Gazebo Ma'e

buku ini merupakan skripsi soe hok gie dalam menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia. melalui buku ini Gie menyinggung Hindia belanda bertindak kian tegas pasca kegagalan PKI pada aksinya di tahun 1926. kemudian, suasana saling menyalahkan di antara tubuh PKI pun terjadi sehingga muncul bermacam macam kubu di dalamnya. meski begitu PKI tetap satu visi yaitu menyelamatkan kaum kaum yang ditindas.

Setelah masa penjajahan mulai meredup, dimana Sosialis-Komunis mulai berkembang, tokoh tokoh kiri sangat di unggulkan oleh rakyat, terkhususkan oleh pemuda. Sayangnya konsep Revolusi yang mereka pikirkan sangat sulit di wujudkandan memilih menarik diri dari kabinet.

Akhirnya Hatta naik sebagai perdanan mentri baru kala itu. Era ini membuat sayap kiri kebingungan dimana tidak ada sayap kiri dalam kabinet. Bekas bekas kelompok sayap kiri yang tetap mendukung Hatta menggabungkan diri dalam panitia program Nasional untuk kepentingan politiknya. tetapi, Amir Sjarifudin mengundurkan diri dan membangkitkan kembali sayap kiri yang semula lemah menjadi Front Demokrasi Rakyat (FDR). berjalannya waktu akhirnya suasana memanas dimana muncul pro-FDR dan anti -FDR. Solo dan madiun menjadi tempat dimana situasi ini berlangsung, akhirnya muncullah perang antar saudara.

Pada akhir bagian buku, terdapat kutipan yang Soe Hok Gie kutip dari Mayjend. T.B bahwa sebenarnya persoalan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi hanyalah pandangan semata, sisanya untuk kebahagiaan dan kebesaran tanah air yang satu juga. di situ pula dijelaskan secara lebih dalam tentang pra kejadian, saat kegiatan, dan pasca kejadian di Madiun.

Gie melihat kejadian madiun dan menjelaskan secara kritis, Idealis, Nasionalis, meskipun terkadang nampak sisi radikalnya namun tetap menjaga etika dan tidak kurang ajar. Gie tidak melihat Komunis sebagai monster jahat, Gie lebih mendeskripsikan Komunis memiliki cara sendiri untuk memerdekakan bangsanya dari penjajah sebenarnya. Dari buku ini juga membuka pikiran kita bagaimana proyeksi kita mengenai PKI yang selama ini kita dengar dari sudut lain, keleluasaan untuk berfikir diberikan dalam setiap lembarnya.

Filed under:
Buku by Muhammad Khalali