Indonesia membutuhkan banyak sekali penemu dan inovator muda untuk bisa menempatkan tanah air di jajaran negara maju. Bidang teknologi menjadi salah satu yang banyak memunculkan talenta-talenta peneliti anak bangsa yang inovatif dan kreatif. Salah satu anak bangsa yang melambungkan nama Indonesia di dunia internasional adalah I Gede Wenten yang meneliti tentang teknologi membran yang bisa digunakan untuk penyaringan berbagai hal.
Pria kelahiran 15 Februari 1962 ini meraih penghargaan B.J. Habibie Technology Award pada tahun 2013 yang lalu. Kiprahnya di dunia penelitian teknologi membranlah yang mengantarkan Wenten meraih penghargaan bergengsi tersebut. Setidaknya sudah terdapat lima belas buah hak paten yang ia miliki atas penemuan penemuannya dalam bidang teknologi membran.
Wenten merupakan pendiri industri membran pertama dan satu-satunya di Indonesia. Salah satu penemuan Wenten adalah IGW Emergency Pump, merupakan pompa yang dilengkapi dengan filter guna menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Uniknya, untuk mengoperasikan pompa ini tidak perlu menggunakan tenaga listrik, cukup menggunakan tangan. Ditambah, alat ini memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, kuman, dan koloid.
Saat ini Wenten bersama kampus ITB mengembangkan membran untuk berbagai keperluan. Mulai dari membran untuk teknologi bidang energi, untuk proses produksi minyak dan gas hingga untuk keperluan medis yang direncanakan bisa digunakan dalam mesin cuci darah.
Dosen pengajar program studi teknik kimia ini menghabiskan masa kecilnya di Desa Buleleng, Bali ini merupakan bungsu dari 11 bersaudara. Wenten mengawali pendidikan tingginya di Jurusan Kimia ITB tahun 1982. Lulus dari ITB pada tahun 1987, Wenten kemudian melanjutkan studinya di Denmark Technology University, Kopenhagen. Wenten meraih gelar master bioteknologi tahun 1990 dan sekaligus program teknik kimia pada tahun 1995 di Denmark Technology University. Ketika mengambil program masternyalah, Wenten pertama kali menekuni bidang teknologi membran.
Tahun 1994, Wenten memperoleh paten dari alat yang ia kembangkan untuk peningkatan penyaringan pada industri bir. Pada tahun yang sama, Wenten kembali meraih penghargaan tertinggi dari Filtration Society London berupa Suttle Award, sebagai bukti tingginya nilai inovasi temuannya, sebuah penghargaan yang hanya dianugerahkan kepada peneliti di bawah usia 35 tahun. Sejak tahun 2002, Wenten membangun pabrik pembuatan membrane di Bandung. Pabrik tersebut memproduksi berbagai alat yang kesemuanya menggunakan teknologi membran dan pembuatannya dilakukan oleh putra bangsa ini sendiri. Terakhir, Wenten dianugerahi BJ Habibie Technology Award.
Sebagai seorang peneliti Wenten optimis Indonesia memiliki sistem pendidikan yang sudah cukup untuk menghasilkan para peneliti yang berkualitas. “Harapan saya, semoga fasilitas penelitian untuk pengembangan keilmuan di negeri ini lebih diperhatikan. Dengan begitu, diharapkan Indonesia mampu menghasilkan produk-produk penelitian yang lebih berkualitas lagi,” tandasnya
itb.ac.id