MOTIVASI BEPEPUTASI KONSERVASI
Sering kalian bertanya mengenai apa sih konservasi? Dan jawabannya pasti berhubungan dengan lingkungan. Benar sekali konservasi merupakan upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan setiap koponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan PLH (2014:15). Namun, pada dasarnya konteks konservasi bukan hanya menyangkut hal itu, karena ada hal yang lebih penting untuk mewujudkan konservasi dengan konteks lingkungan. Hal ini diungkapkan sendiri secara jelas dari arti kata konservasi yang berasal dari Bahasa Inggris Conservation, yang bersumber dari kata con (together) dan servare (to keep, to save). Dari kata tersebut dapat diambil pengertian konservasi sebagai upaya memelihara milik kita dan menggunkana milik tersebut secara bijak.
Lalu apa sih konteks lain selain lingkungan? Pertanyaan ini masih muncul dibenak anda ketika anda melihat kedua pengertian diatas. Berdasarkan arti kata konservasi upaya merupakan suatu harapan yang akan sesuatu yang disebut dengan tujuan, untuk mencapai suatu tujuan, dan sebuah tujuan akan tercapai dengan baik jika dilakukan bersama dalam sebuah ikatan yang disebut dengan organisasi. Organsiasi adalah wadah yang idgunakan sebagai media dalam mencapai tujuan. Aset-aset berharga dalam organisasi adalah individu-individu yang bersemangat dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain, individu adalah hal yang paling penting dalam sebuah pelaksaan pencapaian tujuan, oleh karena itu aset berharga harus dipelihara dengan baik agar mampu mencapai tujuan secara efektif dengan hasil yang maksimal.
Sudah dapat dimengerti bahwa individu merupakan aspek lain selain lingkungan yang berhubungan dengan pemeliharaan, pemeliharaan individu dilakukan dapat dilakukan berbagai macam hal, salah satunya adalah motivasi, motivasi merupakan suatu dorongan yang dapat membangun seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan baik itu yang positive maupun negative. Bagaimana cara mememilhara individu? Individu dengan bermacam karakter adalah hal unik yang perlu dipelajari. Dengan mengetahui karakter dari masing-masing individu kita akan lebih mengeri bagaimana cara mengatasi mereka dari sikap yang tercermin dari perilaku yang dilakukan oleh individu.
Sebuah aturan atau norma adalah suatu pengontrol dari sebuah sikap maupun perilaku yang dijadikan sebagai suatu batasan untuk bertindak. Penerapan aturan yang tegas mampu memotivasi seorang individu untuk melakukan sesuatu yang tidak menyimpang dari aturan maupun norma yang berlaku, sehingga yang dihasilkan hanyalah sebuah pencapaian yang baik sesuai dengan harapan yang telah direncanakan sebelumnya.
Universitas Negeri Semarang merupakan satu-satunya universitas yang menyandang gelar konservasi dimana seperti pernyataan sebelumnya, bukan hanya dalam konteks lingkungan namun dalam hal konteks pengelolaan sumber daya manusia untuk mencapai konteks pertama yakni lingkungan. Pemeliharaan lingkungan memanglah sangat penting, terbukti dengan hijaunya kampus Unnes yang ditumbuhi banyak pepohonan yang menjulang tinggi. Konservasi dalam konterks lingkungan tidak akan tercapai tanpa adanya individu yang terintegrasi untuk mencapai konservasi dalam konterks lingkungan. Oleh karena itu, Universitas Negeri Semarang berupaya untuk membangun moral sumber daya yang ada didalamnya untuk bersama mewujudkan tujuan menjadi Universitas Konservasi
Perlibatan individu memang sangatlah penting, karena berbagai macam perbedaan yang dimiliki masing-masing individu, hal ini secara nyata diterapkan dengan memberikan berbagai macam batasan yang harus dilakukan individu agar dapat dijadikan sebagai moral dasar pelaksanaan konservasi yang sesuai dengan harapan. Untuk mewujudkannya Universitas Negeri Semarang memiliki Tujuh Pilar Konservasi yang menjadi penopang tata kelola Universitas Konservasi, yang terdiri dari: konservasi keanekaragaman hayati; arsitektur hijau dan system transportasi internal; pengelolaan limbah; kebijakan nirkertas; energi bersih; konservasi etika seni, dan budaya; dan kaderisasi konservasi.
Tujuh Pilar Konservasi tidak akan terlasana tanpa adanya sumber daya profesional secara moral dan etika. Peran individu disini sangatlah penting sebagai penggerak untuk mewujudkan universitas konservasi yang dilatar belakangi dengan kesadaran yang terbentuk oleh kebiasaan yang dihasilkan dari budaya yang diterapkan, sehingga dijadikan sebagai norma maupun aturan yang timbul dari kesadaran tanpa adanya paksaan dari pihak luar individu untuk melakukan sesuatu, agar tercipta kondisi yang baik bukan hanya di lingkungan kampus, namun diharapkan juga dapat diterapkan dan disebarluaskan dalam lingkungan luas melalui kaderisasi konservasi yang tidak akan putus. Tercapainya harapan ini diawali dari tujuan dan pelaksanaan pengelolaan yang baik dari berbagai pihak, terutama sumber daya manusia yang ada didalam lingkungan terkait untuk mewujudkan universitas konservasi yang bereputasi.
Sumber:
- Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Unnes
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya sendiri dan bukan jiplakan.”
Recent Comments