Galeri Inovasi Teknologi Indonesia Jadi Proyek Percontohan di ASEAN

Galeri Inovasi Teknologi (GIT) milik Indonesia menjadi proyek percontohan intermediasi teknologi di wilayah ASEAN melalui program Pilot Project Scheme (PPS) yang diselenggarakan oleh Sekretariat ASEAN bersama German Cooperation, GIZ, dan GFA.

GIT merupakan platform yang menjembatani permasalahan para praktisi industri untuk diselesaikan bersama para ahli di bidangnya secara online dan offline. Selama satu tahun ke depan, platform ini diharapkan dapat diduplikasi oleh negara-negara ASEAN.

Galeri Inovasi

Platform GIT telah diluncurkan pada tahun 2013 oleh Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) dan telah memfasilitasi puluhan pihak industri untuk berkonsultasi dengan para ahli. Platform ini dapat diakses bebas melalui alamat daring https://git-miti.com/ tersebut bermanfaat bagi masyarakat dan industri yang memiliki permasalahan terkait teknologi. Hampir 90 persen masyarakat yang telah memanfaatkan platform ini adalah industri pangan.

“Galeri Inovasi Teknologi yang dikelola oleh MITI sangat mungkin untuk memfasilitasi UKM hingga Indonesia Timur. Selama ini pendampingan UKM oleh berbagai lembaga sebagian besar dilakukan di Pulau Jawa. Dengan jejaring MITI yang luas, Galeri Inovasi Teknologi sangat mungkin untuk memfasilitasi UKM hingga Indonesia Timur,” kata Ketua Komite Kebijakan Publik dan Hubungan Lembaga, Gabungan Asosiasi Pengusama Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Doni Wibisono.

Sementara itu, Sri Harjanto, Direktur Pemberdayaan Industri dan Sektor Privat MITI, yang memimpin pengembangan proyek GIT menyampaikan bila masyarakat dapat mengakses layanan GIT dengan mudah. Banyak ahli terutama ahli pangan di level ASEAN yang berasal dari Indonesia.

“Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia khususnya untuk mengembangkan UKM-UKM yang ada. Selain para ahli, dalam platform GIT ini, UKM juga dapat menimba ilmu dari UKM lainnya yang sudah dahulu dapat menyelesaikan permasalahan di industri yang serupa,” demikian Harjanto.

rmol.co

Indonesia Miliki Mayoritas Kopi Specialty di Dunia

Asosiasi Spesial Kopi Indonesia (ASKI) mengaku bangka karena di antara 10 kopi specialty terbaik di dunia, lima berasal dari Indonesia.

Kopi specialty, menurut ASKI, mempunyai indikasi geografis. Di antaranya Kopi Arabika Gayo, Kopi Sumatera Arabika Simalungun, Kopi Robusta Lampung, Kopi Java Arabika Sindoro-Sumbing, Kopi Arabika Kintamani Bali dan Kopi Arabika Flores Bajaw.

Kopi

“Saya bangga kopi indonesia kaya. Dari 10 kopi specialty dunia, 5 ada Indonesia. The world finest coffee dan itu sudah terbukti,” ujar Ketua Umum ASKI A Syafrudin, Kamis (1/10)

Kata dia, kopi specialty merupakan kopi spesies Arabika berkualitas premium.

Ada jenis cita rasa kopi diproses tidak secara biasa atau semi wash, tapi holly wash. Ada proses honney, ada natural. Serta ada sertifikasinya yaitu setifikat organik dan lainnya. Itu semua bawa nilai tambah kopi Indonesia,” terangnya.

Saat ini kopi specialty tersebar di enam pulau, namun satu sampai dua tahun nanti, ada dua pulau Lombok dan Sumbawa yang sedang menanam kopi Arabika.

“Ini mau kita angkat sehingga para petani lebih makmur dan kopi kita terkenal dalam negeri mulai dari kedai kopi, restoran, coffe shop, hotel mewah,” katanya.

Masih kata dia, banyak petani mulai mengembangkan kopi specialty dengan menanam kopi Arabika.

“Perkembangannya sangat luar biasa. Kita bangga pemain kopi specialty, petani yang kembangkan 1 hektare sudah berkembang menjadi dua hektare,” katanya.

jawapos.com

Indonesia Kembali Dapatkan Pecatur Muda Bergelar Master Internasional

Catur Indonesia terus melakukan regenerasi atlet untuk mendapatkan pecatur masa depan. Kabar baik datang ketika pecatur yang belum genap 15 tahun, berhasil meraih gelar master Internasional.

Dia adalah Master FIDE (MF) Arif Abdul Hafiz, remaja asal Kabupaten Bogor, yang baru saja mencatatakan dirinya sebagai salah satu peraih gelar master internasional (MI). Dia meraih gelar itu usai mengalahkan MF Yeoh Li Tian, Malaysia, dalam turnamen Malaysia Open, September lalu.

Catur

Arif menang atas pecatur tuan rumah di nomor babak 9. Ia pun mengalami kenaikan rating sebesar 112 angka. Remaja asli Babakan Madang ini juga meraih hadiah Best U-16.

“Ini prestasi membanggakan bagi kami. Arif berhasil meraih gelar MI karena berada di ranking 16 Malaysia Open,” ujar Pelatih Catur Kabupaten Bogor, MF Endar Sakti Lubis seperti dikutip dari jpnn.com

Endar menjelaskan, selain menerima kenaikan gelar, Arif juga menyabet bonus uang tunai sebesar 100 ringgit dari panitia. Hal itu terjadi karena berhasil GM Jayson Gonzalez dari Filipina.

Arif Abdul Hafiz

“Pada nomor Catur Kilat setelah Turnamen Malaysia Open, Arif berhasil keluar sebagai juara ketiga. Dimana dua diantaranya dengan menumbangkan GM Laylo Darwin dan GM Oliver Barbosa (Filipina). Sedangkan juara pertama Catur Kilat diraih MI Sean Winshand dari Indonesia,” beber pecatur nasional itu.

Menanggapi hasil yang diraih Arif, Wakil Ketua KONI Kabupaten Bogor, Zaenal Syafrudin merasa bangga. Bukan hanya karena ia aset Bumi Tegar Beriman, tapi juga pernah ikut andil dalam kesuksesan adik kandung MF Sumardi itu. “Dia sempat jadi anak asuh salah satu perusahaan besar di Babakan Madang,” ujarnya.

“Mereka harus kita perhatikan. Minimal membantu mencarikan bapak angkat untuk membiayai keperluannya selama mengikuti turnamen,” tandas Zaenal.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/06/indonesia-kembali-dapatkan-pecatur-muda-bergelar-master-internasional/

Indonesia Menjadi Pemrakarsa Program Nuklir Asia Pasifik

Perutusan Tetap Republik Indonesia di Wina (PTRI Wina), Selasa (29/9), meluncurkan Regional Capacity Building Initiative (RCBI) untuk mendukung pengembangan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan yang berlangsung di Vienna International Center, Wina, Austria, itu dihadiri representatif dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEI).

“Peluncuran program itu sebagai bagian dari pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan,” kata Koordinator Fungsi Pensosbud Protkons KBRI/PTRI Winya Dody Kusumonegoro, Selasa, waktu setempat.

Peluncuran program tersebut dilakukan dalam pertemuan dengan negara-negara kontributor IAEA. RCBI ditargetkan menjadi platform kerja sama pengembangan kapasitas regional dalam riset, pendidikan, dan pelatihan dalam bidang iptek nuklir.

Pada saat peluncuran program yang dihadiri perwakilan IAEA di Wina, Wakil Kepala Perwakilan RI Febrian A Ruddyard mengharapkan, RCBI mampu menjadi insentif bagi negara anggota IAEA dalam mewujudkan komitmen terhadap upaya nonproliferasi dan perlucutan senjata nuklir. Kesuksesan program ini akan mengukuhkan Indonesia sebagai negara terdepan dalam mendorong pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai dan iptek.

Batan

Melalui skema RCBI, Indonesia memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk belajar langsung dari pakar-pakar nuklir Indonesia. Program pelatihan, kata Febrian, akan didesain secara terstruktur dan sistematis dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik masing-masing negara peserta. “Pelatihan akan diselenggarakan secara bertingkat, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga advance. Dalam pelatihan ini, peserta akan diberikan sertifikat kompetensi yang terakreditasi.”

BATAN akan menyediakan fasilitas riset dan pelatihan di pusat-pusat riset milik badan tersebut.

Tingkat penguasaan teknologi nuklir Indonesia saat ini memperoleh pengakuan dari kalangan internasional, khususnya IAEA sebagai organisasi internasional di bidang nuklir. Sejak 2012, Indonesia berkontribusi dalam program kerja sama teknik IAEA di bawah skema Peaceful Uses Initiative melalui pemberian pelatihan SDM dan riset bagi negara di kawasan Asia dan Afrika.

Pada 2014 Indonesia meraih penghargaan Outstanding Achievement Award dari IAEA dan ILO untuk keberhasilan dalam mengaplikasikan teknologi nuklir di bidang pemuliaan tanaman (mutation breeding).

Dengan adanya platform RCBI, Febrian melanjutkan, bantuan teknis Indonesia tidak hanya mampu menjangkau negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, tetapi juga negara-negara Pasifik yang baru bergabung dengan IAEA.

Atase Ilmu Pengetahuan PTRI Wina Syahril menjelaskan bahwa teknologi nuklir di Indonesia tidak terbatas sebagai pembangkit listrik. Namun, hasil teknologi nuklir Indonesia tersebut juga dinikmati para pelaku bisnis, khususnya industri pertanian, pangan, kesehatan, dan manufaktur.

Penggunaan iptek nuklir di bidang pertanian melalui pemuliaan tanaman memungkinkan petani untuk mendapatkan varietas unggul padi, kedelai, dan gandum dengan tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dan tahan hama. Ia berharap, penggunaan varietas unggul tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksi nasional sekaligus menekan tingkat ketergantungan pada impor pangan.

RCBI akan menjadi flagship PUI program bagi kawasan Asia Pasifik. Dukungan IAEA dan negara-negara anggota IAEA, khususnya dari kelompok negara maju menunjukkan pengakuan dan kepercayaan atas penguasan teknologi nuklir yang dicapai Indonesia. Dalam waktu dekat, dijadwalkan pertemuan lanjutan guna membahas teknis penyelenggaraan dengan melibatkan negara-negara donor, IAEA, dan negara-negara target penerima bantuan.

republika.co.id

Padang Siap Pecahkan Rekor dengan Penampilan Talempong Terbanyak

Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, siap memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori penampilan talempong terbanyak yang akan digelar di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) pada 20-23 Oktober 2015 mendatang.

“Kita sudah menyiapkan sebanyak 1.200 talempong (alat kesenian tradisional) untuk memecahkan rekor MURI tersebut,” kata Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) yang sekaligus ketua Panitia KTT IORA Didi Riyadi di Padang, Senin (05/10/2015).

Talempong

Didi mengatakan, rencananya pemecahan rekor MURI tersebut akan dilangsungkan di Pantai Padang di sela penyelenggaraan KTT IORA.

Talempong merupakan sebuah alat musik pukul tradisional khas Minangkabau yang biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan seperti tari piring dan tari pasambahan.

“Hal tersebut tentunya bertujuan untuk melestarikan serta memperkenalkan alat musik tradisional kita ke negara lain,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Padang Nasir Ahmad mengajak seluruh warga untuk ikut serta menyiapkan agenda itu secara matang sehingga kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat dapat dilaksanakan dengan baik.

“Mari kita berikan dukungan dan perhatian sungguh-sungguh kepada tamu-tamu yang datang,” katanya.

Menurutnya, cukup banyak dampak besar yang bisa diperoleh etelah penyelenggaraan IORA seperti peluang investasi dan wisatawan akan terus berdatangan ke Padang.

“Sehingga nantinya akan membuat Kota Padang menjadi kota metropolitan dan menjadi lebih baik,” pungkasnya.

gosumbar.com

Perwakilan Startup Indonesia Raih Juara 2 di Istanbul

iGrow, startup dari Indonesia berhasil menjadi juara 2 kompetisi internasional Startup Istanbul setelah sebelumnya melalui proses seleksi sejak September 2015 lalu. Senin (5/10) malam waktu Istanbul iGrow dinobatkan bersama NIM$, sebuah startup solusi keuangan dari Kenya dan Taskulu, serta project management system hasil karya startup Iran.

Startup Istanbul adalah ajang konferensi internasional tahunan, mentorship dan kompetisi untuk para pembuat dan eksekutor ide aplikasi digital di Asia dan Eropa. Berlangsung dengan seleksi sangat ketat, ratusan aplikasi disaring hingga menjadi 100 lalu 50 kemudian tersisa 15 peserta.

iGrow

100 startups harus masuk sesi pelatihan intensif di Microsoft Center di Turki selama 2 hari. Kelima belas peserta yang dipilih di bagian akhir harus mempresentasikan karyanya dalam 2,5 menit di hadapan 1.500 audiens dan 3 juri berpengalaman dari Silicon Valley. Proses seleksi tersebut disiarkan secara live ke seluruh dunia.

iGrow adalah solusi teknologi untuk membantu menggalakkan penanaman tanaman pangan dengan menginisiasi kolaborasi antara sponsor penanaman, petani lokal dan pemilik lahan. iGrow bercita-cita untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia, mengatasi kemiskinan petani sekaligus melakukan penghijauan dengan cara memanfaatkan lahan-lahan yang semuala tidak produktif.

Komentar juri saat presentasi penawaran (pitching) akhir sangat unik. Steve Blank, seorang ahli aplikasi digital dari Silicon Valley bahkan mengatakan bahwa iGrow menjadi semacam Simcity (sebuah game simulasi kehidupan sosial) untuk proyek pangan dengan hasil nyata. Apresiasi dari peserta juga luar biasa setelah melihat presentasi iGrow, yang menjadi inspirasi banyak negara terutama di Asia yang punya masalah yang sama soal lahan dan ketahanan pangan.Endy Kurniawan, ambassador Startup Istanbul untuk wilayah Indonesia yang datang mendampingi saat acara berlangsung mengatakan bahwa hasil dari kompetisi Startup Istanbul merupakan kemenangan ide dan inovasi. “Wakil dari Kenya & Indonesia (iGrow) mengalahkan banyak wakil dari Eropa seperti Bulgaria, Yunani, Rusia bahkan Turki sendiri serta Amerika dan Israel, negara yang disebut surganya startup. Ini bukti kreativitas & ketekunan adalah kuncinya, Indonesia tidak kalah,” komentar Endy.

Endy juga menambahkan bahwa Indonesia telah mengikutsertakan 3 wakil, yakni iGROW, QOLONI dan GALERINA pada kompetisi tahun 2015. “Tahun lalu (2014) tidak ada wakil. Tahun ini 3 startups dengan 1 juara. Semoga tahun depan akan lebih banyak yang ikut serta,” pungkasnya.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/06/perwakilan-startup-indonesia-raih-juara-2-di-istanbul/

Mobil Listrik Asli dari Gresik Siap Diproduksi Masal

Pengembangan mobil listrik nasional ternyata masih terus berjalan, meski tertatih dan banyak drama. Namun salah satu produsen mobil listrik dalam negeri asal Gresik, Jawa Timur tetap bertekad untuk bisa memproduksi mobil listrik nasional. Mereka siap menjual mobil listrik produksinya secara massal tahun depan.

PT. Great Asia Link alias ‘Grain’ telah menyatakan kesiapannya untuk memroduksi mobil listrik nasional yang salah satunya diberi nama ‘Ravi’. Perusahaan yang beralamatkan di Jl. Waringin Anom KM 37, Kedung Anyar, Gresik, Jawa Timur tersebut siap untuk memroduksi mobil yang hemat energi, ramah lingkungan dan minim perawatan.

“Program mobil listrik tidak mandek, masih terus berjalan. Pemerintah kan memang sedari awal targetnya pada 2017-2018 mobil listrik di dalam negeri mulai produksi massal. Nah, kalau kita mulai tahun depan rencananya sudah mulai dijual ke masyarakat,” ujar Komisaris PT Great Asia Link (Grain) J.E Sendjaya, seperti dikutip dari detikFinance, Senin (5/10/2015).

Mobil Listrik Grain

Sendjaya mengakui, sampai saat ini pihaknya masih terus aktif melakukan uji coba, agar mobil listrik yang diproduksi benar-benar bagus dan nyaman bagi masyarakat yang membelinya.

“Kan kita baru berdiri, hampir dua tahun sudah kita lakukan uji coba, pembelinya terbatas ke rekan bisnis, ke BUMN. Jadi kita pantau benar-benar apa kekurangannya, jangan sampai kita buru-buru jual ke masyarakat luas tapi banyak keluhan dan kekurangan,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, selama uji coba yang dilakukan, hasilnya sangat baik dan laporan dari pengguna mobil listrik ini sangat positif, tidak hanya hemat tapi juga bandel alias minim perawatan.

Mobil Listrik Grain

“Hasil uji coba sampai saat ini, saya sangat happy (senang). BUMN dan rekan bisnis kita yang sudah beli mengaku mobil buatan kami bandel sekali, sangat minim perawatan, dan yang paling penting hemat,” ujarnya.

Sendjaya juga menegaskan bahwa para konsumen mobil listrik ini tidak perlu khawatir masalah legalitas, karena PT. Grain sudah lolos dari persyaratan pemerintah seperti Kementrian Perhubungan dan Kementrian Perindustrian. Sehingga kelengkapan krusial seperti STNK juga telah diloloskan.

Seperti diketahui, mobil PT Grain merupakan salah satu pabrikan yang dikunjungi Dahlan Iskan ketika aktif menjadi Menteri BUMN. Dahlan sendiri pernah menjajal mobil listrik made in Gresik ini.

Perusahaan yang berdiri di Jalan Wringin Anom KM 37, Kedung Anyar, Gresik, Jawa Timur ini memiliki produk mobil listrik mulai dari jenis All Purpose Vehicle (APV) yang diberi nama Ravi, model Multi Purpose Vehicle (MVP), city car diberi nama Hivi dan pick up diberi nama Hevi.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/mobil-listrik-asli-dari-gresik-siap-diproduksi-masal/

“Map of Batik” Edukasi Budaya Tradisional Melalui Teknologi

Batik merupakan hasil karya dan budaya bangsa Indonesia semenjak ratusan tahun silam. Di dalam batik terkandung nilai spiritual dan filosofis yang amat lekat dengan kehidupan manusia, sejak dilahirkan hingga diantarkan ke liang lahat.

Motif batik memiliki cerita dan maknanya masing-masing, motif batik truntum misalnya, yang memiliki makna tentang rasa cinta yang bersemi kembali. Sehingga motif batik truntum biasa dikenakan baik oleh mempelai pengantin maupun oleh orang tua pengantin pada saat upacara pernikahan adat tradisional. Harapan yang hendak dicapai ketika mengenakan kain motif truntum pada saat upacara pernikahan adalah, semoga kelak kedua mempelai pengantin bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan langgeng.

Setelah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009, setiap tanggal 2 Oktober dirayakan sebagai “Hari Batik Nasional.” Dalam rangka memperingati hari batik nasional di tahun 2015 ini, Sobat Budaya bersama Bandung Fe Institute meluncurkan aplikasi “Map of Batik” sebagai hasil riset dan inovasi atas upaya pengumpulan data batik yang dilakukan sejak tahun 2005.

Batik di Indonesia sangat beragam. Ia tidak hanya berkembang di Pulau Jawa saja, namun juga di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. Nyaris hampir setiap daerah memiliki corak batik yang khas. Dalam proses pendataan budaya yang dilakukan secara bersama-sama oleh Sobat Budaya dan Bandung Fe Institute selama 9 tahun terakhir, melalui situs www.budaya-indonesia.org, telah terdokumentasikan setidaknya 5.849 motif batik, yang tersebar dari Aceh hingga ke Papua.

“Map of Batik” dibuat untuk tujuan melihat evolusi dan perkembangan batik di Indonesia, menjadi alat identifikasi asal usul batik, serta untuk alat edukasi kepada masyarakat. Masyarakat dapat menggunakannya untuk melihat deskripsi detail dari sebuah motif batik dan pola kekerabatannya dengan motif batik yang lain. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis bagi pengguna Android dan iOS.

Semoga aplikasi “Map of Batik” ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kecintaan kita terhadap batik, sebagai warisan tradisi adiluhung Nusantara.

Mari Mencintai Indonesia, Menginspirasi Dunia!

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/map-of-batik-edukasi-budaya-tradisional-melalui-teknologi/

Indonesia Ujung Tombak Kemajuan Kawasan Laut Hindia

Sebagai negara yang terpilih menjadi Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) untuk periode 2015-2017 Indonesia berkomitmen melihat Samudera Hindia sebagai masa depan dunia.

Saat ini IORA beranggotakan 20 negara dari 4 kawasan yakni kawasan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Bangladesh, India dan Srilangka. Kawasan Timur Tengah terdiri dari Iran, Oman, Uni Emirat Arab dan Yaman.

Kawasan Afrika terdiri dari Komoro, Madagaskar, Mauritius, Afrika Selatan, Tanzania, Seychelles, Kenya dan Mozambik. Selain itu ada pula Australia yang menjadi anggota IORA.

ocean

IORA memiliki tiga pilar kerja sama yang salah satunya terkait ilmu pengetahuan yakni Indian Ocean Rim Academic Group (IORAG) dimana Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ditetapkan menjadi focal point IORAG Indonesia.

Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI yang juga bagian Focal Point IORAG Indonesia Adriana Elisabeth mengatakan selama menjadi ketua, Indonesia diharapkan membuat legacy dan mewujudkan visi dan misi pemerintah sebagai poros maritim dunia.

“Kawasan Samudera Hindia merupakan kawasan masa depan. Semua kerja sama yang dibangun bagaimana saling mendukung kerja sama perdagangan dan investasi,” katanya di Puslit Politik LIPI, Jakarta, Senin (21/9).

Di samping itu, sebagai focal point Indonesia akan mengembangkan kerja sama akademik dan ilmu pengetahuan sesuai dengan enam isu prioritas yakni keselamatan dan keamanan maritim, fasilitasi perdagangan dan investasi, manajemen sumber daya perikanan, kerja sama akademik dan iptek, pengelolaan risiko bencana dan perubahan iklim serta pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.

Di samping itu terkait perubahan iklim, posisi Indonesia dimana LIPI sudah memiliki pusat studi laut dalam Indonesia berada dalam posisi strategis terkait upaya penanganan perubahan iklim.

Semua pembahasan itu akan dibahas dalam pertemuan anggota-anggota IORA dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama sejak Indonesia menjadi ketua yang akan dilakukan pada 20-23 Oktober 2015 mendatang.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/indonesia-ujung-tombak-kemajuan-kawasan-laut-hindia/

Dua Anak Bangsa Menjadi Duta Lingkungan Untuk Ekspedisi Ke Kutub Utara

Dua anak muda dari Indonesia terpilih menjadi Duta Lingkungan Hidup untuk melihat secara langsung dampak perubahan iklim di Kutub Utara. Mereka adalah Yohanes Kevin Hendrawan dan Nesha K Inchida. Keduanya bersama para remaja asal berbagai negara lainnya akan tinggal selama dua minggu dengan ahli biologi dan peneliti, di kutub utara yang memiliki suhu minus 50 derajat Celcius.

kevin

Agustus lalu mereka hadir saat acara pelepasan Ekspedisi Youth4Planet-Research and Monitoring on Climate Change di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Keduanya terlihat antusias menjelaskan maksud dan tujuan mengikuti ekpedisi yang dilakukan sejak awal September lalu ini.

Mereka ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat Indonesia tentang perubahan iklim yang terjadi di Kutub Utara. Termasuk dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat, khususnya di Indonesia.

Yohanes Kevin Hendrawan atau yang lebih akrab disapa Kevin ini adalah pemuda 23 tahun lulusan STP Nusa Dua Bali, jurusan Pariwisata. Sebelum mengikuti ekspedisi ini, Kevin telah banyak berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Mulai dari penanaman pohon bersama dengan komunitas lingkungan, program 60+Earth Hour Program hingga bersih-bersih pantai yang dijadikan kegiatan rutin setiap dua minggu bersama anggota kampusnya.

Esainya menunjukkan minatnya di dalam Eco-Tourism yang mendorong kegiatan pariwisata sambil memberi dampak lingkungan positif, kontribusi sosial budaya dan ekonomi untuk kedua tujuan wisata dan masyarakat setempat.

Sementara Nesha Ichida merupakan remaja yang masih bersekolah di Universitas Terbuka Inggris, jurusan IPA. Sejak lama, gadis manis berusia 19 tahun ini telah mengikuti beragam program relawan di seluruh Indonesia.Pernah mengurus pusat satwa liar rehabilitasi di Sulawesi Utara, Jawa dan Bali, dan memiliki antusiasme dan minat yang kuat di alam dan lingkungan, sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi seorang peneliti dan ilmuwan kelautan.

Nesha mendapat beasiswa dari Dewan Studi Lapangan di Inggris untuk bergabung dengan program mereka tentang komunikasi keanekaragaman hayati. Esainya yang membuatnya lulus ini mengambil tema kewajiban membuat perubahan untuk mendapatkan masa depan yang aman dengan mendidik generasi muda tentang cara merawat planet.

detik.com