Kanker serviks masih menjadi momok yang menakutkan bagi para wanita, kanker serviks adalah penyakit nomor dua yang mematikan bagi wanita setelah kanker payudara. Setiap tahun setidaknya ada sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini. Orang yang meninggal karena kanker serviks. Satu penelitian menemukan 11.000 perempuan terdeteksi HPV-positif di AS dan sekitar 4000 orang meninggal karenanya. HPV menular dengan mudah melalui hubungan seks. Diperkirakan 75 persen orang yang aktif secara seksual terutama berusia 15-49 tahun di AS mengalami sedikitnya satu jenis infeksi HPV. HPV atau human papiloma virus adalah virus yang menyebabkan berbagai macam penyakit yaitu: kutil umum pada tangan dan kaki, kutil genital yang menyerang dubur dan vagina serta penis. HPV memiliki 100 tipe namun, hanya 30 diantaranya yang dapat menimbulkan kanker serviks. Tipe 16 dan 18 adalah tipe paling beresiko tinggi menyebabkan kanker seviks. Peristiwa kanker serviks diawali dari normal serviks yang terinfeksi HPV dan menyebabkan timbulnya displasia sehingga menimbulkan kanker. Kanker Serviks cenderung muncul pada wanita usia 35-55 tahun (pada saat usia produktif). Namun tidak menutup kemungkinan bisa menyerang wanita yang berusia lebih muda.
Penyebab-penyebab terjadinya kanker serviks:
• Telah aktif secara seksual diusia kurang dari 25 tahun
Infeksi HPV dapat terjadi saat hubungan seksual pertama, biasanya pada masa awal remaja dan dewasa. Prevalensi tertinggi (sekitar 20%) ditemukan pada wanita usia kurang dari 25 tahun. Pada wanita usia 25-55 tahun dan masih aktif berhubungan seksual berisiko terkena kanker serviks sekitar 5-10 persen. Meski fakta memperlihatkan, terjadi pengurangan risiko infeksi HPV seiring pertambahan usia, namun sebaliknya risiko infeksi menetap/persisten malah meningkat. Hal ini diduga karena seiring pertambahan usia terjadi perubahan anatomi (retraksi) dan histologi (metaplasia). Selama serviks matang melebihi masa reproduktif seorang wanita, maka cervical ectropion digantikan melalui suatu proses squamous metaplasia, untuk membagi secara bertingkat epitel skuamosa. Epitel skuamosa bertingkat ini diperkirakan lebih protektif pada banyak orang melawan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Selain itu, hasil imunitas dari paparan infeksi sebelumnya, juga diduga sebagai biang dibalik penurunan insiden tersebut. Jadi, alangkah baiknya jika usia minimal sebuah perkawinan adalah 25 tahun selain alasan kependudukan juga ada alas an kesehatan yang lebih kuat.
• Terlalu sering melahirkan
wanita yang terlalu sering melahirkan disini adalah wanita yang mempunyai banyk anaak dan jraknya terllu dekat kurang dari dua tahun. Hal ini tentu sangat merugikan kesehatan sang ibu, Karena otot-otot rahim yang baru saja beriistirahat terus dipacu untuk bekerja yang akhirnya menimbulkn kanker serviks.
• Bergonta-ganti pasangan
Perlu diingat bahwa setiap perempuan beresiko untuk terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya. Ternyata walaupun kanker leher rahim adalah penyakit perempuan tetapi lelaki memiliki peran penting di dalam penyebarannya. Lelaki yang pernah menikah dengan perempuan penderita kanker leher rahim otomatis bisa menularkan penyakit tersebut kepada perempuan lain melalui hubungan seksual. Maka disarankan pada kaum lelaki yang suka ”jajan” agar berhati-hati, sebab bukan tidak mungkin ia menjadi media perantara penyakit kanker leher rahim ke istrinya sendiri.
• Wanita perokok
Wanita perokok mempunyai resiko dua kali lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan yang tidak merokok.
Gejala kanker serviks :
Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal serviks yang dapat ditemukan melalui tes Pap Smear. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala sebagai berikut :
1. Pendarahan vagina yang tidak normal seperti :
o Pendarahan di antara periode menstruasi yang regular
o Pendarahan di luar waktu haid
o Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya
o Pendarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul
o Pendarahan sesudah menopause
o Kelainan pada vagina (keluarnya cairan kekuningan, berbau)
2. Rasa sakit saat berhubungan seksual
3. Rasa sakit/ nyeri pada pinggul dan kaki
Bila mengalami salah satu gejala di atas, segeralah hubungi dokter! Kondisi di atas tidak selalu disebabkan oleh kanker serviks, tapi dapat merupakan tanda infeksi vagina yang perlu segera diobati. Untuk menghindari kanker serviks kita dapat melakukan vaksin anti HPV bagi yang sudah aktif secara seksual dan melakukan tes pap smear setiap setahun sekali. Tetapi, akan lebih baik jika kita melakukannya sedini mungkin karena seorang remajapun bisa terkena kanker serviks.