Penemuan spesies baru di Indonesia kembali terjadi, kali ini peneliti Ahli reptilia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Awal Riyanto menemukan cicak batu berpupil bulat di Lampung. Awal bersama tim peneliti memberi nama cicak batu spesies baru ini dengan nama Cnemaspis rajabasa, sesuai nama gunung tempat cicak itu ditemukan.
Cicak batu berpupil bulat itu aktif pada malam hari. Berdasarkan penelitian Awal, bersama dengan peneliti bidang herpetologi dari Universitas Indonesia, Thasun Amarasinghe, Michael Harvey dari Broward College, dan Eric Smith dari Universitas Texas, cicak ini hidup di bebatuan granit.
Ciri-ciri yang membedakan Cnemaspis rajabasa dari keluarga Cnemaspis lainnya adalah ukuran tubuh dewasanya mencapai 58,7 milimeter, sisik labial atas 13 atau 14, sisik labial bawah 11 atau 12, sisik perut berbentuk tricarinate, mempunyai lubang atau pori precloacal, punggung dengan jinjot tubercular yang tersebar secara acak, tubercular mengelilingi ekor, sisik bagian bawah pada ekor kasar (keeled) dan dibagian tengah tanpa barisan sisik yang membesar, di setiap sisi mempunyai dua benjolan tubercular pada postcloacal dan ekor mempunyai pola belang gelap-terang.
Sebagaimana di kutip dari CNN Indonesia Awal mengatakan, amat sedikit spesies Cnemaspis yang ditemukan di Indonesia. Kebanyakan cicak dari marga ini ditemukan di Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura, serta pulau-pulau kecil di sekitar Semenanjung Malaysia. “Oleh karena itu temuan Cnemaspis rajabasa ini sangat penting dan berarti,” kata Awal.
Temuan itu, imbuh Awal, menambah pengetahuan tentang distribusi Cnemaspis ke arah barat dan selatan. Selain itu, masih perlu diteliti apakah cicak ini juga mencapai utara Pulau Sumatera atau bahkan menyeberang ke Pulau Jawa.
Spesimen Cnemaspis rajabasa sendiri sebetulnya sudah dikoleksi sejak Juni 1996. Namun hasil penelitian ini baru diterbitkan di jurnal Herpetologica, baru-baru ini.
Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/09/penemuan-cicak-spesies-baru-di-lampung/