MENGEMBANGKAN KARAKTER KONSERVASI DIKALANGAN MAHASISWA

November 19th, 2015 by Fitri Safitri No comments »

Mengembangkan Karakter Konservasi

Memasuki kehidupan global, tantangan bagi eksistensi mahasiswa sangatlah berbeda dengan era sebelumnya. Kehidupan global yang menawarkan budaya-budaya hedonisme, materialisme, kapitalisme, pragmatisme, akan dengan mudah mengikis ideologi idealisme yang selama ini menjadi ruh bagi kehidupan mahasiswa, jika hal ini tidak dilakukan maintening secara tepat.

Hal tersebut di atas perlu memperoleh perhatian, oleh karena gejala-gejala mulai terkikisnya idealisme mahasiswa sedikit banyak mulai tampak.       Penelitian yang dilakukan oleh penulis di tahun 2011, memperoleh gambaran corak mahasiswa, yang terbagi ke dalam lima kelompok. Pertama adalah kelompok idealis konfrontatif, dimana mahasiwa tersebut aktif dalam perjuangannya menentang kemapamanan  melalui aksi demonstrasi. Kedua, kelompok idealis realistis adalah mahasiwa yang memilih koperatif dalam perjuangannya menentang kemapanan. Ketiga, kelompok oportunis adalah mahasiswa yang cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa. Keempatadalah kelompok profesional, yang lebih berorientasi pada belajar atau kuliah. Kelimaadalah kelompok rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup yang glamour dan menyukai pesta. Yang menarik dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kelompok rekreatif  memiliki populasi yang paling besar, yaitu mencapai angka 90%.

Hal ini lah yang menjadikan perlunya kampus memiliki “nilai dasar”, yang dapat melakukan maintening terhadap idealisme dan peran mahasiswa sepanjang zaman. Mahasiswa harus disadarkan akan pentingnya memiliki dan meyakini terhadap sistem nilai yang menjadi dasar landasan mereka dalam beraktifitas, meraih cita-cita masa depan yang gemilang.

Konservasi, pilihan nama yang melekat pada Universitas Negeri Semarang, memiliki kandungan nilai yang sangat mendalam. Konservasi tidak hanya berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik semata, terkait dengan relasi antara manusia dengan alam, melainkan juga mencakupi tata nilai yang luas dan universal.  Dalam kajian bahasa, “Conservation”  (con berarti together dan servare berarti save)  memiliki arti upaya memelihara apa yang dipunyai secara bijaksana. Terdapat tiga aktifitas di dalamnya yaitu protection, preservation, and sustainable use

Dalam konteks demikian, maka hak dan kewajiban menjadi penyangga utama sikap dan perilaku manusia, yaitu bahwa apa yang kita peroleh haruslah seimbang dengan apa yang kita berikan. Sudah tentu itu dalam makna yang seluas-luasnya. Keseimbangan antara hak dan kewajiban itu tidak hanya pada hal-hal yang bersifat ekonomis saja, akan tetapi dalam relasi antara manusia dengan alam sekitar. Menghirup udara segar, menikmati kesejukan pepohonan, menikmati kicauan burung nan menawan; merupakan hak yang kita peroleh dari alam semesta. Oleh karena itu sebagai imbangannya adalah kita harus memelihara, melindungi, dan melestarikannya.

Ada empat nilai utama dalam konservasi yang hendak ditanamkan pada para mahasiswa ; yaitu  jujur, cerdas, peduli, dan tangguh. Inilah nilai-nilai yang sangat indah. Ketika kejujuran, kecerdasan, kepedulian, dan tangguh terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa melalui relasi dengan alam semesta; dengan pepohonan, burung-burung, air, udara, dan sudah tentu dengan sesama manusia; maka akan terinternalisasikan nilai-nilai itu pada mereka sebagai sebuah moral knowing, moral feeling, dan moral action. Melalui proses internalisasi nilai-nilai konservasi itu diharapkan  pada gilirannya akan tumbuh berkembang nafas-nafas spiritualitas. Mereka tidak sekedar mencintai dan bertanggung jawab terhadap alam semesta, melainankan juga melakukannya terhadap penciptanya; pencipta alam semesta.

Meminjam terminologi dari  Schopenhauer, kecintaan dan kepedulian ini disebut dengan compassion, yaitu cinta kasih, empati, dan simpati. Cinta kasih ini, menurutnya tidak hanya berdimensikan profane belaka, tetapi juga berspiritkan sakralitas. Schopenhauer menyebutnya sebagai all encompassing oneness, yang merupakan jati diri yang sejati manusia.

Pada tataran ini Schopenhauer sudah menunjuk pada kesadaran metafisis, bahwa kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar didasari oleh adanya “amanah ilahiyah”. Orang yang sudah sampai pada tingkatan ini, melakukan upaya pemeliharaan, perlindungan, dan pelestarian adalah karena adanya perintah Tuhan untuk itu. Kesadaran pada tingkat inilah yang kemudian melahirkan berbagai ragam nilai kemanusiaan yang universal.

Collective consciousness atas nilai konservasi pada para mahasiswa ini harus dirawat sedemikian rupa agar berkembang secara sempurna. Jika pun kelak mereka lulus sebagai sarjana, akan menjadilah mereka sebagai kader-kader konservasi yang handal, dan siap mengabdikan diri pada bangsa melalui nilai-nilai konservasi yang mereka yakini. Pembinaan collective consciousness, haruslah merupakan upaya yang komprehensif, dengan multy approach.  Meminjam analisis moral dari Kurtines (2004), ada tiga pendekatan pembinaan yaitu  Cognitive Moral Development, Affective Moral Development, dan  Behavior Moral Development .

Pertama, perlu dilakukan upaya perubahan struktur kognisi terlebih dahulu agar para mahasiswa memahami akan arti pentingnya nilai-nilai konservasi. Menurut pendekatan Cognitive Moral Development, dengan diketahuinya arti penting nilai-nilai konservasi oleh para mahasiswa, diharapkan akan tumbuh kesadaran dan kesiapan untuk menerima tata nilai tersebut menjadi miliknya sendiri (internalisasi nilai). Kesadaran dan internalisasi nilai yang berawal dari pemahaman akan tata nilai tersebut (struktur kognisi) akan memiliki kekuatan yang otentik, sebagai buah dari proses pembelajarannya (learned behavior). Masuknya mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup pada struktur kurikuler, sangat tepat untuk melakukan pembinaan collective consciousness atas nilai konservasi, pada kegiatan-kegiatan formal perkuliahan.

Selain upaya character building melalui perubahan struktur kognisi, tidak kalah pentingnya adalah melalui pendekatan intuisi. Pendekatan ini dilakukan dengan cara  membawa imajinasi dan suasana hati para mahasiswa pada heroisme tata nilai konservasi. Hal inilah yang ditekankan oleh pendekatan Affective Moral Development,yaitu menanamkan nilai  melalui aras afektif, berupa sentuhan-sentuhan perasaan, imajinasi, dan intuisi. Proses pembinaan afektif ini membutuhkan strategi tersendiri yang berbeda dengan proses-proses pembinaan kognitif. Para pimpinan dan para dosen dituntut untuk mempunyai kepiawaian dalam mengelola strategi pendekatan yang dilakukannya. Metode-metode out bond, games, perkuliahan di luar kelas, dan sejenisnya merupakan aplikasi dari pendekatan ini.

Selanjutnya pendekatan Behavior Moral Development memandang bahwa internalisasi nilai dilakukan  melalui pembiasaan (conditioning/habituation). Kendatipun pendekatan ini berawal mula dari percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov pada seekor binatang, akan tetapi pendekatan  ini sangat relevan dengan upaya penanaman nilai. Seorang mahasiswa yang dibiasakan tertib dan berperilaku baik dalam kehidupan sehari-harinya, pada akhirnya akan terbiasa melakukan hal-hal tersebut. Pada gilirannya nanti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya tersebut  akan mengendap menjadi tata nilai milik dirinya sendiri. Manakala mereka melakukan suatu tindakan di luar kebiasaannya, mereka akan merasa bersalah.

Ketiga pendekatan pembinaan nilai tersebut akan memiliki efektifitas tinggi ketika dilakukan secara simultan. Artinya pembinaan karakter (character building) dilakukan secara komprehensif, meliputi pengubahan struktur kognisi, sentuhan-sentuhan emosional, dan penciptaan lingkungan yang kondusif.

Melalui dialog-dialog dengan para mahasiswa, baik dalam pertemuan formal maupun informal pada umumnya mereka mengaku merasa bangga dengan universitas konservasi. Kebanggaan yang diutarakan para mahasiswa ini merupakan salah satu indikator kuatnya collective consciousness mengenai konservasi di kalangan mereka.

Keberadaan universitas “konservasi” pun merupakan ikhtiar mencari solusi dari persoalan carut marutnya kondisi lingkungan di sekitar kita, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya. Isu lingkungan fisik misalnya, menjadi keprihatinan semua orang khususnya adalah para mahasiswa.

materi dan soal dinamika gerak nih :) semoga membantu guys….

November 19th, 2015 by Fitri Safitri No comments »

Rumus – Rumus Minimal

Hukum Newton I
Σ F = 0
→ benda diam atau
→ benda bergerak dengan kecepatan konstan / tetap atau
→ percepatan gerak benda nol atau
→ benda bergerak lurus beraturan (GLB)

Hukum Newton II
Σ F = ma
→ benda bergerak dengan percepatan tetap
→ benda bergerak lurus berubah beraturan (GLBB)
→ kecepatan gerak benda berubah

Gaya Gesek
Gaya Gesek Statis → fs = μs N
Gaya Gesek Kinetis → fk = μk N
dengan N = gaya normal, μs = koefisien gesek statis, μk = koefisien gesek kinetis

Gaya Berat
W = mg

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal No. 1
Perhatikan gambar berikut!

Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 12 N ke arah kanan. Jika koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1 tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda

Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:

a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N − W = 0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N

b) Gaya gesek antara benda dan lantai
Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai:
fsmaks = μs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya gesek statis maksimum masih lebih besar dari gaya yang menarik benda (F) sehingga benda masih berada dalam keadaan diam. Sesuai dengan hukum Newton untuk benda diam :
Σ Fx = 0
F − fges = 0
12 − fges = 0
fges = 12 N

c) Percepatan gerak benda
Benda dalam keadaan diam, percepatan benda NOL

Soal No. 2
Perhatikan gambar berikut, benda mula-mula dalam kondisi rehat!

Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 25 N ke arah kanan. Jika koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0,2 dengan koefisien gesekan kinetis 0,1 tentukan besarnya :
a) Gaya normal
b) Gaya gesek antara benda dan lantai
c) Percepatan gerak benda
d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon

Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:

a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N − W = 0
N − mg = 0
N − (10)(10) = 0
N = 100 N

b) Gaya gesek antara benda dan lantai
Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai:
fsmaks = μs N
fsmaks = (0,2)(100) = 20 N
Ternyata gaya yang gesek statis maksimum (20 N) lebih kecil dari gaya yang menarik benda (25 N), Sehingga benda bergerak. Untuk benda yang bergerak gaya geseknya adalah gaya gesek dengan koefisien gesek kinetis :
fges = fk = μk N
fges = (0,1)(100) = 10 N

c) Percepatan gerak benda
Hukum Newton II :
Σ Fx = ma
F − fges = ma
25 − 10 = 10a
a = 15/10 = 1,5 m/s2

d) Jarak yang ditempuh benda setelah 2 sekon
S = Vo t + 1/2 at2
S = 0 + 1/2(1,5)(22)
S = 3 meter

Soal No. 3
Perhatikan gambar berikut, benda 5 kg mula-mula dalam kondisi tidak bergerak!

Jika sudut yang terbentuk antara gaya F = 25 N dengan garis mendatar adalah 37o, koefisien gesek kinetis permukaan lantai adalah 0,1 dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan nilai:
a) Gaya normal
b) Gaya gesek
c) Percepatan gerak benda
(sin 37o = 0,6 dan cos 37o = 0,8)

Pembahasan
Gaya-gaya pada benda diperlihatkan gambar berikut:

a) Gaya normal
Σ Fy = 0
N + F sin θ − W = 0
N = W − F sin θ = (5)(10) − (25)(0,6) = 35 N

b) Gaya gesek
Jika dalam soal hanya diketahui koefisien gesek kinetis, maka dipastikan benda bisa bergerak, sehingga fges = fk :
fges = μk N
fges = (0,1)(35) = 3,5 N

c) Percepatan gerak benda
Σ Fx = ma
F cos θ − fges = ma
(25)(0,8) − 3,5 = 5a
5a = 16,5
a = 3,3 m/s2

Soal No. 4
Perhatikan gambar berikut, balok 100 kg diluncurkan dari sebuah bukit!

Anggap lereng bukit rata dan memiliki koefisien gesek 0,125. Percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan sin 53o = 0,8, cos 53o = 0,6. Tentukan nilai dari :
a) Gaya normal pada balok
b) Gaya gesek antara lereng dan balok
c) Percepatan gerak balok

Pembahasan
Gaya-gaya pada balok diperlihatkan gambar berikut:

a) Gaya normal pada balok
Σ Fy = 0
N − W cos θ = 0
N − mg cos 53o = 0
N − (100)(10)(0,6) = 0
N = 600 Newton

b) Gaya gesek antara lereng dan balok
fges = μk N
fges = (0,125)(600) = 75 newton

c) Percepatan gerak balok
Σ Fx = ma
W sin θ − fges = ma
mg sin 53o − fges = ma
(100)(10)(0,8) − 75 = 100a
a = 725/100 = 7,25 m/s2

Soal No. 5
Balok A massa 40 kg dan balok B massa 20 kg berada di atas permukaan licin didorong oleh gaya F sebesar 120 N seperti diperlihatkan gambar berikut!

Tentukan :
a) Percepatan gerak kedua balok
b) Gaya kontak yang terjadi antara balok A dan B

Pembahasan
a) Percepatan gerak kedua balok
Tinjau sistem :
Σ F = ma
120 = (40 + 20) a
a = 120/60 m/s2

b) Gaya kontak yang terjadi antara balok A dan B
Cara pertama, Tinjau benda A :

Σ F = ma
F − Fkontak = mA a
120 − Fkontak = 40(2)
Fkontak = 120 − 80 = 40 Newton

Cara kedua, Tinjau benda B :

Σ F = ma
Fkontak = mB a
Fkontak = 20(2) = 40 Newton

Soal No. 6
Balok A dan B terletak pada permukaan bidang miring licin didorong oleh gaya F sebesar 480 N seperti terlihat pada gambar berikut!


Tentukan :
a) Percepatan gerak kedua balok
b) Gaya kontak antara balok A dan B

Pembahasan
a) Percepatan gerak kedua balok
Tinjau Sistem :
Gaya-gaya pada kedua benda (disatukan A dan B) terlihat pada gambar berikut:

Σ F = ma
F − W sin 37o = ma
480 − (40 + 20)(10)(0,6) = (40 + 20) a
a = 120/60 = 2 m/s2

b) Gaya kontak antara balok A dan B

Cara pertama, tinjau balok A
Gaya-gaya pada balok A terlihat pada gambar berikut :

Σ F = ma
F − WA sin 37o − Fkontak = mA a
480 − (40)(10) (0,6) − Fkontak = (40)(2)
480 − 240 − 80 = Fkontak
Fkontak = 160 Newton

Cara kedua, tinjau benda B

Σ F = ma
Fkontak − WB sin 37o = mB a
Fkontak − (20)(10)(0,6) =(20)(2)
Fkontak = 40 + 120 = 160 Newton

Soal No. 7

Balok A beratnya 100 N diikat dengan tali mendatar di C (lihat gambar). Balok B beratnya 500 N. Koefisien gesekan antara A dan B = 0,2 dan koefisien gesekan antara B dan lantai = 0,5. Besarnya gaya F minimal untuk menggeser balok B adalah….newton
A. 950
B. 750
C. 600
D. 320
E. 100
(Sumber Soal : UMPTN 1993)

Pembahasan
fAB → gaya gesek antara balok A dan B
fBL → gaya gesek antara balok B dan lantai

fAB = μAB N
fAB = (0,2)(100) = 20 N

fBL = μBL N
fBL = (0,5)(100 + 500) = 300 N

Tinjau benda B

Σ Fx = 0
F − fAB − fBL = 0
F − 20 − 300 = 0
F = 320 Newton

Soal No. 8
Benda pertama dengan massa m1 = 6 kg dan benda kedua dengan massa m2 = 4 kg dihubungkan dengan katrol licin terlihat pada gambar berikut !

Jika lantai licin dan m2 ditarik gaya ke kanan F = 42 Newton, tentukan :
a) Percepatan benda pertama
b) Percepatan benda kedua
c) Tegangan tali T

Pembahasan
a) Percepatan benda pertama
Hubungan antara percepatan benda pertama (a1) dan percepatan benda kedua (a2) adalah:
a1 = 2a2
atau
a2 = 1/2a1

Tinjau m2

F − 2T = m2a2
42 − 2T = 4a2
42 − 2T = 4(1/2)a1
42 − 2T = 2a1 (Pers. 1)

Tinjau m1

T = m1a1
T = 6 a1 (Pers. 2)

Gabung Pers. 1 dan Pers. 2
42 − 2T = 2a1
42 − 2(6a1) = 2a1
42 = 14 a1
a1 = 42/14 = 3 m/s2

b) Percepatan benda kedua
a2 = 1/2a1
a2 = 1/2(3) = 1,5 m/s2

c) Tegangan tali T
T = 6a1 = 6(3) = 18 Newton

Soal No. 9
Massa A = 4 kg, massa B = 6 kg dihubungkan dengan tali dan ditarik gaya F = 40 N ke kanan dengan sudut 37oterhadap arah horizontal!

Jika koefisien gesekan kinetis kedua massa dengan lantai adalah 0,1 tentukan:
a) Percepatan gerak kedua massa
b) Tegangan tali penghubung antara kedua massa

Pembahasan
Tinjauan massa B :

Nilai gaya normal N :
Σ Fy = 0
N + F sin 37o = W
N + (40)(0,6) = (6)(10)
N = 60 − 24 = 36 N

Besar gaya gesek :
fgesB = μk N
fgesB = (0,1)(36) = 3,6 N

Hukum Newton II:
Σ Fx = ma
F cos 37o − fgesB − T = ma
(40)(0,8) − 3,6 − T = 6 a
28,4 − T = 6 a → (persamaan 1)

Tinjauan gaya-gaya pada massa A

Σ Fx = ma
T − fgesA = ma
T − μk N = ma
T − μk mg = ma
T − (0,1)(4)(10) = 4 a
T = 4a + 4 → Persamaan 2

Gabung 1 dan 2
28,4 − T = 6 a
28,4 − ( 4a + 4) = 6 a
24,4 = 10a
a = 2,44 m/s2

b) Tegangan tali penghubung antara kedua massa
T = 4a + 4
T = 4(2,44) + 4
T = 13,76 Newton

Soal No. 10
Diberikan gambar sebagai berikut!

Jika massa katrol diabaikan, tentukan:
a) Percepatan gerak kedua benda
b) Tegangan tali penghubung kedua benda

Pembahasan
Tinjau A

Σ Fx = ma
T − WA sin 37o = mA a
T − (5)(10)(0,6) = 5 a
T − 30 = 5a → (Persamaan 1)

Tinjau B

Σ Fx = ma
WB sin 53o − T = mB a
(10)(0,8) − T = 10 a
(10)(10)(0,8) − T = 10 a
80 − T = 10a
T = 80 − 10 a → (Persamaan 2)

Gabung 1 dan 2
T − 30 = 5a
(80 − 10 a) − 30 = 5 a
15 a = 50
a = 50/15 = 10/3 m/s2

b) Tegangan tali penghubung kedua benda
T − 30 = 5a
T − 30 = 5( 10/3)
T = 46,67 Newton

Soal No. 11
Diberikan gambar sebagai berikut:

Massa balok A = 6 kg, massa balok B = 4 kg. Koefisien gesekan kinetis antara balok A dengan B adalah 0,1 dan koefisien gesekan antara balok A dengan lantai adalah 0,2. Tentukan besar gaya F agar balok A bergerak lurus beraturan ke arah kanan, abaikan massa katrol!

Pembahasan
Tinjau B

Benda bergerak lurus beraturan → a =0
Σ Fx = 0
T − fBA =0
T = fBA = μBA N = μBA mg= (0,1)(4)(10) = 4 N

Tinjau A

Σ Fx = 0
F − T − fAB − fAL = 0
dengan fAL = μAL N = (0,2)(10)(10) = 20 N
(Gaya normal pada A adalah jumlah berat A ditambah berat B, karena ditumpuk)
Sehingga :
F − 4 − 4 − 20 = 0
F = 28 Newton

Soal No. 12
Sebuah elevator bermassa 400 kg bergerak vertikal ke atas dari keadaan diam dengan percepatan tetap 2 m/s2. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 , maka tegangan tali penarik elevator adalah….
A. 400 newton
B. 800 newton
C. 3120 newton
D. 3920 newton
E. 4720 newton
(Sumber Soal : Proyek Perintis I 1981)

Pembahasan

Σ Fy = ma
T − W = ma
T − (400)(9,8) =(400)(2)
T = 800 + 3920 = 4720 Newton

Soal No. 13
Dari soal nomor 12, tentukan tegangan tali penarik elevator jika gerakan elevator adalah ke bawah!

Pembahasan
Elevator bergerak ke bawah :
Σ Fy = ma
W − T = ma
(400)(9,8) − T = (400)(2)
T = 3920 − 800 = 3120 Newton

Soal No. 14
Perhatikan susunan dua buah benda berikut ini:

Koefisien gesekan kinetis antara massa pertama dengan lantai adalah 0,1 , massa benda pertama = 4 kg dan massa benda kedua 6 kg. Tentukan :
a) Percepatan gerak benda pertama
b) Percepatan gerak benda kedua

Pembahasan
a) Percepatan gerak benda pertama
Hubungan percepatan benda pertama dan benda kedua adalah :
a1 =2a2
atau
a2 = 1/2a1

Tinjau benda pertama

Σ Fx = m1a1
T − f = 4 a1
T − μk N = 4a1
T − (0,1)(4)(10) = 4 a1
T = 4a1 + 4 → Persamaan 1

Tinjau benda kedua

Σ Fy = m2a2
W − 2T = (6)(1/2 a1)
60 − 2T = 3a1 → Persamaan 2

Gabung Persamaan 2 dan Persamaan 1
60 − 2T = 3 a1
60 − 2(4a1 + 4) = 3a1
60 − 8a1 − 8 = 3a1
52 = 11a1
a1 = 52/11 m/s2

b) Percepatan gerak benda kedua
a2 = 1/2 a1
a2 = 1/2 ( 52/11 ) = 26/11 m/s2

Soal No. 15
Balok m bermassa 10 kg menempel pada dinding kasar dengan koefisien gesekan kinetis 0,1. Balok mendapat gaya horizontal F2 = 50 N dan gaya vertikal F1 .

Tentukan besar gaya vertikal F1 agar balok bergerak vertikal ke atas dengan percepatan 2 m/s2 !

Pembahasan
Tinjauan gaya yang bekerja pada m :

Σ Fx = 0
N − F2 = 0
N − 50 = 0
N = 50 Newton

Σ Fy = ma
F1 − W − f = ma
F1 − mg − μk N = ma
F1 − (10)(10) − (0,1)(50) = 10(2)
F1 = 20 + 100 + 5 = 125 Newton

Soal Latihan

Soal Latihan No.1
Benda bermassa 4 kg diberi kecepatan awal 10 m/s dari ujung bawah bidang miring seperti gambar.

Benda mengalami gaya gesek dari bidang sebesar 16 N dan sinα =0,85. Benda berhenti setelah menempuh jarak
(A) 3 m
(B) 4 m
(C) 5 m
(D) 6 m
(E) 8 m
(Sumber Soal : UM UGM 2009)

Soal Latihan No. 2
Lima buah benda (sebutlah balok), masing-masing bermassa 2 kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg dan 6 kg, dihubungkan dengan tali-tali tanpa massa (halus), lalu ditarik mendatar di atas lantai dengan gaya sebesar 40 N seperti gambar di bawah.

Koefisien gesek antara masing-masing benda dan lantai 0,1, percepatan gravitasi 10 m/s2. Tentukan besar tegangan tali penghubung benda :
a) 2 kg dan 3 kg
b) 4 kg dan 5 kg
(Sumber gambar : UM UGM 2008)

MEMBANGUN RUMAH ILMU UNTUK MEWUJUDKAN UNIVERSITAS KONSERVASI BEREPUTASI

November 13th, 2015 by Fitri Safitri 1 comment »

MEMBANGUN RUMAH ILMU UNTUK MEWUJUDKAN UNIVERSITAS KONSERVASI BEREPUTASI

 

            Alam merupakan suatu tempat berinteraksi makhluk hidup. Keadaan alam yang nyaman apabila alam tersebut bersih, asri, rapi dan tersedia sumber daya alamnya yang melimpah. Maka dari itu perlu adanya pelestarian dan perlindungan alam agar ekosistem di alam tetap berjalan.

Sebelumnya kita sudah sering kali mendengar istilah konservasi, konservasi disini merupakan upaya perlindungan alam sekitar. Banyak sekali upaya yang bisa kita lakukan untuk perlindungan alam tersebut. Lingkungan yang kita gunakan harus dilestarikan supaya kita bisa merasakan kehidupan yang nyaman, asri, bersih dan ekosistem di alam tetap berjalan.

            Banyak sekali ulah manusia yang bisa menyebabkan kerusakan alam. Tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab terhadap alam dan tak memperdulikan  dampak yang akan ditimbulkan dari kerusakan alam tersebut.

            Jelas bahwa konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan. Salah satu wujud konservasi adalah konservasi sumber daya alam, yakni upaya pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana.

            Upaya untuk mewujudkan berjalannya konservasi salah satunya yaitu membangun rumah ilmu atau tempat pembelajaran yang berbasis konservasi. Hal ini bisa dilakukan di lingkungan manapun. Namun yang akan dibahas disini yaitu di lingkungan kampus atau universitas.

            Untuk mewujudkan universitas yang berbasis konservasi dan bereputasi tidak lah mudah. Karena perlu adanya proses yang cukup panjang dan banyak faktor-faktor yang menghambatnya upaya konservasi ini baik faktor dari gejala alam maupun subjek yang melakukan. Selain itu perlu adanya peran dari berbagai kalangan baik dari kalangan mahasiswanya dan masyrakat sekitar kampus.

            Upaya yang bisa dilakukan mahasiswa dimulai dari hal sederhana mislanya kesadaran membuang sampah pada tempatnya, mengadakan berbagai program mislanya kegiatan menanam seribu pohon,  penghijauan disekitar kampus dengan membangun taman, kebun untuk media pembelajaran dilapangan.

             Untuk mewujudkan pembangunan lingkungan universitas konservasi yang berkualitas setidaknya ada tiga dimensi yang tercakup dalam konsep pembangunan lingkungan yakni pengadaan barang dan jasa melalui faktor produksi, perubahan sosial ekonomi serta hubungan antar manusia dan lingkungannya.

            Kegiatan konservasi harus dilakukan secara komprehensif oleh berbagai pihak. Strategi untuk membangun rumah ilmu yang berwawasan konservasi ada tiga taktik dalam pelaksanaannya yaitu : (1). Perlindungan sistem penyangga kehidupan ; (2). Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya ; (3). Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Skip to toolbar