MATERI SOSIOLOGI SMA KELAS – XI : PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL

12347749_10205132105288936_6458917620017310785_n

Proses Pembentukan Kelompok Sosial

Latar belakang terjadinya kelompok sosial didasari oleh :

  1. Naluri gregariousnes yaitu naluri manusia untuk hidup dan berinteraksi bersama
  2. Adanya unsur kesamaan (kepentingan, darah dan keturunan, daerah asal, bahasa dan kebudayaan)
  3. Adanya unsur kedekatan (tempat tinggal dan geografis)
  4. Adanya motivasi  atau dorongan (dorongan saling membutuhkan, dorongan untuk menjaga kelangsungan keturunan, dorongan faktor keamanan, dorongan untuk memperoleh efektifitas kerja)

Pengertian kelompok sosial menurut para ahli

  1. Prof. DR. SOEJONO SOEKONTO

Kelompok sosial  (social group) adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga  suatu kesadaran untuk saling menolong.

  2. PAUL B. HOTRON

kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara fisik (misalnya, sekelompok orang sedang menunggu bis kota)

 3. ROLAND L. WARREN

suatu kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggotanya secara keseluruhan

 4. MAYOR POLAK

Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah struktur.

 5. WILA HUKY

Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi

 6. ROBERT K. MERTON

keompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang mampan

Syarat Dan Ciri Kelompok Sosial

Robert  K.Merton  menyebutkan 3 kriteria suatu kelompok yaitu :

  1. Memiliki pola interaksi
  2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok
  3. Pihak yang berintraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

Selanjutnya  syarat kelompok menurut  Prof. DR. SOEJONO SOEKANTO

a) Adanya kesadaran sebagai bagian  dari kelompok  yang bersangkutan

b) Adanya interaksi antar anggota kelompok

c) Ada faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok, sehingga mereka bertambah erat misalnya, Memiliki tujuan yang sama, idieologi yang sama dan sebagainya

d) Memiliki struktur kaidah dan pola perilaku yang sama

e) Bersistem dan berproses

Tipe-tipe Kelompok Sosial

Ada beberapa jenis klasifikasi kelompok sosial diantaranya klasifikasi menurut Emile Durkeim, klasifikasi menurut Ferdinand Tonnies, klasifikasi menurut Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris, klasifikasi W. G. Sumner, dan klasifikasi menurut Soerjono Soekanto.

Klasifikasi Durkeim

Kelompok sosial di bagi menjadi 2 yaitu :

  1. Solidaritas  Mekanik

Adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang sederhana dan diikat oleh kesadaran  kolektif serta belum mengenal adanyapembagian kerja diantara para anggota kelompok. Misalnya Masyarakat pedesaaan.

  1. Solidaritas Organik

Adalah solidaritas yang mengikat masyarakat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh ketergantungan antar anggota. misalnya Masyarakat perkotaan.

Klasifikasi Ferdinand Tonnies

 Kelompok sosial dibedakan menjadi 2  yaitu:

  • Gemeinschaft (Paguyuban)

        Merupakan bentuk kehidupan bersama dengan ciri anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah beserta kekal. Misalnya, Hubungan yang terdapat dalam keluarga, kelompok kekerabatan, dan hubungan dengan tetangga pada masyarakat tradisional.

        Adapun ciri gemeinschaft (paguyuban)

  1. a) Intim yaitu hubungan yang menyeluruh yang mesra
  2. b) Privat yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja
  3. c) Ekslusif yaitu hubungan tersebut  hanya untuk kelompoknya sendiri dan bukan untuk orang  luar

Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu :

a) Gemeinschaft by blood yaitu ikatan kekerabatan

b) Gemeinschaft of place yaitu ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat kerja yang mendorong hubungan dekat satu sama lain

c) Gemeinschaft  of mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan yang disebabkan oleh keahlian, pekerjaaan, atau pandangan yang sama atau dengan kata lain paguyuban bisa terbentuk karena jiwa dan fikira serta idiologi yang sama.

  • Gessellscaft  (Patembayan)

Merupakan kelompok sosial dengan ikatan lahir yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu singkat (bersifat kontraktual) yang berbentuk perkumpulan-perkumpulan, organisasi formal, badan usaha dan lain-lain.  Ciri pokok kelompok ini terbatas pada hubungan tertentu saja,  yang disusun berdasarkan status dan terbuka untuk siapa saja. contoh gessellschaft adalah ikatan pekerja dan ikatan pengusaha.

Klasifikasi Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris

Charles H Cooley dan Ellsworth farris menjelaskan bahwa kelompok sosial terbagi menjadi  2 jenis yaitu :

Kelompok Primer (Primary Group)

Kelompok Primer adalah kelompok-kelompok yang saling mengenal  antara sesama anggota nya serta terdapat kerjasama yang bersifat pribadi dan akrab. Misalnya keluarga, teman sepermainan, dan rukun tetangga.

Syarat kelompok Primer adalah sebagai berikut :

  1. Anggota kelompok secara fisik saling berdekatan atau terdapat interaksi yang intensif
  2. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil, sehingga tiap individu relatif mudah berinteraksi secara langsung
  3. Terdapat hubungan yang langgeng antara anggota yang bersangkutan, biasanya ada hubungan darah, kekerabatan, ataupun pertemanan.

Kelompok Sekunder  (Secondary Group)

Kelompok sekunder adalah kelompok besar yang terdiri atas banyak orang yang tidak harus kenal mengenal secara pribadi kurang akrab, dan sifat hubungan tidak langgeng, mereka berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama atau dengan ciri lain ks ada juga yang bersifat formal atau kelembagaan. Misalnya Koperasi, parpol dan sebagainya.

Klasifikasi W.G. Sumner    

W.G Sumner membagi kelompok menjadi 2 yaitu in-group dan out group.

  1. In-Group (Kelompok Dalam)

Dikalanggan kelompok dalam dijumpai persahabatan, keteraturan, dan kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar maka muncullah rasa kebencian, permusuhan, perang atau perampokan. Rasa kebencian ini diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi, anggota kelompok mereka sebagai pusat segala-galanya.

Pada ingroup terdapat identitas yang membedakan antara orang-orang didalam kelompok dan orang-orang yang berada diluar kelompok. Identitas yang dimiliki bersama di dalam kelompok menjadi “kami atau milik kami”. Sebaliknya identitas yang berasal dari luar kelompok disebut dengan istilah “mereka atau milik mereka” pada umumnya sikap in  group didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat.

  1. Out-Group (Kelompok Luar)

Pada out group selalu ditandai dengan  perasaan antagonis atau antipati. Perasaan in group dan out group merupakan dasar suatu sikap dinamakan etnosentrisme. Etnosentris adalah sikap menilai masyarakat lain dengan menggunakan ukuran yang berlaku di masyarakatnya.

Klasifikasi Soerjono Soerkanto

Soejono Soekanto mengklasifikasikan 6  kelompok sosial yakni :

Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota

Bedasarkan besar kecilnya jumlah anggota, kelompok sosial di bagi menjadi 3 yaitu :

a) Monad  yaitu kelompok kecil yang beranggotakan satu orang

b) Dyad yaitu kelompok yang beranggotakan dua orang

c) Triad yaitu kelompok yang beranggotakan tiga orang

Berdasarkan derajat interaksi

Berdasarkan derajat interaksinya, kelompok sosial dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Kelompok yang anggotanya saling kenal mengenal (face to face grouping) contohnya Keluarga, RT, dan desa

b) Kelompok yang anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat  contohnya masyarakat kota, perusahaan, atau negara.

Berdasarkan kepentingan dan wilayah

Berdasarkan kepentingan dan wilayahnya kelompok dibagi menjadi 2 :

  1. a) Komunitas merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu
  2. b) Asosiasi (association) merupakan kelompok yang mempunyai kepentingan sama walaupun tidak dikhususkan secara terperinci
  3. c) Kerumunan (ephimeral grouping)  merupakan berkumpulnya orang-orang pada suatu tempat karena adanya pusat perhatian sama.

Ciri –ciri kerumunan antara lain :

  1. Tidak terorganisasi
  2. Tidak memiliki sistem pembagian kerja
  3. Adanya interaksi sosial
  4. Setiap individu memilikikedudukan yang sama
  5. Biasanya identitas seseorang akan tenggelam
  6. Mudah melakukan aksi
  7. Tidak memiliki alat pengendalian sosial

Upaya-upaya untuk membubarkan kerumunan antara lain :

  1. a) Mengalihkan pusat perhatian
  2. b) Menyadarkan kembali individu-individu akan kedudukannya
  3. c) Memecahbelah pendapat umum kerumunan tersebut
  4. d) Dibubarkan secara paksa misalnya dengan gas air mata atau tembakan.

Menurut kingsley davis dalam buku human society, bentuk-bentuk kerumunan adalah :

  1. Kerumunan yang berartikulasi
    1. Formal audiencies adalah khalayak penonton/pendengar yang formal. Jenis kerumunan tersebut biasanya memiliki tujuan yang sama dan bersifat pasif. Contohnya nonton film dan mendengarkan khotbah.
    2. Plan and expressive adalah kerumunan yang telah direncanakan fungsinya sebagai penyalur tegangan-tegangan kerena pekerjaan sehari-hari. Contohnya berpesta dan berdansa.
  2. Kerumunan yang bersifat sementara
  3. Inconvenient aggregation (kerumunan yang tidak menyenangkan) adalah kerumunan orang-orang yang ingin menggunakan fasilitas yang sama contoh antre karcis dan antri tiket.
  4. Panic crowd (kerumunan yang sedang menghadapi panik) Adalah kerumunan orang-orang yang sama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
  5. Spectator crowd (kerumunan penonton) adalah kerumunan orang-orang yang ingin melihat suatu kejadian bentuk kerumunan tersebut biasanya tidak direncanakan dan kegiatan pada umumnya tidak terkendali.
  6. Lawles crowd adalah kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
  7. Acting mobs  adalah kerumunan yang bertindak emosional untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kenuatan fisik dan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  8. Immoral crowd adalah kerumunan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat.

Dipihak lain, gustave lebon mengklasifikasi tipe-tipe kerumunan sebagai berikut :

  1. Causal crowd

Contohnya, kerumunan orang dijalan yang sedang melihat sesuatu yang sedang dipertontonkan pada sebuah etalase toko.

Ciri-ciri causal crowd yaitu :

  1. Bersifat sementara
  2. Organisasi yang sangat longgar
  3. Sedikit persatuan
  4. Sifat anggotanya datang-pergi
  5. Perhatian pada objek sebentar
  6. Conventionalized crowd

Cirinya sama dengan causal crowd, tetapi dinyatakan dalam cara-cara yang diatur. Contoh penonton sepak bola.

 2. Acting crowd

Kerumunan yang terjadi pada waktu ada revolusi. Cirinya adanya suatu sasaran dimana aktivitas kerumunan digerakkan.

  3. Expressive crowd

                            Tipe kerumunan yang kegembiraaannya dinyatakan dalam gerakan fisik yang biasanya tidak terkontrol, sebagai bentuk pelepasan. Contoh sekte agama.

  1. Berdasarkan derajat organisasi

Berdasarkan derajat organisasinya kelompok dibedakan menjadi 2 :

  1. Kelompok yang terorganisasi  adalah kelompok terorganisasi dengan baik sekali seperti negara
  2. Kelompok tak terorganisasi adalah kelompok yang tidak terorganisasi contohnya kerumunan. 5.Berdasarkan kesadaran terhadap jenis yang sama

Berdasar kesadaran terhadap jenis yang sama dibagi menjadi 2 :

Ingroup

Out group

5. Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan.

Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan kelompok sosial dibagi menjadi 4 yaitu :

  1. Primer
  2. Sekunder
  3. Paguyuban (gemeinschaft)
  4. Patembayan (gessellschaft)
  5.  Hubungan antar kelompok sosial
  6. Hub antar kelompok memiliki kriteria :
  7. Kriteria fisiologi; berdasarkan persamaan jenis kelamin (laki-laki -perempuan), usia (tua-muda) dan ras
  8. Kriteria kebudayaan; kriteria ini mencangkup kelompok yang di ikat oleh persamaan kebudayaan  seperti kelompok etnik (batak, minangkabau, sunda, ambon) dan pengelompokan berdasarkan agama pun dapat dimasukan dalam kategori ini.
  9. Kriteria ekonomi; kriteria ini dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi
  10. Kriteria perilaku; kriteria ini berdasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan terhadap aturan masyarakat.

Hubungan antar kelompok dalam masyarakat dapat dilihat dari berbagai dimensi, diantaranya dapat dilihat dari dimensi sejarah, dimensi sikap, dimensi institusi, dimensi gerakan sosial, dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolektif.

  1. Dimensi sejarah

Hubungan  antarkelompok dilihat dari dimensi sejarah diarahkan pada masalah tumbuh dan berkembangnya hubungan antar kelompok.  Hal ini terkait dengan timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin dan stratifikasi usia. Stratifikasi etnik menurut noel hanya dapat terjadi apabila memenuhi 3 syarat  yaitu :

  1. Etnosentrisme
  2. Persaingan
  3. Perbedaaan kekuasaan.

Stratifikasi etnik tidak terjadi apabila tiga syarat tersebut tidak dipenuhi. Contohnya stratifikasi etnik, kontak antara kulit putih dan kulit hitam di afrika selatan pada masa politik apartheid. Kontak ini berkembang menjadi hubungan perbudakan. Hal ini karena adanya etnosentris pada kelompok kulit putih, dan persaingan dibidan ekonomi dan adanya kekuasaan yang lebih besar pada kelompok kulit putih.

Stratifikasi usia terkait dengan kekuasaan, hak istimewa, dan prestise yang dimiliki  individu sejak mulai beranjak dewasa hingga menjelang usia tua. Setelah itu kekuasaaan, prestise dan hak istimewa itu mulai berkurang akibat bertambahnya usia dan kecenderungan untuk semakin bergantung dengan oprang yang lebih muda. Stratifikasi jenis kelamin terkait dengan sebelum era industrialisasi, pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan belum terlihat jelas.

  1. Dimensi sikap

Dalam hubungan antarkelompok sering muncul suatu prasangka dan streotip. Prasangka (prejudice) dalam kaitannya dengan hubungan antar kelompok merupakan sikap permusuhan yang ditunjukan pada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka karena tidak didasari oleh pengetahuan, pengalaman, ataupun bukti yang memadai. Contoh terdapat pandangan yang menganggap bahwa orang batak yang memiliki watak dan sikap yang kasar dan agresif.prasangka ini cenderung subjektif.

Streotip adalah citra yang kaku mengenai kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Streotip dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Contoh streotip positif adalah perempuan memiliki sifat keibuan, lembut dan penyayang. Sedangkan contoh streotif yang bersifat negatif adalah miskin memiliki sifat bodoh,kotor, dan tidak berbudaya.

  1. Dimensi institusi

Dimensi institusi dalam hubungan antar kelompok dapat berupa institusi politik dan ekonomi. Institusi dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan antar kelompok. Institusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola hubungan antarkelompok yang ada.  Maksudnya hub antar kelompok bersifat birokratis saja tidak ada hubungan yang bersifat yang lebih personal. Contoh, seorang petugas administrasi tidak perlu mengenal dengan baik orang-orang dari institusi mana yang dihadapinya.

  1. Dimensi gerakan sosial

Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial baik yang prakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaaan yang sudah ada. Misalnya gerakan perempuan untuk menentang kekerasan dalam rumah tangga, dan gerakan perempuan konservatif yang mempertahankan peran perempuan sesuai dengan tradisi.

  1. Dimensi perilaku dan dan dimensi perilaku kolektif

Yang termasuk dalam dimensi perilaku adalah perilaku suatu kelompok terhadap kelompok lainnya misalnya perilaku diskriminatif dan pemeliharaan jarak sosial. Selain itu hubungan antar kelompok pun sering diwarnai oleh peristiwa perilaku kolektif, misalnya demonstrasi, huru-hara, pengrusakan, atau bentrok fisik.

 6. Pola hubungan antar kelompok

Micheal banton mengemukakan bahwa terdapat berbargai kemungkinan pola hubungan antarkelompok ras diantaranya  adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan integrasi.

Akulturasi

Akulturasi terjadi ketika kebudayaan dua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu. Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang posisinya sama, tetapi juga pada masyarakat yang posisinya berbeda. Dalam proses akulturasi terjadi pula dekulturasi, contohnya hilangnya kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa oleh pemerintah kolonial belanda.

Dominasi

Dominasi terjadi apabila suatu kelompok ras menguasai  kelompok lain. Contohnya, kedatangan bangsa eropa ke benua afrika dan asia untuk memperoleh sumber alam yang dilanjutkan dengan dominasi atas penduduk setempat. Dalam kaitannya dengan dominasi, kornblum menyatakan empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu  genosida, pengusiran, segregasi, dan asimilasi.

  • Genosida merupakan pembunuhan secara disengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu. Contoh pembunuhan orang yahudi oleh pemerintahan nazi jerman
  • Pengusiran contohnya pengusiran warga palestina oleh pemerintah israel dari tepi barat sungai jordan
  • Segregasi yaitu pemisahan antara warga kulit putih dengan warga kulit hitam diafrika selatan pada masa politik apartheid.
  • Asimilasi yaitu interaksi antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda sehingga timbulnya kebudayaan campuran.

Paternalisme

Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas ras  kelompok ras pribumi. Pola ini muncul apabila kelompok pendatang secara politik lebih kuat, mendirikan daerah koloni di daerah jajahan. Dalam pola ini Banton membedakan 3 macam masyarakat yaitu sebagai berikut :

  • Masyarakat metropolitan di daerah asal pendatang
  • Masyarakat kolonial yang terdiri atas para pendatang dan pribumi
  • Masyarakat pribumi yang dijajah.

Pluralisme

Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat. Pola hubungan ini terjadi dalam masyarakat majemuk. Menurut J.S Furnifall (1967) masyarakat majemuk adalah masyarkat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain didalam sutu kesatuan politik.

Selanjutnya stanley lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antarkelompok menjadi dua pola yaitu :

  1. a) Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination) contoh kedatangan bangsa eropa di ke benua asia, afrika dan amerika.
  2. b) Pola Dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination) contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih perancis atas kelompok pendatang aljazair, china, ataupun turki.
  1. Integrasi

Integrasi adalah proses penyatuan unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.

Pola hubungan integrasi mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban aalah sama.

baca :

Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Myazinda. 2008. Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat (Online). Tersedia: https://indososiology.blogspot.com/2008/03/tipe-tipe-kelompok-sosial.html.(12 Oktober 2008).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: