Biografi sigmund freud

Freud lahir dari sebuah keluarga Yahudi. Lahir di Freiberg pada 6 Mei 1856, Freud menjadi pelopor aliran psikoanalisa yang merambah dan masuk ke dalam pelbagai ranah pengetahuan lainnya. Freud memperoleh gelar doktor pengobatan di Universitas Viena pada tahun 1881. Ia mengajar neuropatologi pada tahun 1885.

Freud memulai karir sebagai terapis pada tahun 1886, bersamaan dengan tahun ia keluar dari pekerjaan di rumah Sakit Viena. Dia menikah dengan Martha Bernays pada tahun yang sama. Dia memiliki 6 orang anak dari perkawinan tersebut. Anna Freud adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang kemudian meneruskan jejak dan pemikiran Freud.

 

Teori teori dasar dari sigmund freud

STRUKTUR KEPRIBADIAN

  1. Tingkatan Kepribadian

Freud membagi kepribadian ke dalam tiga bagian, yaitu : kesadaran (conscious), prasadar (preconscious), dan ketidaksadaran (unconscious).

  1. a)      Kesadaran (conscious) fisik.

Kesadaran (conscious) mempunyai fungsi seperti organ indra untuk mempersepsikan kualitas-kualitas fisik. Berbeda dengan kedua jenis ketidaksadaran, ketidaksadaran tidak memiliki ingatan dan keadaan kesadaran biasanya sangat sementara. Materi menjadi disadari, atau mengalir masuk ke dalam organ indra kesadaran, dari dua arah : dua eksternal dan perangsangan di dalam. Selain itu, fungsi bicara memungkinkan kejadian-kejadian internal seperti sekuensi ide dan proses intelektual menjadi sesuatu yang disadari.

 

Kesadaran berkaitan dengan makna dalam kehidupan sehari-hari, termasuk sensasi dan pengalaman, yang membuat kita menyadari setiap peristiwa yang kita alami. Kesadaran merupakan bagian kehidupan mental atau lapisan jiwa individu. Kehidupan mental ini memiliki kesadaran penuh. Melalui kesadarannya, individu mengetahui siapa dia, sedang apa dia, sedang dimana dia,apa yang terjadi di sekitarnya, dan bagaimana dia memperoleh yang diinginkannya.

Menurut Freud, kesadaran merupakan aspek yang sangat terbatas dalam kepribadian, karena hanya menempati porsi yang kecil dari pemikiran, perasaan, dan ingatan yang ada berada dalam tingkat kesadaran pada setiap waktunya. Freud menggambarkan pikiran itu seperti gunung es. Kesadaran berada dalam porsi yang paling atas, sedangkan yang muncul di permukaan air hanya merupakan bagian ujung dari gunung es.

 

  1. b)      Prasadar (preconscious)

Prasadar (preconscious) terdiri atas semua hal yang dapat dengan mudah mempertukarkan keadaan tidak sadar dengan keadaan sadar. Jadi, prasadar bersifat laten dan bisa menjadi sadar, sementara ketidaksadaran ditekan dan tidak mungkin menjadi kesadaran tanpa melalui kesulitan besar. Materi mungkin tetap berada dalam ketidaksadaran, meskipun bisa saja menemukan jalan keluar ke kesadaran tanpa membutuhkan campur tangan psikoanalitik. Prasadar dapat dianggap tabir di antara ketidaksadaran yang seperti dalam kasus mimpi, disertai dengan modifikasi-modifikasi yang dibuat pada materi yang tidak disadari melalui penyensoran.

 

Prasadar merupakan lapisan jiwa dibawah kesadaran, dan berada di tengah antara sadar dan tidak sadar. Prasadar sebagai penampungan dari ingatan-ingatan yang tidak dapat diungkap secara cepat, dapat diingat kembali bila diusahakan. Misalnya, kita lupa seseorang yang baru saja ditemui. Pada kesempatan lain, tiba-tiba orang tersebut. Untuk mengingat nama orang tersebut diperlukan sedikit konsentrasi dan asosiasi tertentu.

 

  1. c)      Ketidaksadaran (unconscious)

Ketidaksadaran (unconscious) adalah materi yang tidak dapat di terima kesadaran melalui represi. Dengan kata lain, pada ketidaksadaran, sensor materi yang memasuki kesadaran yang kuat. Objek psikoanalisis adalah bantuan yang membuat sebagian materi ini dapat diakses oleh kesadaran, meskipun selama prosesnya kuat mungkin terbangkitkan akibat konotasi seksual dari banyak hal yang ditekan.

 

Ketidaksadaran merupakan lapisan terbesar kehidupan mental dan berada di bawah permukaan air. Di samping itu, ketidaksadaran juga merupakan fokus utama dalam teori psikoanalisis yang berisi insting-insting atau pengalaman tidak menyenangkan yang ditekan (repress). Meskipun tidak sepenuhnya individu menyadari kebaradaan insting-insting tersebut, namun insting tersebut aktif bekerja untuk memperoleh kepuasan.

 

Kesimpulan

  1. kesadaran  (conscious)
    Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi,perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).2.    Prasadaran (preconscious)
    Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tidak sadar.3.    ketidaksadaran (Unconscious)
    Yaitu bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidaksadaran itu berisi insting , impuks dan drivers yang dibawa dari lahir , dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar.

WILAYAH PIKIRAN

1.Id

Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian.

Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.

Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.

2.Ego

Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.

Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.

Ego juga pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh impuls yang tidak terpenuhi melalui proses sekunder, di mana ego mencoba untuk menemukan objek di dunia nyata yang cocok dengan gambaran mental yang diciptakan oleh proses primer id

 

 

3.Superego

Komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian adalah superego. superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.

Ada dua bagian superego:

Yang ideal ego mencakup aturan dan standar untuk perilaku yang baik. Perilaku ini termasuk orang yang disetujui oleh figur otoritas orang tua dan lainnya. Mematuhi aturan-aturan ini menyebabkan perasaan kebanggaan, nilai dan prestasi.

Hati nurani mencakup informasi tentang hal-hal yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku ini sering dilarang dan menyebabkan buruk, konsekuensi atau hukuman perasaan bersalah dan penyesalan. Superego bertindak untuk menyempurnakan dan membudayakan perilaku kita. Ia bekerja untuk menekan semua yang tidak dapat diterima mendesak dari id dan perjuangan untuk membuat tindakan ego atas standar idealis lebih karena pada prinsip-prinsip realistis. Superego hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.

Interaksi dari Id, Ego dan superego

Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel. Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini, sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.

Kesimpulannya

  1. Id
    Id beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle) yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Pleasure principle diproses dengan dua cara yaitu :
    a.    Tindak refleks (refleks actions)
    Adalah reaksi otomatis yang dibawa sejak lahir seperti mengejapkan mata yang dipakai untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan.b.    Proses primer (primery process)
    Adalah reaksi membayangkan / mengkhayal sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan-dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti bayi yang lapar membayangkan makanan atau puting ibunya.2.    Ego
    Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian yang memiliki dua tugas utama yaitu : memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Serta menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Ego sebenarnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id.3.    Superego
    Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi superego : mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik, merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, mengejar kesempurnaan.

 

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Insting adalah elemen dasar dari kepribadian, kekuatan yang memotivasi atau drive yang menentukan arah dari sebuah perilaku. Dalam bahasa Jerman, insting disebut dengan trieb, yang mungkin dapat diterjemahkan dengan kekuatan dengan kekuatan yang mengarahkan (driving force) atau impuls. Insting merupakan bentuk energi yang ditransformasikan dari energi fisiologis yang menghubungkan antara kebutuhan jasmani dan keinginan pikiran.

 

Insting menurut pendapat lain merupakan kumpulan hasrat atau keinginan (whises). Dalam kenyataan, insting hanya merefleksikan sumber-sumber kepuasan badaniah atau kebutuhan –kebutuhan (needs). Tujuan dari insting-insting adalah mereduksi ketegangan (tension reduction) yang dialami sebagai suatu kesenangan.

Dari kedua pendapat di atas, insting merupakan sesuatu kekuatan yang menghasilkan hasrat seseorang untuk memenuhi kebutuhan jasmani yang terhubung oleh keinginan dalam pikirannya untuk memenuhi hasratnya sehingga tercapai kepuasan dalam diri seseorang. Seseorang yang sudah lama belum makan akan muncul hasrat rasa lapar dan keinginan untuk mencari makanan, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

Ada tiga istilah yang banyak persamaannya, yaitu instink, keinginan (wish) dan kebutuhan (need). Insting adalah sumber perangsang somatis dalam yang dibawa sejak lahir, keinginan adalah perangsang psikologis, sedangkan kebutuhan adalah perangsang jasmani. Jadi, lapar misalnya, dapat digambarkan secara psikologis sebagai keinginan akan makanan. Keinginan itu menjadi alasan (motif) tingkah laku : misalnya orang lapar mencari makanan.

Freud mengelompokan insting ke dalam dua kategori, yaitu insting hidup dan insting mati. Insting hidup disediakan agar individu dan spesies dapat bertahan hidup melalui cara tertentu untuk memuaskan kebutuhan akan makanan, udara, dan seks. Insting ini berorientasi kepada pertumbuhan perkembangan. Energi psikis yang dimanifestasikan dari insting hidup

disebut libido. Libido dapat dilekatkan atau dimanifestasikan pada berbagai objek. Dalam konsep Freud akan mengatakan disebut dengan cathexis. Misalnya, jika anda memiliki teman sekamar, maka Freud akan mengatakan bahwa libido anda di- cathexis-kan olehnya.

Suatu instink itu mempunyai emapat macam sifat, yaitu :

(a)    Sumber

Yang menjadi insting yaitu kondisi jasmaniah; jadi kebutuhan.

(b)   Tujuan

Adapun tujuan insting ialah menghilangkan rangsangan kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan. Misalnya : tujuan insting lapar (makan) ialah menghilangkan keadaan kekurangan makanan, dengan cara makan.

(c)    Objek insting

Objek insting ialah segala aktivitas yang mengantar keinginan dan terpenuhinya keinginan itu. Jadi tidak hanya terbatas pada bendanya saja, tetapi termasuk pula cara-cara memenuhi kebutuhan yang timbul karena isting itu.

(d)   Pendorong atau penggerak insting

Pendorong atau penggerak insting adalah kekuatan insting itu, yang tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan. Misalnya: makin lapar orang (sampai batas tertentu) penggerak insting makannya makin besar.

 

Freud mengklasfikasikan insting ke dalam dua kelompok, yaitu :

  • Insting hidup (life instink: eros).

Insting hidup merupakan motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku secara positif atau kontruktif. Insting ini berfungsi untuk melayani tujuan manusia agar tetap hidup dan mengembangkan rasnya. Insting ini meliputi dorongan-dorongan jasmaniah, seperti seks, lapar, dan haus. Insting ini juga dinyatakan atau diwujudkan dalam berbagai komponen budaya kreatif, seperti : seni lukis, musik, kerja sama, dan cinta. Energi yang bertanggung jawab bagiinsting hidup adalah libido. Libido ini bersumber dari erotogenic zones yaitu bagian-bagian tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan (seperti : bibir/mulut, dubur dan organ seks) yang apabila dimanipulasi dengan cara tertentu (seperti sentuhan) akan menimbulkan perasaan nikmat (menyenangkan). Contohnya : menete akan menimbulkan kenikmatan oral, buang hajat menimbulkan kenikmata anal, dan pijatan akan menimbulkan kenikmatan genital. Pada masa bayi atau anak, insting ini (seks) relatif terlepas satu sama lainnya, sedangkan pada masa remaja cenderung melebur dalam melayani tujuan reproduksi secara bersama.

(2)   Insting mati (death instink : thanatos). Insting ini merupakan motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang bersifat negatif atau destruktif. Freud meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan membawa dorongan mati (keadaan tak bernyawa = inanimate state). Pendapat ini didasarkan kepada prinsip konstansi dari Fechner yaitu bahwa semua proses kehidupan itu cenderung kembali kepada dunia yang anorganis. Kenyataan manusia akhirnya mati, oleh karena itu tujuan hidup adalah mati. Hidup itu sendiri tiada lain hanya perjalanan ke arah mati. Dia beranggapan bahwa insting ini merupakan sisi gelap dari kehidupan manusia. Fungsinya tidak begitu jelas, oleh karena itu tidak begitu dikenal. Derivatif dari insting ini adalah tingkah laku agresif, baik secara verbal (seperti marah-marah dan mencemooh/ mengejek orang lain) maupun non-verbal (seperti berkelahi, membunuh, atau bunuh diri dan memukul orang lain).

Kesimpulannya
Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan misalnya insting lapar berasal dari kebutuhan tubuh secara fisiologis sebagai kekurangan nutrisi, dan secara psikologis dalam bentuk keinginan makan.

a.    Sumber insting : kondisi jasmaniah atau kebutuhan tubuh menuntut keadaan yang seimbang serta terus menerus dan kekurangan nutrisi misalnya akan mengganggu keseimbangan sehingga memunculkan insting lapar.

b.    Tujuan insting : segala aktivitas yang menjadi perantara keinginan dan terpenuhinya keinginan itu. Misalnya, tujuan isnting lapar ialah menghilangkan keadaan kekurangan makan dengan cara makan.

c.    Obyek insting : misalnya obyek insting makan, bukan hanya makanan , tetapi meliputi kegiatan mencari uang, membeli makanan dan meyajikan makanan itu.

d.    Pendorong atau penggerak insting : misalnya makin lapar orang  (sampai batas tertentu)penggerak instingnya semakin besar.

2.    Jenis-jenis insting
a.    Insting hidup (Life Instinct)
Disebut juga EROS adalah dorongan yang menjamin survival dan reproduksi , seperti lapar, haus, dan seks

b.    Insting mati (Death Instinct)
Disebut juga insting-insting merusak (destruktif). Ini fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting hidup, karenanya tidak begitu dikenal.

Kecemasan

1)      Kecemasan nyata atau kecemasan objektif, yaitu ketakutan terhadap bahaya yang terlihat dan ada yang ada dalam dunia nyata. Misalnya, takut dengan ular, harimau, bencana alam atau gempa bumi. Kecemasan realistis menyediakan tujuan positif, karena akan menuntun perilaku kita untuk menghindari atau melindungi dari bahaya yang ada. Kecemasan akan mereda apabila objek sudah tidak ada. Ketakutan objektif dapat juga berubah menjadi ekstrim, misalnya orang yang tidak mau meninggalkan rumah karena takut tertabrak mobil, atau orang yang tidak bisa melihat cahaya karena takut api. Pada dasarnya, ketakutan semacam ini bersift realistis, tetapi porsi ketakutannya melebihi kondisi normal.

2)      Kecemasan neurotik, yaitu bentuk kecemasan yang mengganggu kesehatan mental. Kecemasan neurotik, yaitu bentuk kecemasan yang menggangu kesehatan mental. Kecemasan neurotik berbasis pada masa kanak. Dalam suatu konflik antara penundaan instingtif dan realitas, anak sering kali di hukum atas ekspresi seksual yang terlalu terbuka atau karena memiliki dorongan agresif atau keinginan untuk menunda impuls id tertentu yang akan menyebabkan kecemasan. Kecemasan neurotik adalah ketakutan yang tidak disadari atas keberadaan hukuman terhadap impulsifitas dari perilaku yang didominasi id. Ketakutan bukan merupakan insting, melainkan hasil dari penundan insting. Konflik terjadi antara id, ego, dan dari sumber asalnya yang memiliki basis realistis.

3)      Kecemasan moral, yaitu kecemasan yang merupakan hasil dari konflik antara id dan superego. Pada intinya kecemasan moral merupakan ketakutan seseorang terhadap conscience-nya. Pada saat tertentu, orang dimotivasi untuk menampilkan impuls instingtif, tetapi di sisi lain, ada kode moral. Dalam situasi ini, super ego akan membalas dengan menyebabkan perasaan bersalah atau malu.

Kecemasan nyata adalah sebuah ketakutan terhadap apa yang terlihat jelas dan nyata, yang menuntut kita untuk menghindari atau melindungi dari bahaya yang ada.

Kecemasan neurotik adalah bentuk kecemasan yang mengganggu kesehatan mental, karena terjadi konflik antara id dan ego antara keinginan dan cara mendapatkannya tidak dapat terlaksana atau tidak terpuaskan.

Kecemasan moral terjadi karena ada konflik antara id dan super ego, sesorang yang ingin memenuhi kebutuhannya terbentur oleh norma-norma yang ada sehingga dia akan merasa bersalah dan malu.

  1. Mekanisme Pertahanan Melawan Ego (Kecemasan)

Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu

(1) tidak disadari dan

(2)menolak, memalsukan atau mendisrtorsi (mengubah) kenyataan.

Mekanisme pertahanan ini juga dapat diartikan sebagai rekasi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan, seperti cemas dan perasaan bersalah

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mekanisme pertahanan melawan ego merupakan proses mental dengan rekasi-reaksi yang tidak disadari yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dengan cara menolak, memalsukan atau mendisrtorsi (mengubah) kenyataan.

Terdapat 8 (delapan) mekanisme pertahanan ego (kecemasan) yaitu

(1) Repression (represi),

(2) Reaction-formation (pembentukan reaksi),

(3) Projection (Proyeksi),

(4) Fixation (fiksasi),

(5) Regression (regresi),

(6) Rasionalisasi,

(7) Sublimasi , dan

(8) Displacement penggantian

 

Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian mekanisme pertahanan ego (kecemasan), yaitu :

(a)    Repression (represi) : dimaksudkan untuk melupakan sesuatu dan tetap tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan hal itu. Proses represi ada dua macam :

  1. Materi yang ada di tingkat pra-sadar, yang diterima oleh kesadaran kemudian ditekan kembali ke dalam ketidaksadaran; dan
  2. Materi yang ada di tingkat ketidaksadaran mungkin dilarang oleh penyensoran untuk memasuki pra-sadar dan oleh sebab itu harus tetap dalam ketidaksadaran.

Sebagai contoh, kedua represi bisa berlaku untuk impuls-impuls seksual tersembunyi. Represi adalah mekanisme pertahanan sentral ego yang bersifat mendasari, dasar bagi semua pertahanan lainnya.

(a)    Reaction-formation (pembentukan reaksi) : Mengadopsi pikiran, perasaan, dan perilaku yang berlawanan dengan pikiran dan perasaan yang sebenarnyaa. Ego mengakui implus-implus bertentangan dengan implus-implus bertentangan dengan implus-implus yang terancam. Sebagai contoh implus seksual mungkin dihindari oleh sikap malu eksesif, muak, dan tidak menginginkan seksualitas.

(b)   Projection (Proyeksi) : Ego mengatasi ancaman impuls yang bersifat insting yang tidak dapat diterima dengan mengeksternalisasikannya. Jadi, individu, alih-alih mengakui impuls libido dan agresivitasnya sendiri, mungkin menjadi sangat menyadari karakteristik itu pada diri orang lain dan menyandangnya secara keliru.

(c)    Fixation (fiksasi) : Ketika orang menjadi sangat cemas menuju ke fase perkembangan seksual selanjutnya, mereka mungkin tertinggal atau menjadi terikat dengan derajat yang bervariasi pada tahap sebelumnya dalam kaitannya dengan pemuasan insting-instingnya. Sebagai contoh, anak-anak mungkin lengket dan sangat tergantung pada cinta ibunya daripada membuat objek pencurahan energi perasaan yang baru.

(d)   Regression (regresi) : Penggunaan kembali perilaku-perilaku yang cocok untuk tahap perkembangan seksual sebelumnya. Ketika dibawah ancaman, seseorang kembali lagi ke fase sebelumnya yang mungkin malahan merupakan kondisi yang lebih menjerat. Faktanya, regresi bisa dua macam : kembali ke objek inses yang dulu dijadikan luapan energi perasaan oleh libido dan kembali ke kebisaan seksual secara keseluruhan seperti seperti fase sebelumnya.

(e)    Rasionalisasi : Bentuk mekanisme pertahanan diri yang terjadi dengan menafsirkan ulang sebuah perilaku menjadi lebih rasional dan dapat diterima. Kita berusaha memaafkan atau membenarkan sebuah ancaman yang awalnya menyakitkan dengan cara memberikan penjelasan yang rasional. Misalnya, orang yang dipecat dari pekerjaannya akan membuat rasionalisasi bahwa pekerjaan tersebut tidak cocok untuknya. Seorang laki-laki yang ditolak cintanya akan merasionalisasi bahwa perempuan yang dicintainya memiliki banyak kekurangan sehingga tidak akan sesuai baginya.

(f)    Displacement (Penggantian) : Penggantian terjadi jika objek yang dapat memuaskan atau impuls id tidak tersedia akan menggantikannya dengan objek lain. Misalnya, anak yang marah terhadap orang tua atau orang dewasa yang marah terhadap atasannya, tetapi takut untuk mengekpresikan kemarahan tersebut, maka akan mengganti objek perilaku agresifnya orang tua kepada adik atau kakanya, sementara orang dewasa mengganti objek agresinya dengan memukul benda lain yang tidak dapat melawan. Objek pengganti adalah sesuatu yang tidak menjadi ancaman bagi dirinya, meskipun penggantian objek tidak akan meredakan ketegangan secara memuaskan, seperti halnya kalau langsung diarahkan kepada orang atau objek asli. bentuk displacement tertentu yang dilakukan terus menerus akan menyebabkan akumulasi tekanan, dan lama-kelamaan tidak dapat menampungnya lagi. Dalam situasi seperti ini, biasanya individu akan mencari cara baru untuk meredakan tekanan yang dialaminya.

(g)   Sublimasi : adalah bentuk pemgalihan impuls id yang dilakukan dengan menyalurkannya ke dalam bentuk perilaku yang lebih terpuji dan dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya, energi seksual dialihkan menjadi perilaku yang artistik yang kreatif.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Pendapat di atas sesuai dengan yang akan dijelaskan secara terperinci, sesuai dengan tahap perkembangan psikoseksual yang terdiri atas berikut ini :

  1. Tahap Oral (0- 1 tahun)

Oral berasal dari kata aris, artinya mulut. Tahap oral terjadi pada awal kehidupan manusia, yaitu 0-1 tahun. Pada tahapan ini, mulut menjadi sumber kenikmatan erotis, karena libido didistribusikan ke daerah sekitar mulut. Perbuatan mengisap dan menelan menjadi metode utama untuk mencapai kepuasan. Pada tahap ini, anak akan menikmati puting ibunya dan memasukan benda ke dalam mulutnya, seperti mengisap jempol ataupun dot.

 

Bulan pertama . Freud mengatakan “jika bayi bisa berbicara, tanpa diragukan lagi dia akan mengakui bahwa tindakan menghisap putimg adalah hal terpenting dalam hidupnya”. Menyusu sangat vital karena air susu menyediakan makanan bagi bayi-dia harus terus meghisap puting ibu untuk bertahan hidup. Namun Freud melihat juga kalau tindakan menghisap menyediakan perasaan menyenangkan bagi bayi.

 

Bagian kedua tahap oral. Kira-kira sejak usia 6 bulan, bayi mulai mengembangkan konsepsi tentang orang lain, khususnya ibu, sebagai pribadi yang berbeda dan terpisah darinya namun dibutuhkan. Mereka jadi cemas jika ibu meninggalkannya atau ketika mereka bertemu orang asing tempat ibunya.

 

b.Tahap Anal (1-3 tahun)

 

Anal berasal dari kata anus, artinya ‘dubur’. Dubur menjadi sumber kenikmatan erotis pada masa ini, karena libido didistribusikan ke daerah anus. Pada saat anus anak penuh dengan ampas makanan, akan memerlukan pelepasan. Peristiwa buang air besar (BAB) merupakan pencapaian kepuasan dan menberikan rasa nikmat. Peristiwa ini disebut dengan erotik anal.

 

Organ kedua yang menjadi daerah Erogen adalah anus, dan perkembangan seksual pindah dari fase oral ke fase anal-statistik. Aspek aktif fase ini adalah impuls untuk menguasai (sadisme), dengan penguatan pada otot-otot tubuh dan pengontrolan fungsi otot lingkar. Membran mukus erogen anus juga memanifestasikan diri sebagai organ dengan tujuan seksual pasif . ciri-ciri sifat yang dikaitkan dengan fase ini adalah keteraturan, penghematan, dan ketegaran, yang secara bersama-sama menetapkan apa yang dikenal sebagai “karakter anal”

 

 

  1. Tahap Phalik (4 – 5 tahun)

Phalik berasal dari kata phallus artinya ‘zakar’. Pada usia ini anak mulai memperhatikan atau mulai senang memainkan alat kelaminnya sendiri, seperti memijit-mijit. Pada tahap ini, terjadi perkembangan berbagi aspek psikologis, terutama terkait dengan kehidupan psikososial keluarga atau perlakuan terhadap anak. Anak mulai berprilaku “selfish” atau mementingkan diri sendiri, atau lebih berorientasi kepada diri sendiri.

Organ ketiga yang menjadi daerah erogen adalah kelamin. Periode perkembangan seksual yang terjadi pada organ seksual laki-laki (falus) dan klitoris perempuan itu menjadi penting dan dikenal sebagai fase falik (bangkitnya) berahi, yang dimulai sekitar umur sekitar tiga tahun. Disini kenikmatan diperoleh dari masturbasi. Selama fose falik, seksualittas masa kanak-kanak awal mencapai insentitas tertingginya dan selama fase ini perkembangan seksual laki-laki dan perempuan menjadi berbeda. Fase oedipus adalah bagian falik untuk kedua jenis kelamin.

 

  1. Tahap latensi (6 – 12)

Periode yang dimulai sekitar awal usia enam tahun, pada anak perempuan, mungkin lebih lambat, sampai mensrtuasi dan pubertas merupakan periode latensi seksual. Latensi itu bisa atau parsial dan, selama periode ini, berbagai kekangan seksual berkembang. Salah satu mekanisme yang digunakan untuk mengalihkan energi seksual disebut sublimation (sublimasi) atau displacement (pemindahan) libido ke pencarian tujuan dan budaya baru. Disamping itu, ketika inidividu berkembang, impuls-impuls libido bisa memunculkan antikateksi atau reaksi-reaksi yang bertentangan (reaformation-pembentukan-reaksi), seperti jijik, malu, dan sok moralis

 

Tahap latensi berkisar antara usia 6 sampai 12 tahun (masa sekolah SD). Tahap ini merupakan masa tenang seksual, karena segala sesuatu yang terkait dengan seks dihambat atau direspon (ditekan). Dengan kata lain, masa ini adalah periode tertahannya dorongan-dorongan sek dan agresif. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannya bersublimasi (seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga, dan kegiatan-kegiatan lainnya), dan mulai menaruh perhatian untuk berteman (bergaul dengan orang lain). Mereka belum mempunyai perhatian khusus kepada lawan jenis (bersikap netral) sehingga dalam bermain pun anak laki-laki sebangku dengan anak wanita, dan sebaliknya. Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial dengan oran-orang di luar keluarganya.

 

  1. Tahap genital (12 – seterusnya)

Tahap genital,yang dimulai pada saat menstruasi atau pubertas, melibatkan subordinasi semua sumber perasaan seksual pada keunggulan daerah genital. Pencurahan energi libido sebelumya mungkin masih dipertahankan, yang dimasukkan dalam aktivitas atau tindakan pendahuluan atau tindakan atau tindakan penunjang seksual, atau ditekan atau dialihkan dengan cara tertentu. Pubertas membawa peningkatan libido yang lebih besar pada anak laki-laki, tetapi pada anak perempuan ada peningkatan pada represi, terutama soal seksualitas klitoral. Pada saat mentruasi atau pubertas, bersama mengatasi pilihan- objek inses, tibalah saat melepaskan diri dari otoritas orangtua. Oleh karena perkembangan seksual sebelumnya yang cukup memadai, individu sekarang siap terlibat hubungan genital heteroseksual.

 

Tahap ini dimulai sekitar usia 12 tahun atau 13 tahun. Pada masa ini anak sudah masuk usia remaja. Masa ini ditandai dengan matangnya organ repreduksi anak. Pada periode ini, insting seksual dan agresif menjadi aktif. Anak mulai mengembangkan motif untuk mencitai orang lain, atau mulai berkembangnya motif altruis (keinginan untuk memperhatikan kepentingan orang lain). Motif-motif ini mendorong anak (remaja) untuk berpartisifasi aktif dalam berbagai kegiatan, dan persiapan untuk memasuki dunia kerja, pernikahan, dan bserkeluarga.

 

kesimpulannya

  1. Fase oral (usia 0-1 tahun)
    Pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air. Stimulasi atau perangsangan atas mulut seperti mengisap, bagi bayo merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.b.    Fase anal (usia 1-2/3 tahun)
    Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh dari kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces (kotoran) pada fase ini pula lah anak mulai diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan  oleh orang tua nya melalui toilet trainning, yakni latihan mengenai bagaiman dan dimana seharusnya seseorang anak membuang kotorannya.c.    Fase falis (usia 2/3 tahun- 5/6 tahun)
    Pada fase ini anak ulai tertarik kepada alat kelaminnya sendiri , dan mempermainkannya dengan maksud memperoleh kepuasan.d.    Fase Laten (usia 5/6 -12/13 tahun)
    Pada fase ini  anak mengalami periode perbedaan impuls seksual .

    e.    Fase genital
    Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Pada fase ini , impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek diluar, seperti : berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, meyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.

BENTUK-BENTUK PERTAHANAN

  1. Penolakan
    b.    Represi
    c.    Asketisisme
    d.    Isolasi
    e.    Penggantian
    f.    Melawan diri sendiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar pustaka

Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., Ed.S., Ph.D., Psikologi Kepribadian, Rajawali Pers. Jakarta : 2010.

Saduran dari artikel

Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, MPd dan Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd., , Op.Cit.

Dr. Dede Rahmat Hidayat, Op.Cit.

Richad Nelson-Jones,Op.Cit.

Study online

https://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/

https://belajarpsikologi.com/teori-psikoanalitik-oleh-sigmund-freud/

tulisan ini merupakan tulisan saya sendiri dan bukan dari hasil jiplakan

blog ini saya buat untuk mengikuti UNNES bidikmisi blog award