Salam Konservasi !
SEBAGIAN besar dari kita sering kali menganggap bahwa sampah adalah sesuatu yang sudah tidak berguna lagi dan selalu menjijikan. Padahal jika mampu mengelolanya dengan baik, sampah bisa menjadi sahabat kita dan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
Sampah dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diolah, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dapat didaur ulang. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk atau sumber energi. Sebagian besar sampah yarig dihasilkan oleh rumah tangga adalah sampah organik (sampah basah) contohnya sampah dari dapur, sisa sayuran, kulit buah dan daun. Sementara sampah anorganik contohnya botol kaca, botol plastik, ka-leng, dan kertas.
Keberadaan sampah anorganik juga terkadang hanya menjadi tumpukan di sudut rumah atau tersebar di mana-mana. Padahal, jika kita mau mengolahnya, sampah anorganik pun bisa dikemas menjadi sesuatu yang unik dan bagus sebagai aksesoris ataupun mainan.
Penyuluhan mengenai pemanfaatan sampah anorganik juga dapat dilakukan di sekolah. Penyuluhan disertai dengan pelatihan pemanfaatan sampah anorganik kepada siswa di sekolah, dapat menjadi bagian dari upaya mendorong kreativitas siswa untuk memanfaatkan benda-benda yang tidak berharga menjadi berguna. Sampah anorganik seperti bungkus permen dan kemasan makanan ringan, misalnya, dapat diolah kembali menjadi mainan, gantungan kunci, maupun pita rambut.
Sampah anorganik berupa kaleng bekas dapat dimanfaatkan lagi misalnya untuk pot tanaman, atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah lagi di pabrik/industri daur ulang begitu pula botol bekas minuman. Untuk sampah kertas/koran dapat diproses menjadi kertas daur ulang. Hancurkan kertas bersama air dengan blender kemudian disaring lalu letak-kan pada tempat cetakan untuk selanjutnya dikeringkan. Produk kertas ini dapat digunakan untuk berbagai kerajinan tangan (handycraft)
Pemanfaatan sampah di sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bermula dari sampah dan sisa buangan dari praktik jurusan di SMK atau dari proses lainnya. Kemudian, didukung oleh siswa dalam membantu pengolahan sampah di sekolah. Sekolah juga mengadakan pelatihan bagi siswa un-tuk mendaur ulang sampah tersebut Pelatihan tersebut dapat diwujudkan melalui ekstrakurikuler atau dalam bentuk lain. Dengan begitu siswa dapat berlatih berwirausaha. Setelah itu, hasil olahan sampah akan dipajang di ruang pameran sekolah sehingga mendorong juga pemasaran.
Pengelolaan sampah berbasis sekolah sangat perlu untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup. Selain itu, program tersebut dapat membangkitkan jiwa wirausaha karena mengadopsi keterampilan membuat kompos dan cendera mata. Oleh karena itu, pengelolaan sampah di sekolah harus dilakukan lebih serius dan terencana, dengan secara aktif melibatkan para siswa.
Ayo kita lskuksn perubahan untuk bumi yang lebih baik dengan konservasi !