Salam semangat! 🙂
Pernah tidak sekali waktu bosan dengan games yang ada di laptop atau smartphone? Kalau pernah, coba permainan tradisional satu ini. Namanya Ngeban atau bermain ban.
Permainan ini identik dengan anak laki-laki karena berkesan seperti bermain mobil-mobilan. Tetapi dalam penerapannya anak perempuan juga boleh ikut. Sebetulnya penyebutan permainan ini asal saja. Boleh jadi karena memakai ban maka disebut ngeban.
Properti bermain
Ada dua instrumen utama dalam permainan ini
Pertama adalah ban bekas.
Ban, biasanya ban yang dipakai adalah ban bekas sepeda. Ingat, ban yang dipakai adalah ban yang sudah terpisah dari jerujinya.
Kedua, tongkat pengatur atau dalam bahasa jawa disebut cutik.
Tongkat ini terbuat dari bekas gagang sapu, atau bisa juga dari pilahan bambu. Salah satu ujung tongkat dipasang penyorong yang terbuat dari potongan kaleng bekas. Bisa juga dengan ranting kayu atau kawat yang dililitkan pada kayu. Kadang jika tak menemukan ketiganya, anak-anak akan menggunakan tongkat seadanya. Tak adanya media tak akan menghalangi semangat bermain mereka.
Cara bermain
Permainan ini dapat dimainkan masing-masing anak maupun secara kompetisi. Cara memainkan permainan ini sederhana, mula-mula ban didorong dengan tangan. Sebelum ban berhenti berputar, disorong dengan cutik. Selain untuk mempertahankan putaran ban, cutik juga digunakan untuk mengarahkan dan menyeimbangkan laju ban sehingga sampai tujuan. Jika dimainkan dalam kompetisi, perlu disediakan garis finish sebagai batas melajunya ban. Untuk mengerem, pemain cukup membalik muka cutik ke arah dalam (berlawanan denga arah putaran ban).
Nah, kamu tertarik? Ayo coba!
Sekian, sampai jumpa! 🙂
Tags: ban bekas, games tradisional, mainan tradisional, ngeban, tradisional