7 PILAR KONSERVASI UNNES #4

TUGAS MID SEMESTER
PENDIDIKAN KONSERVASI
7 PILAR KONSERVASI

Dosen pengampu : Bapak Kusmuriyanto
Di Susun oleh
Nama : Jauharotul Farida
NIM : 7101415112
Rombel : 69

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015

7 PILAR KONSERVASI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. Keanekaragaman Hayati atau bioderversitas

a. Kondisi
Kondisi keanekaragaman hayati di lingkungan Fakultas Ekonomi cukup baik. Seperti di depan gedung C3 sudah ada tanaman yang tumbuh dengan besar.Ada juga Vertical Garden untuk mengatasi sempitnya lahan untuk menanam tanaman. Namun, jumlahnya hanya ada dua atau hanya sebagai contoh saja. Seharusnya contoh yang telah diberikan ini dapat di tiru oleh warga fakultas ekonomi yang lain. Jumlah tumbuhan yang tumbuh dilingkungan fakultas ekonomi cukup banyak, namun jumlahnya masih lebih banyak dengan jumlah penduduk Fakultas Ekonomi. Tumbuhan yang tumbuh disekitar lingkungan Fakultas Ekonomi beragam, namun lebih banyak tumbuhan kayu dan tanaman hias saja, tidak tumbuhan buah-buahan yang hasilnya dapat dirasakan langsung oleh penduduknya ataupun tanaman rempah- rempah yang kaya akan kasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tumbuhan yang tumbuh kebanyakan hanya ada di luar ruangan. Jarang di temukan tanaman yang tumbuh di depan ruangan-ruangan bahkan hampir tidak ada.
Sebagai bagian dari universitas konservasi di Fakultas Ekonomi belum ada tempat pelestarian dan perlindungan fauna. Seperti aquarium atau kolam ikan untuk melestarikan ikan-ikan yang ada sekarang agar tidak punah dan dapat di jadikan sebagai usaha untuk menyuplai persediaan ikan bagi masyarakat sekitar.

b. Hambatan dan kendala

Penghambat dari pelaksanaan keanekaragaman hayati ini adalah beranekaragam. Seperti, kurangnya dukungan dari semua pihak yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi bahkan di lingkungan universitas. Kurangnya dukungan ini biasanya disebabkan oleh pemikiran- pemikiran dan presepektiv-presepektiv yang berbeda-beda. Sehingga ketika ada usulan untuk melakukan memperbaiki keaneragaman hayati ini mendapat kendala karena juga penduduk di lingkungan Fakultas Ekonomi beragam. Di samping itu faktor biaya juga harus dipertimbangkan, karena biaya yang biasa digunakan untuk melakukkan kegiatan ini tidak sedikit. Selain itu juga perawatan yang dilakukan tidak cukup mudah karena harus memperlukan tenaga yang ahli.

c. Harapan

Semoga di tahun-tahun yang akan datang lingkungan Fakultas Ekonomi dapat menjadi fakultas konservasi yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah seperti tanaman buah-buahan yang banyak dan tanaman-tanaman obat yang melimpah seperti rempah-rempah dan memiliki tempat pelestarian ikan seperti kolam ikan atau aquarium ikan sederhana yang dapat membantu menyediakan persediaan ikan untuk masyarakat lingkungan sekitar.

2. Arsitektur Hijau dan Sistem Transportasi Internal

a) Arsitektur Hijau

a. Kondisi

Arsitektur hijau di lingkungan Fakultas Ekonomi masih dalam kondisi cukup baik karena telah bijak dalam mengelola ruangan seperti menyalakan AC setiap pagi hingga sore ketika ada kegiatan dan mematikan AC ruangan jika tidak ada kegiatan,Penggunaan AC ini disebabkan tidak adanya ventilasi disetiap ruangan. Pada umumnya ruangan di Fakultas Ekonomi tidak ada ventilasi sehingga udara tidak dapat bersekulirasi setiap saat. terjaga kebersihan lingkungan ketika pagi hari setelah dibersihkan saja karena terkadang masih banyak di temukan sampah-sampah yang berceceran disalah satu ruangan selain itu juga sampah-sampah yang berserakan setelah ada kegiatan di dalam ruangan ataupun diluar ruangan. Sampah ini juga terkadang ditemukan ditempat ruang belajar mengajar seperti dibawah kursi mahasiswa.
Penggunaan pencahayaan masih sebagian besar menggunakan listrik karena cahaya matahari terkadang tidak sampai dalam ruangan dan tirai jendela jarang untuk dibuka atau meski dibuka cahaya tidak dapat masuk dalam ruangan . Hal ini menyebabkan setiap kegiatan selalu menyalakan lampu ketika ada di dalam ruangan.
Dalam penghijauan ruangan kurang ada karena jarang bahkan tidak ada di setiap ruangan. Padahal jika ruangan itu sering digunakan maka kandungan karbon dioksida lebih banyak. Sehingga perlu dilakukan penanaman tumbuhan di setiap depan ruangan selain untuk kepentingan untuk mengurangi kandungan karbon dioksida juga dapat memberikan kesegaran tersendirri dalam ruangan.

b. Hambatan dan kendala

Penghambat dari pelaksanaan arsitektur hijau ini adalah beranekaragam. Seperti, kurangnya dukungan dari semua pihak yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi bahkan di lingkungan universitas. Kurangnya dukungan ini biasanya disebabkan oleh pemikiran- pemikiran dan presepektiv-presepektiv yang berbeda-beda. Sehingga ketika ada usulan untuk melakukan memperbaiki arsitektur hijau ini mendapat kendala karena juga penduduk di lingkungan Fakultas Ekonomi beragam. Di samping itu faktor biaya juga harus dipertimbangkan, karena biaya yang biasa digunakan untuk melakukkan kegiatan ini tidak sedikit. Selain itu juga perawatan untuk setiap tanaman yang akan ditanam dapat dilakukan dengan cukup mudah namun terkadang sering disepelekan dan tidak harus memperlukan tenaga yang ahli. Setiap warga di fakutas ekonomi dapat melakukannya seperti dapat menyirami tanaman tersebut dan membersihkan tanaman.
Kepribadian individu juga dapat menghambat pelakasaan arsitektur hijau seperti orang-orang yang selalu buang sampah sembarangan. Orang-orang inilah yang sangat menghambat pelaksanaan arsitektur hijau karena ketika orang-orang tersebut mengikuti suatu kegiatan maka dia akan melakukan pembuangan sampah sembarangan, meskipun hanya kulit permen atau bungkus makanan. Namun, jika hal ini dilakukan oleh seseorang maka jika ada orang yang melihatnya terkadang orang-orang yang sering ikut-ikutan maka akan mengikutinya.

c. Harapan

Semoga kedepan disetiap ruangan fakultas ekonomi dapat diberikan tanaman- tanaman hijau untuk mengurangi karbon dioksida dan dapat memperindah ruangan agar lebih terlihat asri dan nyaman. Seperti dapat di berikan tanaman pot didepan setiap ruangan dan semua warga dapat memeliharanya, tidak hanya ditanam dan ditaruh saja.
b) Transportasi Internal

a. Kondisi
Kondisi transportasi internal dapat meliputi tiga bagian yaitu bijak dalam berkendara di kawasan lingkungan kampus, bijak dalam berjalan dan bijak dalam menggunkan fasilitas kampus. Kondisi transportasi internal ini cukup baik karena salah satu faktor, seperti dalam kebijakan berjalan di kawasan lingkungan kampus beberapa dosen telah memberikan contoh konkrit dalam hal itu. Meskipun terkadang masih ada yang belum menyadari hal itu. Kebanyakan diantara mahasiswa sudah melakukan hal itu, dan hanya sedikit yang mengabaikan hal itu. Pada kebijakan berkendara dikawasan kampus cukup memperhatikan hal ini disebabkan oleh penglihatan yang saya lakukan selama ini bahwa dalam berkendara masih banyak para mahasiswa yang kebut-kebutan. Entah itu perasaan saya atau memang kebiasaan ketika mereka pulang kampung harus mengebut ketika naik motor.
Untuk transportasi umum seperti bus UNNES menurut saya kodisinya saat ini sedang dalam proses karena saya lihat masih jarang beroperasi.

b. Hambatan dan kendala

Hambatan dalam melakukan hal ini adalah kebiasan para warga lingkungan UNNES yang belum mengetahui manfaat jalan kaki dan menaiki kendaraan bermotor dengan tertib yang hanya memikirkan egonya sendiri.Selain itu juga sifat malas yang kadang menghampiri saat harus jalan. Padahal berjalan kaki memiliki banyak sekali manfaat bagi yang melakukannya. Namun, terkadang juga ada orang yang berfikir bahwa jalan kaki hanya menghabiskan waktu dan membuat tubuh menjadi lebih lelah.

c. Harapan
Semoga warga UNNES kedepan lebih tersadar untuk melakukan jalan kaki ketika masih berada di wilayah UNNES atau antar fakultas. Meskipun harus berjalan dari PKM-U ke Fakultas Tehnik tetep harus dijalani karena hal itulah yang nanti akan mendapat hikmah tersendiri. Bagi para pengandara motor diharapkan dapat menghormati pejaln kaki ketika pejalan kaki menyebrang tidak hanya jalan seenaknya dan tidak memikirkan keselamatan orang lain.

3. Penggeloaan limbah

a. Kondisi
Kondisi pengelolaan limbah di UNNES sudah cukup baik, namun masih perlu di perbaiki lagi karena masih memiliki kekurangan. Proses pengeloaan limbah hanya terfokuskan pada pengeloalaan limbah dedaunan yang digunakan sebagai pupuk kompos. Tidak semua sampah dapat dikelola oleh UNNES. Padahal proses ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh UNNES sebagai kampus konservasi. Pemanfaat limbah kertas dan botol minuman belum menemukan solusi untuk mengatasinya. Apakah sampah ini hanya disalurkan ke TPA atau dapat dikelola sendiri di UNNES. Mengingat jumlah warga UNNES yang semakin tahun semakin bertambah. Pengeloalaan sampah ini mungkin dapat dilakukan oleh UNNES dengan cara melakukan ”Bank Sampah”. Agar sampah-sampah yang dihasilkan oleh warga UNNES dapat tersalurkan tidak hanya ditumpuk semata. Padahal pada sampah plastik memerlukan waktu yang sangat panjang untuk dapat teruraikan.

b. Hambatan dan kendala

Penghambat dari pelaksanaan pengelolaan limbah ini adalah beranekaragam. Seperti, kurangnya dukungan dari semua pihak yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi bahkan di lingkungan universitas. Kurangnya dukungan ini biasanya disebabkan oleh pemikiran- pemikiran dan presepektiv-presepektiv yang berbeda-beda. Sehingga ketika ada usulan untuk melakukan pengelolaan limbah ini mendapat kendala karena juga penduduk di lingkungan Fakultas Ekonomi beragam. Di samping itu faktor biaya juga harus dipertimbangkan, karena biaya yang biasa digunakan untuk melakukkan kegiatan ini tidak sedikit. Selain itu juga sedikitnya kontribusi warga UNNES untuk melakukan hal ini dapat membuat ketidak lancaran dalam kegiatan ini.

c. Harapan

Semoga kedepan di setiap fakultas dapat memiliki sistem dan tempat untuk melakukan pengelolaan limbah sendiri-sendiri. Seperti tempat pengomposan sampah organik (dedaunan) untuk dijadikan pupuk kompos dan dapat di distribusikan kepada masyarakat sekitar. Sehingga selain belajar mahasiswa dapat juga dibekali ketrampilan dalam pembuatan pupuk kompos agar nantinya ketika terjun kemasyarakat dapat menerapkan hal tersebut untuk masyarakat dan dapat juga dijadikan sebagai pekerjaan sampingan.

4. Kebijakan Nirkertas

a. Kondisi

Kondisi dalam kebijakan kerta cukup baik karena penggunaan kertas ini sudah di kurangi dalam pelaksanaan mata kuliah konservasi oleh Bapak Kusmuriyanto. Selain itu juga dalam memberikan informasi ketika ada kegiatan konservasi melalui SMS atau dibagi di jejaring sosial.Tidak hanya itu EKSIS FE UNNES juga mengikuti hal tersebut. Seperti ketika diadakan kegiatan-kegiatan informasi yang diberikan hanya melalu pesan singkat dan melaui jejaring sosial, dan tidak memasang pengumuman di mading.
Kondisi yang sangat memprihatikan adalah ketika diterbitkannya Buletin Dwi Mingguan Mahasiswa UNNES Express dan bulletin-buletin mahasiswa yang lain. Buletin ini sering kali kita jumpai di tempat mushola yang dibiarkan tergeletak tidak digunakan. Kertas-kertas inilah yang harusnya diselamatkan untuk hal-hal yang lebih penting lagi, tidak hanya sebagai bahan pemuat opini masiswa. Selain itu juga pada mading FE yang tidak pernah sepi akan tempelan-tempelan pengumuman, yang terkadang diberikan pengumman-pengumuman dalam jumlah double. Hal ini mungkin dapat dikurangi dengan cara diadakannya mading digital yang ditaruh di tempat srategis yang dapat dilihat oleh semua warga FE. Pengurangan penggunaan juga terkadang dilupakan oleh warga FE. Utamanya ketika ada tugas atau ulangan-ulangan, pembuatan pkm, dan skripsi. Pastinya membutuhkan banyak kertas apalagi saat membuat pkm yang harus sering kali nge-print saat melakukan bimbingan. Padahal hal itu sangat dapat mengurangi kertas yang kita gunakan.

b. Hambatan dan kendala

Penghambat dari pelaksanaan Kebijakan Nirkertas ini adalah beranekaragam. Seperti, kurangnya dukungan dari semua pihak yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi bahkan di lingkungan universitas. Kurangnya dukungan ini biasanya disebabkan oleh pemikiran- pemikiran dan presepektiv-presepektiv yang berbeda-beda. Sehingga ketika ada usulan untuk melakukan pengelolaan limbah ini mendapat kendala karena juga penduduk di lingkungan Fakultas Ekonomi beragam. Di samping itu faktor biaya juga harus dipertimbangkan, karena biaya yang biasa digunakan untuk melakukkan kegiatan ini tidak sedikit dalam pembuatan mading digital . Selain itu juga sedikitnya kontribusi warga UNNES untuk melakukan hal ini dapat membuat ketidak lancaran dalam kegiatan ini.Sering kali banyak dosen yang menginginkan tugas-tugasnya dalam bentuk hardfile (file yang telah dicetak) demkian juga pada para dosen pembibing..

c. Harapan

Semoga untuk masa yang akan datang FE yang merupakan bagian dari UNNES koservasi dapat mengurangi penggunaan kertas dengan beralih pengumuman yang berbasis teknologi seperti melalui pesan singkat atau disebarkan melalui jejaring sosial seperti facebook, twetter, dan blog dll. Selain itu juga dapat dilakukannya proses daur ulang kertas. Atau menggunakan kertas secara bolak balik agar tidak terlalu banyak penggunaan kertas.

5. Energi Bersih

a. Kondisi

Kodisi udara bersih untuk saat ini cukup baik karena sudah banyaknya tumbuhan
yang tumbuh dilingkungan Fakultas Ekonomi. Namun, ketika musim kemarau masih harus merasakan panas di luar ruangan karena pohon-pohon yang tumbuh tidak begitu rindang dan jumlahnya masih lebih sedikit dibanding jumlah penduduk FE.
Kondisi dalam pemanfaatan energi listrik masih berkurang hal ini dikarenakan oleh penggunaan cahaya alami belum diterapkan atau masih menggunakan tenaga listrik dalam kesehariannya dan sakeral yang digunakan tidak otomatis sehingga pada saat lupa memetikan lampu maka kondisinya akan boros listrik.Penerangan pada jala juga masih menggunakan tenaga listrik nuklir, belum menggunakan tenaga listrik yang menggunakan tenaga surya.

b. Hambatan dan kendala

Biaya yang tidak sedikit untuk membuat lampu dengan tenaga surya. Ketidak sesuian antara pengusul dan pejabat lingkungan. Sehingga dalam proses realisai pelaksanaan sering mendapat kendala, karena kurangnya dukungan oleh semua pihak yang berada dilingkungan UNNES. Selain itu kontribusi oleh semua warga UNNES harus mau berpartisipasi. Seperti mematikan lampu, AC, dan LCD ketika tidak digunakan.

c. Harapan

Harapan kedepan semoga dilingkungan UNNES dapat didirikannya penerangan jalan dengan menggunakan tenaga surya. Dapat hemat dalam menggunakan listrik secara efektif dan efisien. Agar tidak terjadi pembeledakan biaya beban listrik. Dapat mengurangi penggunaan alat-alat yang dapat menyumbangkan polusi terhadap udara, tanah, dan air.

6. Konservasi Etika, Seni, dan Budaya

a. Kondisi
Kondisi etika, seni dan budaya sudah cukup baik dilingkungan Fakultas Ekonomi karena etika yang diberikan oleh mahasiswa pada dosen sudah cukup baik begitu pula sebaliknya dan etiks terhadap mahasiswa juga sudah cukup baik. Meskipun masih ada mahasiswa yang sedikit takut atau malu jika menyapa seorang dosen, karena terkadang masih ada beberapa dosen yang berperilku cuek terhadap mahasiswanya.
Kondisi seni juga cukup baik, terutama pada seni-seni modern yang banyak disenangi oleh para mahasiswa atau sebagai kaum muda. Seni ini berupa seni suara, seni acting, seni bela diri, seni tari dll. Sudah banyak kesenian-kesenian yang menjadi UKM. Untuk itu mahasiswa juga diberi kemudahan jika tertarik pada salah satu seni terebut dapat mengikutinya.
Kondisi budaya dilingkungan FE sudah cukup baik karena adanya kewajiban untuk memakai baju batik ketika hari kamis. Hal itu merupakan wujud nyata dari penghormatan bagi batik yang sebagai pakaian nasional. Namun sebagai kampus yang berada di kawasan jawa di UNNES belum dibiasakan untuk menggunakan bahasa jawa di salah satu hari kerjanya untuk warga UNNES, agar dikalangan orang jawa dapat mengenal hal itu. Karena konon bahasa jawa merupakan bahasa yang halus dan orang- orang menggunakannya lemah lembut. Pertunjukkan wayang sebagai salah satu ikon jawa juga jarang di selenggarakan di lingkungan UNNES meskipun hanya pameran wayang juga belum ada. Namun, yang sangat mengesankan yaitu ketika pertama kali masuk UNNES melalui GL-7 mahasiswa UNNES telah dikenalkan budaya jawa tersebut dengan cara memberi tugas pembuatan wayang.

b. Hambatan dan kendala

Hambatannya yaitu tidak semua orang menyukai akan etika, seni dan budaya yang kita miliki tersebut. Terkadang banyak dari mereka yang mengatakan hal itu sebagai hal yang kuno. Padahal hal tersebut merupakan warisan yang harus kita wariskan untuk generasi yang akan datang agar tidak punah.
Dalam penyelenggaraan wayang yang jarang dilakukan mungkin karena kurangnya tenaga ahli yang dapat melakukan itu di linggkungan UNNES. Selain itu juga biaya yang tidak sedikit agar dapat menyelenggarakan sebuah acara.
Untuk penggunaan bahasa jawa sendiri dalam salah satu hari pada jam kerja memiliki hambatan sebagai berikut : Tidak semua mahasiswa UNNES berasal dari Jawa, Banyak mahasiswa UNNES yang berasal dari Jawa belum pandai menggunakan bahasa jawa yang Krama Inggil. Padahal ketika menggunakan bahasa jawa saat berkomunikasi dengan orang yang lebih tua harus menggunakan bahasa jawa krama agar lebih sopan. Kebanyakan mahasiswa UNNES yang berasal dari jawa hanya dapat menggunakan bahasa jawa ngoko.

c. Harapan
Semoga kedepan dilingkungan UNNES dapat berperilaku yang baik sesuai dengan etika, norma, dan agama yang dianut oleh masing-masing. Namun, harus juga dapat menghormati hak-hak orang lain. Dalam hal seni harus lebih digalakkan lagi. Agar dapat menemukan bibit-bibit baru yang memiliki bakat seni tersebut dan diupayakan untuk disalurkan serta diasah bersama agar memwujudkan citra seni yang maksimal.

7. Kaderisasi Konservasi

a. Kondisi

Kondisi sebagaian warga UNNES saat ini masih berperan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan konservasi. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya para mahasiswa yang berjalan kaki saat berada dilingkungan kampus. Kaderisasi ini dilakukan dalam bentuk pemberian mata kuliah Pendidikan Konservasi. Selain iu juga diadakannya kuliah umum konservasi yang sangat antusias di ikuti para mahasiswa dan pegawai di lingkungan UNNES. Pelaksanaan k aderisasi konservasi ini juga dapat dilakukan melaui pengadaan seminar-seminar koservasi.Namun, wujud nyata yang penting dalam kaderisasi konservasi adalah pemberian contoh dan arahan dalam konservasi. Dalam kaderisasi konservasi ini seharusnya dilakukan oleh semua pihak yang berada dilingkungan UNNES, seperti mahasiswa dan seluruh pegawai UNNES dari tingkatan atas sampai bawah tanpa terkecuali.

b. Hambatan dan kendala

Faktor yang menghambat kaderisasi konservasi ini ada beragam. Seperti kurang komunikasi antara pihak yang memberikan kaderisasi dan pihak yang menerima kaderisasi, ketidak disiplinan para pihak yang menerima kaderisasi, tidak semua pihak mau mengikuti kegiatan kaderisasi ini. Kaderisasi konservasi juga mendapat hambatan seperti pendanaan saat melakukan kaderisasi dalam bentuk seminar. Karena biasanya ketika diadakan seminar konservasi ada htmnya. Pengkaderisasian ini kurang merata kepada semua pihak yang berada dilingkungan UNNES ini, karena yang mendapat pendidikan koservasi hanya diterima oleh para mahasiswa. Padahal semua pihak yang berada dilinkungan UNNES ini harus mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam mengatur kampus konservasi, utamanya bagi para karyawan ruangan yang mengurusi tentang penyalaan lampu, AC, dan LCD agar dapat menghemat energi.

c. Harapan

Semoga kedepan kaderisasi konservasi UNNES dapat merata untuk seluruh pihak yang berada dilingkungan UNNES agar benar-benar tercipta kampus konservasi. Diadakan pelatihan-pelatihan dalam dalam menjalankan konservasi kepada semua pihak yang berada dilingkungan UNNES agar semua pihak dapat memahaminya. Diharapkan ketika telah diadakan pengkaderisasian ini semua pihak dapat menjalankan tugasnya sebagai pihak yang berada dilingkungan konservasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: