Aplication Letter and Curriculum vitae

Pada era sekarang ini, mungkin banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang pandai berbahasa Inggris. Jika anda merasa mempunyai keahlian berbahasa Inggris, tidak ada salahnya anda membuat surat lamaran pekerjaan dengan menggunakan bahasa Inggris. Mungkin tindakan tersebut bisa menambah nilai plus untuk anda.
Masih bingung dengan bagaiamana sih membuat surat lamaran pekerjaan dalam bahasa Inggris yang baik dan benar? Disini saya ingin berbagi contoh surat lamaran pekerjaan (Aplication Letter) serta daftar riwayat hidup ( Curriculum Vitae).

APLICATION LETTER

November 19th, 2014
Personal Manager
Mr. Rendra Gunawan
Semarang 50124

Dear Sir,
I am applying for the position of a accountant, advertised in Semarang Post on November 17th, 2014. My name is Desti Risqiana and I am 22 years old. Please accept this letter and enclosed resume as my application for the advertised position.
As you see in my curriculum vitae, my background of education and work experience. I would like to add that I have a pleasant personality. I am friendly, hardworking, and eager to learn. I have developed and implemented editorial standards for style and quality that are used by both writing and editorial teams. My good English proficiency will also be an advantage as a accountant.
I enclose my curriculum vitae, a recent photo, and copies of some documents. I am available for an interview at your convenience to review my portofolio and talk about career opportunities at your department. You may contact me or leave a message at my e-mail, destyrisqiana@yahoo.co.id
Thank you for your time and consideration. I look forward to hearing from you soon.

Sincerely,

Desti Risqiana
CURRICULUM VITAE

I the undersigned below :
Name : Desti Risqiana
Place & date of birth : Blora, 18 December 1992
Religion : Islam
Address : Brigjend Sudiarto street, KM. 11 Plamongan Sari
Mobile number : 085713318747

Education :
1998 – 2004 Was in primary school (SDN GADU 2)
2004 – 2007 Was in junior high school (SMPN 1 SAMBONG)
2007 – 2010 Was in high school vocational (SMK PALEBON SEMARANG)
2010 – 2014 Was in University of Semarang (UNNES)

Occupation :
2011 – 2012 PT SINAR SOSRO
2012 – 2013 SETDA, central java

Curriculum vitae so I created with the actual.

Semarang, 19 November 2014
Sincerely,

Desti Risqiana

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Puisi “Sahabat hidupku”

Oleh : Desti Risqiana
Waktu yang tanpa sengaja mempertemukan kita
Dibalik jutaan rencana yang ada kitapun tetap dipertemukan
Dulu memang kita belum saling mengenal
Bahkan menyapapun tidak
Seiring berjalannya waktu kita dikumpulkan dalam satu bingkai
Senyum tawa dan kesedihan selalu setia menemani langkah kita

Sahabat
Kau adalah teman hidupku
Dari lain keluarga dan lain daerah
Tapi kita bisa bersama
Berjalan lari terjatuh kita slalu ada berdekatan

Sahabat
Kini aku haus akan semua itu
Genggaman tangan, kebodohan dan kejailan yang slalu aku rindukan
Tapi aku sadar
Waktu yang mempertemukan kita
Namun waktu juga yang memisahkan kita

Mungkin saat ini memang kita jauh
Namun kita akan slalu komitmen bukan?
Menyapa meskipun dalam maya
Bercanda hanya dengan suara tanpa muka
Pelukan dalam pertemuan singkat
Dan yang pasti tak lupa kapan diantara kita dilahirkan

Cerita meski jarak jauh
Sepi tapi terlihat bahagia
Foto kenangan nampak memutar memori
Itulah kita
Kita yang akan dipertemukan kembali
Dalam bingkai kedewasaan dan kesuksessan nantinya
Kaulah sahabat hidupku

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Puisi “Konservasiku”

Oleh : Desti Risqiana
Hijau rindang parasmu
Angin semilir hembusan nafasmu
Menjadi penyejuk otak dan pikiranku
Saat hujan menyapa
Konservasiku selalu bahagia menyambutnya
Tetapi ketika cuaca tak bersahabat
Kau tetap dilindungi segenap insan
Siraman air buatan munculkan kesejukan
Kesejukan dalam himpitan terik sang surya
Terkadang ada yang sengaja
Sengaja mengusir keindahanmu
Kader tak berkawan
Sampah yang dibuang dimanapun tanpa dosa
Ialah kau tempat berteduh kami
Ilmu ku gali dari sisi hidupmu
Kau tempatku mencurahkan semua aspirasi
Disini orang menyapaku
Disini ku berjuang untuk orang tuaku
Tak akan kubiarkan siapapun memandangmu kejam
Ku tebarkan senyum disetiap hela nafas
Aura hijaumu dambaan bangsa
Bangga dibimbingmu selalu ku pancarkan
Kaulah konservasiku

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Keanekaragaman hayati #2

 

Pengertian keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah semua kehidupan diatas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme, serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari makhluk bersel satu hingga makhluk bersel banyak, dan tingkat organisme kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik. Begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput, pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebagainya. Di perairan terdapat rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di laut.
Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan. Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan adanya keanekaragaman hayati.
Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi.
Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka.

Hewan langka misalnya :
• Babirusa (Babyrousa babyrussa)
• Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
• Harimau jawa (Panthera tigris sondanicus)
• Macan kumbang (Panthera pardus)
• Orangutan (Pongo pygmaeus abelii)
• Badak sumatera (Decerorhinus sumatrensis)
• Tapir (Tapirus indicus)
• Gajah asia (Elephas maximus)
• Bekantan (Nasalis larvatus)
• Komodo (Varanus komodoensis)
• Banteng (Bos sondaicus)
• Cendrawasih (Paradisaea minor)
• Kanguru pohon (Dendrolagus ursinus)
• Maleo (Marcochephalon maleo)
• Kakatua raja (Probosciger atterimus)
• Rangkong (Buceros rhinoceros)
• Kasuari (Casuarius casuarius)
• Buaya muara (Crocodylus porosus)
• Buaya irian (Crocodylus novaeguinae)
• Penyu tempayan (Caretta caretta)
• Penyu hijau (Chelonia mydas)
• Sanca bodo (Phyton molurus)
• Sanca hijau (Chondrophyton viridis)
• Bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus)
Tumbuh-tumbuhan langka misalnya :
• Bedali (Radermachera gigantea)
• Putat (Planhonia valida)
• Kepuh (Stereula foetida)
• Bungur (Lagerstromia speciosa)
• Nangka celeng (Artocarpus heterophyllus)
• Kluwak (Pangium edule)
• Bendo (Artocarpus elasticus)
• Mundu (Garcinia dulcis)
• Sawo kecik (Manilkara kauki)
• Winong (Tertrameles nudiflora)
• Sanca hijau (Pterospermum javanicum)
• Gandaria (Bouea marcophylla)
• Matoa (Pometis pinnata)
• Sukun berbiji (Artocarpus communis)
Di Indonesia juga terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu haya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Hewan endemik misalnya :
harimau jawa, harimau bali (sudah punah), jalak bali putih di Bali, badak bercula satu di Ujung Kulon, biturong, monyet Presbytis thomasi, tarsius, kukang, maleo hanya di Sulawesi, komodo di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan endemik misalnya :
terutama dari genus Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. ciliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R. patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatera bagian timur).

Tingkat Keanekaragaman Hayati

Keankearagaman hayati dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

1. Keanekaragaman gen
“Bahan baku” keanekaragaman sebenarnya terletak pada gen. Gen adalah faktor pembawa sifat yang menentukan sifat makhluk hidup. Gen terletak di dalam benang kromosom, yakni benang-benang pembawa sifat yang terdapat di dalam inti sel makhluk hidup. Pada manusia, sifat rambut lurus, hidung mancung, mata lebar, warna kulit, dtentukan oleh gen.
Gen adalah materi yang mengendalikan sifat atau karakter. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotipe. Ini dikenal sebagai pembawaan. Meskipun termasuk spesies yang sama, tidak ada satu individu yang persis sama dengan yang lain, karena adanya keanekaragaman gen. sekilas, memang ada kemiripan bentuk luar. Namun jika diamati, akan terdapat variasi sifat sehingga tampaklah adanya keanekaragaman.
Perbedaan gen tidak hanya terjadi antar jenis. Di dalam satu jenis (spesies) pun terjadi keanekaragaman gen. dengan adanya keanekaragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi.

2. Keankearagaman jenis (spesies)
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya :
– variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai keanekaragaman individu. Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput grinting, padi, jagung, rumput gajah. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit. Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati perbedaan sifat dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies makhluk hidup.

3. Keanekaragaman ekosistem
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam jenis maupun antarjenis) terjadi interaksi. Ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas. Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi yaitu air, mineral, keasaman, juga terjadi interksi. Ini terkenalsebagai interaksi biotik-abiotik yang membentuk sistem lingkungan atau ekosistem.
Kondisi lingkungan beraneka ragam. Ada lingkungan yang banyak air, ada yang tidak. Ada lingkungan yang banyak emndapatkan cahaya matahari, ada yang sedikit. Demikian pula halnya dengan suhu, kelembapan, mineral, pH, kadar garam, ketinggian. Di dalam lingkungan yang berbeda dapat dijumpai keanekaragaman hayati yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan pantai dapat ditemukan pohon kelapadan hutan bakau, sedangkan di lingkungan pegunungan dijumpai pohon pinus, apel, dan sayuran. Dengan beranekaragamnya kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem.
Di Indonesia, mulai dari daerah pantai hingga puncak Jayawijaya yaitu Puncak Sukarno yang tertutup es di Irian Jaya, diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem. Beberapa ekosistem itu misalnya ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan hujan tropik, ekosistem padang rumput (savana), ekosistem sawah, ekosistem kota, dll.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. Misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagi masyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat, baik secara ekonomi, ilmu pengetahuan, sosial dan budaya. Berikut manfaat keanekaragaman hayati di lihat dari beberapa segi:

1. Manfaat dari segi ekonomi
Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk kegiatan industri.
2. Manfaat dari segi wisata dan ilmu pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.
3. Manfaat dari segi sosial dan budaya
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus terjaga kelestariannya.
4. Manfaat dari segi pangan, perumahan, dan kesehatan
Beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, dan kesehatan, misalnya:
a). Pangan: berbagai biji-bijian (padi, jagung, kedelai, kacang), berbagai umbi-umbian (ketela, singkong, suwek, garut, kentang), berbagai buah-buahan (pisang, nangka, mangga, jeruk, rambutan), berbagai hewan ternak (ayam, kambing, sapi).
b). Perumahan: kayu jati, sonokeling, meranti, kamfer.
c). Kesehatan: kunyit, kencur, temulawak, jahe, lengkuas.

5. Manfaat dari segi ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
6. Manfaat dari segi keindahan
Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekaragaman. Bayangkan bila halaman rumah kita hanya ditanami satu jenis tanaman saja, apakah indah? Tentu saja akan lebih indah apabila ditanami berbagai tanaman seperti mawar, melati, anggrek, rumput, palem.
Kini kita sadari bahwa begitu banyak manfaat keanekaragaman hayati dalam hidup kita. Pemanfaatannya yang begitu banyak dan beragam tentu saja dapat mengancam kelestariannya. Untuk itu kita harus bijaksana dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati, dengan mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek kelestariannya.

Hilangnya keanekaragaman hayati
Saat ini tidak sedikit hutan yang rusak, akibatnya kehidupan hewan di dalamnya akan terganggu.
1. Hilangnya Habitat
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati adalah habitat. Hutan merupakan habitat asli tempat hidup makhluk hidup. Penebangan serta perusakan hutan secara terus-menerus terganggunya ekosistem makhluk hidup dan pada akhirnya keanekaragaman hayati akan berkurang dan hilang.
2. Degradasi Habitat
Polusi merupakan perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kehidupan makhluk hidup.
3. Spesies-Spesies Pendatang
Kehadiran spesies pendatang dapat mengalahkan atau mendominasi spesies asli. Pada abad ke-19 pembangunan Kanal Erie telah menyebabkan masuknya belut laut ke Danau Agung.
4. Eksploitasi Secara Berlebihan
Eksploitasi sumber daya alam dikatakan berlebihan jika jumlah sumber daya alam yang diambil lebih besar dibandingkan dengan kemamuan memperbarui diri sumber daya alam yang diambil.

Usaha pelestarian keanekaragaman hayati di indonesia
Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah menjadi kesepakatan internasional. Objek keanekaragaman hayati yang dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta mikroorganisme misalnya bakteri dan jamur. Perlu diingat bahwa yang termasuk flora tidak hanya tumbuhan yang berbunga yang sehari-hari kita lihat tetapi juga lumut dan paku-pakuan. Demikian pula dengan fauna, tidak saja mencakup binatang mamalia tetapi juga ikan, burung, dan serangga. Dan berikut tempat perlindungan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia:
o Cagar alam
o Suaka margasatwa
o Taman nasional
o Hutan wisata
o Taman hutan raya
o Taman laut
o Wana wisata
o Hutan lindung
o Kebun raya
Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
 Perusakan habitat
 Penggunaan pestisida
 Pencemaran
 Perubahan tipe tumbuhan
 Masuknya jenis hewan dan tumbuhan liar
 Penebangan
 Seleksi

DAFTAR PUSTAKA
https://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/keanekaragaman-hayati.html
Hardati, Puji.dkk. 2015. Pendidikan Konservasi. Semarang: Unnes Press dan Magnum Pustaka Utama.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

 

Penyimpangan moral terhadap konservasi serta tindakan yang harus dilakukan #1

Masih terdapat beberapa Mahasiswa yang belum sadar akan hadirnya konservasi di lingkungan UNNES. Mereka sadar secara fisik, namun hati dan otak mereka masih belum peka mengenai apa sih konservasi itu. Contoh kecil penyimpangannya adalah masih terlihatnya sampah yang berada pada tempat yang tidak seharusnya.
Berikut beberapa penyimpangan yang trejadi dilingkungan kampus konservasi yang dilakukan oleh para Mahasiswa yang kurang sadar akan konservasi:
– Masih adanya para mahasiswa laki-laki yang merokok di dalam lingkungan kampus.
Hal seperti itu seharusnya harus sudah dijauhi oleh para pelaku, karena itu malah akan mempermalukan dirinya sendiri. Bagaimana tidak, mereka merokok ditempat yang tidak seharusnya, dan mereka malah memperlihatkan kesadaran moralnya yang minim tentang konservasi. Seharusnya pihak yang berwajib untuk memberikan sanksi, harus melakukan operasi pada jam tertentu, sehingga dapat memberikan peringatan-peringatan kepada mereka yang merokok, dan apabila mereka masih melakukan hal yang sama di lain hari maka harus ada sanksi yang tegas. Merokok dalam area konservasi bukannya hanya menjadi pandangan yang tidak sedap tetapi juga mengganggu aktivitas dan kesehatan umum. Tidak ada yang bisa melarang orang untuk merokok atau tidak, oleh sebab itu seharusnya pihak kampus menyediakan area untuk merokok. Karena suatu peraturan akan berhasil jika dilatarbelakangi dengan sanksi yang tegas pula.

– Masih adanya sampah yang terlihat di tempat Mahasiswa biasanya berkumpul.
Pandangan tersebut masih sangat sering kita jumpai di tempat seperti gazebo, meja bundar, teras kelas, depan mushola dll. Seringkali plastik snack, atau terkadang botol minum yang memang sengaja ditinggal atau lupa membunganya ke tempat sampah, yang pasti sering kita jumpai. Tindakan seperti itu dapat terjadi karena dua kemungkinan, apa karena pada saat mereka ada, disitu tidak tersedia tempat sampah atau memang mereka yang kurang memiliki kesadaran. Tetapi jika tidak tersedia tempat sampah di dekat kita dan kita ingin membunga sampah, maka sebagai kader konservasi yang baik kita harus tetap membawa sampah tersebut sampai kita menemukan tempat sampah atau mungkin ditaruh dalam tas dan membuangnya dirumah seperti yang pernah saya lakukan. Untuk mencegah hal seperti itu, maka pihak kampus harus menambah tempat sampah dan diletakkan ditempat yang sekiranya sering digunakan mahasiswa untuk berkumpul. Karena aneh jika kampus konservasi namun masih terdapat pemandangan sampah yang berceceran dimana-mana.

– Penggunaan plastik untuk sampul cover pada makalah.
Mungkin hal tersebut bertujuan untuk mecegah agar makalah tetap dalam kondisi yang aman bila terkena air atau agar tidak mudah kotor. Namun hal tersebut tetap harus kita minimalkan mulai dari sekarang, karena penggunaan palstik secara berlebihan sangatlah tidak mencerminkan sikap konservasi. Kita dapat menggunakan sampul makalah dengan menggunakan kertas buffalo. Dari hal-hal kecil seperti inilah seharusnya kita belajar untuk mengerti konservasi. Atau hal yang lebih baik dari hal ini, yaitu makalah tidak perlu dikumpulkan dalam bentuk print out, melainkan langsung dikirim kepada dosen yang bersangkutan. Tindakan tersebut dapat mengurangi penggunaan kertas dan juga akan lebih menghemat biaya.

– Penggunaan plastik untuk bungkus makanan.
Tindakan seperti ini seharusnya juga harus kita minimalkan. Jangan sedikit-sedikit membutuhkan plastik. Membeli makanan yang mungkin bisa dibawa dengan tangan kosong, tetapi memilh untuk menggunakan plastik. Hal tersebut sangatlah tidak efisien, dan harus sedikit dilepas jangan dijadikan kebiasaan jika ingin lingkungan konservasi tetap terjaga.

– Alih fungsi tempat berjalan kaki menjadi lahan parkir.
Seharusnya tempat berjalan kaki digunakan sebagaimana fungsinya yaitu sebagai tempat kenyamanan para pejalan untuk melakukan aktivitas jalan kaki, bukan malah dialihfungsikan sebagai lahan parkir. Sebagai kampus konservasi, seharusnya kita memperhatikan keramahan lingkungan di sekitar kampus agar tetap asri dan tidak tercemari oleh polusi udara dari kendaraan bermotor.

– Masih rendahnya etika moral dalam konservasi.
Sebagai mahasiswa yang belajar dan menimba ilmu di kampus konservasi, kita harus bisa menerapkan etika dan moral konservasi yang baik di lingkungan kampus. Sebagai salah satu contohnya, apabila saat kita berpapasan dengan dosen sebaiknya mengucapkan salam “selamat pagi”, ataupun minimalnya menyapa dengan senyum. Dengan memulai dari hal yang terkecil, kita akan terbiasa untuk dapat bersikap dan beretika sesuai dengan etika dalam konservasi.

Unnes sendiri menarget sebagai universitas konservasi bertaraf Internasional pada tahun 2020. Hal tersebut tentunya harus menjadi acuan kita semua sebagai kader konservasi untuk dapat meningkatkan kecintaan terhadap kampus konservasi kita. Adapan sikap-sikap kader konservasi yang ada disetiap kampus, yaitu:
1. Inspiratif berlaku untuk FIP
2. Humanis berlaku untuk FBS
3. Peduli berlaku untuk FIS
4. Inovatif berlaku untuk FMIPA
5. Kreatif berlaku untuk FT
6. Sportif berlaku untuk FIK
7. Jujur berlaku untuk FE
8. Adil berlaku untuk FH

Note: Segala bentuk peraturan pasti ada penolakan di dalamnya. Entah bersifat pribadi maupun kelompok. Dan dalam pencapaian suatu visi itu sendiri diperlukan ketegasan peraturan dalam segala bidang. Pastikan semua kader dan lembaga yang ada bertanggung jawab dan menjalin koordinasi dengan baik dan konsisten, demi terwujudnya kesejahteraan bersama.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”