Dua titik ombak Lances Right dan Macaronies di Mentawai termasuk 10 titik terbaik di dunia. Ombak di Mentawai dianggap memiliki ombak yang selalu konsisten.
Menurut Dirjen Pemasaran Parwisata, Esthy Reko Astuty, acara yang diselenggarakan asosiasi peselancar tingkat Asia, Asian Surf Champion (ASC), ini menjadi bentuk mengukuhkan eksistensi Kepulauan Mentawai sebagai daerah tujuan wisata selancar dunia.
Acara kompetisi para peselancar profesional ini diikuti oleh 43 peselancar. Sebanyak 16 peselancar tingkat atas Asia, empat peselancar dari Tim Raider Ripcurl, tiga peselancar undangan peselancar dunia, dan 20 peselancar lokal terdiri dari komunitas peselancar Mentawai meramaikan perhelatan ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai, Desti Seminora dalam pertemuannya di gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta mengatakan, lebih dari 95 persen wisatawan mancanegara datang ke Mentawai.
Sebagian besar peselancar berkunjung selama 10 sampai 15 hari. “Sebagian besar akan melakukan kunjungan berulang, dua sampai tiga kali selama 8 bulan musim surfing dalam satu tahun,” katanya.
“Kebanyakan wisman berasal dari Australia, Amerika, Brasil, Selandia Baru, Jepang, dan Prancis. Sebanyak 84 persen adalah peselancar, 11 persen menyenangi kegiatan petualangan, dan 5 persen adalah periset dari Eropa, ” kata Desti. Gempa dan tsunami pada 2010 tidak menyurutkan minat wisatawan datang.
Angka kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2012 mencapai 4.560 orang per tahun. Sebelumnya, kunjungan pada 2011 sebanyak 4.010 orang dan pada 2010, sebanyak 3.847 orang. Sementara itu, angka kunjungan wisatawan Nusantara pada 2010 sebanyak 268 orang, pada 2011 ada 120 orang, dan pada 2012 ada 230 orang.
Kepulauan Mentawai memiliki dua titik selancar terbaik dari sepuluh titik selancar terbaik di dunia. “Ada dua spot di Mentawai, Lances Right dan Macaronies, masuk ke dalam 10 titik terbaik dunia. Ombak di Mentawai selalu konsisten,” kata Desti.
Ia menambahkan, ada 71 titik lokasi selancar dengan 49 titik yang masuk kategori eksklusif. “Titik ini dirahasiakan oleh para peselancar, karena menjadi tidak eksklusif lagi kalau terlalu ramai dikunjungi peselancar,” katanya.
Potensi pariwisata Mentawai cukup lengkap, meliputi alam pegunungan, ratusan flora dan fauna endemik (berdasarkan hasil survei WWF-World Wildlife Fund), air terjun, danau, sungai, dan laut. Laut Mentawai menyimpan kekayaan pariwisata. Kekayaan itu dimulai dari 70 lebih spot selancar, 33 areal menyelam, dan 38 lokasi pemancingan terfavorit.
Data dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga kabupaten Kepulauan Mentawai menyebutkan rata-rata pengeluaran turis mancanegara per tahun, pada 2012 berkisar Rp 57 miliar. Pada 2011 rata-rata pengeluaran Rp 50 miliar lebih.
“Kebanyakan wisatawan yang datang dari kalangan kelas menengah, karena untuk sekali kunjungan, selama 10 hari, biaya naik kapal umum Rp 10 juta,” kata Desti.
Akses transportasi menuju Mentawai saat ini hanya bisa dilalui oleh satu kapal feri Ambu-Ambu yang melayani wisatawan dari Padang ke Mentawai. Kapal ini mampu menampung sekitar 500 orang dalam satu kali perjalanan.
Dalam satu pekan, kapal ini hanya sekali berlayar menuju Mentawai. Keberadaan bandara dibutuhkan oleh Mentawai untuk menunjang lokasi tujuan pariwisatanya. Menurut Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, keberadaan bandara sedang diupayakan, sambil menunggu diluncurkan surat keputusan Menteri Keuangan untuk tahun ini.
Sebagai tujuan wisata, ada 14 lebih hotel resor standar internasional dengan kepemilikan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di Mentawai. Dan memiliki sektor jasa transportasi wisata kapal peselancar yang mencapai 40 unit lebih.
EVIETA FADJAR Tempo.co