Jangan nangis terus, sekali-kali buatlah syaitan-syaitan itu menangis! Ambil wudhu, dirikan shalat 2 rakaat, sujud dalam-dalam dihening malammu benamkan wajah dan menangislah dalam do’amu. Hantam mereka dengan diksi-diksi menggetarkan, siksa mereka dengan dzikir, tilawah dan istighfar. Bantai mereka dengan taubatmu hingga mereka menyesal telah berani masuk dan menguasai sebagian jiwamu..
Gagahlah wahai Muslimah..
Sungguh dunia ini sesaat, akhirat itu lebih cepat dari yang kita fikirkan. Tidak usah hiraukan mereka, penilaian manusia itu fana dan sebentar pun hilang. Sementara para malaikat pencatat itu kekal tintanya. Remas-remas kepala syaitan itu dengan kesabaran yang mengepung dan membakar pasukan mereka dalam dadamu. Luluhlantakan dan musnahkan mereka dengan ketawakalan dan menelan setiap marah yang melanda. Dan rasakan ketenangan dalam setiap kemenangan ketika engkau mampu menjadi raja bagi jasadmu. Ingat..
Ingat bahwa qalbu itu adalah akar dan jasad adalah batangnya, jika akarnya kuat maka batangnya kokoh, cabangnya kukuh, rantingya lebat, daunnya rimbun, bunganya bermekaran, putiknya subur, buahnya ranum dan bijinya unggul. Dari ruhani yang sehat itu tumbuh jasmani yang kuat dan mantap. Jika akarnya busuk, maka bisa dipastikan batangnya pun rapuh. Meski ia berdiri, namun sesungguhnya ia telah lama mati. Jika qalbunya kotor, maka jasad pun penyakitan dipenuhi masalah.
Maka, kembalilah..
Saatnya menata hati, merenungi setiap kehilangan waktu disebabkan oleh dosa-dosa yang dilakukan jasad dan nafsu. Mengingat setiap nikmat yang kita gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya. Sungguh.. Jika kita mengingat setiap nikmat-nikmat itu, kita akan melihat bahwa musibah ini barangkali hanyalah secuil balasan dan cemeti azab-Nya.
Mari ingat kembali tentang sunnatullah yang berlaku kepada manusia dan jin, Allah telah tinggikan Adam alaiyhi salam dan seluruh keturunannya dilautan dan didaratan. Disisi lain Dia telah melemahkan dan menghinakan syaitan yang durhaka. Lalu, saat ini, siapa yang sedang terhinakan? Kenapa syaitan itu bisa menghinakan kita? Kenapa mereka begitu kuatnya memerintah dan berkuasa? Menyakiti dan menyiksa!
Bukanlah syaitan-syaitan itu yang kuat, namun kitalah yang jauh dari yang maha kuat –atau barangkali membuatnya cemburu dengan kedurhakaan, kemaksiatan dan kesyirikan– hingga jiwa kita lemah dan kini syaitan kini berkuasa.
source NAI