Indahnya berjuang di dalam islam
Allah SWT berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلآَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبُ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, pada-hal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh mala-petaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214)
Allah SWT mengabarkan, Dia sudah pasti akan menguji hamba-hamba-Nya dengan malapetaka, kesengsaraan, dan kesulitan sebagaimana yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya. Itulah sunnah-Nya yang tidak berganti dan tidak berubah.
Barangsiapa yang berjuang menegakkan agama dan syariat-Nya (Islam), ia pasti akan diuji. Apabila dia bersabar dalam perintah Allah dan tidak memedulikan kesulitan yang menghadang di hadapannya, maka dia adalah orang yang benar yang mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan jalan kepemimpinan.
Barangsiapa yang menjadikan fitnah (ujian) manusia, seperti siksa dari Allah, yaitu bahwa dia terhalang oleh segala kesulitan dari tujuan yang ditempuhnya, dan dia dibelokkan oleh cobaan-cobaan dari maksud dan sasarannya, maka dia adalah pembohong dalam pengakuan keimanannya, karena keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan, dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustainya, sesungguhnya telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah tentang mereka, مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ “Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan”, yaitu kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, وَزُلْزِلُوا “serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)” dengan berbagai macam ketakutan seperti ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka menduga bahwa kelambatan per-tolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan kedatangannya.
Karena situasi yang dahsyat dan kesulitannya itu, hingga berkata, الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’” Dan ketika datang pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa sulit kemudian menjadi lapang, Allah ber-firman, أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.
Demikianlah setiap orang yang menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan segala kesulitan itu menjadi ketenangan, lalu Allah menyusulkan semua itu dengan kemenangannya atas musuh-musuhnya serta mengobati penyakit yang ada dalam hatinya.
Ayat ini sejalan dengan firman Allah SWT, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 142)
Dan firmanNya yang lain, “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiar-kan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan se-sungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3),
SETIAP orang yang berjuang pasti punya tujuan. Tiada perjuangan tanpa tujuan. Dan setiap perjuangan pastilah butuh pengorbanan. Namun, tak jarang diantara kita yang berkorban sia-sia dan jauh dari tujuan setelah kita berjuang mati-matian. Satu contoh misalnya, dalam suksesi politik, banyak orang yang mati-matian berjuang untuk kemenangan sang calon, namun setelah menang dan tujuan sang calon tercapai, malah sedikit dari orang-orang yang berjuang dan berkorban yang ikut menikmati indahnya hasil perjuangan. Parahnya dalam keadaan demikian, justru ada orang-orang yang tidak pernah ikut berjuang namun menikmati hasil perjuangan. Memang, tidak semua pejuang akan sampai kepada tujuannya. Tetapi, pejuang yang tangguh adalah mereka yang mampu mengelus dada ketika terabaikan disaat kemenangan atas perjuangan yang telah dicapai. Maka, seindah-indahnya berjuang adalah ketika kita belajar untuk merelakan apa yang telah kita korbankan, karena sesungguhnya, nikmatnya perjuangan adalah ketika kita hanya bisa melihat orang-orang yang sama sekali tidak ikut berjuang menikmati hasil perjuangan kita dan kita sama sekali tidak bisa merasakannya. Indahnya perjuangan adalah ketika kita hanya bisa melihat raja sedang bersantai dengan segala hasil perjuangan kita dan sementara kita tidak bisa merasakannya. Pada akhirnya, tidak akan ada perjuangan yang sia-sia, hanya bagaimana kita mampu untuk bertahan.