Ihda Ayu Maratussholiah
sosant ’13
Suku Tengger merupakan sebuah suku yang berada di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang. Disamping pemandangan alam yang indah, Gunung Bromo juga memiliki daya tarik yang besar dari tradisi yang dipegang teguh oleh masyarakat Tengger yang tetap dipertahankan secara turun-temurun. Dua hal inilah yang menjadi peluang ekonomi bagi masyarakat Suku Tengger pada umumnya. Mereka dengan jeli memanfaatkan potensi dari alam Gunung bromo yang sangat luar biasa, seperti lautan pasir dan kawah Gunung Bromo, ditambah dengan tradisi dan kebudayaan yang mereka punya dan dijaga kelestariannya. Tradisi yang sangat erat dengan masyarakat Tengger Gunung Bromo adalah upacara-upacara adat oleh masyarakat yang menganut agama hindu. Upacara-upacara yang dilaksanakan tentu saja banyak menarik minat para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tanah yang ada di kawasan bromo juga merupakan tanah yang tergolong subur, sehingga banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil bumi. Salah satu desa yang juga menggantungkan kehidupannya pada hasil bumi dan pariwisata Gunung Bromo adalah Desa Ngadas, salah satu desa di kaki Gunung Bromo. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi sosial masyarakat Desa Ngadas dan mencoba menganalisis berbagai kegiatan masyarakat Ngadas dalam memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap masyarakat Desa Ngadas dan wawancara dengan para narasumber, baik dari pemerintah desa maupun masyarakat Ngadas pada umumnya.
- Tentang Desa Ngadas
Desa Ngadas terletak di kecamatan cemoro lawang Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Desa Ngadas, sendiri terletak di ketinggian 1700 meter diatas permukaan air laut, sehingga udaranya sangat dingin, karena kondisi yang dingin tersebut banyak penduduk yang terlihat menggunakan sarung saat melakukan aktivitasnya, sarung biasanya dikenakan seperti menggunakan jaket dan bukan digunakan seperti kebanyakan orang saat sholat.
Desa Ngadas bukan desa yang besar, hanya terdiri dari enam RT, penduduknya berjumlah 682 jiwa, dengan 335 penduduk laki-laki dan 347 penduduk perempuan. Mayoritas penduduk Ngadas beragama Hindu dan sangat memegang teguh tradisi mereka. Mereka melaksanakan tradisi mereka seperti: upacara Kasada, hari raya Galungan, hari raya Karo dan tradisi lainnya.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh di Desa Ngadas diantaranya adalah petinggi atau kepala desa dan dukun pandhita. Dukun pandhita adalah tokoh sentral yang bertugas untuk memimpin semua upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat desa ngadas, dukun pandhita dipilih bukan berdasarkan murni ikatan darah tetapi juga dari kemampuannya dalan agama dan kelancarannya dalam menggunakaa mantera dalam upacara adat. Pemilihan dukun pandhita awalnya merupakan hasil musy