Atlet jetski Indonesia Aero Sutan Aswar mampu mengharumkan nama Indonesia di seluruh dunia. Hal itu tak lepas dari kesuksesannya meraih gelar kejuaraan jetksi dunia, World Finals di kelas Pro Runabout Stock pada 12 Oktober 2014 yang lalu.
“Senang ketika saya menjadi juara dunia. Kegembiraan menjadi juara dunia itu sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu kan sudah menjadi target dan cita-cita saya. Hingga akhirnya bisa tercapai,” ujar Aero.
Berkat prestasi apik itu, nama Aero langsung menyita perhatian seluruh dunia. Khususnya Indonesia yang merupakan tanah kelahirannya.
Indonesia boleh berbangga atas pencapaian Aero. Pria kelahiran Jakarta itu mendapat apresiasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Hari Olahraga Nasional (Haornas), Rabu 9 September 2015. Ia diberikan bonus sebesar Rp300 juta atas pencapaiannya itu.
Aero butuh perjuangan ekstra keras untuk mencapai prestasi itu. Ia harus rela terbang jauh ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan latihan sebelum mengikuti kejuaraan dunia.
“Saya sampai tinggal di AS selama enam sampai delapan bulan untuk latihan. Di sana saya melakukan latihan bersama personal trainer. Ayah juga yang mengurus latihannya. Saya juga latihan bersama tim mekanik dan tim sponsor yang juga mendukung,” papar Aero.
“Tentunya, saya juga latihan di gym. Ayah saya juga membantu mengawasi dan membantu memberi masukan untuk personal trainer apa saja yang harus dilakukan untuk atlet jetski. Saya juga harus jaga makan dan lari pagi saat latihan. Persiapan mekanik juga sangat diperhatikan. Kebetulan mekanik tim kami nomor satu dunia,” sambungnya.
Awal Prestasi di Negeri Paman Sam
AS bukan negara hal asing bagi Aero. Pria kelahiran 4 Desember 1994 itu berhasil meraih beberapa prestasi di negeri paman sam selama tampil di kejuaraan jetski.
Aero pertama kali mendapat penghargaan di AS saat berusia 16 tahun. Kala itu, ia sukses meraih gelar Iron Man Offshore Champion 2011 di kompetisi Mark Hahn 300, Arizona pada Februari 2011.
Gelar itu melanjutkan kiprah apik Aero yang sebelumnya mendapatkan medali emas pada ajang Asian Beach Games di Muscat, Oman pada 2010.
Nama Aero mulai populer ketika ia berhasil mencatatkan prestasi gemilang di kejuaraan dunia pada 2013. Ia meraih posisi ketiga pada kejuaraan itu.
Dari Olahraga Umum Hingga Memilih Jetski
Aero mungkin tak akan pernah menyangka menjadi atlet jetski profesional. Apalagi bisa berprestasi di bidang itu. Bagaimana tidak. Aero awalnya bukan diarahkan untuk bermain jetski. Ia justru diperkenalkan beberapa cabang olahraga balap seperti motocross dan gokart. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk memilih jetski sebagai olahraga kesukaannya.
“Sejak kecil memang saya sudah diperkenalkan jetski. Tapi awalnya saya diarahkan ke beberapa cabang olahraga seperti motocross dan gokart. Akhirnya saya memilih jetski. Menurut saya olahraga ini lebih seru dan menantang,” tegasnya.
“Saya langsung tertarik ketika sudah cocok dengan olahraga ini. Apalagi, ayah sering mengajak ke beberapa event internasional. Jadi hal ini lebih membuat saya tergoda untuk bermain jetski. Saya pun akhirnya memiliki cita-cita untuk menjadi juara dunia,” kata Aero.
Aero punya motivasi ketika mengambil keputusan untuk menjadi atlet jetski. Ia memiliki satu ambisi yaitu ingin membuat olahraga aquatic bisa populer di Indonesia.
“Indonesia negara maritim. Saya ingin olahraga laut di Indonesia bisa lebih dikenal lagi,” tutur Aero.
HIL