MEA adalah suatu perjanjian internasional oleh negara-negara di kawasan asia tenggara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat dan meningkatkan daya saing negara-negara asia tenggara dengan Negara china dan india. Dengan mengadakan pasar bebas dipenghujung tahun 2015 negara-negra asean beupaya untuk menarik investor untuk menanamkan modal asing di negaranya agar tercipta lapangan kerj baru dan terbentuknya kesjahteraan masyarakat. Tentu hal ini menjadi udara segar bagi rakyat yang merindukan kesejahteraan dan lapangan kerja. Mereka akan terangkat derajat sosialnya dan dengan mudah menemukan lapangan pekerjaan. Namun, benarkah demikian?
MEA bertujuan untuk meliberalisasikan masuknya barang,jasa,investasi antar Negara asean semua Negara asean dituntut untuk meminimalisir biaya masuk suatu barang dan jasa. Dengan bebasnya produk-produk luar negri masuk ke dalam negri, produk-produk dalam negri terancam tergeser jika tidak diimbangi dengan peningkatan mutu dalam negri begitu juga halnya dengan tenagga kerja, sejumlah tenaga ahli asing seperti pengacara,akuntan, dokter dn berbagai macam profesi lainnya akan masuk di Indonesia dengan mudah, hal ini juga akan mengancam eksistensi tenaga ahli Indonesia jika tidak diimbangi dengan peningkatan kulitas SDM. Permasalahan SDM ini selalu menjadi masalah utama di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat 120 dari 18 negara mengenai kualitas SDM, di era MEA ini masyarakat Indonesia sangat dituntut untuk berinovasi mengembangkan potensi dirinya Karena saingannya bukan lagi tetangganya melainkan orang asing yang sudah sangat matang. Jika tidak, masyarakat indonesia banyak yang kehilngan pekerjaan karena tergeser oleh tenaga asing kemudian timbulah kemiskinan. Dengan banyaknya penganguran tidak menutup kemungkinan nilai rupiah melemah harga kebutuhan pokok naik kesejahteran masyrakat Indonesia bukan menguat justru malah melemah karena MEA. Semua dampak tersebut akan terjadi jika para pemuda Indonesia tidak siap bersaing, masih enggan untuk meningkatkan kualitas dirinya dan bersikap acuh terhadap permasalahan global.
Saat ini sudah banyak persiapan yang dilakukan untuk menghadapi MEA salah satu contohnya adalah penyesuain kurikulum SMK dengan tuntutan MEA. Dengan menambah kuota jam pelajaran bahasa inggris dari dua jam menjadi 4 jam perminggu hal ini dilakukan karena bahasa inggris adalah modal utama bagi kita untuk dapat bersaing dengan negara asing. SMK dinilai paling cocok dan paling siap untuk menghadapi pasar bebas asean. Meskipun demikian, PR pemerintah masih sangat panjang mengingat masih tingginya tingkat ketergantungan kita terhadap barang-barang impor yang belum bis kita penuhi dari dalam negri. Jika hal ini terus terjadi hingg dijalankannya MEA maka Indonesia benar-benar akan dikuasai oleh mancanegara. Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan terus melemah jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut. Dengan melihat keadaan yang demikian siapkah Indonesia bersing dalam MEA atau hanya akan menjadi ladang subur yang siap dipanen oleh Negara lain? Namun, kita bukanlah warga Negara yang baik jika terus menerus menyalahkan pemerintah. Kita sebagai kaum terpelajar marilah kita bantu upaya pemerintah untuk menormalkan semua keadaan. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah?
Mengingat nilai rupih yang masih fluktuatif sampai sekarang ini, langkah yng paling tepat adalahdengan mengurangi konsumsi barang-barang luar negri. Sebagai contoh makkan di warteg akan sangat membantu pemerintah dari pada makan di restoran barat. Meskipun terlihat sepele tetapi jika kesadaran ini dilakukan oleh banyak orang akan sangat membantu untuk menyelamatkan rupiah.
Kita sebagai pemuda Indonesia harus mampu bersaing dengan Negara lain salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kemampuan berbahasa asing kita agar kita mampu berkomunikasi dengan baik dengan siapa saja mengingat MEA menyangkut seluruh Negara di ASEAN. Kemampuan berbahasa saja tidak cukup kita juga harus meningktkan skill kita dibidang yang kita geluti sehingga tenaga ahli Indonesia mampu bersaing di pasar bebas ASEAN. Selain itu, kita juga harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus karena kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk terjun di dunia kerja karena didalamnya juga terkandung keahlian public reltionship yang sangt dibutuhkan di dunia kerja. Menambah wawasn juga penting untuk kita karena dunia kerja menuntut kita untuk serba tahu. Jadi, nasih banyak tindakan yang harus kita lakukan untuk menghadapi MEA. Sekarang adalah zaman kompetisi bukan zaman survival jadi, ayo siapkan diri kita tingkatkan kemampuan kita agar tidak tergeser oleh zaman.
Demikian artikel ini saya buat semoga bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Indonesia mampu bersaing di MEA 2015 dan jaminan kan kesejahteraan masyarakat akan terjamin sepenuhnya. Ayo, pemuda Indonesia kita suarakan semangat MEA semangaat 45 !!.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”