Sentra Kerajinan dan Furniture Indonesia dibuka di Rusia

Furnitur dan kerajinan tangan asli Indonesia sepertinya memiliki tempat di banyak negara di dunia. Sehingga mulai banyak bermunculan sentra-sentra kerajinan di berbagai negara sebagai bentuk representasi kreatifitas bangsa Indonesia. Seperti yang baru saja di resmikan di Rusia.

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Djauhari Oratmangun bersama Ms. Olga dan suaminya Mr. Evgeniy Bagryantsev belum lama ini meresmikan pusat Indonesian Handi crafts and Furniture Center yang berlokasi di 25/1 Praporshika Komarova, Vladivostok.

“Keberadaan Pusat Kerajinandan Furniture di Vladivostok ini merupakan hadiah ulang tahun ke 65 hubungan diplomatik Indonesia–Rusia dan merupakan wujud nyata peningkatan hubungan kerjasama ekonomi kedua negara,” ujar Dubes Djauhari.

Djauhari berharap dengan adanya sentra ini, nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia dapat meningkat pesat. “Dengan langkah ini, diharapkan nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia yang pada tahun 2014 mencapai USD 2,96 miliar, dapat meningkat lagi” tambahnya.

Pemilik Pusat Kerajinan dan Furniture Indonesia, Olga, menuturkan dirinya sudah 8 tahun berbisnis dengan Indonesia dan karena seringnya berkunjung ke Indonesia, dia dan suaminya, Evgeny Bagryantsev ternyata sudah cukup fasih berbahasa Indonesia.

Kerajinan di Rusia

Beberapa pekerja warga Rusia di toko mebel Olga juga dapat berbahasa Indonesia cukup baik karena kerap ditugaskan mengurus pesanan furniture di Bali.

“Bisnis inti kami memang furniture dan kerajinan Indonesia, namun kedepannya kami bermaksud menjajagi pula perdagangan hasil-hasil laut dengan Indonesia,” ujar Evgeni Bagryansev.

Sementara itu, Atase Perdagangan KBRI Moskow Heryono Hadi Prasetyo, keberadaan Pusat Kerajinan dan Furniture Indonesia di Vladivostok dapat menjadi pusat informasi bisnis Indonesia di kawasan Timur Rusia dan kian melekatkan hubungan kemitraan mengingat letak Vladivostok yang strategis sebagai pintu gerbang Rusia di wilayah Timur dan jaraknya lebih dekat dari Indonesia ketimbang ke Moskow.

“Kedepannya Pusat Kerajinan dan Furnitur Indonesia dapat pula mengembangkan pelayanannya di bidang Fishing Industry, Wood Processing (Furniture Industry), Tourism and Culture. Khusus di bidang pariwisata, dalam waktu dekat akan datang ke Vladivostok tour operator Indonesia untuk mempromosikan destinasi wisata Beyond Bali khususnya Raja Ampat. Kita juga berharap bahwa keberadaan institusi ini akan lebih memper mudah pelaku bisnis dan calon investor Rusia memperoleh informasi seputar bisnis, perizinan, konsultasi dan berbagai pelatihan di Indonesia,” ujar Heryono.

lensaindonesia.com

Indonesia Kecil di Belgia

Jika sedang liburan ke Belgia, jangan lupa mampir ke Bruglette. Di sana, telah dibangun sebuah Taman Indonesia bernama The Kingdom of Ganesha. Anda pun bisa melihat miniatur Indonesia mirip Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta.

Taman Indonesia seluas 5 hektar telah dibangun di Parc Paradisio, Brugelette, Belgia. Taman ini bernama The Kingdom of Ganesha. Diberi nama Ganesha sebagai bentuk penghargaan dan kehormatan untuk bangsa Indonesia.

Jika berkunjung ke taman ini, Anda bisa melihat miniatur Indonesia. Di depan gerbang tampak Rumah Toraja. Anda benar-benar seolah-olah sedang berada di Indonesia. Di sini ada Puri Agung Shanti Buwana, ukurannya sama dengan yang ada di Bali. Puri ini berdiri tegak di atas sawah bertingkat ala sawah di Ubud.

Tidak hanya replika Puri Agung Shanti Buwana, di sini juga ada replika besar Candi Prambanan yang menjulang tinggi, serta bongkahan batu besar berderet ala Gunung Kawi di balik tembok candi.

Bali sudah, Yogyakarta sudah, The Kingdom of Ganesha juga mengajak Anda untuk melihat-lihat Nusa Tenggara. Di belakang replika Candi Borobudur ada rumah tradisional NUsa Tenggara Timur, berderet melingkari ujung taman. Semua pemandangan miniatur Indonesia ini masih diperindah dengan beragam patung, akar pohon tua, dan batang kayu pohon besar yang telah menjadi fosil. Asli dari Banten!

Puas melihat aneka miniatur bangunan dari Indonesia, Anda bisa melihat gajah yang langsung didatangkan dari Sumatera di taman yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2009.

The Kingdom of Ganesha memang sangat kental dengan suasana di Indonesia karena keseluruhannya dibangun oleh para seniman yang khusus didatangkan dari Bali dan Jawa Tengah. Tak tanggung-tanggung, batu yang digunakan untuk membangun pun berasal dari Indonesia, menambah kental nuansa Indonesia. Batu untuk pembangunan pura langsung dari Bali, sedangkan untuk pembuatan miniatur candi berasal dari lereng Gunung Merapi, Jawa Tengah.

Detik Travel

Game Unik bertema Angkot ala Indonesia

Dua studio kreatif Bandung, inmotion (game developer) dan Oray Studios (Illustration & Design Studios) meluncurkan permainan unik bertemakan angkot ala Indonesia. Permainan online berjudul Angkot The Game: Gemetz yang masih dalam versi beta ini dirilis pada 7 Agustus 2015 di ajang Popcon Asia 2015 yang lalu ini merupakan bagian dari seri ketiga dalam universe Angkot The Game.

Angkot The Game versi ini kembali dikembangkan untuk platform mobile Android. Permainan tetap menceritakan tentang keseharian supir angkot dan penggemar Angkot The Game akan dipertemukan lagi dengan Marudut, sahabat dari Ogi, sang protagonis dalam seri game sebelumnya (Angkot The Game: Kudatang Lagi).

Angkot

Para pemain akan mengikuti cerita perjuangan Marudut untuk mengejar cita-cita dan cinta sejatinya, Ah – Jeong, seorang putri cantik anak dari Haji Samsudin sang juragan angkot, bos Marudut.

Genre permainan ini tetap berupa Endless Runner seperti Minions atau Temple run. Angkot The Game: Gemetz memiliki gameplay yang akan menguji refleks jari pemain selama menarik setoran. Tidak hanya mengangkut dan menurunkan penumpang saja, pemain juga harus memperhatikan indikator BBM, serta nyawa angkot yang bisa berkurang setiap menabrak rintangan.

Dalam Angkot The Game: Gemetz, kendaraan Marudut dibekali kemampuan mengerem, melompat, dan berkelok dengan lincah, melalui kendali jari layar sentuh.

Pada permainan ini juga tersedia fitur upgrade Angkot yang akan memperkuat nyawa, kapasitas bensin, dan durasi power up. Fitur power up yang dapat dibeli antara lain “Menyan”, yang membuat angkot jadi kebal sesaat, dan “Rem Assist”, yang menghentikan angkot secara otomatis ketika ada penumpang yang menyetop angkot.

sindonews.com

Rumah Adat Indonesia. Di Jantung Eropa

Banyak bangunan di Indonesia yang mirip dengan bangunan terkenal di luar negeri seperti patung Merlion di Batam, kawasan Paris Van Java yang mirip di Paris, atau bahkan Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri yang sangat mirip dengan Arc de Triomphe.

1. RUMAH GADANG DI BELANDA

Anda tentu familiar dengan rumah khas masyarakat Minangkabau yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Rumah yang juga disebut dengan rumah Bagonjong oleh masyarakat sekitar memiliki bentuk yang unik dimana bentuk puncak atapnya runcing menyerupai tanduk kerbau.

Rumah Gadang di Belanda (c) Twitter/ GNFI

Keunikan bentuk rumah tradisional dari Indonesia ini memberikan inspirasi pada pengelola sebuah theme park di Belanda. Bangunan dengan model serupa bisa kalian jumpai kala berkunjung ke Taman Efteling yang terletak di Kaatsheuvel.

Para pengunjung yang datang ke taman hiburan tersebut akan langsung disambut oleh sebuah bangunan yang mirip dengan rumah Gadang yang tidak lain merupakan sebuah gerbang menuju taman. Gerbang ini sangat populer dan diberi nama The House of 5 Senses, model bangunannyapun diilhami dari rumah tradisional Minangkabau.

2. PURA BALI DI BELGIA

Siapa sangka jika Pura di Bali yang begitu terkenal bisa dijumpai di negeri orang. Di Belgia terdapat sebuah taman yang merefleksikan Indonesia dalam ukuran yang mini. Taman tersebut bernama The Kingdom of Ganesha. Nama tersebut dipilih sebagai penghargaan dan kehormatan untuk bangsa Indonesia.

Pura Agung Shanti Buwana (c) fond-ecran-image.come

Cobalah masuk ke dalam taman, suasana yang Indonesia banget akan langsung nampak di sana. Yang paling mengejutkan adalah adanya Pura Agung Shanti Buwana yang terkenal di Bali juga ada di taman ini bahkan dalam ukuran yang sama. Tidak hanya itu saja pura ini dibangun di atas sawah bertingkat ala sawah di Ubud. Keren!

3. RUMAH ADAT BATAK DI JERMAN

Kita patut berbangga hati menjadi bagian dari warga negara Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya. Tak sedikit kebudayaan Indonesia yang diakui dunia. Salah satunya kebudayaan yang dimiliki oleh suku Batak berupa rumah adatnya yang unik.

Rumah Adat Batak di Jerman (c) Twitter/ GNFI

Rumah adat suku Batak tidak hanya dapat dijumpai di Indonesia saja lho. Cobalah untuk datang ke Kota Waperloh, negara bagian Niedersachsen, Jerman Utara. Anda akan tercengang melihat rumah adat Batak berdiri tegak di sana.

Rumah adat Batak yang ada di Jerman ini sudah ada sejak tahun 1978 dan dibangun atas inisiatif pastor Matthus. Kini rumah khas salah satu suku di Indonesia ini berfungsi sebagai museum dan menjadi objek wisata bagi masyarakat Jerman.

4. RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU DI ROTTERDAM

Nampaknya Belanda adalah negara yang paling terilhami dengan bangunan khas Indonesia. Setelah taman Efteling yang mengadopsi bentuk rumah Gadang sebagai gerbang taman bermainnya, bangunan model serupa juga dapat ditemui di Kralingse Bos sebuah hutan kota di Rotterdam.

Rumah Tradisional Minangkabau di Rotterdam (c) Twitter/ GNFI

Bangunan yang terinspirasi dari rumah adat Minangkabau ini ternyata adalah sebuah restoran bernama Indisce Restaurant. Meski memiliki model rumah Gadang namun makanan yang tersaji di sana bukan makanan padang namun kebanyakan menu orang bule.

Sebagai orang Indonesia kita patut berbangga hati ternyata kebudayaan Indonesia banyak diakui oleh dunia. Dengan makin banyaknya bangunan bercita rasa Indonesia di luar negeri semoga membuat Indonesia makin terkenal dan banyak wisatawan yang berkunjung ke negeri tercinta ini.

Travellingyuk.com

Indonesia Mulai Menjadi Pusat Mode Islam Dunia

Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sehingga setiap tindak-tanduk umat muslim di Indonesia selalu diperhatikan oleh dunia Islam internasional, termasuk soal busana atau mode. Kali ini Indonesia dianggap memiliki peran sebagai pusat mode Islami Dunia dengan menjadi tuan rumah Indonesia International Islamic Fashion and Products (IIIFP) 2015 tidak lama lagi.

Kementerian Pariwisata mendukung penuh upaya penyelenggaraan tersebut demi terwujudnya Indonesia sebagai pusat mode Muslim dunia.

“Kemenpar menyambut baik komunitas pecinta dan penggiat produk kreatif Indonesia yang menggelar acara ini dengan mempertunjukan kreativitas. Melalui kegiatan ini Indonesia akan dikenal sebagai pusat mode Islami dunia,” kat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Selasa (8/9).

Hijab

Selain itu tujuan acara ini ingin mengenalkan Indonesia sebagai pusat mode Islami dunia. “Melalui kegiatan ini akan dikenal Indonesia sebagai pusat mode Islami dunia guna mencapai harapan menjadi pusat trend busana Muslim pada tahun 2020,” tambah Esthy.

Indonesia International Islamic Fashion and Products (IIIFP) 2015 yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center tanggal 9-13 September 2015. Tema kegiatan adalah “Ethnic Urbanovative”, yaitu menampilkan gaya urban yang kreatif dan inovatif namun tidak berlebihan.

Kegiatan fashion show yang akan berlangsung pada hari pertama dan kedua, tanggal 9 dan 10 September 2015, menampilkan desainer Indonesia dan Mancanegara. Desainer Indonesia yang akan menggelar karyanya yaitu, Dian Pelangi, Jeny Tjahyawati, Ade Listiani, Boeyounq Male Moslem Collection, Errin Ugaru, Ghea Panggabean, Handy Hartono, Anggie Rachmat, Kursien Karzai, Ida Royani, Ina Priyono, Itang Yunasz, Malik Moestaram, Ollyn Sulam Bukittinggi, Sugeng Waskito, Tuty Adib, Tuty Cholid, Yoha Friska Mei Fanny, Zainal Songket dan masih banyak desainer lokal berbakat lainnya.

Islamic Fashion

Sedangkan desainer mancanegara yang akan tampil menggelar karyanya, yaitu Yan’s Creation (Malaysia), Sharose (Malaysia), Hikmat Ahmed Salih (Timur Tengah), Amalina Aman (Australia), Eisha Saleh (Australia), Hanadi Chehab and Howayda Moussa (Australia). Selain itu, 10 (sepuluh) finalis Islamic Fashion Design Competition juga menampilkan hasil desain mereka.

Pelbagai brand busana Muslim Indonesia dan mancanegara akan mengisi pameran ini sebanyak 400 booth. Booth pameran bertempat Hall A & Hall B JCC, dan selama 5 (lima) hari perhelatan acara IIIFP 2015 pengunjung tidak dipungut biaya. Diperkirakan acara menyedot pengunjung sebanyak 20.000 orang setiap harinya, dan diharapkan even ini dapat menarik lebih banyak pengunjung, karena bukan hanya menampilkan busana Islami sebagai kegiatannya tetapi juga menampilkan aneka produk Islami lainnya.

Indonesia International Islamic Fashion and Products 2015 telah berhasil merangkul seluruh pihak yang bergerak di bisnis mode busana muslim. Langkah ini sebagai tolok ukur kemajuan industri kreatif fesyen Islami dunia, dan untuk membuka pasar dunia bagi para perancang dan pengusaha fesyen Islami Indonesia.

republika.co.id

Wakasin, Ikan Asin dengan Tiga Varian Rasa Kreatifitas Mahasiswa Indonesia

Ikan asin adalah hasil laut yang paling umum dapat ditemui di berbagai tempat di Indonesia. Ikan asin dibuat dengan melakukan proses penggaraman dan dijemur sehingga hasilnya adalah ikan yang awet dan terasa sangat asin. Harganya yang sangat murah menjadikan ikan asin sebagai hasil laut yang banyak disukai masyarakat lokal.

Ikan asin juga dipercaya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan ikan segar. Menurut penelitian, kandungan protein ikan segar per 100 gram sebesar 17% sedangkan kandungan protein ikan asin per 100 gram sebesar 42 %.

ikan asin

Kandungan lemak ikan asin ternyata juga 1,50% lebih rendah daripada ikan segar yaitu sebesar 4,50%. Hal ini menjadikan ikan asin dianggap baik untuk kesehatan. Namun kebaikan Ikan asin ini tidak terlalu dipandang sebab ikan asin masih dipandang sebagai makanan murahan yang tidak higienis dan tidak berkelas.

Permasalahan itu kemudian menginspirasi tiga mahasiswa dari Universitas Diponegoro untuk membuat hasil olahan ikan asin yang higienis dan dikemas dengan lebih menarik. Mereka adalah Fath Fadhilah Wardiwira, Fitri Tunjung Sari dan Dewi Mentari Nadia.

ikan asin

Sejak program kreatifitas mahasiswa (PKM) mereka dinyatakan lolos dab didanai Dikti pada bulan Januari 2015 yang lalu, mereka telah memulai usaha ikan asin hingga saat ini. Produk tersebut diberi nama Wakasin yang merupakan singkatan dari Iwak Asin dalam Bahasa jawa yang berarti Ikan Asin.

“Untuk menambah nilai jual dari ikan asin maka kami mengolahnya secara higienis dan dibuat inovasi tiga varian rasa, yaitu rasa balado, rasa barbeque dan rasa original. Dengan harapan konsumen tidak bosan dengan rasa ikan asin yang memang hanya memiliki rasa asin saja.” tutur Fath Fadhilah, seorang mahasiswa dari program studi teknologi hasil perikanan.

Fath menambahkan produk Wakasin dijual dengan harga Rp 10.000, cukup murah untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Produk ini juga telah diuji kandungan mikrobiologi, proksimat, dan formalin. Semua hasil uji menunjukkan hasil yang positif yang menandakan Wakasin aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Fath juga mengungkapkan harapan agar program ini dapat menghapus paradigma masyarakat tentang pengolahan ikan asin yang kotor dan tidak aman untuk dikonsumsi, sehingga tingkat konsumsi ikan masyarakat dapat meningkat.

“Jangan ragu lagi makan ikan asin,” harap Fath. Fitri dan Dewi anggota tim yang lain, keduanya berharap agar produk Wakasin ini dapat menembus pasar ekspor, namun terlebih dulu harus ada suntikan dana dari investor agar dapat mendirikan rumah produksi sendiri.

tribunnews.com

Indonesia akan memiliki Pelayaran Kapal Pesiar asli dalam Negeri

Pelayaran dengan kapal pesiar (cruise) dalam negeri mengunjungi destinasi wisata segera terwujud. Setelah adanya usulan dan kesepakatan sejumlah badan usaha milik negeri (BUMN) menyelenggarakan kegiatan tersebut.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (persero) Bambang Eka Cahyana mengatakan BUMN sepakat menyelenggarakan pelayaran dengan kapal pesiar yang direalisasikan operator dalam negeri untuk mengunjungi sejumlah destinasi wisata Indonesia pada 2016.

Kapal Pesiar

Bahkan, usulan itu sudah disepakati dan dituangkan dalam road map BUMN. “Dilakukan operasional kapal cruise dalam negeri,” ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, seperti diberitakan Selasa (1/9/2015).

PT Pelayaran Nasional (persero) akan menjadi operator kapal pesiar. Sementara Pelindo dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (persero) menyiapkan terminal penumpang sebagai infrastruktur pendukung.

Bambang mengaku telah mengusulkan rute pelayaran untuk kapal pesiar yang berada dalam ruang lingkup Pelindo I. Keberangkatan dari pelabuhan Belawan dengan mengunjungi destinasi di Sabang, Nias ,dan Sibolga.

Selain potensi pengembangan rute pelayaran di pelabuhan yang dikelola Pelindo. “Misalnya wisatawan kapal pesiar naik dari Tanjung Benoa ke destinasi Labuan Bajo, nyambung ke wilayah Pelindo IV mengunjungi kepulauan Raja Ampat,” katanya.

Ia menambahkan penyelenggaraan pelayaran dengan kapal pesiar oleh BUMN bertujuan menarik wisatawan asing berkunjung ke destinasi wisata Indonesia. Pasalnya selama ini kapal pesiar hanya singgah di pelabuhan. Selain itu, kapal pesiar juga dilarang menaikkan penumpang.

metrotvnews.com

Cafe Luwak, Kedai Kopi dengan Nuansa Indonesia di Busan

Masih teringat dalam benak saya tepatnya pada tahun 2013 lalu saya diberi kesempatan untuk berbagi cerita tentang Good News From Indonesia di Gwangju, Korea Selatan. Di akhir acara, ada seorang bapak paruh baya menghampiri saya dan bertanya lebih lanjut tentang kopi luwak asal Indonesia. Beliau menyampaikan kekagumannya pada cita rasa kopi jenis ini dan ternyata beliau sudah banyak tahu tentang kopi luwak, kopi khas Indonesia yang disebut sebagai kopi termahal di dunia. Bagaimana tidak, proses fermentasi biji kopi ini berbeda dari jenis kopi lainnya karena dilakukan di dalam perut hewan Luwak. Hewan ini memakan biji kopi dan beberapa hari kemudian dikeluarkan lagi bersama fesesnya. Proses fermentasi alami inilah yang menjadikan kopi luwak menjadi sangat mahal dan istimewa.

kafe luwak korea 2

Setelah saya amati, ternyata kopi luwak memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Korea Selatan. Saat mengunjungi supermarket misalnya, pilihan varian kopi bubuk beragam dan tidak sedikit yang berasal dari Indonesia. Tidak sedikit pula kedai kopi di sana yang menjual kopi luwak sebagai salah satu varian kopi yang disajikan. Tetapi, kedai kopi satu ini cukup unik dan berbeda.

Cafe Luwak dapat ditemukan di Busan Indonesia Center (Foto: Baguz Satrya)

Terletak di lantai 1 Busan Indonesia Center, cafe ini berada satu gedung dengan Kantor Urusan Konsuler Republik Indonesia (KUKRI) dan tidak jarang dikunjungi oleh para tenaga kerja Indonesia yang sedang berkunjung ke sana untuk mengurus paspor dan lainnya. Meski demikian, tidak sedikit pula orang-orang Korea yang mengunjungi kafe ini. Ada yang menikmati secangkir kopi luwak di cafe, ada pula yang membeli kopi luwak dalam kemasan. Harganya pun beragam disesuaikan dengan kadar kopi luwak yang ada dalam kemasan.

Untuk 100 gram kopi luwak murni (100%) di cafe ini bisa didapatkan dengan harga 110.000 won atau sekitar 1,3 juta rupiah. Sedangkan untuk kopi jenis lain yang juga berasal dari Indonesia seperti kopi Jawa Robusta, Sumatera Mandailing, Toraja, Bali Kintamani diberi harga 20.000 won untuk satu kemasan 250 gram. Jika ingin menikmat secangkir kopi luwak yang bisa langsung dinikmati di kedai berkisar antara 20.000 hingga 30.000 won, yakni sekitar 230.000 – 350.000 rupiah. Sungguh harga kopi yang fantastis, bukan?

Menu Masakan Indonesia yang dijual di Cafe Luwak (foto: Baguz Satrya)

Keunikan lain yang bisa didapatkan saat berkunjung ke cafe ini adalah suasananya yang sangat Indonesia. Di dalam cafe ini, bisa ditemukan angklung, pernak-pernik asal Indonesia, dan juga baju-baju batik. Tidak hanya itu saja, di cafe ini bahkan menjual nasi goreng, mie goreng, kopi tubruk, kopi jahe, dan teh susu yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Pernak-pernik asal Indonesia pun dijual di cafe ini seperti kipas, baju batik, blangkon, aksesoris, dan lainnya dengan harga yang beragam.

Batik dan kain khas Indonesia lainnya yang dijual di Cafe Luwak (Foto: Baguz Satrya)

Mengamati keunikan ini, Good News From Indonesia yang diwakili oleh Baguz Satrya melakukan wawancara singkat dengan Prof. Kim Soo-Il  dan istrinya, Jun Song-Hak di Cafe Luwak, Busan pada 10 September 2015. Berikut hasil wawancara GNFI dengan Profesor Kim.

sajangnim luwak

Singkatnya, Cafe Luwak ini pertama kali dibuka pada bulan April tahun 2012. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2013, cafe ini harus ditutup karena sang pemilik cafe masih sibuk dengan aktivitasnya sebagai dosen di Busan University of Foreign Studies. Karena kesibukan itulah, ia kesulitan untuk membagi waktu antara mengajar dengan berbisnis. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk pensiun dan kembali membuka cafe ini di bulan Februari tahun 2014 yang lalu sampai sekarang.

Cafe ini dirintis berdua dengan suaminya, Prof. Kim, seorang mantan Wali Kota Busan dan kini menjabat sebagai rektor Daegu University of Foreign Studies. Kim ternyata pernah tinggal di Timor Timur (kini Timor Leste) selama tiga tahun sebagai Duta Besar Korea Selatan untuk Timor Leste pada tahun 2007 dan hal inilah yang menjadi penyebab kedekatan Kim dengan Indonesia, termasuk pengetahuan tentang kopi luwak dan budaya Indonesia lainnya. Bahkan, ia cukup fasih berbahasa Indonesia karena selain pernah tinggal di Indonesia, Kim merupakan lulusan sarjana Bahasa Indonesia dari Seoul National University.

Satu Set Angklung Berada di Tengah-Tengah Ruangan Cafe (foto: Baguz Satrya)

Kecintaan Kim terhadap Indonesia diwujudkan dalam terciptanya Busan Indonesia Center ini. Baginya, Indonesia merupakan bagian dari hidupnya. Cafe Luwak pun didirikan untuk tujuan yang sama sehingga tidak mengherankan jika suasana cafe ini, termasuk alunan musiknya semua bernuansa Indonesia.

Alasan di balik pemilihan nama Luwak untuk kedai kopinya karena bagi Kim, kopi luwak terkenal mahal, berkelas, dan berkualitas. Kesan itulah yang ingin ditunjukkan dari cafe ini. Hal ini memang dibuktikan oleh suasana kedai yang berbeda dan berkelas. Bagi para orang-orang Indonesia yang sedang berada di Busan khususnya, cafe ini dapat mengobati rasa rindu pada tanah air. Kabarnya, selain menjual mie dan nasi goreng, Kim dan istrinya berencana membuat menu Nasi Rendang di cafe ini.

Sungguh membanggakan bukan, saat mengetahui Budaya Indonesia memiliki tempat tersendiri di luar negeri?

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/10/cafe-luwak-kedai-kopi-dengan-nuansa-indonesia-di-busan-2/

4 Kota di Indonesia ini Menjadi Kota Hijau Percontohan di Asia Tenggara

Pada forum dialog pembangunan berkelanjutan, ASEAN Mayors Forum 2015, di Makassar-Sulawesi Selatan , Kota Malang terpilih sebagai kota percontohan kota hijau atau green city se-Asia Tenggara. Forum tersebut dihadiri wali kota se-Asia Tenggara dan para investor. “Ini membuktikan penataan taman kota sesuai dengan jalurnya,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Malang, Cipto Wiyono, dalam siaran pers-nya.

Kota Malang

Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (Apeksi) pun menilai Kota Malang berhasil menata taman dan lingkungan menjadi lebih asri dan ramah terhadap publik. Konsep green city, tambah Cipto, merupakan bagian penting dalam rencana pembangunan berkelanjutan.

Batam

Sementara itu, Sekretaris Umum United Cities and Local Government Bernandia Irawati C mengungkapkan, selain Malang, penghargaan juga diberikan untuk Kota Medan, Kota Batam, dan Kota Kendari. “Keempat kota menjadi pencontohan kota hijau untuk kota se-Asia Tenggara,” katanya. (Pur)

Pribuminews.com

Mobil Tenaga Angin Karya Anak Bangsa. Pertama di Dunia ?

Pernah mendengar tentang mobil bertenaga angin? Tentu anda belum banyak mendengar berita menganai mobil ini. Kebanyakan mobil dan kendaraan lain yang berseliweran di jalanan kota menggunakan bahan bakar minyak atau gas. Kesemuanya menggunakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui kembali. Suatu saat jika sumber minyak bumi sudah habis, akan banyak kendaraan yang tidak dapat dipakai kembali.

Lain halnya jika menggunakan kendaraan berbahan bakar angin. Angin atau udara di Bumi ini tidak akan pernah habis. Kita dapat memanfaatkannya kembali jika kita ingin menggunakannya. Salah satu contoh kendaraan yang menggunakan tenaga angin adalah kendaraan ciptaan seorang dokter bernama Dokter Helmi Dja’far. Sekilas mobil ini terlihat seperti mobil jadul yang berdimensi kecil. Namun jangan salah, ternyata mobil yang wajahnya seperti bajaj ini memiliki mesin berbahan bakar angin rancangan beliau sendiri.

Dokter Helmi Dja’far, penemu Mobil Bertenaga Angin Teknologi yang digunakan dalam mobil bertenaga angin ini tergolong baru dan mungkin masih tergolong yang pertama di dunia. Bayangkan saja jika kita dapat berkendara dengan menggunakan tenaga angin. Pastilah biaya yang dikeluarkan akan sangat murah. Beberapa dari anda mungkin membayangkan bahwa mobil ini akan memiliki layar besar untuk membantunya bergerak. Namun kenyataannya tidak ditemui adanya layar menjulang dari mobil kecil berwarna hijau ini. Berawal dari hobinya yang suka otak-atik segala hal, beliau memanfaatkan limbah mobil bekas yang sudah tidak terpakai lagi.

Dokter Helmi Dja’far, penemu Mobil Bertenaga Angin

 

Mobil bekas ini dibelinya dengan harga sekitar Rp 7.5 jutaan yang kemudian dipreteli hingga sedemikian rupa. Mesin dan bodi mobil di lepas sehingga menyisakan rangka dan bodi bagian depan mobil. Bahkan ban mobil bertenaga angin ini pun telah diganti dengan ban sepeda motor yang sudah dimodifikasi. Ide pembuatan desain mobil ini didapatnya dari hasil karya putranya yang masih duduk di kelas 5 SD. Di bagian belakang mobil ini terdapat tabung udara besar yang biasa ditemui di rumah sakit. Tabung udara ini dapat diisi dengan udara hingga bertekanan 40 bar.

 

Dengan menggunakan uang hasil keringatnya sendiri, pak Dokter ini mulai membangun mobil impiannya bersama beberapa teman. Tak kurang Rp 300 juta sudah keluar untuk biaya riset dan pembangunan mobil ini. Mulai dari mesin generasi pertama yang memiliki dimensi besar sehingga kurang praktis, sampai sekarang memiliki dimensi mesin yang jauh lebih kecil. Meskipun demikian mesin kecil ini justru jauh lebih bertenaga dan juga lebih irit dibandingkan mesin yang lebih besar. Prinsip kerja yang digunakan dalam mobil ini sebenarnya cukup sederehana, yakni dengan memanfaatkan udara yang memuai di dalam mesin. Pemuaian ini nantinya akan menggerakkan roda gigi sehingga mobil dapat berjalan. Sekedar informasi saja, bahwa mobil ini sanggup berlari hingga lebih dari 70 km/jam.

Mekanisme Kerja Mesin Mobil Bertenaga Angin

 

Kecepatan yang sangat luar biasa untuk ukuran prototype mobil bertebaga angin. Mekanisme Kerja Mesin Mobil Bertenaga Angin Sayangnya dokter Dja’far masih merahasiakan mekanisme kerja mesin penggerak tenaga angin ini. Dia takut kalau hasil karyanya ini nanti dibajak oleh negara lain. Bahkan ketika dikonfirmasi oleh wartawan, pak dokter ini justru berkelakar bahwa mesin mobilnya menggunakan bantuan jin untuk membantunya bergerak. Hal ini tentunya menarik rasa penasaran baik peneliti dari dalam negeri bahkan hingga peneliti dari luar negeri. Beberapa waktu lalu dikabarkan bahwa ada perusahaan besar yang akan membeli mobil ini dengan harga hingga Rp 50 milyar.

Namun pak dokter sendiri masih enggan menjual hasil karyanya. Alasanya adalah takut jika hasil karyanya ini dibajak oleh orang lain. Padahal jika benar-benar diproduksi, biaya pembuatan mobil ini bahkan bisa ditekan hingga tidak lebih dari Rp 50 juta saja. Jauh lebih murah dari harga mobil baru 2015 atau mobil LCGC termurah sekalipun. Mesin Mobil Bertenaga Angin Namun tentu saja mobil ini masih memiliki kelemahan, yakni terbatasnya daya jelajah. Satu tabur udara besar berkapasitas besar tersebut hanya dapat membawa mobil ini melaju hingga jarak kurang dari 10km. yang artinya setiap 10km mobil ini harus diisi ulang dengan udara. Mungkin hal ini akan sangat cocok jika dikembangkan menjadi moda kendaraan umum seperti TransJakarta yang memiliki stasiun pengisian angin di setiap haltenya.

Tentunya pengisian angin ini akan jauh lebih singkat daripada harus mengisi atau recharge ulang listrik pada mobil bertenaga elektrik. Di masa depan jika mobil ini benar-benar akan diproduksi masal, tentunya polusi di bumi dapat ditekan lebih jauh lagi. Udara di kota-kota besar seperti di Jakarta akan kembali segar dan bersih. Tentunya mesin bertenaga udara ini tidak membutuhkan biaya dalam pengoperasiannya. Selain ramah lingkungan, biaya operasional yang murah, dan tentu saja dengan adanya mobil bertenaga angin ini nantinya masyarakat tidak akan dibingungkan dengan biaya kenaikan BBM seperti yang sudah-sudah.

Baca Selengkapnya >> https://www.pricearea.com/artikel/indonesia-pencipta-mobil-bertenaga-angin-pertama-di-dunia/