Mengapa Terjadi Ketimpangan Sosial?
Ketimpangan sosial dapat diartikan sebagai adanya ketidakseimbangan atau jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi, ataupun budaya. Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Dua faktor penghambat tersebut adalah sebagai berikut.
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan oleh tingkat pendidikan/keterampilan ataupun kesehatan yang rendah, serta adanya hambatan budaya (budaya kemiskinan).
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada pelaturan-pelaturan resmi (kebijakan), sehingga dapat memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain ketimpangan sosial tersebut diakibatkan oleh hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan struktural.
Randall Collins dalam The Credential Society: An Historical Sociology of Education and Stratification, mengemukakan bahwa justru pendidikan formal merupakan awal dari proses stratifikasi sosial itu sendiri. Di Indonesia hal ini didukung oleh adanya pola perjalanan sekolah anak yang berbeda dari kalangan keluarga mampu dan miskin.
Ketimpangan sosial timbul akibat adanya perbedaan dalam masyarakat atau ketidaksamaan. Faktor penyebabnya karena terbentuknya statifikasi sosial. Dalam masyarakat modern, ketimpangan sosial cenderung lebih tampak karena faktor persaingan dalam kehidupan sangat besar terlihat di berbagai aspek. Misalnya, perbedaan perekonomian, pendidikan, lapangan kerja, dan status sosial lainnya.
Ketimpangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat adalah disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin atau antara si pintar dan si bodoh. Perbedaan ini kelihatan sangat mencolok dan menimbulkan masalah dalam penanganannya.
Adanya globalisasi menyebabkan perekonomian hanya tumbuh di beberapa wilayah, ditambah dengan praktik ekonomi kaptalisme yang menyebabkan si kaya menjadi semakin kaya dan si miskin menjadi semakin miskin. Hal tersebut membawa dampak negatif karena memunculkan ketimpangan sosial.
Dengan adanya dominasi ekonomi negara dunia ke satu terhadap negara lainnya, menyebabkan dominasi di bidang politik.
Globalisasi menimbulkan efek westernisasi yang berakibat mengikis budaya lokal juga memunculkan sikap atau gaya konsumerisme.
Dengan adanya konsep ekonomi pendidikan (investasi pendidikan), dengan kata lain pembenahan dalam dunia pendidikan hingga mampu menghasilkan kualitas hasil pendidikan (Human Kapital) yang kelak dapat memberikan perbaikan-perbaikan dalam kehidupan ekonomi baik secara individual maupun kelompok.
Ketimpangan yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan dampak yang beragam bagi masyarakat itu sendiri. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif.
Dampak ketimpangan sosial dapat menimbulkan masalah sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya untuk mengatasi ketimpangan sosial tersebut. Adapun upaya mengatasi ketimpangan tersebut adalah sebagai berikut :
Masyarakat Indonesia yang sangat beragam memiliki karakteristik masing- masing. Keberagaman tersebut juga dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas manusia. Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan melalui berbagai usaha. Usaha tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012) mobilitas diartikan sebagai suatu perpindahan atau perubahan gerak. Perpindahan yang dimaksud adalah perpindahan penduduk antara satu daerah ke daerah lain. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah. Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti oleh adanya pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kepadatan yang akhirnya menimbulkan kesenjangan sosial.
Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara berkembang dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan, sehingga banyak pengangguran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebaiknya kita menciptakan peluang kerja dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Dengan menciptakan peluang kerja, maka kita juga akan mengurangi munculnya keetimpangan sosial di masyarakat.
Sumber.
Horton, Paul.B dan Chester L. Hunt. 2010. Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2013. Sosiologi : untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Jakarta : Yudhistira.
https://sosiologi-sman-1-cibeber-cikotok.blogspot.co.id/2015/10/materi-kelas-xii-bab-3-ketimpangan.html
https://sosiologipml.blogspot.co.id/2015/08/materi-pembelajaran.html