Melihat jaman yang kian modern, kini kebudayaan barat telah masuk ke dalam kebudayaan lokal Indonesia. Kebudayaan lokal dapat diartikan sebagai kebudayaan kita sendiri yang mana terdapat nilai-nilai yang di anut oleh masyarakat terhadap berbagai hal. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2009) kebudayaan berasal dari dalam tiga wujud: (1) ide-ide atau gagasan; (2) aktivitas atau tindakan; (3) artefak atau hasil. Menurut Koentjaraningrat melalui tiga wujud tersebut sebuah kebudayaan akan terwujud, karena sejatinya memang kebudayaan itu memang berasal dari pikiran manusia yang nantinya di sebut sebagai sebuah karya cipta yang nantinya digunakan untuk melakukan sebuah aktivitas.
Pertunjukan-Seni-UNM-Tampilkan-Keindahan-Seni-Tradisional-Hingga-Modern
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal kebudayaan kita sendiri yang dikenal juga sebagai budaya tradisional. Kebudayaan tradisional kita merupakan kebudayaan lokal, yang mana kebudayaan itu berlaku di daerah tertentu saja. Akan tetapi kebudayaan tersebut kini telah berubah, seperti nilai-nilai yang ada di dalamnya kini mulai bergeser akibat adanya globalisasi yang muncul. Dengan adanya globalisasi, masyarakat lebih menyukai tempat-tempat hiburan, seperti mall, tempat karaoke, diskotik, dan lain sebagainya. Di sisi lain, beberapa pertunjukkan seni yang tetap eksis kini mengalami perubahan fungsi. Banyak sekali pertunjukkan digunakan untuk mencari sesuap nasi. Seperti yang terdapat dipinggiran jalan, yaitu mengemis dengan cara menari. Berbicara mengenai kebudayaan yang berada di dalam era modern, kini kebudayaan mulai mampu beradaptasi. Hal itu ditunjukkan pada pertunjukkan seni ketoprak, yang telah mentransformasikankedalamilmuteknologi yang kini di populerkankedalambentuksiarantelevisi.Hal itumenunjukkanadanyaperubahan yang terjadidalampenyajiannya yang kinitelah di siarkanmelaluiteknologi yang canggih.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kebudayaan menurut Indriyawati (2009) merupakan hal yang wajar karena masyarakat memang sejatinya berubah maka kebudayaan pun wajar jika terjadi perubahan. Tedapat dua faktor penyebab perubahan kebudayaan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
-Faktor internal, yaitu faktor berasal dari masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor internal antara lain sebagai berikut:
Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yang berlaku.
Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
-Adapun faktor eksternal, yaitu faktor berasal dari luar masyarakat. Faktor-faktor eksternal antara lain sebagai berikut :
Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lain- lain.
Timbulnya peperangan.
Kontak dengan masyarakat lain
Perubahan kebudayaan yang ada dalam masyarakat, melalui beberapa proses yaitu sebagai berikut :
Akulturasi :Suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Asimilasi :asimilasi merupakan proses bercampurnya dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya dua ciri khas kebudayaan dan membentuk kebudayaan baru.
Difusi :merupakan penyebaran unsur-unsur kebudayaan diantara lingkungan yang satu dengan ke dalam lingkungan yang lain dan biasanya dikarenakan karena migrasi.
budayakuMasuknya budaya asing kedalam kebudayaan kita, seharusnya perlu kita sadari. Budaya yang seharusnya menjadi kebanggaan dan harusnya di pertahankan sekarang mulai hilang dikarenakan masuknya budaya asing (modern). Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya untuk melestarikan dan bukan mengesampingkannya dengan alasan karena takut ketinggalan jaman, kurang pergaulan, katrok, dan lain sebagainya.
Pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal secara umum dapat dijumpai dalam bentuk sebagai berikut:
Bergesernya sistem religi yang berakar pada kepercayaan tradisional menuju sistem religi yang berlandaskan ajaran agama, merupakan contoh konkret adanya pengaruh kebudayaan asing terhadap kebudayaan lokal. Bangsa Indonesia pada awalnya menganut system kepercayaan kepada roh-roh leluhur maupun kekuatan gaib yang diwariskan secara turun temurun. Namun, kini telah terkikis dengan adanya ajaran agama yang menekankan kepadasatu tujuan penyembahan yakni Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun demikian bukan berarti sistem religi tradisional yang merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia telah punah. Hal ini tampak dalam bentuk upacara adat tradisional yang telah mengalami penyesuaian dengan sistem religi yang berdasarkan agama. Misal: upacara sedekah laut, upacara sekaten, dan upacara yaqowiyu, merupakan bentuk-bentuk kebudayaan yang menggabungkan unsure religi tradisional dengan agama.
Setiap suku bangsa memiliki sistem pengetahuan yang membentuk unsur kebudayaan lokal. Sebelum unsure pengetahuan kebudayaan asing memengaruhi kebudayaan lokal, nenek moyang kita telah mengenal pengetahuan tentang kemaritiman, gejala alam, perubahan musim, berburu, bercocok tanam sampai kepada pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Masuknya kebudayaan asing dengan membawa bentuk sistem pengetahuan yang lebih modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap keadaan alam sekitarnya. Pengetahuan tradisional yang cenderung berlandaskan pada kemampuan intuitif yang irasional berubah ke pola pemikiran yang lebih rasional. Misal: penemuan obat-obatan tradisional merupakan bentuk pengembangan pengetahuan tradisional terhadap khasiat tumbuhan yang dipadukan dengan pengetahuan modern (ilmu farmasi), sehingga menghasilkan obat yang alami dan bebas dari bahan kimia. Demikian halnya pengaruh kebudayaan asing di bidangpengetahuan yang berkaitan dengan cara bercocok tanam, telah mengubah pola kehidupan petani tradisional menjadi lebih produktif.
Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berkaitan dengan peralatan yang dipergunakan manusia untuk mengubah keadaan sekitarnya maupun keadaan dirinya demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Sistem teknologi tradisional yang menjadi unsur kebudayaan lokal menyangkut tentang:
b.senjata;
Dari waktu ke waktu kesenian tradisional sebagai salah satu unsur kebudayaan lokal mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya terutama para generasi muda. Masuknya kesenian mancanegara yang dirasa lebih menarik dan mewakili jiwa muda, banyak menggeser ruang gerak kesenian tradisional. Salah satu upaya untuk mempertahankan kesenian tradisional agar tetap lestari adalah dengan memadukan unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kesenian tradisional tersebut. Misal: kesenian music campur sari, merupakan bentuk kesenian yang memadukan unsur-unsur kesenian tradisional dengan unsur-unsur kesenian modern. Pementasan seni pertunjukan tradisional, seperti: lenongdan wayang kulit, banyak menyisipkan unsur-unsur kesenian modern untuk menarik penonton khususnya kalangan anak muda.
Bahasa merupakan sistem perlambang dalam komunikasi. Salah satu ciri suatu suku bangsa adalah memiliki bahasa daerah yang merupakan bahasa komunikasi antarwarga dalam kelompok suku bangsa yang bersangkutan. Pengaruh kebudayaan asing terhadap perkembangan bahasa daerah sangatlah besar. Terutama di daerah pesisir, di mana penduduknya banyak berinteraksi dengan suku bangsa lain (asing) yang memiliki komposisi bahasa yang berbeda dengan komposisi bahasa induknya. Misal: bahasa Jawa yang diterapkan di daerah pesisir berbeda dengan bahasa Jawa yang ada di daerah pedalaman.
Sumber bacaan :
Indriyawati, Emmy. 2009.Antropologi Untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta:PusatPerbukuan
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT RinekaCipta
Indriyawati, Emmy. 2009. Antropologi I : Untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siany L., dan Atiek Catur B. 2009. Khazanah Antropologi 1 : Untuk Kelas XI SMA Dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Edi, Fajar. 2014. Melemahnya BudayaTradisional di Tengah Meluasnya Budaya Modern.(Online)
https://m.kompasiana.com/fajar47/melemahnya-budaya-tradisional-di-tengah-meluasnya-budaya-modern_54f93e60a3331150278b4778.Diakses 23 Desember 2015
https://blog.unnes.ac.id/putriayu/2015/12/23/materi-pembelajaran-antropologi-sma-kelas-xi-bab-4-perubahan-budaya-dan-melemahnyanilai-nilai-tradisional/ diakses pada 23 Desember 2015