Masuknya Indonesia dalam kawasan The Coral Triangle sebagai negara dengan kekayaan bawah laut terindah dan terlengkap menjadikan Indonesia destinasi para peselam mancanegara maupun domestik. Meski lokasi selam di Indonesia masih terkendala infrastruktur sehingga membuat perjalanan menuju destinasi membutuhkan waktu yang lama, namun para wisatawan mengaku itu adalah harga yang pantas untuk dibayar.
“Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki ribuan titik penyelaman (diving spot) yang tersebar di destinasi diving seluruh Indonesia. Memang sebagian titik-titik selam di Indonesia berada di area yang jauh dari kota besar, sehingga untuk menuju destinasi-destinasi itu menjadi persoalan tersendiri, tidak mudah dicapai, butuh waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup mahal,” kata Ratna Suranti, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata.
Pengenalan destinasi langsung kepada para operator adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat wisatawan selam ke Indonesia. Menurut Ratna, melakukan famtrip bersama dengan para operator adalah salah satu cara strategi promosi yang dilakukan kementeriannya. Promosi lain yang juga gencar dilakukan, antara lain beriklan di media cetak, elektronik, maupun online dan juga hadir di beberapa bursa pariwisata termasuk bursa pariwisata khusus diving.
“Karena minat pasar sangat beragam dan Indonesia memiliki keberagaman itu maka kita harus lakukan semua upaya promosi,” ujar dia.
Ratna lalu menjelaskan bahwa dalam Handbook on E-Marketing for Tourism Destination yang diterbitkan UNESCO disebutkan di era informasi teknologi dan komunikasi seperti saat ini, ada sejumlah tahapan yang dilakukan orang dalam berwisata. Dimulai dari dream (impian), kemudian plan (perencanaan), book/buy (pemesanan), experiance (pengalaman) dengan mendatangani langsung destinasi yang diimpikan, reflect, share (berbagi), dan return (kembali).
Semua fase ini, ujar dia, harus diisi. Sehingga wisatawan memiliki impian tentang Indonesia. Jika tidak ada upaya promosi maka tanah air tidak akan menjadi impian bagi wisatawan. Terkait perencanaan, wisatawan butuh operator yang bisa menjual, untuk kemudian melakukan pemesanan.
Saat berkunjung ketika destinasinya bagus, guidenya juga sesuai harapan, harga masuk akal, maka yang terakhir dan terpenting adalah kenangan. Diharapkan para wisatawan bisa berbagi pengalaman. “Para buyer yang ikut famtrip ini termasuk operator besar di negaranya. Saat kembali ke negaranya, mereka biasanya akan langsung buat paket-paket,” kata Ratna. Merekalah yang akan membawa wisatawan ke Indonesia.
viva.co.id