Foto ini diikutkansertakan dalam festival parikan, tari dan senam konservasi di Universitas Negeri Semarang, pada berita lp3.unnes.ac.id
Category: Uncategorized
Upacara Ceprotan di Kabupaten Pacitan
Salah satu kebudayaan Indonesia yang masih dijaga kelestariannya sampai saat ini adalah upacara ceprotan yang dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, Kecamatan Donorojo, Desa Sekar. Upacara ini dilaksanakan setiap setahun sekali pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon. Nama ceprotan mengandung arti memancar dengan deras seakan-akan disemprotkan. Namun ada pula yang mengatakan bahwa nama ceprotan diambil dari bunyi “ceprot” ketika acara puncak dilaksanakan yaitu saat embut-embutan saling dilempar sehingga pecah.
Acara ini dilaksanakan untuk mengenang pendiri desa Sekar yaitu Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun melalui kegiatan bersih desa. Selain itu tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala yang telah dilimpahkanNya. Bagi masyarakat umum di desa Sekar, acara seperti ini adalah salah satu ajang untuk bergotong-royong dan menjaga persatuan diantara mereka.
Upacara ini dilaksanakan mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Tempat penyelenggaraan upacara di rumah Kepala Desa Sekar. Rangkaian upacara ceprotan ini dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara dipimpin oleh Kepala Desa dan melibatkan kepala dusun. Puncak acara ceprotan berlangsung pada sore hari dimana matahari mulai terebenam diawali dengan tarian surup, kemudian juru kunci membacakan doa, serta lurah berdandan layaknya Ki Godeg, sedangkan istrinya sebagai Dewi Sekartaji. Secara turun temurun dan menurut para pendahulunya bahwa upacara tradisional ceprotan dilakukan oleh warga Krajan Lor dan Krajan Kidul, selain itu tempat pelaksaannya pun harus di Dusun Krajan Lor atau di Dusun Krajan Kidul.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
Peran Teknologi di Dunia Pendidikan
Di era globalisasi saat ini teknologi berkembang pesat, bukan hanya didunia eks pendidikan tapi didalam pendidikan pun teknologi sudah meraba masuk. Sekolah dasar contohnya ditahun 2000 sampai dengan sekarang semua orang sudah menggunakan teknologi salah satunya ponsel, ponsel dari tahun ketahun mengalami perkembangan pesat, dari yang tidak disa digunakan browsing sampai ponsel yang canggih.
Bukan hanya ponsel, yang lainpun masih banyak, contohnya komputer yang sekarang berganti yang lebih praktis yaitu laptop, dari kendaraan yaitu dari sepeda ontel menjadi sepeda motor bahkan tak sedikit pelajar sudah banyak yang mengendarai mobil, hebat bukan? Tapi kita akan membahas perkembangan teknologi dibidang internet. Di satu sisi para pengguna teknologi memanfaatkan teknologi untuk kegiatan positif dan disisi lain ada yang menggunan teknologi dalam hal negatif, nah untuk pelajar sekarang yang sudah mengetahui apapun perkembanganya teknologi mohon jangan sampai salah dalam memilih maupun menggunakan perkembangan teknologi. Kita bisa saja maju karna perkembangan teknoogi jika dalam dunia pendidikan digunakan dalam hal positif. Banyak sekarang situs pornografi yang mungkin saat ini godaan terbesar para pecandu internet tapi jika kita bisa berfikir positif situs seperti itu sebenarnya sangat tidak berguna sama sekali, lebih baik kita gunakan internet untuk sharing dengan teman dinegara tetangga yangmungkin bisa diajak sambil belajar sekaligus kita dapat mengenalkan indahnya negara kita Indonesia ini.
Mari kita luruskan untuk para pengguna teknologi khususnya internet yang sedikit banyak dapat merusak kepemikiran generasi mudah, masih banyak yang bisa kita gunakan contohnya berdagang ( online shop ) dll, jika teknology bisamenguntungkan kenapa kita tidak mencobanya? Pelajar yang cerdas adalah pelajar yang mampu memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk hal yang bermanfaat. Trimakasih..
Pacitan “The Hidden Paradise”
Pacitan adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Timur. Pacitan mendapat sebutan kota 1001 goa. Hal ini dikarenakan kekayaan alam berupa goa-goa yang indah dan sangat memikat para wisatawan seperti Goa Gong (goa yang disebut-sebut sebagai goa terindah se-Asia Tenggara), Goa Tabuhan (batunya dapat dipukul menyerupai suara gamelan), Goa Kalak (tempat pertapaan) dan masih banyak goa-goa indah lainnya.
Pariwisata di Pacitan tidak hanya berupa goa-goa saja, namun masih banyak tempat wisata lainnya yang tidak kalah luar biasa dan indahnya. Meskipun Pacitan mendapat julukan sebagai kota 1001 goa namun Pacitan juga merupakan salah salah satu penyedia pantai-pantai yang indah di Indonesia. Terdapat lebih dari 10 pantai yang bisa kita kunjungi di Pacitan. Sebagian besar pantai-pantai tersebut berada jauh dari kota sehingga untuk mencapainya akan sedikit kesulitan. Namun ketika kita sudah sampai,mata kita akan sangat dimanjakan oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Hal ini dikarenakan pantai-pantai di Pacitan masih cenderung sepi sehingga justru memiliki pesona yang luar biasa cantik.
Berikut adalah beberapa pantai-pantai di Pacitan :
- Pantai Klayar
Pantai ini terletak di kecamatan Donorojo, lokasinya cukup jauh dari pusat kota Pacitan. Pantai ini memiliki pasir putih yang lembut dan ombak yang tidak begitu besar. Di salah satu sisinya terdapat bebatuan karang yang jika tertiup ombak akan menimbulkan suara seperti seruling. Tidak heran jika pantai ini disebut-sebut sebagai pantai terindah di Pacitan.
- Pantai Watukarung
Pantai ini terletak di kecamatan Pringkuku, untuk mencapainya memang membutuhkan sedikit perjuangan karena lokasinya yang terpencil. Namun bagi pecinta surfing pantai ini bisa menjadi salah satu rekomendasi karena memiliki ombak yang cenderung lebih besar daripada pantai-pantai lainnya.
- Pantai Banyu Tibo
Yang menarik dari pantai ini adalah lokasinya yang berada di bawah sebuah tebing, dan yang membuatnya lebih menarik lagi adalah karena adanya air terjun yang mengalir dari tebing tersebut dan langsung mengalir ke pantai.
- Pantai Teleng Ria
Berbeda dengan pantai-pantai lainnya, pantai ini berada di tidak jauh dari pusat kota Pacitan, hanya sekitar 3 km dari pusat kota. Karena letaknya yang strategis inilah pantai ini rame oleh para pengunjung. Pantai teleng ria adalah tempat yang pas untuk berekreasi bersama keluarga.
- Pantai Srau
Pantai Srau terdiri atas tiga bagian yang semuanya memilik pesona yang indah. Sama seperti pantai-pantai Pacitan yang lain, pantai srau juga memiliki pasir putih yang lembut, namun di bebarapa titik terdapat ombak-ombak yang cukup besar sehingga terdapat beberapa titik himbauan untuk tidak berenang.
- Pantai Sruni
Pantai sruni ini masih bertetangga dengan pantai srau karena letaknya yang memang masih satu kecamatan. Namun pantai ini masih jarang dikunjungi wisatawan sehingga membuatnya seolah-olah pantai pribadi ketika berada di sana.
Namun perlu diingat kemanapun kita akan berwisata sepatutnya kita tetap menjaga kelestarian alam di tempat tersebut dan tidak merusaknya. Selain itu kita juga harus mematuhi himbauan-himbauan yang ada guna menjaga keselamatan diri kita sendiri dan orang lain agar kegiatan rekreasi kita berjalan dengan baik dan lancar serta tentunya menyenangkan.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya sendiri dan bukan jiplakan”
Pentingnya Konservasi Budaya Guna Melestarikan Budaya Indonesia
Jika dalam tulisan saya yang sebelumnya membahas tentang konservasi dalam rangka pelestarian lingkungan, kali ini saya akan membahas tentang konservasi dalam rangka pelestarian budaya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini membuat sistem informasi dan komunikasi menjadi begitu sangat cepat. Kejadian dan kemajuan-kemajuan gaya hidup yang ada di belahan bumi lain, dengan sangat cepat berpengaruh pada pola hidup manusia yang ada di belahan bumi lainnya. Hal ini dapat kita rasakan juga di Indonesia. Pengaruh budaya asing pada era globalisasi saat ini perlu mendapat perhatian kita semua, karena hal ini akan merusak kebudayaan Indonesia.
Perkembangan globalisasi saat ini menimbulkan berbagai masalah terutama di bidang kebudayaan seperti menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme, semakin hilangnya budaya asli suatu daerah, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong-royong serta semakin banyaknya masyarakat yang meniru gaya hidup kebarat-baratan.
Kita sebagai generasi muda harus ikut berperan langsung dalam melestarikan budaya bangsa agar kekhasan budaya bangsa Indonesia tidak semakin luntur dan hilang. Salah satu kegiatan sebagai upaya konservasi budaya adalah memakai baju batik pada hari-hari tertentu dalam perkuliahan seperti yang sudah diterapkan oleh mahasiswa mahasiswi FE UNNES. Seperti yang kita tahu batik adalah warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan keberadaannya. Dengan memakai baju batik, mahasiswa mahasiswi ini akan memiliki kesadaran perlunya melestarikan batik khas Indonesia.
Kegiata lain dalam rangka konservasi budaya yang telah dilaksanakan di UNNES adalah mewajibkan para mahasiswanya untuk mengikuti tari konservasi dan membuat parikan. Parikan adalah salah satu budaya Jawa sejenis pantun saat ini keberadaannya hampir hilang akibat pengaruh dari era globalisasi. Dengan membuat parikan mahasiswa akan lebih menegnal budaya Indonesia khususnya budaya Jawa dan secara langsung ikut melestarikan budaya tersebut.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.
Unnes Konservasi Sebagai Wujud Kegiatan Pelestarian Alam
Alam telah menyediakan berbagai kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Namun sikap yang kurang baik dalam mengelola dan memanfaatkan alam, menimbulkan kerusakan pada alam itu sendiri. Alam yang rusak tidak menyediakan lagi kondisi dimana akan terpenuhinya semua kebutuhan manusia, bahkan kebutuhan utama manusiapun akan semakin berkurang seiring dengan bertambah parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di alam ini. Dengan begitu, kerusakan alam akan menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan manusia saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa generasi selanjutnya.
Dewasa ini banyak pihak-pihak yang mulai sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. Salah satu lembaga yang mempelopori tindakan pelestarian lingkungan yaitu UNNES (Universitas Negeri Semarang) yang saat ini telah menetapkan dirinya sebagai universitas konservasi. Universitas konservasi adalah universitas yang dalam pelaksanaan pendidikannya, dan penelitian serta pengabdian masyarakatnya memiliki konsep yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi (perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari) baik konservasi sumber daya alam, seni dan budaya.
Tidak sedikit kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan UNNES dalam rangka mewujudkan universitas konservasi, seperti penerapan 7 pilar-pilar konservasi yaitu konservasi keanekaragaman hayati, arsitektur hijau dan sistem transportasi internal, pengelolaan limbah, kebijakan nirkertas, energi bersih, konservasi etika, seni dan budaya serta kaderisasi konservasi. Selain itu UNNES juga menetapkan mata kuliah pendidikan konservasi guna menciptakan para generasi muda yang mempunyai sikap kritis terhadap lingkungan.
Kegiatan konservasi ini harus dilaksanakan oleh semua pihak guna menciptakan lingkungan yang kembali memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama melakukan aksi nyata kegiatan konservasi guna menciptakan lingkungan yang lestari dan masa depan yang lebih indah.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.