Rumah Ilmu Konservasi #2

cropped-header_books

https://bsislamicstudies.files.wordpress.com/2013/01/cropped-header_books.jpg

Pendidikan di zaman sekarang sudah menjadi hal yang biasa, karena setiap orang di dunia ingin menempuh dunia pendidikan. Pendidikan kini tidak hanya ditempuh didalam sekolah formal saja tetapi juga nonformal dan informal. Pendidkan informal ialah pendidikan yang kita dapat dari keluarga kita, karena pada dasarnya sekolah pertama yang kita dapatkan ialah dari keluarga kita. Pendidikan formal ialah pendidikan dari SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Pendidikan Nonformal ialah pendidikan sebagai tambahan skill yang kita miliki sehingga kita dapat menambah waktu belajar untuk memperbanyak ilmu. Contohnya ialah seperti kursus ataupun sekolah pelatihan.

Pendidikan informal, formal maupun nonformal mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membimbing atau memberikan pengetahuan kepada kita yang membutuhkan ilmu.

Ilmu tidak hanya kita dapat dari sekolah saja, tetapi kita juga mendapatkan ilmu dari internet, perpustakaan, maupun dari orang lain. Sehingga semua orang dapat mengakses maupun mencari ilmu sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Rumah ilmu diwujudkan agar setiap orang dapat belajar dan mengembangkan serta mencari tahu apa yang mereka butuhkan. Rumah ilmu yang berbasis konservasi ialah tempat untuk belajar dan berdiskusi baik secara individu maupun berkelompok. Rumah ilmu konservasi, tempat yang menjunjung tinggi nilai karakter konservasi. Dirumah ini dibuka umum untuk semua orang yang ingin mencari ilmu sehingga tidak hanya mahasiswa maupun para pelajar tetapi para warga sekitar yang ingin mempelajari atau ingin belajar mengenai sesuatu hal mareka dapat mencarinya dirumah ilmu ini. Rumah ilmu ini dikhususkan bagi warga maupun anak-anakn yang kurang beruntung, yang belum memiliki kesempatan untuk duduk dibangku sekolah.

Dengan adanya rumah ilmu ini diharapkan semua warga sekitar yang ingin belajar, dan para anak-anak yang belum memiliki kesempatan untuk duduk dibangku sekolah, diharapkan dapat memanfaatkan rumah ilmu dengan sebaik-baiknya.

Karena tujuan dibuatnya rumah ilmu tersebut tidak lain ialah untuk membantu para warga sekitar agar tidak tertinggal oleh orang lain.

Para mahasiswa juga diharapkan dapat membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan, karena peran mahasiswa sebagai Agen of change (Agen Perubahan) yang diharapkan dapat membawa bangsa ini menuju kearah yang lebih baik.

Ayo kembangkan rumah ilmu yang dapat membantu meningkatkan ilmu dan saling membantu sesama wujudkan bangsa yang cerdas.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.

Pengenalan Nilai Karakater Konservasi #1

daun-hijau

https://www.klikbanyumas.com/topik/daun-hijau.jpg

Konservasi, jika kita menuliskan kata konservasi dalam mesin pencari atau google pasti akan muncul pengertian, dan kampus konservasi. Salah satunya ialah Universitas Negeri Semarang. Sejak resmi dinyatakan sebagai kampus konservasi, Universitas Negeri Semarang berusaha unutk mewujudkan kampus yang hijau, aman, dan lestari sehingga kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga. Selain kampus konservasi, Universitas Negeri Semarang juga mewujudkan nilai karakter untuk kader konservasi sehingga mahasiswa dapat menghargai dan menjaga lingkungan sekitar. Nilai karakter itu meliputi religius, jujur, cerdas, adil, tanggung jawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh, santun.

Nilai religius, disini mahasiswa diharapkan memiliki sikap mengharagi perbedaan agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa amanah (tulus, ikhlas, dan dapat dipercaya) dalam menerima dan melaksanakan tugas dengan segala konsekuensinya,

Nilai jujur, berperilaku sesuai dengan nilai dan norma kebenaran dalam segala aspek kehidupan, berani mengatakan yang benar dan sesuai dengan kenyataan.

Nilai cerdas, kreatif dalam mengembangkan model atau cara-cara yang baru, memecahkan masalah secara tepat dan akurat berdasarkan data yang benar.

Nilai adil, berperilaku sesuai dengan hrakat dan martabat manusia, tidak sewenang-wenang dan tidak diskriminatif terhadap orang lain.

Nilai tanggung jawab, bekerja sesuai dengan hak dan kewajiban, dapat mengemban kepercayaan dari orang lain.

Nilai peduli, peka terhadap lingkungan sekitar, peduli terhadap kesulitan orang lain.

Nilai toleran, mengakui perbedaan agama, ras, etnis, gender, statu sosial dan budaya, mendahulukan kepentingan hak orang lain.

Nilai demokratis, mengakui persamaan hak, mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

Nilai cinta tanah air, mencintai budaya nasional, mencintai produk dalam negeri.

Nilai tangguh, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan, bersemangat untuk mmencapai hasil kerja yang optimal.

Nilai santun, rendah hati dalam pergaulan anat sesama, berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.

Dari 11 nilai tersebut diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan dikehidupan sehari-sehari. Tidak hanya dikampus saja tetapi juga dalam kehidpuan mereka.

Untuk mewujudkan lingkungan yang konservasi, untuk mencegah atau mengurangi global wraming dibumi ini. Serta menghindari pertikaian antar sesama manusia. Nilai karakter tersebut terdapat dalam buku “Pendidikan Konservasi”. Dengan adanya 11 nila karakter dalam buku Pendidikan Konservasi diharapkan mahasiswa mempelajarinya dan mengembangkan nilai-nilai tersebut dengan baik.

Karena jika bukan dari diri kita sendiri, lalu siapa yang akan menjaga kelestarian alam ini? Mari kita bersama wujudkan lingkungan yang konservasi!!

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.

Semangat Gapai Impian

success

https://faithfullyess.blogspot.co.id/2012/12/menggapai-cita-cita-dengan-sejuta-mimpi.html

Terpikir dan terlintas dibenak kita tentang keinginan untuk meraih ini dan itu, akan tetapi satu dan lain sebab tak tercapailah harapan itu. Satu dari berbagai macam sebabnya yaitu, semangat yang mengendor. Iya ketika mendapat wejangan dari orang tua, guru, maupun ustadz tentang menjadi seorang muslim yang berprestasi, penerus bangsa yang amanah misalnya. Serentak diri ini terdorong untuk segera melakukan langkah-langkah jitu untuk meraihnya. Eeh… ketika wejangan itu telah jauh dari pendengaran dan penglihatan kita. Tiba-tiba datang bisikan-bisikan yang dapat melupakan itu semua. Yah menurun lagi deh semangatnya.

Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu memiliki masa semangat. Maka barangsiapa yang masa mengendurnya kembali kepada sunnah Nabi, maka ia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang masa mengendurnya tidak kembali kepada sunnah, amak ia binasa.” (HR. Ahmad) Naudzubillah…

Tentu ada kiat-kiat dimana seseorang bisa meminimalisir bahaya kemerosotan semangat ini, sehingga seseorang tidak berada dititik sekarat, titik sekarat, titik dimana resiko keruntuhan dan kebinasan begitu dekat. Diantara kiat-kiat tersebut adalah:

  1. Memanfaatkan waktu

Al-Mutannabi pernah berkata, “Kami tidak pernah melihat cacat yang paling buruk pada diri seseorang melainkan orang yang tidak mempergunakan waktunya untuk belajar.”

  1. Perangi rasa malas

Rasa malas termasuk PENGHALANG UTAMA. Malas membuat seseorang menjadi nyaris tak punya darah untuk melakukan amal-amal kebajikan, apalagi secara konsisten dan terus menerus. Kalaupun itu dilakukan, persis seperti kondisi kaum munafik yang melaksanakan shalat, Allah menggambarkan kondisi mereka didalam firman-Nya, yang artinya: “Dan apabila mereka berdiri melaksanakan shalat, mereka berdiri dengan dengan rasa malas”(An-Nisaa’:114). Maka RASA MALAS HARUS DIPERANGI. Seperti orang memerangi kantuk saat bangun diwaktu malam, atau menjelang Subuh. Tanpa diperangi, semua hal akan berantakan.

  1. Jangan banyak berkhayal

Satu hal yang perlu dicatat agar semangat tak mudah mengendor, jangan biarkan hati kita banyak berangan-angan. Kerjakan yang nyata dan jelas-jelas ada, meski nilainya kecil dan sederhana. Tak usah berkhayal menjadi kaya, baru bersedekah. Tak usah membayangkan hidup di kota Mekkah baru bisa menjadi orang shalih. Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Orang cerdas adalah yang mengingat diri sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang yang lemah adalah yang mempertuturkan hawa nafsunya, serta hanya berangan-angan saja kepada Allah.”

  1. Tanamkan keikhlasan dan ketulusan

Ini sebenarnya kunci dari setiap pergerakan dan aktivitas yang dilakukan oleh setiap muslim. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah bahwa saat ini diperlukan untuk perbaikan diri, maka kita harus meningkatkan rasa tawakkal kita kepad Allah, serta ketulusan kita dalam setiap kita berbuat. Lakukan hal yang sederhana, tapi buat ia setulus mungkin karena Allah. Meski hanya menyingkirkan kulit pisang dari tengah jalan barang kali ada orang lewat kemudian terpeleset, tapi dengan ketulusan yang murni, hal itu jauh lebih baik daripada membangun masjid laksana istana, namun tanpa niat yang tulus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinnah:5)

  1. Cari teman yang bisa mengingatkan kita kalau terlupa

Nabi Shallallahu’alaihi Wa Salam bersabda, artinya : “Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya.” Maka para sahabat Rasulullah SAW telah mempersembahkan kesungguhan, pengorbanan, dan tebusan demi agama yang mulia ini. Mereka adalah sebaik-baiknya penolong untuk agam ini, dan sebaik-baik pejuang dijalan-Nya. Hal ini terjadi pada mereka karena menjadikan ajaran Islam sebagai suatu perasaan yang dapat mereka rasakan dalam hati mereka. Maka mereka mengikhlaskan amal mereka kepadanya dengan sebenar-benarnya, dan rela berkorban untuk agam ini dengan segala hal yang mahal dan berharga.

 

Islam mengajak mereka untuk hijrah, maka mereka segera beranjak meninggalkan Mekkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan akidah dibandingkan tempat-tempat mereka saat masih kanak-kanak, dan tempat-tempat yang penuh dengan kenangan-kenangan indah dan kerinduan.

Islam mengajak mereka untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka, ternyata mereka adalah prajurit-prajurit yang tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah SWT dan Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan teladan baik yang abadi dan indah dalam dan benar.

 

Artikel ini dikutip dari buletin HIMAIS