Alat ECCT Buatan Anak Bangsa ini Mampu Sembuhkan Kanker

Seorang doktor lulusan Universitas Airlangga membuktikan alat terapi kanker Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) mampu mematikan sel-sel kanker. Selama ini temuan kedua (setelah ECVT-red.) pakar tomografi Warsito P. Taruno itu dianggap tak memiliki landasan ilmiah dalam mengatasi penyakit kanker.

“Kami melakukan penelitian eksperimental laboratorik in vitro menggunakan rancangan acak kelompok. Hasilnya, terdapat peningkatan persentase kematian yang signifikan atas sel-sel yang diberi pajanan alat terapi kanker ECCT,” kata Dr. dr. Sahudi Salim usai menjalani sidang terbuka doktor di Universitas Airlangga Surabaya, Senin, 28 September 2015.

Warsito Taruno

Dalam disertasi yang berjudul “Mekanisme Kematian Sel Akibat Pajanan Medan Listrik Energi Lemah dengan Frekuensi Menengah” itu, Sahudi ingin membuktikan efek pajanan medan listrik voltase rendah terhadap tiga macam kultur sel kanker. “Ada sel Hela, sel Kanker Rongga Mulut, dan sel Mesenkim Sumsum Tulang,” kata dia.

Ketiga sel itu dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing 8 replikasi, yaitu kelompok perlakuan yang dipajan dengan ECCT selama 24 jam dan kelompok kontrol. Setelah 24 jam, jumlah sel hidup dan sel mati dihitung dengan menggunakan pewarnaan Tryphan Blue, serta diperiksa ekspresi protein TubulinA, Cyclin B, p53, dan Ki-67.

“Dari hasil penelitian ekspresi protein ini ternyata sel kanker mati secara signifikan, sedangkan non kanker seperti sel-sel kontrol lainnya yang dibutuhkan tubuh, masih hidup,” ujarnya.

Sahudi berharap penelitiannya ini kelak mendorong penelitian-penelitian biofisika serupa guna menjawab tantangan pengobatan kanker. Ia mengatakan penelitian biofisika pada ranah keilmuan kedokteran selama ini sangat jarang, apalagi sampai tataran disertasi.

“Saya harap ini mendorong dokter-dokter lain untuk meneliti dari aspek biofisika. Sebab untuk menghadapi kanker, kita ini ibarat pendekar, harus dengan berbagai macam jurus,” kata dia.

tempo.co

Taman Pendidikan Panas Bumi Pertama di Indonesia ada di Sulawesi

Duta Besar Negara tersebut DR Trevor Matheson bersama tim yang melakukan kunjungan kerja ke Kota Tomohon, sekaligus menandatangani persetujuan kerjasama dalam pengembangan energy panas bumi di Sulawesi Utara yang dipusatkan di Kota Tomohon, Agustus lalu.

MoU ditandai dengan soft launching Lahendong Geothermal Park (peluncuran Taman Pendidikan Panas Bumi) oleh wakil Rektor P2M Universitas Gajah Mada dan Walikota Tomohon serta pembukaan pusat pendidikan gheothermal yang berlokasi di sekitar Danau Linou yang juga dalam rangkaian Gheothermal Festival bersamaan dengan acara presitisius Tomohon International Flower Festival 2015.

Panas Bumi

“Hadirnya taman pendidikan panas bumi yang juga merupakan tempat wisata dan lokasi belajar tentang panas bumi maka masyarakat dapat mempelajari ilmu pengetahuan tentang panas bumi dan teknologi pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan. Melalui kegiatan wisata dan pendidikan, masyarakat diharapkan dapat mengapresiasi kawasan panas bumi sebagai warisan alam yang perlu untuk untuk di kelola dengan mengedepankan kelestarian alam, hal ini akan memberikan dukungan bagi pengembangan energy panas bumi di Indonesia dan Sulawesi Utara bersama Tomohon khususnya,” papar Gubernur.

Walikota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak menyambut baik peluncuran penggunaan taman panas bumi yang lokasinya teritegrasi lansung dengan obyek wisata andalan Kota Tomohon yaitu danau Linou yang bersinggungan langsung dengan kegiatan olahraga yaitu Tomohon Linou Lake 10 K yang nantinya akan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Peresmian taman tersebut merupakan lanjutan dari komitmen Kota Tomohon untuk menjadi laboratorium alam Sulut dalam penggembangan dan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi. Sebagai pengantar, UGM yang menjadi mitra Universitas untuk program Taman Pendidikan Panas Bumi ini juga meluncurkan buku digital berjudul “Belajar dan Berwisata tentang Energi Panas Bumi di Lahendong” yang dapat diunduh gratis

Kelurahan Lahendong dipilih sebagai laboratorium alam kata Eman karena sebagai punya energi panas bumi.
Terletak pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut pada bentang alam vulkanik Minahasa. Lokasi ini diapit dua gunung aktif yakni Gunung Lokon 9 km kearah Utara dan Gunung Soputan 20
km kearah Selatan.

“Kota Tomohon merupakan daerah panas bumi yang pada umumnya merupakan daerah yang indah dan unik.
Manifestasi Panas Bumi merupakan pemandangan khas yang tidak di jumpai pada tempat wisata di luar daerah panas bumi,” pungkas Eman.

okemanado.com

Helm-helm Inovatif Karya Anak Negeri

Kali ini, kami ingin memberikan kumpulan karya anak bangsa terkait dengan helm yang dipatenkan dunia. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pengendara sepeda motor di Indonesia ini sangat banyak. Menurut data yang didapatkan, pabrikan motor Yamaha dapat menjual kendaraan versi sport mereka sejumlah 32.275 unit hanya pada bulan Februari 2015 kemarin. Bayangkan jika setahun, dan juga ditambahkan dengan keseluruhan pabrikan motor yang ada. Pastilah nilainya mencapai jutaan.

Disamping banyaknya unit motor yang terjual, hal ini juga memicu banyaknya kecelakaan yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor roda dua. Berbeda dengan mobil dan kendaraan lainnya, motor dituntut untuk memiliki keseimbangan supaya dapat melaju. Untuk mengurangi resiko kecelakaan pihak kepolisian sudah menganjurkan untuk mengenakan helm berlabel SNI yang standar. Meskipun begitu helm tersebut belum bisa menjamin keselamatan berkendara 100%. Oleh karenanya disini kami rangkumkan untuk anda 3 helm inovatif karya anak negeri yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap benturan dan juga menambah rasa nyaman ketika berkendara.

1. Helm Berpendingin

Jangan bayangkan kalau helm ini dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) dalam pembuatannya. Namun prinsip yang digunakan hampir sama, yakni untuk menambah kenyamanan pengendara ketika berkendara menggunakan sepeda motor, apalagi ketika di siang hari. Helm ini dilengkapi dengan lapisan pendingin di bagian permukaan luar helm. Dengan begitu memungkinkan kita untuk tetap merasa dingin selama berkendara menggunakan helm ini.

Cara kerja helm ini sama dengan cara kerja kompres penurun panas demam. Menggunakan air yang disuntikkan ke dalam helm yang sudah diberi lapisan pendingin. Lapisan pendingin ini merupakan bahan Sodium Polycarbonate yang merupakan bahan sejenis bagian dalam popok bayi sekali pakai. Di bagian atas helm terdapat lubang kecil yang dapat disuntikkan air ke dalamnya untuk mereaksikan Sodium Polycarbonate menjadi gel ketika bertemu dengan air. Hal inilah yang akan tetap membuat suhu di dalam helm terasa dingin.

Menariknya lagi, helm ini diciptakan oleh Linus Nara Pradhana yang merupakan seorang pelajar SMP. Dia telah menyisihkan 206 peserta lainnya dalam ajang internasional bertajuk International Exhibition for Youth Inventors 2012 di Thailand. Peraihan medali emas ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki berbagai bibit unggul dalam dunia inovasi.

2. Helm Anti Gegar Otak

Lagi-lagi Linus Nara Pradhana kembali menelurkan sebuah karya. Helm anti gegar otak ini merupakan pengembangan dari inovasi yang dilakukan sebelumnya. Berbasis dari prinsip helm berpendingin, Linus Nara menggunakannya untuk membuat helm anti gegar otak. Nara terpicu dikarenakan banyaknya korban jiwa yang diakibatkan gegar otak gara-gara kecelakaan yang mengakibatkan kepala terbentur oleh benda keras.

Meskipun sudah mengenakan helm, namun gegar otak yang diderita akan semakin menjadi ketika tidak segera dikompres. Dengan mengenakan helm anti gegar otak ini cairan berpendingin akan segera keluar ketika helm terbentur dan dengan cepat akan mendinginkan kepala supaya gejala gegar otak tidak terjadi atau dapat diminimalisir. Dengan menggunakan cairan kimia khusus, helm ini dapat mengkompres kepala hingga suhu 11,5 derajat celcius untuk meminimalisir terjadinya gejala gegar otak.

Dengan adanya inovasi helm anto gegar otak ini, Nara kembali menyabet gelar juara untuk ajang bertajuk Indonesian Science Project Olympiad pada Februari 2013. Serbuk pendingin yang dijadikan media kompres ini masih dirahasiakan oleh Nara untuk dipatenkan terlebih dahulu. Kedua helm buatan Nara tersebut sudah banyak beredar di pasaran dengan nama Naravation.

3. Helm Anti Kantuk

Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan adalah kantuk. Telah banyak nyawa melayang diakibatkan oleh kantuk saat berkendara di jalan raya. Salah satu inovasi anak bangsa ini menciptakan alat yang dapat mendeteksi kantuk saat berkendara. Inovasi ini dilakukan oleh dua orang mahasiswa dari Universitas Surabaya jurusan Teknik Manufaktur. Mahasiswa bernama Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan ini berhasil menciptakan inovasi helm anti kantuk.

Hasil inovasi kedua mahasiswa ini berhasil menorehkan medali emas di ajang International Invention, Innovation, and Design pada Agustus 2014 di Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia. Perwakilan Indonesia ini berhasil menyisihkan 112 peserta lain dari berbagai negara. Cara kerja helm ini menggunakan sensor denyut nadi sebagai sensor untuk mengetahui kantuk. Jika denyut nadi menurun, maka secara otomatis akan aktif menghasilkan getaran yang akan menggugah pengendara sepeda motor.

Alat ini memerlukan kabel untuk menyambungkan prosesor dengan sensor denyut nadi ke pergelangan tangan, leher, atau bagian tubuh lain yang terdapat denyut nadi. Diharapkan dengan penggunaan sensor ini di helm, maka tingkat kesadaran pengendara akan semakin meningkat seiring dengan adanya getaran yang dikirimkan ketika mengantuk. Namun jika masih terasa mengantuk ada baiknya jika menepi sebentar untuk beristirahat.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/07/helm-helm-inovatif-karya-anak-negeri/

Wakil Indonesia Raih Predikat Finalis di Ajang Michelin Challenge Design 2016

Anak-anak bangsa kembali menelurkan karya-karya yang diakui dunia Internasional. Kali ini dua pemuda asal Malang Agri Bisono dan rekannya Yoma Alief Samboro meraih predikat finalis dalam Michelin Challenge Design 2016 yang bertajuk Mobility for All – Designing for the Next Frontier dengan desain bernama LOGon.

Michelin Challenge Design 2016 “Mobility For All – Designing for the Next Frontier” adalah ajang tantangan untuk mendesain kendaraan personal, keluarga atau komersial yang memberikan mobilitas sederhana, fungsional dan murah untuk daerah-daerah terpencil di Asia Tenggara, Amerika Tengah, Afrika Tengah atau lokasi terpencil lainnya.

Kompetisi yang melibatkan pendaftar sebanyak 875 peserta dari 68 negara ini akhirnya memilih 14 desain terbaik dari seluruh desain yang masuk dan diumumkan awal September lalu. Desain-desain otomotif terbaik yang terpilih dari seleksi para ahli desain otomotif dan ahli industri otomotif dunia tersebut berasal dari berbagai negara seperti Albania, Bahrain, Kanada, Kolombia, India, Indonesia, Italia, Meksiko, Polandia, Korea Selatan, Taiwan, Inggris dan Amerika Serikat.

LOGon

“Para pemenang dari Michelin Challenge Design 2016 yang kami adakan tersebut telah menunjukkan bahwa para peserta memiliki kreatifitas dan inovasi yang hebat, serta memiliki fokus dalam memberikan mobilitas dalam berbagai macam aplikasi,” kata Thom Roach, wakil presiden dari original equipment marketing untuk Michelin Amerika Utara.

“Kami mengucapkan selamat untuk para pemenang yang telah mendesain solusi mobilitas yang mengejutkan yang berpotensi menyediakan sumber transportasi di berbagai tempat di dunia.” tambahnya.

Tiga pemenang terbaik dalam ajang kompetisi ini akan diundang untuk hadir dalam North American International Auto Show (NAIAS) sebagai tamu dari Michelin dan akan diberi kehormatan oleh Michelin untuk hadir di pertemuan tahunan para desainer Michelin. Sedangkan hasil desain 11 finalis lainnya akan di tampilkan di 2016 NAIAS di Detroit, Januari mendatang sekaligus diundang untuk mengikuti komunitas online ekslusif yang diadakan oleh Michelin untuk pemenang dan juri Michelin Challenge Design.

Stewart Reed, kepala juri dari Michelin Challenge Design mengungkapkan bahwa para juri sangat terkesan dengan solusi-solusi yang jenius, simpel dan kreatif yang dikirimkan oleh peserta untuk kompetisi Michelin Challenge Design tahun ini.

“Mendesain kendaraan dengan mobilitas tinggi adalah sebuah topik yang penting dalam industri otomotif. Menerima peserta dari hampir 70 negara, memperlihatkan betapa pentingnya Michelin Challenge Design.” imbuh pria yang juga kepala dari Departemen Desain Transportasi, Art Center College of Design, Pasadena ini.

LOGon

Indonesia yang menjadi finalis diwakili oleh karya LOGon karya dari Agri Bisono dan Yoma Alief Samboro merupakan sebuah desain yang mencoba memanfaatkan kayu-kayu gelondongan dan memadukannya dengan struktur besi sebagai badan dan rangka kendaraan. Kendaraan ini menggunakan mesin motor sederhana yang diletakkan pada rangka LOGon sebagai penggerak.

Agri Bisono ketika diwawancara GNFI beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa LOGon adalah ide dari rekannya Yoma Alief Samboro. LOGon secara konsep adalah sebuah kendaraan desa yang difungsikan sebagai alat angkut barang yang simpel, murah dan mampu melewati berbagai medan. Melihat yang kegunaannya untuk transportasi desa, mereka bermaksud untuk memberikan desain kendaraan yang mudah untuk dibangun, termasuk tidak sulit untuk mencari mesinnya. Sehingga mereka membuat desain yang mampu digerakkan dengan mesin motor.

“Sejujurnya kami sedikit agak sedih karena hanya menjadi finalis, namun kami juga merasa bangga karena dengan menjadi finalis adalah sesuatu yang juga tidak mudah,” ujar Agri, pemuda lulusan Desain Produk Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang memiliki keseharian mendesain mobil ini.

LOGon

Menariknya desain dari LOGon juga berusaha untuk memberikan sensasi berkendara menggunakan kuda yang biasanya familiar di daerah desa. “Kami mencoba memberikan fungsi emosional seperti menunggangi kuda meskipun sejatinya itu adalah sebuah kayu gelondongan,” jelasnya.

Sebagai seorang desainer Agri berujar bahwa adalah sebuah keharusan bila konsep-konsep yang dihasilkannya dapat diwujudkan secara nyata, bukan hanya digambar dan diwujudkan secara fisik terlebih juga diapresiasi. Dirinya dan Yoma juga mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki banyak talenta kreatif yang hebat.

“Kalo masalah talenta desain, ya memang indonesia punya itu, lihat aja bukti sejarah budaya indonesia yg beragam dari berbagai suku, batik ukiran candi dan artefak lain kreatifnya kerasa disitu, tiap tiap daerah punya ciri desain yg khas dan itu bukti kalo indonesia sebenarnya kreatif,” kata Yoma Alief Samboro, pemuda asal Malang yang juga lulusan Desain Produk ITS tersebut.

“Hanya saja bila mereka (para desainer, -red.) dihubungkan dengan industri itu yg jadi masalah. Industri berbicara soal laku atau tidaknya produk dengan hitungan ekonomis, sehingga desain yg bagus itu desain yg bisa dijual. Makanya banyak desainer yang kurang bisa mengeksplor kemampuan desainnya, karena hanya memodifikasi apa yg laku di pasar.” imbuh Yoma.

Yoma juga berharap bahwa suatu saat terdapat semacam Indonesia Transportation Design Showcase, semacam pameran akbar dimana kita pajang desain kendaraan yg dirancang oleh anak anak negeri. Mulai dari concept, facelift, sketch, sampai dengan model. “Pamerkan karya tunjukkan ke dunia kalo Indonesia itu bisa,” pungkas Yoma.

Source : https://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/10/08/wakil-indonesia-raih-predikat-finalis-di-ajang-michelin-challenge-design-2016/

Rantai Tank Kelas Dunia made in Depok

Sederetan tank angkut amfibi Marinir TNI Angkatan Laut terjun dari dermaga ke Selat Sunda di Cilegon, Banten, Senin (5/10/2015). Tank-tank tersebut melaju dengan kecepatan tinggi, lalu menghunjamkan diri ke laut dari ketinggian 5 meter lebih. Rantai tank tetap utuh….

Sebelumnya, defile tank tempur utama M2A-4 Marder, kendaraan tempur pengangkut pasukan M-113 dan IFV Marder, serta Anoa, lalu tank Marini BMP-3 juga melintas melaju di depan panggung kehormatan tempat Presiden  dan Panglima TNI berdiri. Semua tank tersebut menggunakan rantai dan sebagian roda, ban dan penggerak, serta suspensinya dibuat di sebuah bengkel kerja di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

Geladi bersih HUT Ke-70 Tentara Nasional Indonesia di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten, Sabtu (3/10/2015). Kompas.com

Edi Suyanto, pendiri Indo Pulley, adalah sosok di balik produksi rantai tank buatan dalam negeri tersebut. Kemudian, lima tahun lalu dia mulai memproduksi rantai tank AMX-13 buatan Prancis yang jumlahnya 600 unit lebih digunakan TNI.

“Waktu itu saya diminta KSAD Jenderal (TNI) Pramono Edhie untuk membuat rantai tank AMX. Setelah uji litbang TNI AD, dinyatakan lulus. Saya selanjutnya juga berinovasi membuat ban tahan peluru kaliber 7,62 milimeter. Ban itu bisa dikendarai hingga 120 kilometer setelah kempis. Lebih jauh dibandingkan standar NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) yang hanya bisa sejauh 20 kilometer setelah tertembak,” kata Edi di Depok, Selasa (6/10).

Dia juga dilibatkan Kementerian Pertahanan untuk memproduksi rantai tank, serta sus-pensi dan roda tank untuk beberapa proyek kerja sama Kementerian Pertahanan dengan mitra asing.

Inovasi yang dilakukan Edi Suyanto juga menambah kemampuan kendaraan tempur. Misalnya, penambahan komponen karet pada rantai tank BMP-3 memungkinkan tank Marinir buatan Rusia itu melompat di landasan beton tanpa menyebabkan rantai terputus. Pada versi asli milik Rusia, rantai tank tersebut tidak memakai bantalan karet.

Harapan serupa dikemukakan Ricky Egam, pendiri PT Sari Bahari di Kota Malang, Jawa Timur. Ricky melalui Sari Bahari memproduksi bom latih, bom hidup, dan roket latih serta roket hidup yang digunakan TNI AU. Beberapa produknya sudah diekspor ke mancanegara, seperti kepala roket asap ke Cile dan AS tahun 2013.

Kepala roket asap ini dijadikan sarana berlatih pilot-pilot tempur angkatan bersenjata Cile. Kepala roket asap buatan Sari Bahari memiliki keunggulan mampu mengeluarkan asap selama 2 menit setelah terkena sasaran.

Produk lain hanya mampu mengeluarkan asap kurang dari 1 menit. Kepulan asap pasca ledakan sangat vital bagi pilot tempur, sebagai penanda bom yang ditembakkan tepat sasaran atau tidak.

“Saya salut, baru saja Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna meminta 10 perusahaan BUMN dan swasta untuk serius memasok kebutuhan TNI AU. Ini langkah maju,” kata Ricky, yang mampu memproduksi puluhan ribu bom latih. Khusus bom latih jet tempur Sukhoi ukuran 100 kilogram, hanya diproduksi di Indonesia sehingga sangat potensial untuk diekspor.

Saat ini, Sari Bahari sedang mengembangkan rudal petir, yaitu rudal darat ke darat seberat 10 kilogram yang bisa melesat dengan kecepatan 250 kilometer per jam. Ditargetkan, tahun 2016 PT Sari Bahari sudah bisa mulai menjual produk tersebut.

Sari Bahari dibangun Ricky tahun 1993. Awalnya, perusahaan itu hanya melayani pengadaan barang dari badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri strategis (pertahanan). Barang yang disuplai Sari Bahari di antaranya beragam mesin dan suku cadang peralatan strategis militer.

“Perusahaan domestik sebenarnya memiliki kemampuan memproduksi alutsista untuk kepentingan pertahanan dalam negeri. Hanya, memang butuh niat baik pemerintah. Jika setiap periode kepemimpinan fokus pada upaya pemenuhan kebutuhan alutsista domestik, saya yakin perusahaan dalam negeri bisa memenuhinya. Kita bisa memenuhi kebutuhan alutsista tanpa harus selalu impor,” kata Ricky.

TNI AU, misalnya, menurut Ricky, sudah mengambil langkah strategis dengan memberikan payung hukum bagi perusahaan dalam negeri untuk mengembangkan alutsista bagi kepentingan TNI AU. “Beberapa bulan lalu, Kepala Staf TNI AU Agus Supriatna menandatangani kesepakatan yang mengajak 10 rekanan, baik BUMN maupun BUMS (perusahaan swasta), untuk mengembangkan alutsista bersama-sama. Ini langkah baik mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista oleh perusahaan dalam negeri,” kata Ricky.

Kemandirian Industri pertahanan dalam negeri yang menghasilkan alutsista perlu merangkul industri terkait lainnya demi mencapai kemandirian industri pertahanan nasional secara menyeluruh. Kunci untuk memajukan industri alutsista dalam negeri demi memperbaiki kondisi perekonomian terletak pada memajukan lini industri pendukungnya.

“Bicara unsur pertahanan, kita harus melihat jejaring industri sampai pada pendukungnya. Jangan sampai kita memajukan industri pertahanan, tetapi lini jejaring industrinya tidak terbangun dengan baik,” kata Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).

Mahfudz mencontohkan industri baja untuk bahan baku pembuatan sejumlah alutsista, seperti badan tank atau kapal. Kalau industri baja tidak dikembangkan, tentu sulit memenuhi bahan baku. Hal itu menyebabkan sebagian produk industri pertahanan dalam negeri masih bergantung pada hasil impor.

Secara terpisah, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menegaskan komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri. “Kami memesan dari PT PAL dan sejumlah galangan kapal swasta di Batam, Lampung, Jakarta, hingga Samarinda. Kalau ada bagian yang belum bisa dibuat di dalam negeri, tentu bisa diupayakan alih teknologi dengan negara tempat kita memesan,” kata Ade, yang merancang platform peluncuran rudal Yakhont di KRI Oswald Siahaan. (ong/age/dia/che/sem/ody)

Kompas.com

Aktivis Penyelamat Orangutan Mendapat Penghargaan dari Inggris

Pendiri dan Direktur Yayasan Orangutan Sumatera Lestari, Panut Hadisiswoyo, mendapat penghargaan Whitley Award dari Whitley for Nature Fund, sebuah lembaga swadaya internasional di Inggris yang mendukung upaya konservasi alam di seluruh dunia.

Penghargaan diberikan kepada aktivis lingkungan Indonesia itu oleh Putri Anne, keluarga bangsawan Kerajaan Inggris, dalam satu upacara yang diadakan di gedung Royal Geographic Society di London.

Orangutan

“Senang dan bangga berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia Internasional,” ujar Panut kepada Antara London, usai penerimaan penghargaan yang dihadiri DCM/Wakil Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia, Anita Luhulima April lalu.

Panut terpilih menjadi penerima penghargaan Green Oscar serta dana dari The Arcus Foundation sebesar 35 ribu Poundsterling, karena dedikasi yang tiada henti selama 15 tahun menyelamatkan orangutan sumatera dan habitatnya di kawasan ekosistem Leuser di provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Atas dedikasi dan komitmennya, populasi orangutan Sumatera semakin terlindungi dari perburuan dan insiden konflik. Sementara masyarakat lokal mendapat peluang peningkatan ekonomi dan kapasitas melalui kegiatan pelatihan pertanian berkelanjutan, restorasi hutan, patroli pengamanan hutan, pengembangan agroforestry, dan penanggulangan konflik antara manusia dan orangutan.

Walau upaya perlindungan orangutan ini terus dilakukan oleh Panut dan tim nya, namun ancaman terhadap orangutan dan hutan tropis Indonesia masih terus berlangsung. Hal ini karena ekspansi perkebunan ke hutan tropis di Indonesia terus masih terjadi.

Panut menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas komitmen terhadap upaya perlindungan orangutan Sumatera dan hutan tropis Indonesia.

Dikatakannya penghargaan ini juga merupakan pesan dan himbaun penting kepada semua pihak di Indonesia terutama pemerintah Indonesia untuk benar-benar menjalankan penghentian (moratorium) pemberian ijin perkebunan di kawasan hutan tropis Indonesia.

Dengan luas perkebunan sawit yang sudah mencapa 10 juta hektar, produksi buah sawit sudah mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional. Tragis bila peningkatan luas perkebunan diproyeksikan menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020, karena berarti tiga juta hektar hutan tropis akan dialihfungsikan menjadi perkebunan selama lima tahun ke depan, katanya.

Sebelumnya, lanjut Panut, selama empat tahun terakhir, Indonesia sudah kehilangan hutan seluas 1,3 juta hektar per tahunnya seiring dengan peningkatan perkebunan sawit di Indonesia. Ini harus dihentikan, bila tidak nasib hutan tropis Indonesian beserta ribuan spesies penting dan keanekaragaman hayati Indonesia akan terancam punah.

Whitley Award merupakan Green Oscar’, sebuah penghargaan internasional kepada para pelaku dan aktivis konservasi yang telah memperjuangkan upaya penyelamatan keanekaragaman hayati dan spesies dari kepunahan melalui pendekatan holistik yang melibatkan masyarakat lokal melalui kegiatan pembangunan berkelanjutan dan perlindungan habitat alam.

antaranews.com

Untuk Kali Pertama Kuliner Indonesia Serbu Frankfurt Book Fair 2015

Indonesia ditunjuk sebagai tamu kehormatan yang besok mengangkat kekayaan rempah dan bumbu pada acara Frankfurt Book Fair 2015.

Acara tersebut akan diselenggarakan pada 13-18 Oktober 2015 mendatang. Terpilihnya Indonesia menjadi yang pertama kali dalam sejarah 400 tahun Frankfurt Book Fair. Ini adalah kali pertama, ada tamu kehormatan yang menampilkan kuliner sebagai daya tarik programnya seperti Indonesia.

Dalam even bergengsi tersebut, selain berkesempatan menampilkan buku-buku dan karya intelektual Tanah Air, Indonesia juga berkesempatan memperkenalkan kepada dunia potensi dan keragaman kulinernya lewat sebuah program yang dikemas secara apik dengan slogan Spice it Up

Kuliner Frankfurt

Program tersebut nanti akan diperkenalkan di Frankfurt, Jerman oleh tim kuliner Indonesia yang terdiri dari 25 tokoh kuliner dan juru masak ternama, beberapa diantaranya adalah Sisca Soewitomo, Bara Pattiradjawane, Bondan Winarno dan Janet Dee Neefe pendiri Ubud Food Festival. Mereka akan meramu masakan dari Sumatera hingga Maluku.

“Tim ini adalah delegasi kuliner terbesar yang pernah dikirim oleh Indonesia, lengkap menampilkan kuliner dari berbagai sisi,” ujar William Wongso, pakar kuliner yang selama 30 tahun telah berkeliling ke lebih dari 20 negara sebagai duta diplomasi kuliner Indonesia, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Pariwisata.

Selain memperkenalkan masakan Indonesia, berbagai buku masak dan buku bertopik kuliner Indonesia juga akan dihadirkan dalam kesempatan ini. Tak hanya itu, kota Frankfurt juga akan diramaikan dengan keberadaan makanan jalanan (street food) yang dijajakan dengan gerobak-gerobak kaki lima ala Indonesia.

Sebagai informasi Frankfurt Book Fair (FBF) merupakan ajang pertemuan buku internasional terbesar di dunia. Memiliki sejarah panjang sejak 400 tahun lalu, FBF menjadi ajang pertukaran karya intelektual dengan pengunjung tahunan lebih dari 400 ribu orang yang berasal dari 130 negara.

dream.co.id

Indonesia Raih Juara Umum Asian Muay Championship 2015

Indonesia berhasil merebut gelar juara umum pada Asian Muay Championship 2015 yang digelar 3-6 Oktober 2015 di Jakarta. Hal itu sesuai dengan target yang dicanangkan Persatuan Besar Muaythai Indonesia (PBMI).

“Hasil ini sesuai dengan target yang dipasang PBMI,” kata Sudirman saat ditemui usai merayakan gelar juara, di sasana muaythai Asian Muay Championship, di Slipi, Jakarta (6/10/2015).

juara muaythai

Indonesia berhasil merebut gelar juara umum usai mengumpulkan 11 emas dan 12 perak. Sementara Malaysia di peringkat kedua dengan 4 emas dan 7 perak. Peraih medali emas pertama bagi Indonesia hari ini adalah atlet dari DKI Jakarta, Muhammad Uchida.

Atlet 12 tahun itu menyumbang medali emas usai mengalahkan wakil Iran, M Mahdi. Dari 11 medali emas yang dikumpulkan Indonesia untuk mengunci gelar juara umum, 4 medali datang di kelas yunior dan kadet.

Hasil ini dianggap selaras dengan maksud PBMI menggembleng atlet muda untuk dipersiapkan jelang SEA Games 2017. Adapun 6 medali emas disumbang di kelas senior dan satu medali datang dari Wahyu Febrianto di kelas amatir. (Baca juga : Kalahkan Iran, Indonesia Raih Medali Emas)

Perolehan medali Asian Muay Championship 2015:

1. Indonesia (11 emas, 12 perak)
2. Malaysia (4 emas, 7 perak)
3. Iran (2 emas, 2 perak, 1 perunggu)
4. Thailand (2 emas, 2 perak)
5. Uzbekistan (2 emas)
6. Australia (1 emas)
7. Filipina (1 emas)

Daftar peraih medali emas Indonesia

1. Muhammad Uchida (kadet)
2. Fachtur Rochman (kadet)
3. Afif (yunior)
4. Yerry Baransano (yunior)
5. Novita Anggi Ayuni (senior)
6. Rinda Apti Masriani (senior)
7. Kuntum Khaerunisa (senior)
8. Andi Septiani (senior)
9. Nuralamsyah (senior)
10. Zul Bimantara (senior)
11. Wahyu Febrianto (pro amatir)

sindonews.com

Aktris Hollywood ini Terkesan dengan Buah-buahan Indonesia

Aktris Hollywood Kelly Hu berkesempatan untuk menyambangi Indonesia. Kehadirannya ke Tanah Air juga untuk menghadiri acara Jakarta Comic Con yang digelar di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, akhir September lalu.

kelly hu

Melalui akun Instagram miliknya @thekellyhu, ia mengunggah foto antusiasme berada di Jakarta. Bahkan, ia dibuat terkesan dengan dua buah-buahan asli Indonesia, markisa dan salak.

Kelly Hu merupakan aktris ternama Hollywood. Perempuan berusia 47 tahun ini terkenal saat membintangi film X-Men 2 yang ditayangkan 2003 lalu. Di film tersebut, Kelly Hu berperan sebagai Lady Deathstrike, musuh utama Wolverine, karakter yang diperankan oleh Hugh Jackman.

Kelly Hu, yang juga merupakan Miss Hawai USA 1993 kini sedang mempersiapkan diri merilis film terbarunya di 2015, yakni Mayday dan Underclassman.

liputan6.com

Gadis Belia Asal Semarang ini Bawa Batik Indonesia Mendunia

Muda, cantik, pintar, dan memiliki semangat juang yang tinggi tidak cukup untuk mendeskripsikan Dea Valencia. Gadis yang lahir 21 tahun yang lalu di kota Semarang ini memiliki prestasi yang membanggakan Indonesia melalui bisnis batiknya yang mampu menembus pasar internasional.

Dea Valencia memulai bisnis batiknya yang diberi nama Batik Kultur di tahun-tahun pertama dia kuliah di Universitas Multimedia Nusantara, Semarang. Dea memang selalu memiliki keinginan untuk menjadi social culture entrepreneur yang mampu membawa Batik ke pasar internasional. Terlebih lagi, gadis yang memiliki nama lengkap Dea Valencia Budiarto itu menginginkan gadis Indonesia pada khususnya mengapresiasi batik sebagai salah satu budaya Indonesia yang berharga.

Dea Valencia

Pada awal karier menekuni dunia batik, Dea Valencia hanya fokus pada kain batik lawas dan memodifikasikannya menjadi koleksi pakaian sehari-hari. Saat ini, bisnis batiknya memproduksi 900 potong pakaian tiap bulan dengan pendapatan mencapai Rp. 3.5 Miliar per tahunnya.

Sejak usia 16 tahun, Dea sudah menggali kreativitasnya. Ketidaksanggupannya membeli batik yang ia inginkan justru menjadi awal mula kesuksesannya. Dea menggeledah batik-batik lawas, menggunting sesuai pola yang ia suka, dan membordirnya. Ia ciptakan pakaian dengan hiasan batik lawas berbordir tadi.

“Ini pakai batik lawas yang udah lama disimpan di lemari misalnya. Kan sering rusak, entah dimakan ngengat ataupun bolong kena banjir. Ya nggak bisa disimpan lagi kan? Makanya itu saya gunting-guntingin, misalnya bunga-bunganya. Nah dari situ saya bordir dan digabung dengan kain lain,” ungkap Dea

Dea memulai Batik Kultur benar-benar dari nol. Bahkan ia sendiri yang menjadi model Batik Kultur. Bahkan Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur padahal ia mengaku tidak mahir menggambar.

“Desainernya saya sendiri padahal nggak bisa gambar. Imajinasi. Saya ada satu orang yang diandalkan, kerja sama dengan saya. Apa yang ada di otak saya transfer ke dia untuk dijadikan gambar,” kata Dea.

Salah satu prinsip Dea dalam memasarkan produknya yang sederhana dan menarik adalah dia tak mau menjual barang yang dirinya sendiri tidak suka.

“Kalau sudah jadi pasti saya bikin prototype ukuran saya sendiri. Saya coba, saya suka apa enggak? Karena saya nggak mau jual barang yang saya sendiri nggak suka. Jadi barangnya itu kalau dilihat tidak terlalu nyentrik, lebih seperti pakaian sehari-hari,” imbuhnya.

Selain visinya yang hebat, Dea Valencia memiliki rasa humanis yang patut ditiru. Bisnis batik Dea mempekerjakan lebih dari 75 orang dimana hampir setengahnya memiliki keterbatasan fisik. Ini adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama manusia.

“Saya juga mempekerjakan karyawan yang misal nggak ada kaki tapi tangannya masih bisa kerja. Penjahitnya ada enam yang tuna rungu dan tuna wicara. Pertimbangannya? Giving back to society (timbal balik kepada masyarakat),” terang Dea.

Kesuksesan memang tidak mengenal umur, namun juga harus melalui doa, kedisiplinan, kerja keras, dan semangat untuk terus berusaha.

liputan6.com