Hutan Batu terbesar di Dunia, ada di Sulawesi

Kawasan Karst Maros Pangkep merupakan yang terbesar dan terindah kedua di dunia setelah kawasan karst di Cina. Gugusan karst yang terdapat di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan yang sebagian masuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung membentang seluas 43.750 hektar.

Keunikan kawasan karst Maros Pangkep  yang tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst lainnya di Indonesia karena mempunyai bentang alam yang unik dan khas yang biasa disebut tower karst. Di kawasan itu, bukit-bukit kapur menjulang tinggi dengan tebing yang menantang. Bahkan bersama kawasan Karst di Pegunungan Sewu, kawasan karst Maros pangkep telah diusulkan sebagai situs warisan budaya dunia (World Heritage) kepada UNESCO sejak 2001 silam.

Keistimewaan Karst Maros PangkepKarst Maros Pangkep bukan sekedar deretan cadas. Berbeda dengan kebanyakan kawasan karst di tempat-tempat lain yang  pada umumnya berbentuk Conicall Hill Karst (berbukit kerucut), karst Maros Pangkep berbentuk menara-menara (tower karst) yang berdiri sendiri maupun berkelompok membentuk gugusan pegunungan batu gamping yang menjulang tinggi. Di antara bukit-bukit tersebut membentang dataran, dengan permukaannya yang rata. Bukit-bukit menara tersebut sejenis dengan yang ada di Cina Selatan dan Vietnam.

karst maros pangkep 2Di kawasan karst Maros Pangkep sedikitnya terdapat 268 gua. Selain memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah, gua-gua itu juga menjadi habitat fauna langka dan merupakan situs prasejarah. Bahkan gua terpanjang dan terdalam di Indonesia pun ditemukan di karst Maros. Gua terdalam berbentuk sumur tunggal dengan kedalaman 260 meter ditemukan di Leang Leaputte. Adapun gua terpanjang diperkirakan ditemukan di sistem gua Salukkan Kallang, yang panjangnya mencapai 27 km.

Gua yang terbentuk sebagai hasil pencucian batuan karbonat itu tidak hanya menghasilkan ornamen gua yang sangat cantik. Tetapi juga menjadi tempat spesies manusia berlindung di masa lampau. Gua-gua yang dihuni oleh manusia dan kebudayaannya di masa lampau. Inilah yang disebut sebagai gua prasejarah.

Ada beberapa gua prasejarah yang ditemukan di kawasan karst Maros Pangkep dengan berbagai peninggalan manusia prasejarah seperti:

  • Gua Ara: mata panah bergigi dan bersayap, lancipan muduk, dan gerabah.
  • Gua Awal: gerabah
  • Gua Batu Ejaya: serpih bilah, mikrolit, lancipan muduk, dan gerabah.
  • Gua Bola Batu: serpih bilah, mikrolit, mata panah berpangkal bundar, dan gerabah.
  • Gua Cadang: mata panah berpangkal bundar dan gerabah
  • Gua Leang Balisao: serpih bilah dan mata panah berpangkal bundar
  • Gua Leang Burung 1: mata panah berpangkal bundar serta mata panah bergigi dan bersayap
  • Gua Leang Burung 2: serpih bilah yang kasar dan besar
  • Gua Leang Cekondo: serpih bilah dan mata panah berpangkal bundar
  • Gua Leang Karrasa: serpih bilah yang kasar dan besar serta gerabah
  • Goa Leang-leang: lukisan batu dan perkakas dari batu.
  • Gua Sumpang Bita: lukisan batu dan perkakas dari batu.

Kawasan Karst Maros Pangkep juga menjadi habitat berbagai satwa langka dan endemik antara lain monyet hitam (Macaca maura) dan 125 jenis kupu-kupu dari sekitar 400 jenis yang pernah ada di kawasan karst tersebut. Biota unik juga hidup di dalam gua di kawasan ini. Beberapa diidentifikasi sebagai jenis satu-satunya di dunia.

Biota unik yang hidup di sana memiliki ciri khas akibat kehidupan gelap di dalam gua. Kulit transparan, matanya mengecil bahkan buta, sementara organ sensoriknya berkembang pesat. Arthropoda misalnya, memiliki antena yang panjang sebagai organ perasa. Temuan-temuan itu antara adalah:

  • Ikan gua buta bertubuh transparan (Bostrycus sp.) dari Gua Saripa di Maros.
  • Kalajengking gua yang buta dan satu-satunya di Asia tenggara
  • Udang gua yang buta dan bertubuh transparan (Cirolana marosina)
  • Kelelawar berhidung cabang (Nyctmene cephalotes)
  • Kelelawar Hipposideros dinops yang hanya hidup di Sulawesi
  • Kepiting laba-laba (Cancrocaeca xenomorph)
  • Kumbang buta dari jenis Coleoptera sp.
  • Beberapa jenis jangkrik gua (Rhaphidophora sp.) yang belum teridentifikasi
  • Laba-laba gua jenis baru sebesar telapak tangan (Heteropoda beroni)

Penambangan Karst

karst maron pangkep 3Saat ini kawasan ini sedang mengalami tekanan yang cukup berat, karena usaha pertambangan batu gamping untuk semen, marmer dan industri lainnya. Penambangan kars yang dilakukan di Kawasan Kars Maros-Pangkep selain mengancam ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst juga mengancam keunikan geomorfologi serta biodiversity (keanekaragaman hayati).

Aktivitas penambangan kapur dilakukan oleh dua industri semen besar (PT. Semen Tonasa dan PT. Semen Bosowa) dengan luas daerah operasi mencapai 2.354,7 ha. Selain itu, sedikitnya terdapat 24 perusahan penambangan marmer dengan luas areal eksploitasi 15-25 ha setiap perusahaan.

Semoga saja aktivitas penambangan yang dilakukan tidak mengorbankan keunikan karst Maros Pangkep dengan tower karst-nya. Juga kekayaan arkeologi dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya.

Referensi dan gambar: SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.398/Menhut-II/2004https://www.nationalgeographic.co.id;

Kapal Ikan Bersirip. Karya Anak Bangsa

Inspirasi bisa ditemukan di mana saja. Waktu sedang berjalan-jalan di sungai, air bisa menjadi inspirasi. Ketika kita melihat bunga, kadang bunga bisa menjadi ispirasi kita. Bahkan ketika sedang pup, tak jarang orang menemukan inspirasi dari kotoran yang dikeluarkannya. Insipirasi bisa menghinggapi semua orang, termasuklah Alex Masengi Kawilarang.
Terinspirasi dari ikan terbang antoni, pada tahun 1989, ia menemukan teknologi kapal ikan bersirip yang telah di patenkan di Jepang. Kecermatannya mengamati ikan terbang Antoni mulai dari bentuk tubuh yang montok, sirip, kepala, hingga pergelangan ekornya. Ia heran melihat ikan itu mampu melayang-layang di atas permukaan air laut. Bentuk tubuh dan sifat khas ikan antoni diterapkan Alex menjadi design badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat pemasangan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi ketimbang jenis kapal ikan lain.
Penemuan ini memungkinkan  kapal ikan tidak mudah goyah saat diterjang gelombang besar, dan stabilitas kapal bisa tercapai. Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali dalam posisinya semula setelah mengalami guncangan. Dan merupakan rangkaian kombinasi antara ukuran yang cocok dan pembagian berat muatan sehingga kapal mampu mengikuti ayunan angin dan gelombang, serta selalu dapat tegak dan seimbang lagi.
Setelah melakukan kajian dan rangkaian ujicoba, hasil yang diperoleh bisa dibilang bagus. Ketika melakukan pengujian di beberapa perairan, baik nasional maupun internasional, yakni: Laut Cina Timur, Teluk Ohmura Nagasaki, Perairan Jepang Timur, Teluk Manado, dan perairan di sekeliling Kota Bitung.
Tak hanya uji lapangan, uji lab pun di lakukan di beberapa laboratorium ternama, seperti Labolatorium Kapal Ikan di Fakultas Perikanan Hokkaido University, Japan Fisheries Engineering Laboratory, Faculty of Ship Building Soga University, Nagasaki. 
Keberhasilannya ini, di medio 2005-an, membuat perusahaan galangan kapal di Jepang tertarik untuk memproduksi massal kapal-kapal ikan bersirip dengan teknologi yang ditemukan Alex.
Biografi

Doktor dari The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang (1993), ini adalah penemu teknologi kapal ikan bersirip. Temuan pria bernama lengkap Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc kelahiran Desa Kinilou, Tomohon, 13 Juni 1958, ini sudah dipatenkan di Jepang.

 

Suami dari Ixchel Peibie Mandagie MSi (juga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat), ini diilhami ikan terbang dalam menemukan teknologi perkapalan tersebut. Ikan itu dapat terbang jauh bagaikan pesawat udara yang melayang rendah di atas permukaan air laut.

Dia tertarik ketika mengamati bentuk tubuh dan sirip ikan terbang antoni (torani). Ikan itu dapat melayang di atas permukaan air laut. Tubuhnya terangkat melalui pergerakan sirip yang relatif panjang dan dorongan pergerakan tubuhnya sendiri. Pakar teknik perkapalan perikanan ini mengamati ikan antoni memiliki bentuk tubuh yang relatif unik, mulai dari kepala, badannya yang montok, pergelangan ekornya serta seluruh siripnya. Bentuk tubuh dan sifat-sifat khas ikan antoni itulah yang ia terapkan ke dalam desain badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat kestabilan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain.

 

Sejumlah pengkajian dan uji coba stabilitas kapal ikan yang menggunakan sirip ini sudah dilakukannya sejak 16 tahun terakhir.  Pengkajian dan pengujian dilakukan di Laut Cina Timur, Teluk Ohmura Nagasaki, perairan Jepang Timur, Teluk Manado dan perairan di sekitar Kota Bitung. Hasilnya, stabilitas kapal ikan bersirip rata-rata melebihi kapal ikan biasa.

 

Selain itu, pengujian laboratorium juga dilakukan di beberapa laboratorium ternama, seperti Laboratorium kapal ikan di Fakultas Perikanan Hokkaido University, Japan Fisheries Engineering Laboratory, Faculty of Ship Building Soga University, Nagasaki.

 

Hasil pengujian stabilitas terhadap kapal ikan tipe sabani dari Okinawa dengan menggunakan sirip dalam kondisi statis meningkat 17 persen. Adapun saat kapal dalam kondisi dinamis atau bergerak, tingkat stabilitasnya naik menjadi 22 persen.

 

Metode yang sama, diujicobakan pula pada beberapa kapal ikan tipe pamo yang biasa digunakan para nelayan Sulawesi Utara, baik dalam ukuran nyata maupun dalam skala model. Dari hasil pengujian diperoleh hasil stabilitas kapal pamo dalam kondisi statis meningkat 19 persen dan dalam kondisi dinamis meningkat 28 persen.

 

Berdasarkan semua pembuktian itu, temuan teknologi kapal ikan bersirip yang desainnya didasarkan pada bentuk tubuh ikan antoni itu, Alex  mematenkan atas namanya sendiri di Jepang.

 

Sebuah perusahaan galangan kapal di Jepang saat ini sedang bersiap memproduksi massal kapal-kapal ikan bersirip yang didasarkan pada model atau teknologi temuan Alex itu. Makanya, di Jepang namanya tercatat sebagai anggota konsultan pembuatan kapal Nagasaki Dream, dan konsultan pembuatan kapal layar Michinoku-Indonesia. Juga menjadi konsultan teknik pada Reedbed Technology, Liverpool, Inggris.

 

Alex secara rutin juga menjadi pembicara dan dosen tamu pada berbagai universitas di Jepang dan Perancis. Dia juga sering menyampaikan makalah ilmiah di berbagai universitas ternama di Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

 

Alex tumbuh di dalam keluarga petani. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pertanian di kaki Gunung (api) Lokon, Desa Kinilou, Tomohon, Sulawesi Utara. Ia akrab dengan pertanian palawija, hortikultura,serta budidaya tambak air tawar. Sehingga ahli kelautan ini tetap cinta alam pegunungan. Rumahnya yang sederhana dikelilingi tambak atau telaga lengkap dengan budidaya ikan mas dan mujair. Di bagian depan rumah tampak beberapa rumpun pohon bambu yang ikut menambah semarak lingkungan rumahnya.

 

Ayah empat anak, yaitu Kesihi, Shinji, Etsuko dan Akira, ini bahkan memanfaatkan lokasi rumahnya di alam pegunungan yang sejuk sebagai tempat pertemuan para dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ia sering menerima tamu di rumahnya yang dikelilingi tambak air tawar itu.

 

Alex menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Desa Kinilou pada tahun 1971, kemudian melanjutkan ke sekolah teknik pertama dan lulus tahun 1974. Selanjutnya ia meneruskan pendidikan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Manado dan lulus pada 1977. Setelah sempat bekerja di sebuah perusahaan perikanan, Alex melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Perikanan Unsrat dan lulus tahun 1984. Ia mengikuti program master di Faculty of Fisheries Nagasaki University pada tahun 1990 dan meraih gelar doktor di The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang, tahun 1993. (e-ti/tsl) — Sumber: TokohIndonesia DotCom

Mengenal Inovator Lulusan ITB Penemu Teknologi Membran Pengolahan Air

Indonesia membutuhkan banyak sekali penemu dan inovator muda untuk bisa menempatkan tanah air di jajaran negara maju. Bidang teknologi menjadi salah satu yang banyak memunculkan talenta-talenta peneliti anak bangsa yang inovatif dan kreatif. Salah satu anak bangsa yang melambungkan nama Indonesia di dunia internasional adalah I Gede Wenten yang meneliti tentang teknologi membran yang bisa digunakan untuk penyaringan berbagai hal.

Pria kelahiran 15 Februari 1962 ini meraih penghargaan B.J. Habibie Technology Award pada tahun 2013 yang lalu. Kiprahnya di dunia penelitian teknologi membranlah yang mengantarkan Wenten meraih penghargaan bergengsi tersebut. Setidaknya sudah terdapat lima belas buah hak paten yang ia miliki atas penemuan penemuannya dalam bidang teknologi membran.

I Gede Wenten

Wenten merupakan pendiri industri membran pertama dan satu-satunya di Indonesia. Salah satu penemuan Wenten adalah IGW Emergency Pump, merupakan pompa yang dilengkapi dengan filter guna menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Uniknya, untuk mengoperasikan pompa ini tidak perlu menggunakan tenaga listrik, cukup menggunakan tangan. Ditambah, alat ini memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, kuman, dan koloid.

Saat ini Wenten bersama kampus ITB mengembangkan membran untuk berbagai keperluan. Mulai dari membran untuk teknologi bidang energi, untuk proses produksi minyak dan gas hingga untuk keperluan medis yang direncanakan bisa digunakan dalam mesin cuci darah.

Dosen pengajar program studi teknik kimia ini menghabiskan masa kecilnya di Desa Buleleng, Bali ini merupakan bungsu dari 11 bersaudara. Wenten mengawali pendidikan tingginya di Jurusan Kimia ITB tahun 1982. Lulus dari ITB pada tahun 1987, Wenten kemudian melanjutkan studinya di Denmark Technology University, Kopenhagen. Wenten meraih gelar master bioteknologi tahun 1990 dan sekaligus program teknik kimia pada tahun 1995 di Denmark Technology University. Ketika mengambil program masternyalah, Wenten pertama kali menekuni bidang teknologi membran.

Tahun 1994, Wenten memperoleh paten dari alat yang ia kembangkan untuk peningkatan penyaringan pada industri bir. Pada tahun yang sama, Wenten kembali meraih penghargaan tertinggi dari Filtration Society London berupa Suttle Award, sebagai bukti tingginya nilai inovasi temuannya, sebuah penghargaan yang hanya dianugerahkan kepada peneliti di bawah usia 35 tahun. Sejak tahun 2002, Wenten membangun pabrik pembuatan membrane di Bandung. Pabrik tersebut memproduksi berbagai alat yang kesemuanya menggunakan teknologi membran dan pembuatannya dilakukan oleh putra bangsa ini sendiri. Terakhir, Wenten dianugerahi BJ Habibie Technology Award.

Sebagai seorang peneliti Wenten optimis Indonesia memiliki sistem pendidikan yang sudah cukup untuk menghasilkan para peneliti yang berkualitas. “Harapan saya, semoga fasilitas penelitian untuk pengembangan keilmuan di negeri ini lebih diperhatikan. Dengan begitu, diharapkan Indonesia mampu menghasilkan produk-produk penelitian yang lebih berkualitas lagi,” tandasnya

itb.ac.id

Dua Perenang Cilik asal Yogyakarta Raih Medali Emas di Australia

Prestasi dalam cabang renang indah diraih oleh dua perenang cilik asal Indonesia dalam kompetisi Kejuaraan Renang Indah Antar-Negara Persemakmuran, Hancock Prospecting Commonwealth Festival of Synchronised Swimming di Perth, Australia Barat, Jumat. Mereka pulang dengan membawa pulang total dua medali emas dan satu medali perunggu.

Emas pertama diraih di kategori renang indah duet kategori umur di bawah 12 tahun atas nama Nabilah MK Umarella dan Maharani Sekar Langit. Medali emas berikutnya, mereka kembali beraksi dan sukses meraih podium nomor satu dan nomor tiga untuk kategori renang indah solo kelompok umur di bawah 12 tahun.

Nabilah Umarella dan Maharani Sekar Langit

Mereka berhasil mengalahkan para pesaing dari Australia, Singapura, Inggris, Afrika Selatan, dan beberapa negara Persemakmuran lainnya.Indonesia adalah satu-satunya negara non-persemakmuran yang diundang dalam kejuaraan ini.

Nabilah Umarella (11) yang akrab disapa Lala, jatuh cinta pada olahraga ini sejak 3 tahun yang lalu. Berawal dari prestasi renang lintasan selama 1,5 tahun, Lala semakin serius menggeluti olahraga ini.

Sementara Maharani Sekar Langit (12) yang akrab dipanggil Sekar adalah atlet renang lintasan yang menekuni olahraga renang sejak umur 4 tahun. Sekar telah menjuarai beberapa kejuaraan renang lintasan. Sekar mulai menekuni renang indah hampir dua tahun terakhir.

Ibu Nabillah Ully Pitaloka mengatakan, untuk berkompetisi di Australia pihaknya menggunakan dana sendiri untuk terbang dari Yogyakarta ke Perth termasuk dalam hal mengurus sendiri dokumen-dokumen yang diperlukan agar Sekar dan Lala dapat berpartisipasi diajang bergensi renang indah di Australia.

Berangkat dengan modal pribadi, tampaknya Lala dan Sekar tetap bekerja keras untuk meraih medali emas di ajang internasional ini. Syukurlah usaha mereka membuahkan hasil.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/15/dua-perenang-cilik-asal-yogyakarta-raih-medali-emas-di-australia/

Pria Purworejo yang Membuat Indonesia Terbang Vertikal

Helikopter saat ini telah menjadi alternatif transportasi udara jarak pendek yang sangat multifungsi. Berbagai keperluan darurat maupun kepraktisan dan efisiensi waktu selalu mengandalkan moda helikopter karena kemampuannya untuk terbang vertikal dan juga tetap lincah untuk terbang horisontal.

Banyak tokoh-tokoh dirgantara di Indonesia yang belum banyak diketahui seperti tokoh yang satu ini, yang merupakan bapak helikopter di Indonesia. Dalam dunia helikopter hingga saat ini, di Indonesia baru ada satu orang yang mampu merancang, membuat, sekaligus menerbangkan pesawat helikopter yaitu Yum Sumarsono. Beliau selama ini dijuluki sebagai Bapak Helikopter Indonesia.

Yum Soemarsono

Pria yang dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah, 10 Desember 1916 ini adalah seorang ilmuwan, dan penerbang TNI Angkatan Udara, bersama dengan Nurtanio Pringgoadisuryo, Wiweko Soepono dan R.J Salatun mereka semua adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Wiweko Soepono terkenal sebagai penggagas pesawat dua kokpit, Nurtanio Pringgoadisuryo melakukan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono adalah perintis dibidang rotary wing atau helikopter.

Masa kecil pria yang akrab dipanggil sebagai Pak Yum ini dilalui di kota kelahirannya Purworejo. Dirinya sekolah MULO di Magelang kemudian melanjutkan sekolah teknik di Bandung. Setamat dari MULO, Yum malang melintang mencari pekerjaan dari pelayan hotel di Makassar, pelaut, sopir taksi, hingga masinis.

Yum Soemarsono adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah mendesain, membuat dan menerbangkan helikopter. Berbeda dengan penemu dan pengembang helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari pendidikan tinggi.

Pak Yum yang berpangkat terakhir Letnan Kolonel (purnawirawan) di kesatuan TNI Angkatan Udara Republik Indonesia ini adalah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat terbang ketika sering melihat pesawat terbang lalu-lalang di Lapangan Terbang Tidar, Magelang.

Helikopter rancangan Pak Yum saat itu tidak memiliki bentuk seperti helikopter yang umum dilihat seperti sekarang, namun rancangannya sudah memiliki dan menerapkan prinsip kerja helikopter modern. Informasi tentang perkembangan teknologi helikopter saat itu masih sangat sukar diperoleh. Sehingga ia hanya mempelajari lembaran stensilan karangan seorang ilmuwan Belanda, Ir. Oyen, tahun 1940 tentang aerodina-mika dan sebuah gambar dari majalah Popular Science bekas pada tahun 1939.

RI-H

Berbekal pengetahuan aerodinamika yang seadanya, pada tahun 1948 Yum Sumarsono bersama rekan-rekannya seperti Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisuryo berhasil merancang helikopter pertama yang diberi nama RI-H yang hanya menggunakan mesin sepeda motor BMW 500 cc dengan tenaga 24 daya kuda pada 3000 putaran permenit. Helikopter pertama hasil karya anak bangsa menjadi kenyataan di Desa Tarikasem, Batujamus lereng gunung Lawu. Helikopter tersebut merupakan helikopter pertama yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil putra Indonesia dan khususnya dari anggota TNI AU (waktu itu AURI).

RI – H direncanakan terbang perdana pada 24 Desember 1948, namun rencana tersebut dibatalkan karena Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember di tahun itu. Demi menghindari serangan dari Belanda, RI – H kemudian disembunyikan disemak-semak dengan disamarkan diantara dedaunan. Sayangnya pesawat P-40 Kittyhawk dan P-51 Mustang Belanda yang mendapat tugas menyerang Pangkalan Udara Maospati dapat menemukan lokasi persembunyian RI – H dari udara dan menghancurkannya. Beruntung mesin BMW dan rotornya selamat, karena sebelumnya sudah dipreteli terlebih dahulu.

Mesin yang selamat itulah yang kemudian menjadi komponen utama helikopter kedua rancangan Yum Sumarsono. Rancangan tersebut diberi nama Helikopter YSH (Yum Soeharto Hatmidji) yang dirancang bersama Soeharto dan Hatmidji. Helikopter ini selesai pada tahun 1950 dan dapat melayang setinggi 10 m di lapangan Sekip Yogyakarta.

Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 1951 Letkol (Pur) Yum Sumarsono mendapat beasiswa dari perusahaan helikopter Hiller untuk belajar terbang di California, AS. Selain belajar menerbangkan helikopter, beliau juga mengambil kursus desain helikopter di Stanford University. Di universitas tersebut beliau menunjukkan kepiawaian perhitungan desain rotor blade-nya, yang memiliki kualitas tidak jauh dari rotor blade rancangan Wayne Wiesner, kepala biro desain Pabrik Hiller.

Yum Soemarsono

Pada tanggal 22 Maret 1964 Yum Sumarsono mengalami kecelakaan saat melakukan uji terbang helikopternya yang ke-empat yang bernama Kepik. Kecelakaan ini menyebabkan beliau kehilangan tangan kirinya. Namun peristiwa ini tak membuatnya kapok berurusan dengan helikopter.

Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang. Alat ini adalah alat satu-satunya di dunia yang dibuat dan digunakannya untuk menerbangkan heli bell 47J2A dan 47G.

Tahun 1963 Beliau sempat menjadi pilot helikopter pribadi Presiden Soekarno, namun tidak bertahan lama sebab Presiden Soekarno kemudian digantikan oleh Presiden Soeharto. Beberapa tahun berikutnya Pak Yum kembali terkenal karena berhasil memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47J2A yang kemudian diberi nama Si Walet.

Penemuannya tentang throttle collective device ternyata juga menarik perhatian dunia Internasional. Di tahun 1990 bulan Juni, Pak Yum diundang ke Paris untuk mendemonstrasikan lengan buatannya itu untuk menerbangkan helikopter Bell 47-G.

Penerbangan terakhir dari putra Patih Purworejo Suryodiprojo dan Ibu Surtini ini terjadi pada bulan Februari tahun 1999 sebelum Yum Soemarsono meninggal pada tanggal 5 Maret 1999 di Bandung karena kanker paru-paru yang dideritanya.

tni-au.mil.id

Pebalet asal Australia ini ternyata Memiliki Darah Penari Keraton

Bertahun-tahun berkiprah di panggung balet internasional, ternyata tetap membuat Juliet Burnett ingin mengenal asal-usul darah seniman yang mengalir dalam darahnya. Latar belakang sang nenek yang pernah menjadi penari Keraton Yogya membuatnya penasaran ingin mempelajari tari Bedhoyo Ketawang.

Juliet Burnett memulai karir baletnya di Australia 13 tahun lalu. Mantan penari di The Australian Ballet ini memiliki darah seni yang diwariskan dari keluarga ibunya, yang berasal dari Indonesia. Pamannya adalah mantan sastrawan kenamaan Indonesia, WS Rendra (alm.). Sementara neneknya adalah mantan penari di Keraton Yogyakarta.

Juliet Burnett

Mungkin karena tradisi seni tari dari orang tuanya inilah Juliet kemudian sudah disekolahkan balet di Sydney sejak berumur lima tahun.

Upaya tersebut ternyata membuahkan hasil, pebalet yang juga berprofesi sebagai model ini jatuh cinta pada dunia tari. Bukan hanya pada tari balet klasik, tapi juga pada tari tradisional Nusantara.

“Sebenarnya, ada kemiripan antara balet dengan tarian Jawa. Keduanya sama-sama berasal dari lingkungan istana dan sama-sama memiliki keanggunan. Teknik tariannya juga serupa, kaki diputar keluar, karena dengan itu kaki penari jadi sangat menarik untuk dipertontonkan,” jelas Juliet.

Wanita cantik berambut merah ini lalu menyambung, “Gerakan balet itu susah dan kurang natural. Tapi tari Jawa, gerakannya menyatu dengan tubuh. Energi dalam penari Jawa itu mengalir di dalam tubuh. Saat belajar tari Jawa, saya merasa terasuki gerakan-gerakan yang sepertinya cukup akrab bagi diri saya.”

Kekagumannya pada tarian Jawa tersebut membuat Juliet di tahun 2012 memutuskan untuk belajar tari Golek di Solo.

“Saya ingin mempelajari tarian-tarian klasik yang dulu dibawakan eyang (nenek). Sejujurnya saya juga ingin belajar tari Bedhoyo Ketawang, tapi guru tari Jawa saya bilang, ia tak bisa ajarkan itu ke saya karena ia bukan orang dalam Keraton,” ungkap istri dari musisi Nick Thayer ini.

Juliet Burnett

Sang nenek memang menjadi salah satu inspirasi Juliet dalam karirnya di bidang tari. Sayangnya, penyayang binatang ini tak sempat mengenal lama sang nenek secara langsung.

“Ketika eyang meninggal, saya masih berusia beberapa bulan. Jadi saya tak tahu seperti apa eyang dulu menari dan apa pandangannya tentang tarian Jawa,” kisahnya.

Juliet lantas mengenang jasa almarhum pamannya. “Om Willy (W.S.Rendra)-lah penyambung hubungan antara saya dengan eyang. Dalam setiap acara keluarga, Om Willy selalu menarik saya dari kerumunan saudara dan mengajak saya berdiskusi tentang prinsip tarian Jawa.”

Dirinya mengaku bahwa Indonesia adalah rumah kedua baginya. Setiap kunjungannya ke Indonesia selalu dianggap sebagai sesuatu yang spesial. Namun kunjungannya pada bulan lalu di Indonesian Ballet Gala yang digelar di Jakarta adalah yang paling istimewa sebab ajang ini merupakan panggung besar pertamanya di negeri asal bundanya, Indonesia.

radioaustralia.net.au

Masjid Berkubah terbesar di Dunia ada di Indonesia

Masjid Raya Al-A’zhom merupakan Masjid Terbesar dan termegah di Kota Tangerang. Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 2,25 hektar dengan luas bangunan 5.775 meter persegi ini memiliki lahan parkir seluas 14.000 meter persegi. Dengan luas sebesar itu, masjid ini mampu menampung sebanyak 15 ribu jamaah, sekaligus mengukuhkan al-A’zham sebagai masjid terbesar di Kota Tangerang.

Sebagaimana dikutip dari media Bina Masyarakat (Bimas) milik Kemenag, pembangunan masjid bergaya timur tengah ini diawali dengan peletakan batu pertama pada 7 Juli 1997 oleh Walikota Tangerang saat itu, Djakaria Machmud, dengan Ketua Panitia Pembangunan Thahiruddin. Pembangunan masjid yang menelan dana sebesar Rp 28 Milyar ini selesai pada 28 Pebruari 2003, dan diresmikan secara langsung oleh Menteri Agama RI, Said Agil Husin Al Munawar.

Masjid Raya Al-A'zhom

Hal unik dari masjid ini adalah, kubah besar masjid yang tidak ditopang oleh tiang penyangga, struktur kubah utama terletak di bagian tengah ditopang oleh empat kubah kecil yang berbentuk setengah lingkaran di bagian. Kubah ini diyakini sebagai kubah masjid terbesar di dunia dengan bentangan diameter sepanjang 63 meter.

Kubah dari Masjid ini dibangun dengan 4 kubah setengah lingkaran yang merupakan Kubah Penyangga dan 1 kubah Utama bagian atas, sehingga dengan adanya kombinasi arsitektur seperti itu tidak diperlukan tiang untuk menyangga Kubah, sehingga kesan didalam ruangan mesjid sangat luas, lapang dan sangat nyaman serta sejuk.

Dari perspektif bagian dalam masjid, jamaah dapat melihat lima kubah berwarna emas dengan hiasan kaligrafi di dalamnya. Kelima kubah tersebut mencerminkan kewajiban shalat lima waktu.

Sementara empat tiang menara pada bagian luar melambangkan empat tiang ilmu, yaitu ilmu bahasa Arab, syariah, sejarah, dan filsafat. Tinggi badan menara masjid beraksen kebiruan ini mencapai 30 meter yang menyimbolkan 30 juz Alquran. Sedangkan tinggi kuncup menara mencapai enam meter, sebagai perlambang rukun iman.

Terletak di lokasi strategis, berdekatan dengan pusat pemerintahan dan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tangerang, masjid yang didesain oleh Guru Besar Ilmu Arsitektur ITB, Slamet Wirasonjaya, ini menjadi ikon sekaligus kebanggaan warga Tangerang.

Karena kemegahannya, Masjid al-A’zham seringkali digunakan berbagai rumah produksi sebagai lokasi syuting program religi di televisi. Manajemen Masjid juga dikelola secara profesional dengan kegiatan keagamaan yang semarak, selain sebagai sarana beribadah juga sebagai pusat kesenian dan festival keagamaan Islam.

bimasislam.kemenag.go.id

Prestasi Pria Asal Surabaya ini Bermula dari Kapal Othok-Othok

Menyandang gelar sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan berat. Memiliki pasar yang besar maka akan diperlukan angkutan laut yang menghubungkan serta menyuplai kebutuhan primer dan sekunder ke seluruh wilayah Nusantara. Mewujudkannya harus dimulai dari sebuah impian besar talenta-talenta anak bangsa.

Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang adalah salah satu anak bangsa yang sudah malang melintang di dunia perkapalan tanah air bahkan internasional. Masa kanak-kanaknya dipenuhi impian membuat kapal, hobinya pun membuat kapal-kapalan, inspirasinya berasal dari mainan legendaris bernama kapal othok-othok. Kini setelah usianya separuh baya ia benar-benar membuat kapal yang mengarungi lautan, persis seperti mimpinya di masa lalu.

Kaharuddin Djenod

Pria bergelar lengkap Dr Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang, M.Eng ini adalah laki-laki berkelahiran Kota Pahlawan, Surabaya 14 Maret 1971. Putra dari pasangan Roselin Trislan dan Otjan Daud Djenod Dg Malladja ini sempat kuliah di Arsitektur Universitas Hasanuddin dan Teknik Penerbangan ITB namun kemudian mendapat beasiswa dari BJ Habibie ke Universitas Nagasaki.

Saat kuliah di Jepang inilah dirinya mendalami dunia perkapalan. Djenod kemudian mendapatkan gelar doktornya di Hiroshima University, Jepang di bidang arsitektur perkapalan (Naval Architecture) dan sempat meraih Mahasiswa Terbaik Studi Perkapalan se-Jepang di tahun 1997.

Ketika dirinya kuliah S3 di Jepang tersebut, Djenod berhasil membuat algoritma sistem optimasi desain kapal untuk kapal kontainer, yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dalam proses pembangunan kapal. Temuannya itu kemudian dia patenkan dan banyak digunakan oleh perusahaan kapal di Jepang.

Pengalamannya mendesain kapal tidak bisa diragukan lagi, dirinya telah mendesain lebih dari 350 kapal milik perusahaan Jepang.

Sebanyak 350 desain kapal ia hasilkan selama dirinya bekerja di Jepang sejak 2005 hingga 2011 atau rata-rata sebanyak 70 proyek per tahun dari mulai jenis Oil Tanker, Chemical Tanker, LPG Tanker, Pure Car Carrier, Container vessel, dan berbagai jenis kapal lainnya yang semuanya dibangun di Jepang.

Keinginannya untuk membangun dunia maritim Indonesia mendorongnya untuk mendirikan perusahaan kapal di Surabaya bernama Terafulk Megantara yang didirikan pada tahun 2006. Melalui modal yang dikumpulkannya bersama kawan-kawannya, perusahaannya memfokuskan diri pada manufaktur kapal.

Kapal pertama yang bangun perusahaannya bernama Tunas Terafulk I dan telah diluncurkan di Galangan Kapal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada 21 Desember 2010 yang lalu. Kapal ini relatif tidak besar, panjangnya sekitar 30 meter dengan bodi kapal terbuat dari aluminium dan kapasitas penumpang sekitar 70 kursi. Kapal kelas ini adalah kapal pertama di Indonesia yang keseluruhan proses pembuatannya, mulai dari desain hingga produksinya dikerjakan oleh Putra Indonesia.

Tunas terafulk 1

Kapal keduanya Tunas Terafulk II, kapal dengan jenis yang sama, yakni kapal penunjang produksi migas kelas Crewboat dengan kapasitas 70 Pax dan ukuran panjang 30 meter yang dikerjakan di galangan di Madura sedang dalam proses pengerjaan.

Pria yang tahun 2012 lalu mendapatkan penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award ini juga mengungkapkan bahwa dirinya siap untuk membangun kapal selam untuk Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kaharuddin di hadapan Ketua DPR Setya Novanto dan sejumlah tamu undangan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) di Djakarta Theatre, Jumat, 21 Agustus 2015.

“Saya siapkan desain kapal selam 30 meter, jika Indonesia mau buat dan jalankan itu dengan tenaga kita sendiri, saya siap untuk membangunnya,” ujar ilmuwan yang telah menimba ilmu perkapalan di Jepang selama 15 tahun tersebut.

Kaharuddin Djenod memiliki harapan agar bangsa Indonesia mampu mandiri dalam bidang maritim. Dirinya juga menyatakan terinspirasi salah satu pesan mantan Presiden Sukarno tentang kedaulatan maritim.

“Sebagai putra bangsa, saya ingin realisasikan pesan Bung Karno pada Januari 1950, hendaknya Indonesia membangun industri maritim dan dirgantara jika ingin memperkuat pertahanan,” ucapnya.

Melihat demikian banyak prestasinya sudah selayaknya generasi muda Indonesia melihat dan belajar kepadanya. Djenod sendiri berharap pada kaum muda di Indonesia untuk memiliki kesadaran secara nasional akan potensi bangsa untuk maju dan mau berkiprah secara global.

“Jika kesadaran ini tidak dimiliki maka pola ekonomi kita yang hanya menjadi bangsa konsumen dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan asing akan terus berlanjut,” pungkas Djenod.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/15/prestasi-pria-asal-surabaya-ini-bermula-dari-kapal-othok-othok/

Mobil Listrik Karya ITS Surabaya ini Siap Mengarungi Benua Australia

Mobil tenaga surya buatan tim Institut Teknologi Sepuluh November Solar Car Racing Team yang dinamakan Widya Wahana V (WW 5) siap mengikuti kompetisi di Australia, 18-25 Oktober 2015.

“Sebelumnya pada 17 Agustus 2015, WW 5 telah melakukan Tour de Java Bali dengan pitstop di beberapa kota besar yang dilalui seperti Jakarta yang menjadi start, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar sebagai finish, dari situlah ada proses pembelajaran dari mahasiswa untuk membuat WW 5 ini,” kata dosen pembimbing tim ITS Solar Car Racing Team Nur Yuniarto seusai launching mobil WW 5, Senin.

(Foto World Solar Challenge)

Ia mengatakan sebelum diikutsertakan ke kompetisi WSC Australia 2015, pihaknya mengalami proses pembelajaran mulai dari kesalahan perhitungan, desain, sampai kesalahan fabric yang telah terjadi, sehingga pihaknya harus membenahinya terlebih dulu.

“Kendalanya mulai dari kesalahan perhitungan, desain, sampai kesalahan fabric yang telah terjadi dan telah kami benahi dengan Spesifikasi motor dari WW 5 yaitu dengan kekuatan 2×2 kW dan memiliki jarak tempuh 700 km per charge,” tuturnya.

Menurut dia, dua hari sebelumnya, WW 5 juga telah melakukan uji coba di jalan tol Juanda dengan kecepatan maksimal 110 km per jam dengan target kecepatan 150 km per jam, namun karena jalanan tol Juanda yang tidak memungkinkan untuk menempuh kecepatan tersebut, maka WW 5 hanya melaju pada kecepatan 110 km per jam.

“Yang bermasalah kemarin karena gagal di launching adalah arm dari kaki yang desainnya memang lemah, sedangkan untuk sumber tenaga dibantu dengan panel surya yang diletakkan di atas badan mobil dan jenis sel panel surya yang dipakai adalah mono cristalline silicon solar cells yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.035 watt,” paparnya.

Sumber listrik ini, lanjutnya bisa langsung diubah menjadi tenaga gerak dan sebagian disimpan pada baterai lithium-ion high capacity dengan besaran kapasitas 97,2 volt DC, 15 kwh dan motornya menggunakan BLDC 122 KW.

“Untuk persiapan lomba, saat ini kami masih menyerahkan final dokumen sambil mencari cargo yang bisa membawa mobil WW 5 ke Australia, jadi kemarin ada pihak sponsor yag menawari tetapi mengundurkan diri, sehingga saat ini kami masih mencari, sedangkan untuk persiapan teknis dan non teknis dari persiapan tim yang beranggotakan 20 orang tidak ada masalah,” paparnya.

Di sisi lain, Manager Tim Teknik Mesin WW 5, Alfan Nugraha mengatakan desain interior mobil WW 5 masih sederhana dengan dua tempat duduk, yaitu untuk pengemudi dan navigator, tidak menggunakan persneling serta mengandalkan pedal gas dan rem, sedangkan untuk mendukung navigasi telah ditambahkan kamere di belakang body sebagai pengganti spion.

“Mobil WW 5 memiliki berat kurang lebih 280 kilogram. Sebelumnya, sudah melakukan uji coba Tour de Java-Bali dengan rute yang ditempuh adalah Jakarta, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar dengan jarak total sekira 1.200 kilometer serta tantangan saat bertanding di WSC 2015 adalah mengelola tenaga surya,” paparnya.

Tantangan yang diberikan oleh WSC 2015 kali ini, lanjutnya adalah dapat menyelesaikan perjalanan dalam jangka waktu maksimal enam hari dengan jam race hanya sembilan jam (08.00-17.00 waktu setempat) per harinya.

Sementara itu, Rektor ITS, Joni Hermana MScES mengatakan bercermin dari kompetisi Student Formula Japan 2015 di Tokyo beberapa waktu yang lalu, kali ini ITS tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.

?Waktu di ajang Student Formula Japan beberapa waktu yang lalu, kami didiskualifikasi hanya karena satu tetes oli saja. Hal tersebut mengajarkan kita untuk siap dalam segala kondisi yang tidak terduga, tutur Joni.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa poin penting dari kompetisi tersebut adalah mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin agar menciptakan tim yang solid serta menjaga kesehatan karena lokasi kompetisi di daerah Australia saat ini tandus, sehingga akan mudah untuk dehidrasi.

“Jika bisa mengalahkan diri sendiri dengan harus disiplin, maka ego dari masing-masing anggota bisa dikalahkan, sehingga tim bisa solid serta ditambah dengan tantangan suhu Australia yang cukup ekstrem, yaitu berkisar antara 20-30 derajat celcius,” paparnya. (ant/mar)

Skalanews.com

Yoshi Sudarso, Power Ranger Biru Asal Indonesia

Serial televisi ‘Power Rangers’ yang bercerita tentang lima pahlawan super yang bersatu untuk memerangi kejahatan tentunya sudah tidak asing lagi. Namun, siapa yang menyangka jika di balik topeng dan seragam Power Rangers berwarna biru ada sosok pria kelahiran Indonesia, Yoshi Sudarso. Bahkan, Yoshi merupakan pemain Power Rangers satu-satunya dari Asia.

Yoshi Sudarso memerankan Dino Change (Power Ranger Biru). Dia adalah satu-satunya orang Asia yang menjadi bagian dari Power Ranger ini

Sejak kecil Yoshi memang gemar menonton serial televisi Power Rangers. Ia bahkan mempelajari berbagai gerakan-gerakan dari kelima pahlawan super tersebut. Namun, tidak pernah terpikir olehnya jika kelak seragam dan topeng berwarna biru tersebut akan dikenakannya.

“Ini adalah sesuatu yang saya impi-impikan sejak kecil,” kenang pria berusia 25 tahun ini. “Rasanya sangat senang bisa mengenakan seragam tersebut untuk pertama kalinya. Seragam ini milik saya,” lanjutnya dengan bangga.

Pada awalnya Yoshi sama sekali tidak tertarik untuk menjadi seorang aktor.

“Saya dulu berencana untuk mengajar matematika di SMA,” ujar pria yang pernah menekuni bidang matematika saat masih kuliah dulu.

Di sela-sela kesibukannya saat kuliah dulu, Yoshi gemar mencari uang tambahan dengan bekerja di tempat casting.

“Saya senang berada di lokasi syuting dan melihat para pemain pemeran pengganti beraksi,” cerita pria yang hijrah ke Amerika ketika berumur 9 tahun ini. “Mereka sangat baik hati dan banyak memberikan saya pelajaran,” lanjutnya.

Dari situ Yoshi mulai tertarik untuk menjadi seorang pemain pemeran pengganti.

“Setelah lulus kuliah saya bekerja di Universal Studios sebagai pemain pemeran pengganti. Lalu saya pindah ke Hollywood dan bekerja sebagai pemain pemeran pengganti untuk sebuah pertunjukan,” kenang Yoshi

Berbekal ilmu bela diri yang ia pelajari melalui Internet dan juga serial televisi Power Rangers, serta film-film yang diperankan oleh Jackie Chan, Yoshi kemudian mengikuti audisi untuk serial televisi Power Rangers Super Megaforce pada 2012.

“Teman saya bilang ada panggilan casting untuk film Power Rangers. Oya? Bagaimana caranya bisa ikut? Saya lalu berusaha menjadi detektif untuk mencari tahu,” canda Yoshi yang pada waktu itu belum memiliki agen.

Yoshi Sudarso di Jakarta beberapa waktu lalu (foto: kapanlagi.com)

Akhirnya Yoshi mengikuti audisi bersama adiknya, Peter Adrian.

“Mereka suka sama adik saya. Saya bukan orang yang tepat untuk peran yang dicari dalam film Power Rangers Super Megaforce,” ujar pria yang kini tinggal di Los Angeles, California ini.

Sejak mengikuti panggilan casting tersebut, Peter menjadi akrab dengan para krunya. Ketika ada panggilan casting untuk serial televisi Power Rangers yang berikutnya yaitu Power Rangers Dino Charge, Peter pun dihubungi oleh kru casting.

“Peter mengajak saya untuk audisi. Saat itu saya sudah memutuskan untuk menjadi pemain pemeran pengganti. Tapi Peter menginginkan saya berada di sana untuk mendukungnya, dengan harapan kami jadi punya kesempatan lebih untuk bisa mendapatkan peran,” ujar pria yang masih suka menikmati masakan Indonesia seperti nasi goreng dan lumpia ini.

Sayangnya Yoshi gagal di tahap ketiga casting.

“Prosesnya sangat lama. Saya lalu pergi ke luar kota. Ketika kembali, ternyata Peter berusaha menghubungi saya. Dia bilang mereka ingin saya kembali untuk audisi di tahap akhir,” kata Yoshi.

Akhirnya Yoshi kembali melakukan audisi. Kali ini ia audisi untuk peran Power Ranger biru, setelah sebelumnya ia di audisi untuk Ranger yang lain.

“Saya melihat mereka tersenyum dan suka dengan apa yang saya lakukan,” ujar Yoshi, menambahkan bahwa untuk audisi kali ini, ia berlatih dengan Peter hingga lima jam di malam sebelumnya.

Setelah satu bulan, akhirnya Yoshi mendapat keputusan bahwa ia telah terpilih untuk memerankan karakter impiannya, yaitu Power Ranger biru.

“Itu benar-benar kabar yang sungguh menyenangkan untuk saya,” ujar Yoshi.

Serial televisi Power Rangers Dino Charge ini tayang sejak Februari 2015 lalu, yang juga merupakan musim tayang yang ke-22.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/16/yoshi-sudarso-power-ranger-biru-asal-indonesia/