Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian terbesar yang ada di Indonesia. Jumlah korban yang begitu besar memberikan dampak berupa kerugian materi dan sosial yang tidak sedikit. Berbagai tindakan preventif hingga perbaikan lalu lintas dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait belum menunjukkan hasil yang sesuai diharapkan.
Berdasarkan data Kepolisian menyebutkan, jumlah kecelakaan di Indonesia pada tahun 2012 terjadi 109.038 kasus kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.441 orang dengan potensi kerugian sosial ekonomi sekitar Rp 203 triliun per tahun atau 2,9-3,1 % dari pendapatan domestik bruto/PDB Indonesia.[1] Kebanyakan korban meninggal pada saat kecelakaan disebabkan oleh terlambatnya pertolongan pertama medis pada korban kecelakaan. Padahal jika sesaat setelah kecelakaan tenaga medis bisa langsung memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan maka sudah pasti angka kematian pada saat kecelakaan jalan raya bisa ditekan.
Setiap waktu musibah kecelakaan lalu lintas di berbagai lokasi memang susah untuk dihindari, sebagai langkah antisipasi terhadap korban luka agar segera mendapatkan pertolongan pertama, diperlukan suatu sistem yang memungkinkan korban kecelakaan dapat mendapatkan bantuan secepat mungkin sesaat setelah terjadi kecelakaan. Inovasi tersebut adalah Sistem Pandu “Panggilan Darurat” berbasis SOS, Optimalisasi pertolongan pertama pada kecelakaan jalan raya sebagai solusi mengurangi korban meninggal dunia dengan fitur teknologi telepon di mobil untuk tindakan cepat ke bantuan layanan darurat.
Fungsi Sistem Pandu (Panggilan Darurat) ditanam pada sistem yang memiliki integrasi dengan teknologi di bagian mobil sehingga begitu terjadi kecelakaan hebat, Pandu secara otomatis membuat panggilan ke pusat darurat terdekat dan memberikan sinyal lokasi kecelakaan lalu kemudian operator segera mengirimkan bantuan ke tempat kejadian untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan untuk meminimalisir adanya korban meninggal dunia.
Urgensi Sistem Pandu “Panggilan Darurat”
Sistem ini terdiri dari penerima GPS, perangkat sensor, perangkat komunikasi ke pusat operator terdekat dan sambungan antena. Jika pengemudi dengan mobil yang dilengkapi Sistem Pandu “Panggilan Darurat” mengalami kecelakaan, maka sistem secara otomatis menghidupkan sistem SOS dengan menghubungkan telepon ke nomor darurat. Pengemudi atau penumpang bisa berbicara dengan petugas penyelamat dan menjelaskan kondisinya. Selain itu, Sistem Pandu “Panggilan Darurat” meneruskan informasi kepada pusat penerima panggilan darurat tentang waktu kecelakaan, lokasi kecelakaan, jenis kendaraan dan arah kendaraan. Sistem mengenali kecelakaan, jika Airbag terbuka dan mengembang. Tapi pengemudi juga bisa secara manual melakukan telepon darurat dengan Sistem Pandu “Panggilan Darurat” dengan begitu Ambulans bisa datang lebih cepat datang.
Jika terjadi kecelakaan, dengan adanya Sistem Pandu “Panggilan Darurat” ini maka korban bisa lebih cepat ditemukan supaya nyawanya bisa diselamatkan. Jika tim penyelamat bisa tiba tepat waktu pada setiap kecelakaan, maka setiap tahun akan lebih banyaj nyawa lagi yang bisa diselamatkan di Indonesia. Sepertinya tidak ada kerugian yang ditimbulkan dengan diterapkannya Sistem Pandu “Panggilan Darurat” ini. Biayanya pemasangannya juga tidak terlalu mahal, cukup seharga pemasangan GPS biasa dengan sedikit tambahan sistem komunikasi untuk menghubungkan ke sistem operator terdekat.
Diagram Sistem Pandu “Panggilan Darurat”
Untuk dapat bekerja dengan baik, Sistem Pandu “Panggilan Darurat” terdiri dari beberapa bagian sistem yaitu Sistem Pandu (Panggilan Darurat) pada kendaraan, pendeteksian lokasi sumber SOS, pusat sistem panggilan darurat dan pertolongan secepatnya.
Gambar 1. Diagram Sistem Pandu “Panggilan Darurat”
Gambar diagram tersebut diatas saling berkolaborasi untuk dapat menjadi sebuah sistem yang diberi nama Sistem Pandu “Panggilan Darurat” yang tentu saja tujuan utamanya untuk membuat sebuah sistem yang terstruktur agar bisa dengan segera memberikan pertolongan pertama pada saat kejadiaan kecelakaan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dengan tujuan untuk menekan anka kematiaan saat kecelakaan yang dikarenakan terlambatnya kedatangan pertolongan medis. Berikut penjelasannya per step bagian-bagiannya:
a. Sistem Pandu “Panggilan Darurat” Pada Kendaraan
Sebuah Panggilan darurat akan menyala secara otomatis dari mobil secepatnya sesaat setelah terjadi kecelakaan yang serius. Sistem ini juga dapat dihidupkan secara manual oleh pengendara dengan menekal tombol yang ada di microphone yang otomatis menghidupkan sistem SOS yang terhubung langsung ke pusat operator terdekat sehingga pertolongan dapat dengan segera dibutuhkan kepada yang membutuhkan.
Sistem Pandu berikut ini terdiri dari 2 komponen, komponen pertama yaitu komponen Sistem Sensor GPS dan Sistem Komunikasi.
Sistem Sensor GPS adalah sistem yang terdiri dari beberapa sensor yang bisa berfungsi secara otomatis menghidupkan GPS apabila terjadi rangsangan berupa kecelakaan serius. Komponennya terdiri dari:
1. Sensor Sentuh
Sensor yang otomatis akan menyalakan sinyal SOS jika tersentuh, sensor ini ditanam didalam kap mobil sehingga hanya bisa tersentuh jika terjadi kecelakaan pada mobil (Kap mobil hancur).
2. Sensor Kecepatan
Sensor ini merupakan sensor yang mendeteksi kecepatan pada mobil, apabila terlihat kecepatan yang tidak rasional pada mobil maka sensor akan segera mengirimkan sinyal SOS ke pusat operator pusat terdekat.
3. Sistem Airbag
Sistem airbag merupakan sistem yang otomatis menyala jika mobil terjadi kecelakaan. Sensor juga dipasang pada sistem airbag ini sehingga sesaat setelah terjadi kecelakaan dapat langsung mengirimkan sinyal SOS ke pusat operator terdekat untuk menghindari kemungkinan terburu yang bisa terjadi.
4. Sistem Roll-Over
Sistem ini bekerja jika setir mobil bergulir secara berlebihan (banting setir) yang biasanya disebabkan adanya kecelakaan sehingga bantuan dari pusat operator terdekat akan segera datang.
5. Sensor pada tempat duduk penumpang
Sensor ini ditempatkan pada tempat duduk penumpang, sensor akan bekerja jika terjadi pergeseran tempat duduk penumpang yang berlebihan.
Kemudian komponen yang kedua yaitu sistem komunikasi, yang berfungsi sebagai media komunikasi dengan pusat operator terdekat (secara manual) saat terjadi hal yang tidak diinginkan. Komponennya terdiri dari:
1. Speakers
Berfungsi sebagai komunikasi satu arah dari pusat operator terdekat apabila terdapat informasi penting yang harus pengendara ketahui.
2. Microphone
Berfungsi bila ada panggilan darurat yang bisa dilakukan secara manual kepada pusat operator terdekat.
3. Pengolahan data dan sensor
Berfungsi untuk mengolah data dan sensor yang telah diberi rangsangan untuk selanjutnya diteruskan ke antena.
4. Antena
Menyebarkan sinyal ke satelit untuk mendapatkan informasi seputar lokasi GPS mobil yang selanjutnya segala informasi tersebut bisa ditangkap oleh pusat operator terdekat.
b. Pendeteksian Lokasi Sumber SOS
Setelah mobil yang mengalami kecelakaan mengirimkan sinyal daruratnya maka satelit menangkap sinyal tersebut dan membaca data GPS yang tertanam pada mobil tersebut sehingga dapat diketahui lokasi akurat mobilnya, jenis mobil serta pemiliknya. Segala informasi tersebut didistribusikan oleh sistem pandu ini ke pusat operator terdekat melalui jaringan GSM (Mobile Network).
Jadi sistem pandu ini tidak hanya memanfaatkan sistem GPS saja dalam pemanfaatannya, namun juga merupakan kombinasian antara GSM dan GPS untuk penyelematan pertama pada kecelakaan lalu lintas.
c. Pusat Sistem Panggilan Darurat
Setelah sinyal SOS disalurkan melalui jaringan GSM (Mobile Network) maka selanjutnya diterima di Pusat Sistem Panggilan Darurat yang selanjutnya Pusat Sistem Panggilan Darurat ini terbagi menjadi 33 bagian sesuai jumlah provinsi yang ada di Indonesia yang selanjutnya masing-masing bagian tersebut diberi nama Pusat Operator Terdekat. Pusat Operator Terdekat ini harus siap tersedia selama 24 jam penuh untuk menerima panggilan darurat yang sawaktu-waktu bisa muncul.
Pusat Operator Terdekat harus selalu siap bekerja dengan cepat. Sesaat setelah sinyal SOS sampai ke pusat operator terdekat, informasi yang muncul pada layar harus segera ditangkap untuk kemudian diteruskan ke pihak yang bersangkutan. Operator juga harus mencoba berkomunikasi terlebih dahulu kepada pengirim sinyal SOS untuk mendapatkan informasi, jika masih belum ada respon bantuan harus segera diirimkan tanpa ditunda-tunda.
d. Pertolongan Secepatnya
Setelah berbagai informasi mengenai waktu kecelakaan, lokasi kecelakaan, jenis kendaraan dan arah kendaraan diketahui maka bantuan harus dengan segera didatangkan. Kedatangan bantuan harus datang secepat mungkin karena semakin cepat bantuan datang semakin banyak pula nyawa yang akan terselamatkan.
Potensi Sistem Pandu “Panggilan Darurat”
Potensi Sistem Pandu “Panggilan Darurat” ini tentu saja agar bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa yang tak tertolong karena terlambatnya bantuan medis yang datang. Seperti yang kita ketahui Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² merupakan satu ukuran yang sangat luas untuk sebuah negara, sehingga masih banyak daerah terpencil yang sangat jauh dari keramaian sehingga saat kecelakaan yang bisa datang kapan saja dan dimana saja terjadi tak selalu ada orang disekitar TKP (Tempak Kejadian Perkara) yang datang untuk menolong atau sekedar menelpon ambulans untuk mencari bantuan.
Memang pertolongan pertama ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita atau si korban kecelakaan bisa sembuh dari penyakit yang dialami. Namun setidaknya pertolongan pertama ini biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian. Maka dari itu dengan adanya Sistem Pandu “Panggilan Darurat” ini, jika benar-benar bisa diterapkan di Indonesia diharapkan tidak ada lagi kasus korban kecelakaan yang meninggal karena terlambatnya pertolongan medis datang.
Jenis pertolongan disini tidak semata-mata hanya sekedar bantuan ambulans. Jika terjadi kasus lain seperti perampokan di jalan, kebakaran yang terjadi secara tiba-tiba atau ada korban sekaran yang butuh pertolongan dengan segara bisa juga memanfaatkan Sistem Pandu “Panggilan Darurat” ini. Jadi bantuan yang datang bisa juga berupa bantuan dari pihak kepolisian, pihak pemadam kebakaran atau mungkin jika diperlukan bantuan helicopter bisa juga didatangkan dalam beberapa kasus yang benar-benar mendesak.
Source : https://handisemangat.blogspot.co.id/2014/11/rancang-bangun-sistem-pandu-panggilan.html