembangunan pendidikan sedang digalakkan oleh pemerintah dengan berbagai cara seperti BSM, BOS, dan lain-lain. Selain itu pemerintah juga gencar mensosialisaikan wajib pendidikan 12 tahun. Berbagai cara pemerintah ini dilakukan demi meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Indonesia agar taraf kehidupannya di massa datang dapat meningkat. Ini juga membuktikan bahwa pemerintah Indonesia sangat menjungjung tinggi pendidikan.

Namun meskipun demikian, berbagai masalah mengenai pendidikan di Indonesia tetap saja ada. Salah satu diantaranya ialah tidak ada dukungan dari masyarakat tertentu. Mereka masih beranggapan bahwa pendidikan tidak penting. Berbagai argument tersebut menjadikan mereka tidak mengutamakan pendidikan di keluarganya. Padahal pemerintah Indonesia sudah memberikan berbagai fasilitas agar seluruh masyarakat Indonesia menerima haknya mendapatkan pendidikan.

Desa Ngadas adalah salah satu desa di kaki Bromo yang memiliki ketinggian 1700 mdpl dengan jumlah 682 jiwa yang mendiami disana, yang terdiri dari 335 laki-laki dan 347 perempuan. Disana terdiri dari 6 ketua RT dan 5 anggota BPD. Para penduduk mayoritas bekerja dibidang pertanian seperti menanam sayur mayur, kentang, kol, kubis, bawang merah, daun bawang, kacang-kacangan, dan sebagainnya. Masa panen dari kegiatan pertanian penduduk disana sebanyak dua kali dalam setahun karena biarpun mereka memiliki sumber daya alam yang melimpah namun mereka hanya mengandalkan air hanya dari air hujan saja sehingga pada musim kemarau  penduduk disana memilih melakukan pekerjaan sampingan yang dilakukan seperti berternak, menyediakan jasa JEEP dan kuda, pedagang makanan dan minuman hangat, pedagang asongan, ataupun pedagang baju bertuliskan bromo yang berada disekitar Pananjakan dan lautan Pasir. 99% mayoritas penduduk desa Ngadas beragama “Hindu Tengger” dan 5 orang pendatang yang beragama Islam.

Berbanding terbalik dengan kehidupan ekonomi yang bisa dibilang tinggi, tingkat pendidikan masyarakat desa Ngadas sangatlah rendah. Rata-rata masyarakat desa tersebut hanya lulusan Sekolah Dasar. Dari sekian banyak warga hanya ada 62 orang yang lulus SMA. Selain itu kendala fasilitas sekolah yang jauh dari desa juga mempengaruhi pola pikir mereka. Di desa tersebut hanya ada PAUD dan SD. Menurut mereka  pendidikan tidaklah penting. Buktinya mereka bisa hidup “enak” tanpa harus bersekolah tinggi. Mereka beranggapan tidak perlu susah-susah bersekolah jauh. Lebih baik untuk berladang atau bertenak. Dari hasil berladang saja mereka bisa mendapatkan penghasilan 2 juta rupiah perbulan. Para orangtuapun tidak mendukung anaknya untuk bersekolah. Anak-anak mereka lebih diutamakan untuk bekerja di ladang. Anak-anak merekapun dididik dengan manja. Mereka tidak mau keluar dari lingkungan desa tersebut. Sehingga pola pikir merekapun bisa dikatakan sulit untuk maju.

Apa yang terjadi di desa Ngadas menunjukkan tidak adanya dukungan dari masyarakat tentang pendidikan di Indonesia. Padahal 25 persen dari APBN sudah dialokasikan untuk pendidikan. Gencarnya sosialisasi wajib belajar 12 tahun juga sudah dilakukan. Pemerintah sudah memberikan berbagai fasilitas agar seluruh masyarakat Indonesia dapat mengenyam pendidikan. Namun sayang, berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga desa Ngadas.

Permasalahan yang dihadapi sehingga masyarakat desa tersebut tidak mementingkan pendidikan ialah karena pola pikir mereka tentang sekolah masih rendah. Mereka berpikir yang digunakan untuk hidup hanyalah pemenuhan materi. Anggapan ini jelas salah. Pendidikan tentulah berguna untuk mengembangkan potensi diri masyarakat desa Ngadas. Terlebih lagi perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Masyarakat desa Ngadas cepat atau lambat harus dapat mengikuti perkembangan zaman ini. Mereka harus memiliki keterampilan agar yang dapat digunakan untuk berkompetisi dengan masyarakat luar. Tidak hanya berladang saja.  Dan keterampilan ini hanya bisa mereka dapatkan jika mereka mau terbuka dengan pendidikan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah harus mengupayakan agar masyarakat desa Ngadas terbuka dengan pendidikan. Salah satunya ialah dengan mengubah pola pikir masyarakat tentang pendidikan agar mereka tidak hanya berpendapat bahwa untuk bertahan hidup hanya dibutuhkan bekerja saja. Pemerintah harus dapat meyakinkan masyarakat desa Ngadas bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Karena nyatanya perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Tentunya tanpa ada pendidikan yang baik, masyrakat desa Ngadas akan kalah dan terpuruk oleh perkembangan zaman ini.  Selain itu pendidikan juga berhubungan dengan karakter seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, tentu karakternya akan semakin baik. Apa jadinya bila pembangunan di desa Ngadas tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan ? Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila karakter masyarakat desa tersebut tidak baik. Masyarakat desa tersebut masih berpikiran kolot bahwa pendidikan tidak penting. Jika hal tersebut terjadi, terutama di bidang ekonomi, lambat laun desa tersebut akan mendapat masalah karena akan tertinggal dengan desa lain yang lebih maju dan mau terbuka dengan pendidikan. Masyarakat desa tersebut tidak akan hidup dengan mapan lagi karena mereka kalah bersaing. Hal ini menunjukakan bahwa pendidikan harus dijadikan prioritas agar masyarakat desa Ngadas dapat hidup dengan layak sampai nanti.

Selain masalah pola pikir, jauhnya lokasi sekolah dari desa juga menjadi salah satu kendala masyarakat desa tersebut terbuka dengan pendidikan. Untuk itu pemerintah harus mengupayakan pembangunan sekolah yang lebih baik. Jika sekarang di desa tersebut hanya terdapat PAUD dan SD, maka pemerintah harus mengupayakan agar dapat didirikan SMP dan SMA. Ini juga untuk mendukung program wajib belajar 12 tahun yang sedang digencarkan pemerintah. Dengan adanya lokasi sekolah yang dekat setidaknya akan memudahkan masyarakat desa Ngadas untuk memperoleh pendidikan. Tidak akan lagi alasan untuk masyarakat desa Ngadas tidak bersekolah dikarenakan lokasi sekolah yang jauh. Sekolah tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi pendidikan oleh pemerintah. Dengan adanya sekolah tersebut pemerintah dapat mengajak masyarakat desa Ngadas, terutama anak-anak, untuk memiliki pola pikir yang baik tentang pendidikan. Selain itu dengan adanya sekolah, anak-anak desa Ngadas akan diajarkan keterampilan yang tentunya dapat dijadikan bekal untuk hidup di masa yang akan datang. Di masa yang akan datang, anak-anak desa Ngadas yang mau terbuka denga pendidikan, tentu akan dapat hidup lebih baik dari pada anak-anak desa Ngadas yang tidak terbuka dengan pendidikan. Ini sesuai dengan fungsi pendidikan yaitu untuk menyiapkan sumber daya manusia yang baik untuk pembangunan.

Tidak hanya untuk desa Ngadas, harapannya pola pikir masyarakat yang mau menerima dan terbuka dengan pendidikan, serta tersedianya fasilitas pendidikan yang baik dan memadai hingga ke pelosok bagian Indonesia, akan menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju yang dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Yang memiliki sumber daya manusia yang baik dan memiliki potensi dan keterampilan untuk bersaing dengan masyarakat dunia lainnya.

10 comments

Skip to comment form

  1. Sangat menarik informasinya kaka. Lanjutkan 🙂

    1. Siap laksanakan 😀

    • on November 22, 2015 at 10:17 pm
    • Reply

    Blognya sudah menarik tampilannya. tingkatkan lagi.

    1. iyaa terima kasih reni 🙂

  2. sangat menambah pengetahuan saya,,, terima kasih postingannya tapi kayaknya di kasih gambar/ foto pasti lebih menarik 🙂

    1. oke terimakasih sarannya nov 🙂

  3. terimakasih , artikelnya sangat membantu

    • on November 28, 2015 at 4:57 pm
    • Reply

    good post :sup2:

  4. Dikasih gambar fir, biar kita tahu gambaran kehidupan masyarakat Bromo 🙂

    1. oke terima kasih sarannya mbul

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: