Diaspora saat ini makin mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia. Jumlahnya dari tahun ke tahun pun meningkat. Namun, terkait kuantitas, Indonesia kalah dengan Tiongkok dan India. Posisi penyumbang diaspora terbesar ditempati Tiongkok dan posisi kedua ditempati India. Kedua posisi ini seiring dengan total populasi kedua negara tersebut.
Saat ini tercatat sebanyak 7 juta diaspora yang tercatat sebagai anggota sebagaimana dijelaskan oleh Mohammad Al-Arief Presiden dari IDN-Global, wadah yang menaungi diaspora Indonesia di seluruh dunia.
“Tiongkok menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Tak heran bila jumlah diasporanya juga paling banyak. Demikian juga India. Kalau memakai ukuran jumlah penduduk, seharusnya Indonesia menempati posisi nomor tiga sebagai penyumbang diaspora di dunia. Tetapi, kita saja masih kalah dengan Filipina,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembukaan Kongres Diaspora Indonesia Ketiga di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Kalla mengatakan, diaspora Indonesia layak belajar dari diaspora Tiongkok maupun India. Mereka mengelana ke negeri orang dan tetap berkontribusi pada negara asalnya. Bahkan, sambung Kalla, banyak dari orang Tiongkok dan India yang berhasil menjadi pemimpin-pemimpin perusahaan dan organisasi global di luar negeri.
“Para diaspora pergi ke negeri orang karena menginginkan sesuatu yang lebih baik. Baik untuk mengembangkan pengetahuan, karir, dan sebagainya. Harapannya, mereka juga bisa memberikan kontribusi untuk Indonesia,” kata Kalla.
Salah satu keuntungan besar bagi Indonesia dengan adanya diaspora adalah jejaring luas ke berbagai negara. Mereka, kata Kalla, bisa berperan dalam membuka akses pasar di banyak negara sehingga ekspor Indonesia bisa berkembang.
Marketeers.com