Kurangnya Penerapan Konservasi di Indonesia

Membangun Rumah Ilmu untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi#2

Konservasi merupakan usaha awal dalam upaya pelestarian alam. Indonesia yang dijuluki sebagai paru-paru dunia seharusnya dapat berkontribusi lebih dalam upaya pelestarian alam, karena indonesian memiliki wilayah yang sangat luas ditambah dengan kawasan hutan yang sangat luas dan lebatnya.

Akan tetapi saat ini berkebalikan dengan kenyataan indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam semakin terus dieksploitasi secar besar-besaran. Kita lihat faktanya di pulau kalimantan banyak hutan gunduk karena terlalu sering ditebang secara liar. Mungkin jika ditebang oleh orang kecil dalam konteks ini masyarakat sekitar tidak mungkin akan secepat ini habis atau gundul isinya. Karena mereka beranggapan bahwa hutan adalah tempat hidup mereka, tempat dimana mencari makan, mencari bahan untuk tempat tinggal, atau mungkin setidaknya harkat yang lebih tinggi untuk mecari uang demi kelangsungan hidupnya dan yang pasti mereka akan lebih memperhatikan kondisinya agar tidak terancam kehancuran. Akan tetapi kondisi saat ini adalah yang paling besar mengeksploitasi alam di hutan-hutan di indonesia adalah perusahaan-perusahaan besar yang hanya memikirkan keuntungan pribadi saja tanpa memperhatikan kelangsungan lingkungan alam sekitar penambangan. Mereka mengambil tidak hanya sebagian hasil alam bahkan seluruh hingga keakar-akar kehidupan di wilayah penambangan. Mereka menambang hasil alam tanpa tiada kira, mereka terus mencari dan mencari apa yang menurut mereka bernilai jual. Mereka tidak memikirkan dampak atau efek buruk setelah pengambilan sumber daya alam atau dapat dikatakan sebagai penambangan.

Limbah-limbah hasil penambangan juga sangat buruk bagi lingkungan juga bagi manusia. Seperti penambangan emas, dampak dari penambangan emas ini membuat areal atau lahan sekitar penambangan sulit ditanami jikapun dapat ditanami, pastilah tumbuhan tersebut tidak dapat tumbuh dengan baik seperi pertumbuhannya lambar atau kerdil, sering terserang hama hingga hasil panen yang tidak memuaskan. Dan dampak bagi manusia yaitu udara menjadi tercemar karena debu-debu berterbangan kemana-mana. Selain pencemaran udara, dampak yang paling buruk yaitu pencemaran air, sumber-sumber air di sekitar areal penambangan menjadi keruh hingga tidak layak konsumsi, dan apabila dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Air diareal sekitar penamnagan biasanya mengandung besi bahkan timbal yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapar menyebabkan kanker.

Jika masyarakat sekitar menggunakan teknologi yang sederhana, perusahaan-perusahaan ini menggunakan teknologi yang sangat canggih yang dapat melakukan pengambilan sumberdaya alam secara cepat, efektif efisien tanpa memerlukan biaya yang mahal. Teknologi-teknologi inilah yang dapat menghancurkan alam. Seperti contohnya teknologi dalam pemupukan tanaman pertanian, memang hasil panen awal sangat melimpah akan tetapi dipanen-panen selanjutnya pasti akan berkurang atau bahkan mengalami kerugian. Tidak hanya itu dampak yang palinh buruk yaitu tanah atau lahan yang telah digunakan dengan pemupukan menggunakan teknologi yang modern ini sudah tidak dapat digunakan lagi, karena sifat pupuk itu menyedot seluruh sumber hara maupun mineral secara langsung tanpa meninggalkannya sedikitpun sehingga lahan itu menjadi tandus tidak bisa ditanami tanaman apapun.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Published by

ika juli esyani

Nama: Ika Juli Esyani TTL: Demak, 21 Juli 1997 Prodi: Teknologi Pendidikan Fakultas: Ilmu Pendidikan Universitas: Universitas Negeri Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: