RSS

Abang Penjual Ronde

20151111_163442 (2)

Berbicara perjuangan tak akan ada habisnya selama kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara.

Sore itu, saat aku hendak pulang menuju asrama putri. Abang penjual ronde menyalip langkahku. Kenapa aku memanggilnya abang? Karena jika dilihat dari wajahnya, dia belum terlalu tua untuk dipanggil bapak. Meskipun aku yakin, abang itu telah memiliki keluarga.

Dengan langkah cepat dan penuh semangat, ia mendorong gerobaknya menuju pangkalan tempat dimana ia hendak berjualan, tepatnya di pengkolan dekat asrama putri yang menjadi tempat tinggalku.

Aku sempat berpikir dalam benakku, betapa besar pengorbanan seorang ayah, seorang kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia rela banting tulang, panas kepanasan, hujan kehujanan hanya demi anak dan istri. Aku yakin mendorong gerobak sebesar itu bukan hal yang mudah, pastilah berat. Barang dagangan yang masih penuh, semakin menambah beban.

Aku semakin tertegun, ketika abang itu melewati jalan menurun sambil membawa gerobaknya. Aku yang berjalan seorang diri dan hanya membawa tas dipundak, perlu tenaga ekstra untuk menahan diri agar tidak tergelincir. Lalu bagaimana dengan abang itu? langkahnya ia kuatkan untuk menahan diri dan gerobaknya agar tidak terpelanting ke bawah.

Kulihat peluh mulai membasahi wajahnya. Aku semakin teringat dengan ayahku yang mungkin pada saat yang sama sedang membanting tulang untukku. Tak terhingga pengorbanannya, sampai kapan pun seorang anak tak akan mampu membalas jasa kedua orang tua.

Dalam diamku aku meminta kepada Tuhan untuk senantiasa menjaga kedua orang tuaku. Memberi keberkahan, kesehatan dan kebahagiaan selalu. Senyum mereka adalah semangat untuk hidupku. Without them, im nothing. My family is my happines. Sayangi keluarga kalian, jangan pernah menduakannya dengan yang lain. Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sayangi mereka, cintai mereka. Sebesar apapun rasa cinta dan kasih yang kalian beri tak akan mampu mengalahkan rasa cinta dan kasih mereka.

Sampaikan kepada kedua orang tuamu bahwa kamu mencintainya. *uc


Your Comment






Lewat ke baris perkakas