Salam semangat! 🙂
Hai kawan, apa yang ada di benak kalian ketika melihat foto di atas? Pasti kalian langsung teringat masa kecil kan? Ingat ini ga? Yuk ingat kembali!
Cublak-cublak suweng adalah permainan tradisional asli Jawa. Permainan yang merupakan gubahan dan kreasi dari lagu cublak-cublak suweng karya dari Sunan Giri ini sangat digemari anak-anak zaman dahulu baik laki-laki maupun perempuan. Ulama yang berasal dari Gresik, Jawa Timur tersebut menggunakan permainan dan lagu tersebut sebagai media dakwahnya, supaya masyarakat tetap pada prinsip kehidupan yang luhur tanpa meninggalkan tradisi dan karakter asli mereka.
Cublak Suweng artinya adalah tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. Jadi, Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung, Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.
Cara bermain:
Selain pemain, permainan ini juga membutuhkan property berupa sebuah batu kerikil (untuk digenggam) dan sebuah penutup mata. Permainan ini dapat dimainkan minimal oleh 3 orang pemain, satu orang berjaga dan dua yang lain sebagai calon penyimpan batu.
Sebelum permainan ini dimulai, semua pemain harus menyepakati siapa yang pemain yang berjaga. Setelah itu, pemain yang berjaga menempatkan posisinya yaitu tertelungkup atau ndekem. Sedangkan anak anak-anak yang lain meletakkan telapak tangan mereka di atas punggung si pemain yang berjaga, dalam keadaan tertengadah atau disebut dengan istilah nengadahin.
Apabila sudah siap, satu orang pemain diminta untuk menyentuhkan batu ke telapak tangan setiap calon penyimpan, sambil semua pemain menyanyikan lagu cublak-cublak suweng. Batu akan disimpan oleh pemain yang tersentuh telapak tangannya ketika lirik terakhir diucapkan. Ketika lagu sudah rampung dinyanyikan, pemain yang berjaga akan bangun dan membuka mata, kemudian menebak siapa yang menyimpan batu.
Jika tebakan pemain tersebut benar, maka pemain yang menyimpan batu menjadi yang berjaga berikutnya. Sedangkan jika tebakan pemain tersebut salah, dia akan dikenai hukuman. Hukuman dapat disepakati sebelum permainan dimulai. Tetapi, dalam memberikan hukuman haruslah disesuaikan dan tidak melanggar batas kewajaran. Karena ini hanya permainan.
Berikut adalah lirik lagu Cublak-cublak suweng:
Cublak-cublak suweng | Tempat-tempat anting
Suwenge ting gelenter | Antingnya berserakan
Mambu ketudhung gudhel | Tercium (baunya) oleh anak kerbau
Pak Gempong lera lere | Pak Gempong melirik (ke kanan dan ke kiri)
Sapa ngguyu ndelikake | Siapa yang tertawa dia yang menyembunyikan
Sir sir pong dele gosong | Hati nurani yang kosong
Sir sir pong dele gosong | Hati nurani yang kosong
Tentunya lirik tersebut memiliki makna yang tersirat sehingga dapat disimpulkan (baca juga) bahwa untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu. Dengan hati nurani akan lebih mudah menemukannya, tidak tersesat jalan hingga lupa akan akhirat. Sedangkan permainan tersebut mengajarkan kita tentang kebersamaan, sifat sabar, sifat hati-hati dan sifat cerdik.
Sekian. Sampai jumpa! 🙂
Tags: cublak suweng, games tradisional, jawa, permainan