Banyuwangi akan segera memiliki Airport berkonsep Hijau

Kabupaten yang saat ini telah jauh berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan, mulai banyak memperbaiki infrastruktur kotanya. Termasuk melakukan pembangunan Bandara yang lebih besar agar dapat menampung lebih banyak penumpang dan pesawat berukuran besar.

Pembangunan terminal Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang berkonsep green airport yang ditargetkan rampung pada akhir 2015 dan mulai bisa dioperasionalkan mulai Maret 2016.Pembangunan terminal bandara Blimbingsari dibangun dengan konsep green building dengan memanfaatkan semaksimal mungkin energi alami. Andra Matin merupakan arsitek yang bertanggungjawab pada bandara tersebut.

Blimbingsari

Terminal di bandara tidak menggunakan AC, namun hanya beberapa ruangan. Hanya 25 persen ruangan yang memanfaatkan AC. Sirkulasi udara diatur dengan kisi-kisi dan lebih banyak ruang terbuka. Aliran air juga ikut membantu menyejukkan udara. Di sekeliling terminal, bahkan di atas terminal, tanaman hijau membentang. Energi alami dimanfaatkan dengan mengatur pencahayaan matahari sebagai penerang ruangan di siang hari.

“Keberadaan green airport jika nanti sudah beroperasi akan sangat mendongkrak jumlah wisatawan. Perkembangan jumlah penumpang di bandara kami juga semakin meningkat,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar, Jakarta,

Pada 2011, jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi baru mencapai 7.000 orang, lalu meningkat menjadi 24.000 orang pada 2012, dan melonjak menjadi 44.000 pada 2013. Angka itu terus melonjak menjadi 87.000 orang pada 2014. Sampai Juni 2015 sudah 60.000 orang.

“Kenaikan jumlah penumpang 1,142 persen dari 2011 ke 2014. Ini setelah kami promosi wisata. Nah setelah green airport itu nanti beroperasi dan menjadi landmark, pasti wisatawan akan melonjak drastis,” jelas Anas.

Anas mencontohkan Bandara Samui di Thailand yang juga berkonsep green airport. Di Pulau Samui tersebut, lebih dari 3.000 turis per hari datang dengan jumlah 36 penerbangan per hari.

“Dengan bandara hijau, kami juga ingin lebih hemat. Saat bandara daerah lain butuh dana Rp300 miliar untuk bangun bandara, kami cukup sekitar Rp40 miliar. Pemeliharaannya juga lebih murah,” ujarnya.

Anas menambahkan, selain konsep hijau, arsitektur Bandara Blimbingsari Banyuwangi juga mengadopsi kearifan lokal, yaitu arsitektur khas Suku Osing, masyarakat asli Banyuwangi. Atap bandara juga mengadopsi penutup kepala khas masyarakat Suku Osing.

“Kami juga mengakomodasi budaya masyarakat yang selalu mengantar kerabatnya yang akan bepergian. Jadi nanti pengantar tidak bergerombol di terminal, tapi ada ruang khusus untuk para pengantar,” kata Anas.

Landasan Bandara Banyuwangi tahun ini juga akan diperpanjang dari 1.800 meter menjadi 2.250 meter dengan dana dari APBN.

okezone.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: