Indonesia Mampu Membuat Benang Bedah Sendiri

Produk-produk kesehatan termasuk alat-alat kedokteran di Indonesia saat ini memang masih banyak didominasi produk impor. Namun ternyata produsen lokal pun tak kalah berkualitas. Seperti pabrik alat kesehatan Triton Manufactures yang memproduksi berbagai jenis benang operasi, hernia mesh, penanda kulit untuk bedah, kain pembersih badan dan sebagainya.

Menurut Ahli bedah digestive, Prof Aryono D. Pusponegoro, adanya pabrik alat kesehatan milik anak bangsa ini juga memacu praktisi kesehatan untuk mengembangkan inovasi alat kesehatan.

benang

Di sisi lain, ahli bedah digestive dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof dr Syamsu Hidayat menuturkan, keunggulan produk alat kesehatan dalam negeri ini adalah pengunaan tanpa masa tunggu barang.

“Operasi apa saja, di seluruh dunia, tentu berharap penggunaan alat steril yang bisa menekan infeksi sampai nol persen. Nyatanya, di Indonesia kasus infeksi masih berkisar 5 persen, jauh perbandingannya dengan di luar negeri 1,5-2 persen. Ini karena alat kesehatan tergantung massa tunggu kedatangan barang,” ujarnya.

Setidaknya, kata dia, produk alat kesehatan milik anak bangsa ini dapat menekan kasus infeksi karena barang yang masuk ke rumah sakit dalam keadaan baru (fresh). “Upaya kita, alat kesehatan jangan terlalu lama dari pabrik ke kamar operasi untuk mengurangi kontaminasi.”

Perintis Triton Manufactures, drg Wawan Lukman mengatakan, saat ini pabriknya telah menghasilkan 1 juta sachet alat kesehatan per tahun. Dan dapat memenuhi 15-20 persen market di Indonesia.

“Triton juga bekerjasama dengan beberapa organisasi profesi seperti Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, Ikatan Ahli Bedah Indonesia, Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia dan lainnya,” katanya, melalui keterangan pers, ditulis Senin (21/9/2015).

Menteri Kesehatan Nila Moelek pun turut mengapresiasi pembuatan alat kesehatan dalam negeri. Dia mengatakan, produsen anak bangsa telah mampu menghasilkan hospital furniture, sphymomanometer, stetoskop, handshoen, alat kesehatan elektromedik (infant incubator, nebulizer, O2, concentrator, dental chair, EKG, fetal Doppler, dan lainnya), alat kesehatan disposable, medical apparels dan produk consumable.

“Dengan beroperasinya pabrik Triton XV akan mendorong tumbuhnya pabrik alat kesehatan lainnya sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada luar negeri. Diharapkan, kebutuhan alat kesehatan secara bertahap juga dapat terpenuhi,” katanya.

liputan6.com

Insinyur Perminyakan Indonesia ini Menjadi Orang Asia Pertama yang Menerima Penghargaan SPE

Ahli Perminyakan Indonesia mendapat penghargaan bergengsi Perkumpulan Insinyur Perminyakan Internasional (Society of Petroleum Engineers / SPE). SPE adalah organisasi professional perminyakan internasional yang terpandang dan berkantor pusat di Texas Amerika Serikat serta telah berdiri sejak 1957 dan memiliki kurang lebih 143.000 anggota di seluruh dunia.

Adalah Ardian Nengkoda yang sukses meraih penghargaan SPE untuk bidang kategori Proyek, Fasilitas dan Konstruksi untuk regional Timur Tengah. Ardian merupakan anggota aktif Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Komisariat Arab Saudi dan telah berkontribusi lebih dari 11 tahun dalam mega proyek perminyakan tersebar di Arab Saudi, Oman, Kuwait, Abu Dhabi, dan Qatar.

Minyak

Ia juga aktif dalam memberikan kontribusi bagi komunitas perminyakan di Timur Tengah, menjadi narasumber dalam konfrensi perminyakan, sumbangsih tulisan teknis serta karya ilmiah dan aktif menjadi sukarelawan dalam acara-acara sosial SPE di seputar Timur Tengah. Atas prestasi ini, Ardian menjadi insinyur perminyakan Indonesia dan Asia pertama yang mendapatkan penghargaan SPE di Timur Tengah.

Ardian Nengkoda

Trofi penghargaan diserahkan langsung oleh Fareed Abdulla, Direktur SPE Timur Tengah serta Afrika Utara dan Janeen Judah, Presiden SPE 2017 yang juga sebagai GM Chevron untuk Afrika Selatan dalam acara upacara penghargaan dan gala makan malam 15 September 2015 lalu di Jumeirah Etihad Tower Abu Dhabi, tak jauh dari Emirates Palace di kota Abu Dhabi, Uni Emirate Arab. Acara gala dinner tersebut juga bertepatan dengan dilangsungkannya pameran dan konfrensi internasional tentang Intelligent Oilfield dan Reservoir Characterisation dan Simulation.

Tujuh penghargaan teknikal lainnya serta empat penghargaan professional juga diberikan kepada para professional perminyakan di Timur Tengah. Dalam sambutannya, SPE mengucapkan terima kasih atas kontribusi luar biasa dari para professional perminyakan tingkat regional dan memberikan penghargaan setinggi-tinginya atas kontribusi terhadap komunitas perminyakan, memajukan keperdulian atas keselamatan kerja dan lindung lingkungan serta usaha untuk bersama-sama dalam mengembangkan keahlian teknis.

republika.co.id

Indonesia Juarai Amsterdam Cup dalam Ajang HWC 2015

Tim Indonesia dari Rumah Cemara pulang dengan membawa hasil. Meski gagal di Homeless World Cup (HWC) 2015, skuad besutan Gimgim Sofyan itu berhasil meraih gelar juara Amsterdam Cup usai mengalahkan tim Norwegia 6-5 di final, Sabtu (19/9).

Hasil itu merupakan kemenangan Indonesia yang kedua atas tim Norwegia. Sebelumnya, tim Indonesia berhasil menang adu penalti atas tim Norwegia pada laga kelima babak kedua Grup A HWC 2015, Kamis (17/9).

Tim Cemara

Tim Indonesia dari Rumah cemara gagal menembus babak ketiga HWC 2015. Sebab Rokim dkk. hanya finis di posisi kelima babak kedua Grup A HWC 2015. Hasil itu membuat tim Indonesia harus turun ke perebutan trofi Amsterdam Cup yang merupakan turnamen kasta ketiga di HWC 2015.

Meski harus berlaga di Amsterdam Cup, kesempatan itu tidak disia-siakan tim Indonesia. Tim Indonesia berhasil membuktikan permainan terbaiknya dengan memenangi semua laga di Amsterdam Cup.

Tercatat, tim Indonesia mengalahkan tim Irlandia Utara 7-3 di perempat final. Kemudian mengalahkan tim Argentina 6-5 di semifinal dan akhirnya menang tipis dengan Norwegia di Final.

HWC merupakan adalah turnamen sepak bola tingkat dunia yang para pemainnya merupakan Orang-orang dengan HIV-AIDS (ODHA), Kaum miskin kota, dan mantan pecandu narkotia (Napza), mereka dikategorikan sebagai masyarakat yang terpinggirkan (homeless). Tim Indonesia pernah finis di posisi keempat babak ketiga pada tahun 2012 di Meksiko. Itu adalah capaian terbaik sejak keikutsertaan Indonesia di ajang HWC.Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia melalui Asisten Deputy Olahraga Layanan Khusus Bayu Rahadian mengatakan atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan penghargaan dan apresiasi dan rasa bangga atas prestasi yang ditorehkan timnas street soccer Rumah Cemara manjadi juara 1 Amsterdam Cup dalam ajang Homeless World Cup (HWC) tahun 2015 di Belanda.

“Ini prestasi yang sangat membanggakan bagi bangsa khususnya para pecinta sepak bola nasional dan semoga memotivasi prestasi olah raga sepak bola Indonesia,” ujar Bayu.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/22/indonesia-juarai-amsterdam-cup-dalam-ajang-hwc-2015/

Aero Aswar Bawa Nama Indonesia lewat Jetski di Kancah Internasional

Atlet jetski Indonesia Aero Sutan Aswar mampu mengharumkan nama Indonesia di seluruh dunia. Hal itu tak lepas dari kesuksesannya meraih gelar kejuaraan jetksi dunia, World Finals di kelas Pro Runabout Stock pada 12 Oktober 2014 yang lalu.

“Senang ketika saya menjadi juara dunia. Kegembiraan menjadi juara dunia itu sulit diungkapkan dengan kata-kata. Karena itu kan sudah menjadi target dan cita-cita saya. Hingga akhirnya bisa tercapai,” ujar Aero.

Aero menjadi juara dunia jetski 2014 (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Berkat prestasi apik itu, nama Aero langsung menyita perhatian seluruh dunia. Khususnya Indonesia yang merupakan tanah kelahirannya.

Indonesia boleh berbangga atas pencapaian Aero. Pria kelahiran Jakarta itu mendapat apresiasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Hari Olahraga Nasional (Haornas), Rabu 9 September 2015. Ia diberikan bonus sebesar Rp300 juta atas pencapaiannya itu.

Aero butuh perjuangan ekstra keras untuk mencapai prestasi itu. Ia harus rela terbang jauh ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan latihan sebelum mengikuti kejuaraan dunia.

“Saya sampai tinggal di AS selama enam sampai delapan bulan untuk latihan. Di sana saya melakukan latihan bersama personal trainer. Ayah juga yang mengurus latihannya. Saya juga latihan bersama tim mekanik dan tim sponsor yang juga mendukung,” papar Aero.

“Tentunya, saya juga latihan di gym. Ayah saya juga membantu mengawasi dan membantu memberi masukan untuk personal trainer apa saja yang harus dilakukan untuk atlet jetski. Saya juga harus jaga makan dan lari pagi saat latihan. Persiapan mekanik juga sangat diperhatikan. Kebetulan mekanik tim kami nomor satu dunia,” sambungnya.

Awal Prestasi di Negeri Paman Sam

AS bukan negara hal asing bagi Aero. Pria kelahiran 4 Desember 1994 itu berhasil meraih beberapa prestasi di negeri paman sam selama tampil di kejuaraan jetski.

Aero pertama kali mendapat penghargaan di AS saat berusia 16 tahun. Kala itu, ia sukses meraih gelar Iron Man Offshore Champion 2011 di kompetisi Mark Hahn 300, Arizona pada Februari 2011.

Gelar itu melanjutkan kiprah apik Aero yang sebelumnya  mendapatkan medali emas pada ajang Asian Beach Games di Muscat, Oman pada 2010.

Nama Aero mulai populer ketika ia berhasil mencatatkan prestasi gemilang di kejuaraan dunia pada 2013. Ia meraih posisi ketiga pada kejuaraan itu.

Dari Olahraga Umum Hingga Memilih Jetski

Aero mungkin tak akan pernah menyangka menjadi atlet jetski profesional. Apalagi bisa berprestasi di bidang itu. Bagaimana tidak. Aero awalnya bukan diarahkan untuk bermain jetski. Ia justru diperkenalkan beberapa cabang olahraga balap seperti motocross dan gokart. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk memilih jetski sebagai olahraga kesukaannya.

“Sejak kecil memang saya sudah diperkenalkan jetski. Tapi awalnya saya diarahkan ke beberapa cabang olahraga seperti motocross dan gokart. Akhirnya saya memilih jetski. Menurut saya olahraga ini lebih seru dan menantang,” tegasnya.

“Saya langsung tertarik ketika sudah cocok dengan olahraga ini. Apalagi, ayah sering mengajak ke beberapa event internasional. Jadi hal ini lebih membuat saya tergoda untuk bermain jetski. Saya pun akhirnya memiliki cita-cita untuk menjadi juara dunia,” kata Aero.

Aero punya motivasi ketika mengambil keputusan untuk menjadi atlet jetski. Ia memiliki satu ambisi yaitu ingin membuat olahraga aquatic bisa populer di Indonesia.

“Indonesia negara maritim. Saya ingin olahraga laut di Indonesia bisa lebih dikenal lagi,” tutur Aero.
HIL

metrotvnews.com

Siswi SMA asal Bandung akan Mewakili Indonesia di Sidang Umum PBB ke-70

Seorang siswi Sekolah Menengah Atas Negeri I Banjaran, Bandung, Sabtu 19 September 2015 lalu berangkat ke New York, Amerika Serikat, untuk mewakili Indonesia dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-70. Dia adalah Putri Gayatri, remaja kelahiran Bandung, 12 Februari 2000, ini mengikuti acara tersebut atas usulan Non-Governmental Organization (NGO) Save The Children. Putri mengenal NGO saat duduk di kelas II sekolah menengah pertama. Ia sering mengikuti acara kampanye NGO.

Putri menjadi bagian 20 delegasi dari 19 negara. Nantinya, mereka akan menyampaikan aspirasi dan permasalahan anak-anak yang ada di negara mereka masing-masing.

Sebelum tampil, Putri akan mengikuti briefing bersama delegasi lain di sana. Ia juga akan mengikuti rangkaian acara lain, seperti pertemuan dengan perwakilan NGO, perwakilan United Nation, dan ketua sidang.

Putri Gayatri (Foto: Mawardah Hanifiyani/Tempo.co)

Pada sidang tersebut, Putri akan menceritakan mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya, terutama mengenai generasi muda. Ia akan secara khusus bicara soal isu pernikahan dini.

Remaja belia ini akan membawa isu mengenai pernikahan dini. Ia menilai pergaulan bebas yang kerap terjadi belakangan ini, sering berakhir dalam pernikahan di usia muda. Di era globalisasi, media sosial dan media televisi, dinilai Putri merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh. “Kita kan gak bisa menghentikan globalisasi. Jadi ya kita harus punya kesadaran sendiri,” kata Putri.

Di lingkungan Putri pernikahan dini masih sering kali terjadi. Ia mengatakan pernikahan dini ini sering kali berakhir dengan dikeluarkannya siswa tersebut. “Menurut saya, mereka seharusnya masih punya hak untuk mendapat pendidikan,” ujarnya.

Anak-anak yang melakukan pernikahan dini, menurut Putri tetap tidak boleh putus sekolah. Ia menilai dengan berhenti sekolah akan memperpanjang rantai kemiskinan.

Untuk mengikuti sidang ini, persiapan yang dilakukan Putri adalah dengan mengajak teman-temannya untuk berdiskusi dan menampung aspirasi mengenai masalah di sekitarnya.”Insy Allah akan saya sampaikan, permasalahnya ada yang merokok di bawah umur, pergaulan bebas yang berdampak ke pernikahan dini, dan ada juga bullying,” ucap Putri.

Hasil pertemuan itu akan dirumuskan menjadi beberapa target dan tujuan yang akan berusaha dicapai dalam kurun 2015-2030. Hal ini merupakan kelanjutan dari program tahun 2000-2015 yang dikenal dengan sebutan Millennium Development Goals (MDGs).

Saat ditanya apa yang akan dilakukan Putri sekebalinya ke Indonesia, ia menyampaikan keinginannya untuk membuat forum untuk memfasilitasi generasi muda di lingkungannya. “Putri udah buat rencana, kalau pulang dari sana putri mau buat forum di lingkungan putri untuk diskusi soal permasalahan remaja,” katanya dengan semangat.

tempo.co

Indonesia Pemasok Terbesar Dunia Mutiara South Sea

Sudah bukan suatu rahasia lagi jika Indonesia kaya akan hasil lautnya. Tak hanya terkenal akan sumber daya ikan, laut Indonesia juga menyimpan potensi besar mutiara. Kualitas mutiara laut asal Indonesia sudah terkenal hingga pasar internasional. Namun sayangnya, popularitas tersebut sering dibajak oleh negara-negara lain yang mengklaim memiliki hasil mutiara yang sama berkualitasnya dengan Indonesia

Seorang ahli biota laut asal Australia, Joseph Taylor, mengatakan Indonesia merupakan pusat mutiara laut selatan (South Sea Pearl) terbesar di dunia. “Sayangnya, di dalam negeri (Indonesia) orang tidak tahu kualitasnya bagus,” kata Joseph seperti dilansir oleh CNN Indonesia.

Mutiara

Pria yang juga memiliki bisnis mutiara di beberapa kota di Indonesia itu mengatakan kebanyakan mutiara yang diperdagangkan di dalam negeri merupakan mutiara jenis Chinese Fresh Water Pearl atau mutiara air tawar yang ilegal. Padahal kualitasnya jauh dari kualitas mutiara Indonesia yang berjenis South Sea Pearl yakni dari genus kerang Pinctada maxima.

Mutiara South Sea Pearl tersebut malahan lebih banyak diekspor. Bahkan terdapat pendapat yang mengatakan hampir seluruh pasokan mutiara dunia berasal dari Indonesia. Mutiara tersebut adalah hasil dari budidaya di berbagai tempat di Indonesia seperti Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Sumatera Barat dan Lampung.

Dari segi volume, Indonesia merupakan produsen SSP terbesar di dunia dengan memasok sekitar 43 persen kebutuhan dunia. Sedangkan dari sisi nilai perdagangan, Indonesia menempati urutan ke 9 dunia dengan nilai ekspor sebesar US$ 25,8 juta atau 2,04 persen dari total nilai ekspor seluruh jenis mutiara di dunia yang mencapai US$ 1.2 milyar, di bawah India, Jepang, Cina, Australia, Tahiti, Swiss, USA, dan Inggris.

Joseph menambahkan, budidaya mutiara sebenarnya adalah salah satu aktivitas laut yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta padat karya. Sebab tenaga kerja yang bergerak di bidang mutiara Indonesia saat ini mencapai 5,000 orang tetap dan 1,500 orang musiman. Sehingga menurutnya tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendukung industri mutiara dalam negeri.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/24/indonesia-pemasok-terbesar-dunia-mutiara-south-sea/

Onrust Pinhole Camera, Kamera Lubang Jarum Buatan Anak Bangsa

Banyak orang mulai beralih ke kamera digital dan mulai meninggalkan kamera analog karena zaman sekarang yang memang serba digital. Tapi, di Bandung, ada pemuda yang justru membuat kamera analog unik yakni kamera lubang jarum.

Kamera lubang jarum merupakan sebuah kamera yang tidak menggunakan lensa untuk menangkap gambar, melainkan membutuhkan sebuah ruang kedap cahaya serta sebuah lubang kecil untuk memproyeksikan gambar secara terbalik. Dengan seiring berkembangnya IPTEK, kamera berteknologi analog ini mulai berangsur ditinggalkan.

Onrust 1

Kali ini anak bangsa yang berasal dari kota Bandung, menghadirkan sebuah kamera lubang jarum yang diberi nama Onrust Pinhole Camera. Kamera lubang jarum ini memiliki bodi yang terbuat dari bahan kayu jati. Sebenarnya untuk membuat sebuah kamera lubang jarum bisa memakai bahan apa saja, meskipun itu barang bekas tak terpakai sekalipun.

Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)
Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)

Sang pembuat kamera lubang jarum ini adalah Arie Haryana, pemuda yang berasal dari Bandung ini sebelumnya juga telah berhasil membuat Neo Pinhole yang sudah dipasarkan sekitar setahun yang lalu. Sama seperti pendahulunya, Onrust Pinhole Camera ini juga dipasarkan melalui media sosial .

Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)
Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)

Perbedaan Onrust dengan Neo adalah dari segi estetikanya. Serta pada segi komponennya, Onrust lebih berkelas dibandingkan dengan pendahulunya, namun demikian sang pembuat kamera ini tak menampik jika hasil karyanya ini masih jauh dari kata sempurna.

Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)
Hasil foto Onrust Pinhole Camera (Kredit : Onrustpinhole)

Hal ini karena tujuan awal sang pembuat kamera unik ini hanya ingin memberitahukan kepada semua orang, terlebih kepada anak muda yang kreatif, bahwa membuat kamera itu tidak serumit yang kita banyangkan sebelumya. Bahkan barang-barang bekas disekitar kita pun bisa menjadi sebuah kamera jika kita menuangkan ide kreatif pada benda tersebut.

Onrust 2

Arie pun juga mengungkapkan bahwa kotak pembungkus kamera ini juga dapat digunakan sebagai kamera lubang jarum lain dengan dimensi yang lebih besar. Untuk spesifikasi dari kamera ini sangar sederhana, bodinya terbuat dari bahan kayu jati, format film 35mm, panjang fokal 25mm, serta aperture f/119. Tak hanya itu saja, kamera lubang jarum ini juga hadir dengan tripod di bagian bawah kamera ini.

Bagi Anda yang berminat membeli Onrust Pinhole Camera, dapat membelinya melalui situs resminya. Kamera unik dari bahan kayu ini hanya dibanderol Rp319.000 saja. Pembuatan kamera ini pun masih memberdayakan usaha kecil menengah (UKM) yang berlokasi di kota Bandung.

Arie sendiri mengungkapkan bahwa jika kamera ini dibuat dengan skala pabrik besar, maka waktu produksi akan jauh lebih cepat. Serta dapat menghemat biaya pembuatan, sehingga harga kamera ini dapat menjadi lebih murah. Namun bagi Arie, memajukan daerah asalnya sendiri lebih penting ketimbang mencari keutungan semata.

 

beritateknologi.com

Catatan Tertua Eropa Tentang Bumbu Masak Asli Nusantara

What is trassi?” Demikian pertanyaan Anna Forbes tatkala berjejak di Ambon. Anna merupakan istri dari naturalis sohor asal Inggris, Henry Ogg Forbes. Pasangan itu menjelajahi Nusantara tahun 1880-an.
Ketika Anna berada di dapur, dia melihat paket kecil dalam bungkus daun pisang yang tergeletak di lantai. Kemudian dia bertanya kepada Kobez—demikian Anna menulis nama seorang anak lelaki yang mengingatkan kita pada kobis sayuran. Kobez merupakan seorang koki yang melayaninya selama di Ambon.

“Barang apa ini?” tanya Anna kepada Kobez sembari menyentuh bungkusan itu dengan hati-hati.
“Oh! Nyonya, itu adalah terasi.”
“Terasi? Macam mana pula itu terasi?
“Melezatkan masakan, Nyonya.”
“Apakah saya pernah menyantapnya?”
“Pastilah, Nyonya; ini enak sekali.”
“Kamu pasti bohong! Apakah kamu berencana meracuni saya dan juga dirimu sendiri?”
“Wah, kalau bohong saya bisa kena gondokan, Nyonya, tetapi ini memang betul-betul enak,” kata Kobez. Kemudian lelaki itu memegang lehernya dan berikrar, “Sumpah mati!”

Anna pun membuangnya jauh-jauh dari Kobez yang terlihat sendu setelah kejadian ini. Kendati demikian, Anna tak berniat mengancam si koki apabila dia mengambil kembali bungkusan mengerikan itu.

Terasi

Anna bukanlah orang Eropa yang pertama yang merasa aneh dengan terasi. Dalam catatan perjalanannya ke Hindia Belanda yang berjudul Insulinde (yang diterbitkan ulang seabad kemudian berjudul Unbeaten Tracks in Islands of The Far East), Anna menyebut nama William Dampier. Dampier adalah penjelajah Inggris pertama yang mengelilingi dunia sebanyak tiga kali sejak tahun 1679 hingga 1691, dan tentu saja berkunjung ke Nusantara. Dampier menjadi orang Inggris pertama yang menjelajahi sebuah kawasan yang kita kenal sekarang sebagai bagian dari Australia, kira-kira 80 tahun sebelum Kapten James Cook mendarat di sana.

Dampier menerangkan tentang terasi dalam catatan penjelajahannya yang sohor, A New Voyage Round the World yang terbit pada 1707. Tampaknya inilah catatan tertua dari Eropa yang mengungkapan rasa terasi.

“Sebuah komposisi bau yang kuat, namun menjadi hidangan yang sangat lezat bagi penduduk asli,” tulis Dampier dalam bukunya.

Dampier juga menuliskan bahwa dahulu terasi, ikan dan garam yang diolah seperti acar masih dicampur arak dan dimasukkan guci untuk mengawetkannya. “Aromanya sangat kuat. Namun, setelah menambahkannya pada masakan rasanya menjadi gurih.”

Catatan perjalanan Anna Forbes tersebut diterbitkan pertama kali di tahun 1887. Perempuan itu memulai penjelajahannya dari Batavia, kemudian berlayar menuju Pulau Sulawesi dan berlabuh di Makassar. Dirinya menetap beberapa lama di kota ujung selatan itu, sebelum dirinya melanjutkan berlayar ke Maluku, Ambon, Banda, dan terakhir di sebuah permukiman orang-orang Portugis di Timo (atau Timor), Nusa Tenggara.

Anna menceritakan perjalanannya yang menurutnya adalah bagian dari menjalani hidup. Lengkap dengan kenikmatan, kesenangan dan rasa ketidaknyamanan seperti demam sepanjang perjalanan. Tidak terkecuali terasi, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dapur Nusantara, telah memberikan kenangan pengalaman melancong baginya.

nationalgeographic.co.id

Pelni Buka Pelayaran Wisata Bahari ke Dua Lokasi Eksotis

Indonesia yang memiliki keindahan alam laut sangat beragam, membuat banyak pelancong untuk berdatangan. Namun selama ini pendatang ke lokasi-lokasi laut eksotis di dalam negeri masih di dominasi turis mancanegara sebab biayanya yang cukup tinggi. Padahal wisatawan domestik masih cukup berpotensi untuk terus berdatangan ke lokasi-lokasi tersebut Peluang untuk menarik wisatawan lokal ini kemudian menarik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk membuka paket pelayaran wisata bahari.

Seperti dilansir dari situs Kementerian Pariwisata, Indonesia.travel, wisata bentang laut akan dimulai dengan petualangan ke tempat wisata penyelaman dua lokasi wisata laut eksotis yang sudah terkenal di dunia internasional yaitu Raja Ampat, Papua Barat dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan menggunakan ‘hotel terapung’ kapal MV Tatamilau.

Raja Ampat

Para pelancong akan dibawa berlayar menggunakan KM. Tatamailau untuk tujuan Raja Ampat dengan jadwal perjalanan 29 Oktober sampai 1 November 2015. Sedangkan Untuk pelayaran ke Wakatobi dengan KM. Kelimutu pada 15-19 November.

“Traveler ke Raja Ampat dengan titik kumpul di Pelabuhan Sorong. Sedangkan ke Wakatobi titik kumpulnya di Pelabuhan Baubau,” kata Kepala Hubungan Masyarakat Pelni Akhmad Sujadi di Jakarta, Senin (21/9).

Paket wisata ke Raja Ampat ditawarkan selama empat hari tiga malam yang akan diawali dari Pelabuhan Sorong, 29 Oktober pagi. Dari Sorong para traveler bisa menikmati diving, snorkeling di Mansuar, Pulau Pasir Putih. Biaya ke Raja Ampat, cukup beragam biayanya berkisar antara Rp4,4 juta hingga Rp6,9 juta.

Wakatobi

Sedangkan untuk menuju Wakatobi wisata dimulai dari Pelabuhan Baubau menuju Pulau Tomiang, Hoga dan Wanci. Wisatawan yang menuju Wakatobi akan menikmati paket wisata meliputi snorkeling, diving dan city tour di Wanci. Biaya untuk paket Wakatobi lebih murah dibanding Raja Ampat, yakni berkisar antara Rp3,7 juta hingga Rp 4,7 juta.

“Biayanya macam-macam, tergantung kelas paket yang diambil. Itu sudah termasuk kamar selama perjalanan. Ada kelas I, kelas 2 dan kelas bugdet. Kalau ada yang berminat bisa menghubungi call center Pelni di 162,” jelasnya.

jpnn.com

Ransel Pupuk Praktis Inovasi Mahasiswa Universitas Brawijaya

Bertani memang tidak mudah. Bertani membutuhkan kerja keras agar mendapatkan hasil pertanian yang berkualitas, mulai dari pembajakan tanah, pembibitan, pemupukan hingga panen.

Sayangnya, mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan cara tradisional ketika mengolah lahan. Akibatnya, hasil pertanian dianggap masih kurang maksimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini tentu menjadi sebuah kerugian sebab tenaga dan waktu yang dibutuhkan tidak sedikit.
Kondisi ini bisa kita jumpai di salah satu desa sentra penghasil jagung, Desa Pandanrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Sehari-hari, Kelompok Tani Pangestu di desa tersebut menghasilkan jagung manis bermutu tinggi. Namun, para petani kesulitan menjaga konsistensi jumlah hasil panen. Jika normalnya memanen 3,2 ton per hektare, pada musim penghujan mereka hanya mampu memetik 1,2 ton per hektare. Tidak heran, Kelompok Tani Pangestu sering kesulitan memenuhi kebutuhan pasar.

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), Malang, yaitu Intan Avionita, Sri Mursidah, Adi Mas Sulthon, Zunanik Mufidah dan Sujatmiko meneliti fenomena ini. Mereka menemukan, penyebab utama tingkat produksi yang fluktuatif adalah metode pemupukan yang kurang tepat.

Petani

Seperti di kutip dari Okezone.com Intan menjelaskan, selama ini para petani menggunakan pupuk cair agar lebih mudah diaplikasikan menggunakan hand sprayer. Padahal, pupuk cair hanya cocok diterapkan pada musim kemarau dengan kelembaban tanah relatif rendah.

“Namun jika dipaksakan menggunakan pupuk granul, petani justru akan mengeluarkan biaya ekstra untuk menyewa buruh tani dikarenakan rendahnya kapasitas pemupukan,” kata Intan
Dia memaparkan, petani harus membungkuk guna mengaplikasikan pupuk pada area akar tanaman satu per satu. Akibatnya, petani butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan proses tersebut. Tidak hanya itu, biaya yang dikeluarkan juga lebih besar.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-PT) itu menemukan, solusi paling tepat guna menangani masalah tersebut adalah teknologi pemupukan berbasis spring valve (katup pegas). Menurut Intan, teknologi ini bersifat multi fungsi.

“Jadi bisa dipakai untuk mengaplikasikan pupuk granul dan cair,” imbuhnya.

Teknologi tersebut juga memungkinkan petani mengatur jumlah pengeluaran pupuk, proses pembuatannya mudah dan ekonomis. Selain itu, keunggulan lainnya adalah desain yang ergonomis, bisa dibawa ke mana-mana (portabel) dan mudah digunakan.

Jagung

Berdasarkan prinsip teknologi pemupukan berbasis spring valve tersebut, Intan dan kawan-kawan pun membuat inovasi bernama Enchis alias Enricher Portable Applications. Sesuai prinsip ekonomis, Enchis menggunakan galon air mineral sebagai tangki penampung pupuk. Menggunakan selang, tangki ini dihubungkan dengan batang aplikator berbentuk seperti senapan api yang berfungsi mengeluarkan pupuk.

“Selain galon mineral, kami juga memakai tangki berbahan stainless steel. Tangki didesain seperti tas ransel dan dilengkapi spons pada bagian punggung, sehingga lebih ergonomis,” ujar Intan.

Perempuan berjilbab ini menambahkan, prinsip spring valve tadi dipasang pada ujung batang aplikator dan dimanfaatkan sebagai pengatur pengeluaran pupuk. Jadi, jika petani menarik pemicu batang aplikator, maka pegas pada spring valve akan meregang dan membuka pintu katup sehingga pupuk dapat keluar karena tertarik gaya gravitasi bumi. Kemudian jika pemicu dilepaskan, maka pegas akan kembali normal dan menutup pintu katup tertutup sehingga pupuk berhenti keluar.
Tim beranggotakan lintas angkatan itu membuat 12 unit Enchis. Intan mengklaim, Enchis meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemupukan jagung di Kelompok Tani Pangestu.

“Ada peningkatan kapasitas kerja hingga 20 kali lipat, penurunan jumlah pekerja, penurunan waktu operasi, dan penurunan biaya pekerja. Tingkat kesuburan tanaman juga naik karena pupuk yang diberikan jumlahnya terkontrol, sehingga jagung dapat tumbuh optimal dan seragam,” tuturnya.

Berbekal Enchis, Intan dan timnya pun berkompetisi dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2015 di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Pada 5-10 Oktober mendatang, mereka akan beradu ide dengan para inovator muda dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/09/28/ransel-pupuk-praktis-inovasi-mahasiswa-universitas-brawijaya/